Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167718 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tirza Munisywara
"Salah satu masalah yang terjadi pada lalu lintas adalah kecelakaan. Tidak hanya terjadi di darat, baik di udara maupun di laut kecelakaan lalu lintas juga dapat terjadi. Adakalanya bagian tubuh korban tercerai berai atau membusuk, sehingga akan mempersulit proses identifikasi korban. Kesulitan dalam mengidentifikasi korban juga terjadi dalam kasus pembunuhan. Dimana korban sering ditemukan sudah terpotong-potong dan bagian tubuhnya terpisah antara yang satu dengan yang lainnya.
Bagian dahi manusia merupakan bagian yang tahan terhadap kerusakan, dan mempunyai karakteristik yang dapat membedakan antara bentuk dahi laki-laki dan bentuk dahi perempuan. Dengan adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, penentuan jenis kelamin manusia, yang merupakan hal yang paling penting dalam mengungkap identitas korban, dapat dilakukan dengan mudah menggunakan teknologi komputer berdasarkan bentuk dahi manusia.
Salah satu cara penentuan jenis kelamin manusia adalah dengan menggunakan perangkat lunak Penentu Jenis Kelamin Manusia dengan metode analisa Fourier dari bentuk dahi dan fungsi diskriminan. Dalam metode analisa Fourier, garis kontur bentuk dahi dianggap sebagai suatu gelombang ireguler yang dibentuk oleh gabungan dari fungsi-fungsi trigonometri (fungsi sinus dan fungsi cosinus). Metode lain yang juga dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin manusia adalah analisa wavelet dan fungsi diskriminan. Pada analisa wavelet, garis kontur bentuk dahi dianggap sebagai suatu gelombang ireguler yang akan ditransformasikan menjadi gelombang wavelet berdasarkan suatu scaling function.
Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis, penentuan jenis kelamin manusia menggunakan analisa wavelet ternyata memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penentuan jenis kelamin manusia yang menggunakan analisa Fourier. Tingkat kesalahan judging yang dilakukan oleh penentuan jenis kelamin manusia berdasarkan analisa wavelet adalah 20%, sedangkan tingkat kesalahan judging yang dilakukan oleh penentuan jenis kelamin manusia berdasarkan analisa Fourier adalah 31,7%. Dimana kecenderungan kesalahan judging terjadi pada citra cephalometry (tengkorak) laki-laki, yaitu tengkorak laki-laki dianggap sebagai tengkorak perempuan."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
JHHP 1-2 (1-2) 2003/2004
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Paris
"Teknologi telemedik mempunyai dua proses penting, yaitu proses transmisi citra yang mencakup proses kompresi dan juga proses identifikasi sel penyakit. Untuk proses kompresi, berbagai jenis transformasi diterapkan untuk memperoleh hasil yang memuaskan baik dari tingkat kompresi maupun kecepatan transformasi. Transformasi wavelet dipilih karena ketika melakukan proses kompresi, "keaslian" citra tetap dijaga dengan mehaikkan PSNR (peak-to-signal ratio)-nya.
Karena banyaknya jenis-jenis transformasi wavelet, pada skripsi ini akan dilakukan simulasi-simulasi untuk menentukan wavelet mana yang terbaik serta cocok untuk diterapkan pada citra mammografi. Pada proses identifikasi, digunakan Jaringan Saraf Tiruan topologi Teori Resonansi Adaptif-2, karena teori ini memiliki keunggulan yaitu dalam hal kecepatan pola dan pemanggilan kembali pola yang sudah dikenal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Burman Kifli
"
ABSTRAK
Penelitian mengenai tradisi penguburan prasejarah di situs Gilimanuk yang telah dilakukan ini, tujuannya ialah untuk melihat apakah terdapat suatu pola dalam pemberian bekal kubur berdasarkan jenis kelamin dan usia individu mati. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pola tersebut, dilakukan dengan melihat benda bekal kubur yang menyertai rangka yang diketahui jenis kelamin dan usia matinya.
Pengumpulan data dilakukan melalui analisis jenis kelamin dan usia mati rangka yang dilakukan di Jogjakarta serta Inventarisasi laporan-laporan mengenai situs Gilimanuk, baik laporan penelitian ataupun laporan ekskavasi. Pengolahan data dilakukan dengan mengintegrasikan hasil analisis rangka, yaitu rangka yang telah diketahui jenis kelamin dan usia mati, dengan laporan basil ekskavasi Gilimanuk yang memuat informasi tentang bekal kubur.
Berdasarkan kajian terhadap benda bekal kubur, ternyata benda bekal kubur yang terbanyak menyertai rangka manusia di situs Gilimanuk adalah periuk. Hal ini berkaitan dengan konsep keyakinan masyarakat prasejarah yang menganggap bahwa kehidupan sesudah mati sama dengan keadaan dunia orang hidup. Penelitian ini menunjukkan bahwa pola pemberian benda bekal kubur tidak berhubungan dengan jenis kelamin dan usia individu yang mati. Hal ini terlihat dari tidak berpengaruhnya jenis kelamin dan usia mati terhadap jenis dan variasi benda bekal kubur.
Hasil penelitian ini memperkuat teori yang menyatakan bahwa pemberian bekal kubur yang merupakan bagian dari ritual upacara penguburan prasejarah tidak berkaitan dengan jenis kelamin dan usia mati, tetapi berkaitan dengan budaya lokal dan status sosial simati.
"
1998
S11511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Fitria
"Pada tahun 1970. Broveman dan rekan-rekan melakukan penelitian terhadap klinikus dan hasilnya menunjukkan bahwa klinikus memiliki standar ganda dalam kriteria kesehatan mental bagi pria dan wanita. Sejak itu di Amerika Serikat telah dilakukan berbagai penelitian terhadap klinikus dalam konteks kesehatan mental dan dalam setting klinis. Di Indonesia sendiri khususnya di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, penelitian yang dilakukan terhadap klinikus dalam konteks kesehatan mental maupun dalam setting klinis masih sangat langka. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan menambah pengetahuan tentang rnasalah jender dalam konteks kesehatan mental.
Penelitian ini berusaha untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kriteria pria. Wanita dan manusia sehat mental pada psikiater. Selain itu akan dilihat juga mengenai perbedaan antara psikiater pria dan wanita serta perbedaan antara psikiater yang menganut ideologi peran jenis kelamin tradisional dan modern. Subyek penelitian adalah psikiater yang masih aktif melalukan praktek dalam bidang klinis di Jakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan antara metode kuesioner dan wawancara. Alat pengumpul data kuantitatif berberntuk kuesioner, yaitu Attitude Toward Women Scale (AWS) dan Bem Sex-Role Inventory (BSRI). Berdasarkan hasil pengolahan data, individu dapat dikelompokkan ke dalam kelompok penganut ideologi peran jenis kelamin tradisional dan modern. Kemudian, dilakukan wawancara terhadap beberapa subyek yang djanggap mewakili kelompok-kelompok yang ada.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa dari 60 karakteristik yang terdapat dalam ESRI, ditemukan perbedaan signifikan anlara kriteria pria, wanita dan manusia sehat mental pads 13 karakteristik. Pada 47 karakteristik lainnya tidak ditemukan perbedaan signifikan. Kemudian, perbedaan signifikan antara psikiater pria dan wanita ditemukan hanya pada 1 karakteristik saja untuk kriteria pria sehat mental. Pada karakieristik dan kriteria lainnya tidak ditemukan perbedaan signifikan. Terakhir, ditemukan perbedaan signifikan antara psikiater yang menganut ideologi peran jenis kelamin tradisional dan modern pada 4 karakteristik untuk kriteria wanita sehat mental, dan pada 1 karakteristik untuk masing-masing kriteria pria dan manusia sehat mental. Sementara hasil wawancara menunjukkan bahwa perbedaan pandangan tidak semata-mata disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin dan perbedaan ideologi peran jenis kelamin saja.
Saran yang dapat diberikan demi perbaikan dan untuk penelitian lanjutan adalah menambah jumlah sampel menjadi lebih besar serta melakukan wawancara terhadap seluruh subyek dan menambah variasi kelompok."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Hendra S.
"Kompresi citra menjadi salah satu pokok bahasan dalam pengolahan citra karena menjadi penting saat ukuran citra yang besar diperkecil untuk menghemat media penyimpanan dan mempercepat transmisi citra itu sendiri. Menggunakan citra hasil kompresi dengan nilai informasi yang terkandung didalamnya tidak banyak berubah atau hilang dari informasi citra sebelum dikompresi menjadi target yang akan dicapai dengan metode kompresi JPEG dan Wavelet. Kompresi teknik JPEG dengan variasi variabel faktor kualitas citra dan kompresi citra dengan metode Wavelet dengan variasi variable jenis Wavelet yang digunakan. Dengan variasi nilai varaibel tersebut akan menemukan nilai yang optimum dari masing teknik kompresi. Nilai optimum akan ditinjau dari hasil keluaran seperti rasio kompresi, PSNR dan waktu komputasi dari masing-masing teknik kompresi JPEG dan Wavelet. Hasil simulasi menunjukkan tingkat kompresi pada Wavelet lebih baik dari JPEG, yakni berkisar 65-70 kali pemampatan sementara pada JPEG hanya 20-25 untuk nilai PSNR yang sama yaitu berkisar 35-45 db.

Image compression becomes one subject in image processing because it important when a large image size reduced to save on storage media and transmission speed up the image itself. Using image compression results with the value of the information contained therein is not much change or disappear from the image information before it is compressed into a target to be achieved by the method of JPEG and Wavelet compression. Using JPEG compression techniques with variable variation image quality and image compression with Wavelet method with a variation of the variable type of Wavelet used. By variation of the value varaibel will find the optimum value of each compression technique. The optimum value of the output will be reviewed such as compression ratio, PSNR and computation time of each JPEG and Wavelet compression techniques. The simulation results show the level of Wavelet compression is better than JPEG, which ranges from 65-70 times, the JPEG compression while only 20-25 for the same PSNR value which ranges from 35-45 db."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42465
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Ketelitian merupakan salah satu hal terpenting dalam pemeriksaan dan diagnosa suatu jenis tumor baik secara makro maupun secara mikro, karena hasil pemeriksaan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap terapi dan pengobatan yang akan diberikan. Namun unsur subyektifitas dan kemampuan visual manusia yang terbatas menyebabkan kurangnya ketelitian dan konsistensi dalam melakukan pemeriksaan tersebut, terlebih lagi jika tumor tersebut memiliki karakteristik bentuk fisik yang hampir sama, misalnya tumor melanoma malignum dan nevus pigmentosus. Pemeriksaan secara makro diperlukan untuk pemeriksaan awal suatu tumor dan untuk memberikan informasi untuk pemeriksaan lebih lanjut, yang biasanya berupa pemeriksaan secara makro. Untuk itu hasil pemeriksaan awal yang baik akan memberikan hasil yang baik terhadap pemeriksaan selanjutnya. Dalam togas akhir ini dibuat sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk mengenali dan membedakan antara tumor melanoma maligmem dan nevus pigmentosus, berdasarkan analisa bentuk makro dengan menggunakan parameter batas daerah dan parameter regional. Kedua parameter tersebut digunakan sebagai masukan dalam proses peiatihan maupun proses pengenalan poly dari jaringan saraf tiruan yang digunakan sebagai perangkat pengenalan pola. Citra yang digunakan dalam sistem perangkat lunak ini merupakan citra fotografi tumor melanoma maligmrm dan nevus pigmentosus dalam bentuk makro. Jaringan saraf tiruan yang digunakan dalam tugas akhir ini terdiri atas tiga buah jaringan yang bertopologi propagasi balik, dan bekeda secara kooperatif. Dua 1 jaringan pertama masing-masing bekerja berdasarkan parameter batas daerah dan parameter regional dari citra tumor kulit, untuk memberikan keluaran yang unik. Keluaran dan' kedua jaringan tersebut digunakan sebagai masukan pada jaringan saraf terakhir yang berfungsi untuk menentukan apakah tumor terrnasuk jenis melanoma maligmrm atau jenis nevus pigmenfosrrs."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mazarino Zhafir
"ABSTRAK

Proses deteksi tumor otak dengan komputer dilakukan melalui empat tahapan utama. Pada tahap awal dilakukan pra-proses dengan median filter untuk memperbaiki kualitas citra. Kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi fitur menggunakan dekomposisi wavelet haar bertingkat tiga agar ukuran citra tidak terlalu besar, hanya 1/8 dari ukuran citra asalnya. Setelah itu dilakukan proses reduksi dimensi menggunakan Principal Component Analysis (PCA). PCA menentukan komponen penting dari citra dengan melihat dari varians yang direpresentasikan oleh nilai eigen, sehingga jumlah komponen yang akan dimasukkan ke proses pembelajaran tidak terlalu banyak, untuk menghindari curse of dimentionality. Baru setelah itu dilakukan proses pembelajaran menggunakan metode Backpropagation Neural Network (BPNN) dengan 10 hidden neuron, dimana proses pelatihan dan pengujian dilakukan untuk mendapatkan bobot dan bias yang terbaik dan kemudian diuji. Hasil akurasi pengenalan pada kondisi awal ini mencapai 87%, sementara pada kondisi ideal yang menggunakan dekomposisi wavelet haar bertingkat empat dan 3 hidden neuron pada BPNN mencapai akurasi pengenalan 100%.


ABSTRACT

Brain tumor detection process by the computer is going through four main step. First is pre-processing that using median filter to enhance the image quality. The second is feature extraction using level-3 haar wavelet decomposition, so that the image is not too big, only 1/8 of the original size . The third is dimentionality reduction using Principal Component Analysis (PCA). PCA determine the principal component of the image from variances, which represented by eigen value. So the component that will be used in learning step is much fewer, to avoid the curse of dimentionality. And the last step is learning, using Backpropagation Neural Network (BPNN) with 10 hidden neuron. The BPNN going through training and testing phase. BPNN will find its optimal weight and bias, and those weight and bias are being tested. The result from BPNN could distinguish images into normal and tumor, with accuracy 87% in default condition. In ideal condition, which is using level-4 haar wavelet decomposition and 3 hidden neuron in BPNN, the accuracy is 100%.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>