Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126892 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Dwi Astuti
"Skripsi ini membahas tentang persepsi karyawan terhadap faktor ? faktor yang membangkitkan stres kerja pada Call Center PT ?X?. Era Globalisasi dimana keterbukaan dan tingkat persaingan semakin besar menuntut organisasi bisnis seperti Call Center PT ?X? untuk meningkatkan pelayanan kepada para konsumennya. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan call center yang mampu memberikan informasi yang cepat, teliti dan akurat dan memerlukan sumber daya manusia sebagai salah satu faktor yang membantu kinerja perusahaan.
Manajemen yang baik adalah manajemen yang mampu mengatur kondisi stres yang dialami oleh para karyawannya, dalam hal ini perlu diketahui tentang faktor ? faktor yang membangkitkan stres kerja pada diri karyawan agar memperoleh hasil yang maksimal.Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif. Analisa penelitian dilakukan melalui metode distribusi frekuensi dengan satu variable. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa faktor yang paling tinggi dalam membangkitkan stres adalah pengembangan karir yang tidak jelas dan tidak transparan serta hasil yang paling terendah adalah kondisi psikologis yang dialami oleh para karyawan seperti kondisi kepala sering pusing.
Adapun saran untuk pihak manajemen adalah mengusulkan adanya job-review dengan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif yang dapat meningkatkan semangat kerja dan motivasi dalam bekerja kepada para karawan serta adanya sarana untuk berbagi pengetahuan dan mengurangi kejenuhan dengan olahraga maupun outbound yang dilaku kan secara rutin oleh pihak manajemen.

This Research is analyzing perception of employees against contributing factors of occupational stress in Call Center PT ?X?. Under current globalization era where transparency is more obvious and competition is tighter, business organization like Call Center PT ?X? has to improve its sevices to the customers. Indeed, human resources are one of crucial factors to bolster the business performance of Company. In light of that, Call Center service capable to deliver accurate and reliable information in fast manner will be more paramount than ever before.
Good corporate management is management who can managed to reduce work-stress in the working environment and to manage the stress, it is deemed necessary to identify factors stiring occupational stress, notably among employees of Call Center PT ?X?. It is a quantitative research with descriptive design. Research analysis is made using frequency distribution method with one variable. Based on the research reveal that the most influential factor generating stress is unclear and un-transparent career development in work and the lowest ranking factor is Psycological condition such as headeache.
Corrective measures recommended to the Management based on this research include to make job-review with to create conducive and convinient work atmosphere and to build consultative process and invite input from employees with regard to factors inciting their occupational stress as well as the contributing factors. Sharing knowledge and going outbound with exercise regulary can reduce work-stress for employees.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Andresya
"Latar belakang: Banyak industri menggunakan jasa call center, untuk melayani para pelanggan dalam membantu kelancaran bisnis mereka. Dalam melakukan pekerjaannya pekcrja call center berbicara terus menerus dengan menggunakan telepon, dan mempengaruhi fisiko terjadinya gangguan suara yang lebih dikenal dengan disfonia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi terjadinya gangguan suara pada pekerja call center yang dibandingkan dengan pekerja back office dan hubungan antara terjadinya gangguan suara dan faktor-faktor risiko yang mempengaruhinya pada pekerja call center.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan desain komparaJij cross sectional dengan analisis risiko relatif. Dengan menggunakan wawancara, pengisian kuesioner pemeriksaan fisiko pemeriksaan analisis suara, dan pemeriksaan lingkungan kerja. Subyek penelitian adalah pekerja call center dan back office yang sudah bekcrja minimal 3 bulan dan berumur minimal 17 tahun.
Dikatakan gangguan suara bila terjadi peningkatan dua dari em pat parameter akustik. Semua data dianalisis dengan uji bivariat menggunakan chi-square, Mann-Whitney, dan T-test. Variabel dengan nilai p~,25 dianalisis multivariat dcngan binary logistic regression. Basil penelitian: SUbjek penelitian berjumlah 82 responden. Berdasarkan penelitian didapatkan proporsi gangguan suara pada pekerja call cenler 78% dan pekerja back office 51%. Pekerja call center mempunyai risiko 3,39 kali lebih besar untuk mengalami gangguan suara dibandingkan dengan back office (OR = 3,39; CJ = 1,18 - 9,95); tidak didapatkan hubungan faktor risiko dengan gangguan suara. Didapatkan perbedaan bennakna rerata parameter apq dan nhr pada pekerja call center dan back office, didapatkan perbedaan bennakna parameter apq terhadap suhu lingkungan (WBG1), dan didapatkan perbedaan bermakna rerata parameter nhr ~ pekerja call center dan back office yang mengalami gangguan suara. Kesimpulan dan saran: Proporsi gangguan suara didapatkan pada responden call center sebesar 78% (32 responden) dan pada responden buck office 51% (21 responden). Suhu lingkungan berpengaruh terhadap peningkatan parameter akustik apq pada karyawan call center dan back office. Pada call center dan back office yang mengalami gangguan suara peningkatan parameter nhr (gangguan harmonik) yang utama. Penyedian air minum yang mudah dijangkau bagi karyawan call center sehingga mereka bisa lebih sering minum untuk mengurangi bidrasi. Pada karyawan back office dalani satu ruangan tidak terlalu banyak orang yang mengakibatkan penguapan gas amoniak sehingga bisa menimbulkan iritasi mukosa pita suara. Suhu ruangan dipertahankan pada suhu yang nyaman. Pada call cenler disamakan dengan back office sehingga dapat mengurangi risiko gangguan suara."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T58998
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ludia Safitri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat stres dan faktor-faktor konten pekerjaan dan konteks pekerjaan yang berhubungan dengan stress kerja pada karyawan Pusat Administrasi Universitas Indonesia. Penelitian dilakukan pada Juni 2013 dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian melibatkan 100 responden yang bekerja di PAUI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28% responden mengalami stres berat, 31% stres sedang dan 41% stres ringan. Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa faktor konten pekerjaan yang berhubungan dengan stress karyawan adalah beban kerja dan karya desain (p <0,05), sedangkan secara signifikan faktor konteks pekerjaan yang berhubungan dengan stres karyawan adalah hubungan interpersonal. Tidak ada hubungan antara stres kerja dengan faktor konteks pekerjaan lain yang diteliti, yaitu lingkungan fisik kerja, gaji dan pengembangan karir (p>0,05).

This study aims to analyze the level of stress and the relationship between stress and job content and job context factors in employees Administration Center Universitas Indonesia. The study was conducted in June 2013 with cross sectional study design. There are 100 respondents who work in PAUI. The results show that 28% of respondents experiencing high stress, 31% middle stress and 41% low stress. Results of chi square analysis show that job content factors related to stress employees are work load and work design (p<0.05), whereas significantly job content factor related to stress is interpersonal relationship. There is no relation between stress employee and others job context factors, those are physical work environment, salary and career development (p>0.05).;This study aims to analyze the level of stress and the relationship between stress and job content and job context factors in employees Administration Center Universitas Indonesia. The study was conducted in June 2013 with cross sectional study design. There are 100 respondents who work in PAUI. The results show that 28% of respondents experiencing high stress, 31% middle stress and 41% low stress. Results of chi square analysis show that job content factors related to stress employees are work load and work design (p<0.05), whereas significantly job content factor related to stress is interpersonal relationship. There is no relation between stress employee and others job context factors, those are physical work environment, salary and career development (p>0.05)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Budiyanti
"Penelitian ini mengenai persepsi karyawan tetap Divisi Sumber Daya Sarana dan Umum, PT Askes (Persero) Kantor Pusat atas faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Smith, Kendall, dan Hulin, yaitu pekerjaan itu sendiri, imbalan, kesempatan promosi, supervisi, dan rekan kerja. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkkan bahwa mayoritas responden merasa puas. Pada penelitian ini didapati kesempatan promosi memiliki tingkat kepuasan terendah; sedangkan rekan kerja memiliki tingkat kepuasan tertinggi.

This research is about perception of permanent employee of Resource and General Division, PT Askes (Persero) Head Office to factors that influence employee job satisfaction, based on theory from Smith, Kendall, and Hulin that consists of five dimensions, namely the work itself, pay, promotion opportunity, supervision, and coworkers. This research is descriptive with quantitative approach. The result of this research shows that majority of respondents have been satisfy with their condition. This research also found that promotion opportunity has the lowest score level; while coworkers has the highest score level."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah
"PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata dan properti. Karyawan dituntut untuk terus meningkatkan kualitas layanan sesuai dengan ekspektasi konsumen dan organisasi sehingga tidak terlepas dari stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres kerja menggunakan desain studi cross sectional pada 107 responden.
Hasil penelitian menunjukkan 49,5% responden mengalami stres tinggi. Faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan stres kerja pada karyawan adalah perkembangan karir, kepuasan kerja, hubungan interpersonal, desain kerja, beban kerja. tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol pekerjaan dan jadwal kerja dengan stres kerja.

PT. X is a company of tourism and property industry. The employees are required to continuously improve the quality of services in accordance the expectation of customers and organization that cause stress of work. This study aims to analyze the association between psychosocial hazards and work related stress using a cross sectional study on 107 respondents.
The result showed 49.5% of respondents experiencing high stress. Psychosocial factors significantly associated with work-related stress on employees are career development, job satisfaction, interpersonal relationship, task design and workload. There was no significantly associated job control, and work schedule with work-related stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S9744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenni Dhamayanti
"Latar belakang :
Melihat belum adanya parameter yang spesifik untak pengakuran kelelahan umum pekerja serta sedikitnya penelitian yang telah dilakukan. Sehingga perlu dilakukan suatu studi yang hertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang berhubungan terhadap timbulnya kelelahan umum dengan menggunakan parameter waktu reaksi L77 Lakassidaya secara objektif dan perasaan kelelahan secara subjektif dengan menggunakan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK,).
Metode:
Penelitian ini menggunakan desain cross sectionaL Pengumpulan data dilakukan bulan Februari 2009 pada total populasi pekerja laki-laki sebuah call center bagian inbound jasa layanan C PT X Jakarta dari data primer dan data sekunder.
Hasil :
Dari 131 pekerja yang memenuhi persyaratan didapat prevalensi kelelahan mnum adalab 34 orang pekerja (25,9%) dan prevalensi perasaan kelelahan adalah 126 orang pekerja (96,2%). Secara statistik tidak ditemukan hubungau yang bermakna antara penyelesaian panggilan dengan kelelahan umum (OIMJ,79, 95o/.C/=0,3l-2,02) dan perasaan kelelahan (KS value= 1.000). Yang mendekati kemaknaan adalah faktor pencahayaan (OR= 2,26, 95o%CI=0,84-6,08), pelatihan sebelmn bekerja (OR l,80, 95%CI=0,&0-4,05) dan kebiasaan merokok (OR=0,47 95%Cl=0,21-l,06)

Background :
Specific parameter to measure general fatigue of workers has not been established yet and there were only few researches has been conducted. Thus, it is necessary to conduct a research to measure the prevalence and its factor related to general fatigue using reaction time L77 Lakassidaya objectively and fatique feeling using KAUPK, subjectively.
Method:
This study uses Gross sectional design. Data collection is performed at Call Center at lnbound Department ofC services at PT X Jakarta in February 2009. Sample is taken from total population of male worker at call center. Data collection is performed using primary and secondary data.
Result:
From 131 male workers of which comply with criteria, prevalence of general fatigue is 34 worker (25,9%), prevalence of fatigue feeling is 126 workers (96,2%). Statistically there is no significant relation between call handling accomplishment with general fatigue (OR=0.79. 95%CI=0.31-2.02) and fatigue feeling (KS value=1.000). Close factor are lighting (OR=2,26, 95%CI =0,84-6,08), pre-work training (OR=1,80 95%Cl=0,80-4,05) and smoking habit (OR=0,47 95%Cl=0,21-1,06).
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T31993
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yudowinanto
"Liberalization of telecommunication industry which conducted since 2002 had change market structure in Indonesia. Liberalization telecommunication industry had encouraged presence of more operator, so that inter-operators competition among operators in attracting customers more tight as well. Refer to importance of qualified and quality human resource in the company, PT Infomedia Nusantara provide particular attention in the form of training and development of every existing human resources, especially for division Call Center 147. Appropriate training quality, thus it would be resulted employees who have high quality so that will improve company productivity and may compete in a more progressively tight business field nowadays.
Training quality is very important to increase knowledge and skill of the employees. Every company expects to get perfect training thus it will be resulted employees who have high quality. The objective of this research is knowing how the training was held and what the perception of the employees about the training.
This research implemented in call center 147 division of PT Infomedia Nusantara. The respondent of this research are totally 120 people. Method of research is survey and simple random sampling technique. Quantity of sample responden is 55 people. Data collecting method is using questioner and interview to the respondent. This research use quantitative approach to describe perception of the employees for the service excellent training which is held by PT Infomedia Nusantara Company.
This research had found that the service excellent training was held for two days that contain about knowledge of the company product and how to operate computer system. Service excellent training had good assessment from the employees it means that service excellent training had been done with good standart. Even that the training had good standart but the company must increase the quality of the training to get more excellent sevices. One of step to increase the quality of the training is change the place of training to another place that can reach for all of employees and session of the training can be added become three days.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>