Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rangga Aditya
"Thesis ini mencoba untuk menjawab mengapa China menyepakati perluasan kerjasama dengan Taiwan pada 4 November 2008 di Taipei. Dalam tujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan konsep uncertainty untuk melihat bagaimana keijasama dapat tercipta akibat turunnya uncertainty antara China dengan Taiwan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study dengan melihat pada keijasama yang terjadi antara China dengan Taiwan sepanjang 1987 hingga 2008.
Pada uji hipotesis yang dilakukan, penelitian ini membuktikan bahwa penurunan uncertainty antara China dengan Taiwan menyebabkan China menyepakati perluasan kerjasama dengan Taiwan pada 4 November 2008 di Taipei. Temuan-temuan yang didapatkan dari penelitian ini adalah penurunan uncertainty antara China dengan Taiwan terjadi akibat adanya institusi yang sesuai, pertukaran informasi yang simetris dan policy coordination yang tinggi diantara keduanya sehingga kerjasama dapat tercipta dalam interaksi keduanya.

This thesis is trying to answer why China deals the wider agreement with Taiwan on November 4% 2008 in Taipei. To answer this question, this analysis deploys uncertainty concept to highlight how cooperation is influenced by the degradation of uncertainty between them. Research methodology used in this analysis is case study. This methodology is used to highlight the cooperation between China and Taiwan from 1987 until 2008.
Hypothesis examination is done to prove that the degradation of uncertainty between China and Taiwan causes China dealing its wider cooperation with Taiwan on November 4th, 2008 in Taipei. Hypothesis examination is supported by data, which describe how the degradation of uncertainty happens because the existence of appropriate institution, symmetric information exchange, and high policy coordination in order to create cooperation between them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26255
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Goldstein, Steven M.
"Relations between Taiwan and the People's Republic of China have oscillated between outright hostility and wary detente ever since the Archipelago seceded from the Communist mainland over six decades ago. While the mainland has long coveted the island, Taiwan has resisted - aided by the United States which continues to play a decisive role in cross-strait relations today. In this comprehensive analysis, noted China specialist Steven Goldstein shows that although relations between Taiwan and its larger neighbor have softened, underlying tensions remain unresolved. These embers of conflict could burst into flames at any point, engulfing the whole region and potentially dragging the United States into a dangerous confrontation with the PRC Guiding readers expertly through the historical background to the complexities of this fragile peace, Goldstein discusses the shifting economic, political and security terrain, and examines the pivotal role played by the United States in providing weapons and diplomatic support to Taiwan whilst managing a complex relationship with an increasingly powerful China. Drawing on a wealth of newly declassified material, this compelling and insightful book is an invaluable guide to one of the world's riskiest, long-running conflicts.
"
Cambridge, UK Malden, MA : Polity Press, 2015
327.5 GOL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hsin-Hsi Chen, editor
"This book constitutes the refereed proceedings of the 14th International Conference on Asia-Pacific Digital Libraries, ICADL 2012, held in Taipei, Taiwan, in November 2012. The 27 revised full papers, 17 revised short papers, and 13 poster papers were carefully reviewed and selected from 93 submissions. The papers are organized in topical sections on cultural heritage preservation, retrieval and browsing in digital libraries, biliometrics, metadata and cataloguing, mobile and cloud computing, human factors in digital library, presevation systems and algorithms, social media, digital library algorithms and systems, recommendation applications and social networks.
"
Heidelberg : Springer, 2012
e20406933
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Astuti
"Latar Belakang: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit autoimun kronik, menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri, sehingga menyebabkan inflamasi serta kerusakan jaringan atau organ. SLE dapat menyerang multiorgan dengan gejala sistemik dan mulut yang sangat bervariasi. Keluhan pasien SLE di dalam rongga mulut dapat berupa mulut terasa terbakar, xerostomia, sore mouth, dan masalah lainnya. Terapi Kortikosteroid merupakan terapi utama yang hampir semua pasien SLE mengkonsumsinya, untuk mengurangi inflamasi dan kerusakan jaringan yang terkait dengan reaksi autoimun. Sehingga keluhan di mulut yang dirasakan penderita SLE dapat saja akibat dari penyakitnya, namun dapat juga sebagai akibat dari efek obat yang harus terus dikonsumsi dalam jangka panjang bahkan seumur hidup.
Tujuan: Untuk mengetahui gejala, jenis edikasi, keluhan di mulut, serta kemungkinan efek penggunaan obat jangka panjang pada Odapus yang bergabung di Yayasan Lupus Indonesia (YLI) periode 13 November- 4 Desember 2008.
Metode: Penelitian deskriptif, dengan pengambilan data secara potong lintang, menggunakan kuesioner dan pemeriksaan klinis ekstra dan intra oral. Selain itu untuk mengetahui adanya xerostomia dilakukan pengukuran kuantitas saliva tanpa stimulasi.
Hasil: Diperoleh 30 subyek penderita SLE, terdiri 4 orang laki-laki dan 26 perempuan. Usia berkisar antara 17 tahun sampai 49 tahun atau rata-rata usia adalah 33 tahun. Sebagian besar subyek berpendidikan tinggi yaitu mencapai tingkat perguruan tinggi sebesar 66%. Distribusi gejala berdasarkan kriteria ACR sesuai 5 urutan tertinggi meliputi: Anti ds-DNA dan LE positif, Titer ANA positif, Artritis, Bercak discoid dan ulserasi di mulut. Kortikosteroid dikonsumsi secara rutin oleh 27 orang (90%) subyek dengan dosis yang bervariasi (0,5-32 mg). Obat lain adalah golongan imunosupresan, asam salisilat, dan antasida. Dari pemeriksaan kelenjar limfe submandibula, submental dan servikal lebih banyak yang teraba tetapi tidak sakit dibandingkan yang tidak teraba. Penurunan kuantitas saliva dialami oleh 90 % subyek dengan tingkat sedang sampai buruk. Lesi oral tidak banyak dijumpai yang terkait manifestasi SLE, karena telah dikendalikan oleh obat kortikosteroid dan imunosupresan dengan dosis tertentu sebagai pemeliharaan dalam jangka panjang. Beberapa subyek mengalami lesi putih dan beberapa lainnya kehilangan integritas mukosa yang kemungkinan berkaitan dengan efek obat jangka panjang.
Simpulan: Dari penelitian menunjukkan bahwa secara umum pasien SLE adalah perempuan. Ulser oral merupakan salah satu gejala dari kriteria ACR yang paling banyak dikeluhkan saat penelitian. Pembesaran kelenjar yang ada pada pasien bisa diakibatkan SLE yang menyerang getang bening. Lesi dapat terjadi pada saat penggunaan obat karena efek obat yang dapat menekan imun tubuh Odapus, hingga tubuh maupun bagian oral Odapus secara umum mudah terserang infeksi.

Background: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a chronic autoimmune disease that the immune system attacks cells and tissues or organs of their own body. It can cause inflammation and organ or tissue damages. SLE can attack multiorgan with varieties in systemic and oral condition. Oral complains of SLE patients in mouth cavity include burning sensation, xerostomia, sore mouth, etc. orticosteroid therapy is the first therapy for most SLE patients to reduce inflammation and tissue damages related to autoimmune disease. So, oral signs and symptoms of SLE patients can be caused by the disease, but it can be also side effects of long-term or even life-time consumed corticosteroids.
Objective: to know symptoms, remedy, oral complains and the possibility of long term medication effect of patients with Systemic Lupus Erythematosus at Indonesian Lupus Foundation from November 13th until December 4th 2008.
Method: descriptive research using questioner and clinical examinations including extra- and intraoral examinations. To diagnose xerostomia, saliva quantity measurement without stimulation is done.
Results: There are 30 respondents which are SLE patients consist of 4 men and 26 women. Their ages are between 17 and 49 years or it can be said that the average age is 33 years. Most of them are well educated (66% of them is bachelor). Symptom distribution based on ACR criteria arranged from the top five including Anti ds-DNA and LE positive, ANA positive, Arthritis, discoid spot and ulceration in the mouth. Corticosteroid is consumed routinely by 27 subjects (90%) with variety in doses (0.5-32 mg). Another drugs used are mmunosuppressan, salicylate acid, and antacid. From submandible, submental, and cervical limp gland examination, it is found that the limp glands are more frequently touched but unhurt. The decreasing of saliva quantity from moderate until severe level is encountered in 90% subjects. Few oral lesions are related to SLE manifestation because it is controlled by corticosteroid and immunosuppressan in particular dose and long tem consumption. Several subjects have white lesions and other subjects loose their mucosa integrity that related to long term drug consumption.
Conclusion: From this research, it is found that in general SLE patients are women. Oral ulceration is one of the symptoms based on ACR criteria and is most frequently found in the examinations. Limp enlargement on SLE patients can be caused by the SLE that attacks the limp gland. On the other side, the lesions can be caused by drugs consumptions since the drugs can suppress the immune system of SLE patients that the body and oral cavity of SLE patients in general are easily infected."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akrom Ibaad
"ABSTRAK
Latar Belakang: Kesehatan gigi merupakan salah satu hal yang penting dalam menunjang kesehatan umum, dimana penyakit gigi dan mulut dapat menyebabkan penyakit pada bagian tubuh yang lain ataupun dapat meningkatkan keparahan dari penyakit sistemik yang telah ada. Sebaliknya kesehatan sistemik dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Terdapat beberapa penyakit sistemik yang dapat ermanifestasi pada mulut, seperti Diabetes Melitus dan SLE yang merupakan kelainan sistem imun. Etiologi dari penyakit ini masih belum diketahui. Walaupun demikian terdapat faktor-faktor predisposisi yang sudah diketahui.. Faktor predisposisi yang ditemukan antara lain genetik, infeksi, hormonal, antibodi, kompleks imun, sinar matahari, makanan dan minuman, stress dan kelelahan fisik.

Tujuan: untuk mengetahui status kesehatan gigi dan mulut pada Orang Dengan Lupus (Odapus) yang berkunjung di Yayasan Lupus Indonesia(YLI). Dari 30 responden diketahui bahwa 26 orang adalah perempuan dan 4 orang laki-laki. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara dan pemeriksaan klinis kesehatan gigi dan mulut pada Odapus dengan Index OHIS untuk melihat status kebersihan gigi dan mulut, Index DMFT untuk mengukur kesehatan gigi ,dan Index CPITN untuk mengukur kesehatan jaringan periodontal.

Hasil: Rata-rata Odapus yang diteliti, 21 orang (70 %) memiliki tingkat kebersihan mulut sedang, 13 orang ( 44%) memiliki tingkat kesehatan gigi sedang dan 10 orang (34 %) memiliki kelainan periodontal dengan kedalaman poket antara 4-5 mm.

Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa status kesehatan gigi dan mulut pada Odapus masih tergolong sedang. Hal ini dapat dipengaruhi dari tingkat pendidikan yang sebenarnya sudah baik, tetapi dari faktor perilaku yang masih kurang dan dari penyakit SLE yang dapat memperburuk kondisi kesehatan gigi dan mulut

ABSTRACT
Background: Oral health is one of the most important that supports general health. Oral diseases can cause systemic diseases or worsen the existent systemic diseases. On the revearse, systemic diseases can influence oral health. Etiology of this disease is still unknown. Nevertheless, several predisposition factors found, e.g. genetic, infection, hormonal factors, antibody, immune complex, sunburn, food, stress, and exhausted.

Pruposes: to know oral health status of SLE patient that visited Indonesian Lupus Organization. From 30 respondents, it is found that 26 patients are women and 4 patients are men. This research uses interview and clinical examination methods which the respondents are examined with Index OHIS to see oral hygiene status, Index DMFT to messure teeth health, and Index CPITN to meassure periodontal tissue health.

Results: The avarage of SLE patients examined, 21 patients (70%) have moderate oral hygiene, 13 patients (44%) have moderate teeth, and 10 patients (34%) have periodontal diseases with pocket depth between 4- 5 mm.

Conclusion: This research result shows that SLE patients have moderaten oral health status. This condition is influenced by bad behaviour factors, although their education status is good, and also the SLE which worsen their oral health."
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Luciana
"Aktivitas fisik sebagai salah satu pilar penatalaksanaan Diabetes Mellitus dan pemeriksaan HbAlc sebagai evaluasi kendali gula darah jangka panjang seringkali tidak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai fisibilitas dan efektivitas aktivitas fisik dan kendali gula darah pada penyandang DM tipe 2 di masyarakat pada umumnya.
Studi menggunakan desain kohort prospektif dengan 5 bulan masa pengamatan (12 November 2007 - 9 April 2008) dan 2 lokasi pengambilan sampel: di kelompok senam DM (persadia) dan di poliklinik DM RS Husada, Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-random sampling secara consecutive selama 2 bulan masa enrollment. Sampel adalah 95 orang penyandang DM tipe 2 yang telah menandatangani formulir informed consent.
Variabel independen utama adalah aktivitas fisik yang dinilai baik dari segi frekuensi, durasi, intensitas maupun kompositnya, menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Sedangkan variabel dependen-nya adalah kendali gula darah yang dinilai dari kadar HbAlc plasma vena darah dalam persen. Data dikumpulkan dan diukur dua kali: pada awal dan akhir penelitian (minimal 12 minggu setelah data pertama diambil). Analisis multivariat dilakukan dengan Regresi Cox Proportional Hazard menggunakan perangkat STATA versi 9.2.
Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dan kendali gula darah pada 95 orang penyandang DM tipe 2 di RS Husada Jakarta (HRadjusted = 0,54; 95%CI 0,27-1,11) selelah dikQntrol terhadap variabel pengobatan dan pola konsumsi serat. Dengan demikian, tenaga kesehatan tidak perlu lagi ragu-ragu untuk menganjurkan para penyandang DM tipe 2 untuk mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam kehidupan mereka sehari-hari guna memperbaiki kendali gula darahnya.

Physical acitivity is often underutilized as one of the cornerstones of diabetes management and so is the use of HbAlc in long-term glycemic control. The purpose of this study is to assess the feasibility and effectiveness of physical activity and blood glucose control among diabetes type 2 patients in general population.
A prospective cohort study design was used to conduct the study for a period of 5 months (l2th November 2007 - 9th April 2008) using 2 catchment areas: diabetes exercise club (persadia) and diabetes policlinic Husada Hospital, Jakarta. A non-random (consecutive) sampling technique during a 2-month enrollment period yielded a participation of 95 type 2 diabetes patients as study subjects, all of whom have signed informed consents.
The main independent variable assessed was physical activity in the forms of frequency, duration, intensity and composite using validated questionnaires whilst the outcome of blood glucose control expressed as percentage of plama venous HbAlc. Data were collected twice: at baseline and at least 12 weeks after. Multivariate analysis was conducted using Cox Proportional Hazard Regression and the software STATA 9.2 version.
Results from the study found an association between physical activity and blood glucose control among 95 diabetes type 2 patients in Husada Hospital Jakarta (HRadjusted = 0,54; 95%CI 0,27-1,11) after adjusting for drug therapy and dietary pattern consumption of fibre. ThUs. health care providers should not be hesitant to advice diabetics patients to integrate physical activity into their daily lives in order to improve their glycemic control.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21174
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taipei: TaiBeiShiZhengFuXinWenChu, [date of publication not identified]
708 TAI I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anugrah Noinoto Gori
"Republik Rakyat Tiongkok (中华人民共和国) menganggap Taiwan sebagai bagian dari negaranya dan berupaya untuk mewujudkan unifikasi. Sementara itu, isu unifikasi dengan Tiongkok Daratan masih diperdebatkan di Taiwan. Hubungan keduanya ditandai dengan ketegangan politik, ekonomi, dan militer selama beberapa dekade hingga tahun 1980-an mengikuti reformasi ekonomi Tiongkok yang memungkinkan terjalinnya hubungan dagang. Hubungan ini tidak selalu stabil, dipengaruhi oleh ketegangan politik di antara keduanya. Oleh karena itu, dinamika dagang menjadi tidak terelakkan. Pada tahun 2016, Democratic Progressive Party yang memiliki ideologi pro-kemerdekaan atau anti-unifikasi memenangkan kepemimpinan legislatif dan eksekutif di Taiwan. Tiongkok bereaksi dengan membatasi peredaran barang berlabel “Made in Taiwan” pada tahun 2018. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan ilmu sejarah. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor penyebab pembatasan peredaran barang berlabel “Made in Taiwan” pada tahun 2018 dan pengaruhnya terhadap hubungan dagang Tiongkok-Taiwan.

The People's Republic of China (中华人民共和国) regards Taiwan as part of its territory and strives to achieve reunification. Meanwhile, the issue of reunification with Mainland China remains a subject of ongoing debate in Taiwan. This relationship between the two entities has been marked by political, economic, and military tensions for several decades, until the 1980s following China's economic reforms that made trade ties possible. This relationship is not always stable, owing to political tensions between the two. Therefore, trade dynamics are inevitable. In 2016, the Democratic Progressive Party, which has a pro-independence or anti-unification ideology, won the legislative and executive leadership in Taiwan. China reacted by limiting the circulation of goods labeled "Made in Taiwan" in 2018. In this study, the author used a qualitative research method with a historical approach. The results of the study show the causative factors of restrictions on the circulation of goods labeled "Made in Taiwan" in 2018 and the impact on China-Taiwan trade relations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Alifa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dampak ketidakpastian terhadap fleksibilitas institusi internasional dalam kasus kerja sama perdagangan Cross-Strait Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) antara Tiongkok dengan Taiwan. Kerja sama antara Tiongkok dengan Taiwan menarik untuk diteliti karena kedua negara tersebut dapat menjalin kerja sama dalam sebuah institusi, meskipun hubungan politik antara keduanya kerap dipenuhi oleh ketegangan. Penelitian ini menggunakan teori rational institution design yang menjelaskan bahwa negara merancang institusi internasional sesuai dengan hambatan yang dimilikinya. Teori rational institution design menggagas bahwa ketidakpastian sebagai hambatan kerja sama menyebabkan terbentuknya institusi internasional yang fleksibel. Metode process-tracing digunakan untuk meraih penjelasan mengenai mekanisme kausal antara ketidakpastian dan fleksibilitas institusi internasional dalam proses pembentukan ECFA. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa ECFA dirancang dengan fleksibilitas untuk menghadapi ketidakpastian mengenai politik domestik di Taiwan, secara khusus adalah pergantian kekuasaan di Taiwan yang berdampak pada perkembangan hubungan lintas selat Taiwan. Melalui rangkaian negosiasi, Tiongkok dan Taiwan memilih untuk merancang ECFA dengan fleksibilitas sebagai perjanjian sementara yang tidak memiliki batas waktu penyelesaian serta memasukkan ketentuan pemutusan kontrak ke dalam rancangan ECFA. Rancangan institusi tersebut dipilih oleh Taiwan dan Tiongkok dengan mempertimbangkan perlawanan terhadap ECFA dari partai oposisi Taiwan, karena keduanya tidak dapat memastikan apa yang dilakukan oleh partai oposisi terhadap ECFA apabila partai oposisi berkuasa di Taiwan.

ABSTRACT
This thesis explains the impact of uncertainty on the flexibility of international institution within the case of trade cooperation between China and Taiwan in Cross-Strait Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA). Cooperation between China and Taiwan is a considerably interesting subject, because they managed to establish a cooperation agreement despite their constrained political relations. I utilized rational institution design theory as an analytical framework in assessing how states design international institution based on the cooperation barriers they face. The theory suggested that uncertainty as cooperation barrier led to the formation of flexible institution. Process-tracing method was applied in this research to acquire explanation of causal mechanisms between uncertainty and the flexibility of ECFA. Findings in this research show that the flexibility possessed by ECFA is a response to uncertainty about Taiwans domestic politics, particularly power shift in Taiwan that gives significant impact on the development of cross-Strait relations. Throughout a series of negotiations, China and Taiwan decided to design ECFA with some degree of flexibility as an interim agreement that does not specify any deadline and ECFA also includes termination clause. The institutional design is chosen because China and Taiwan needs to consider resistance from Taiwanese opposition parties towards ECFA, as they are uncertain about what the opposition will do to ECFA once they are in power. "
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>