Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58419 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang 1) hakikat pantun Minangkabau 2) Fungsi pantun Minangkabau 3) Upaya pelestarian pantun Minangkabau...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfina R. Bachtiar
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Rita Maria
"Indonesian society is multicultural and multilingual. Dialects in Indonesia have a lot of indigenous concepts, which are important for the nation building. In a multilingual society, language contact means that languages with small repertoire can be dominated by languages with larger repertoire (Romaine 2000). The Batak Toba language has concepts about egalitarianism, transparency and harmonizes relation between human being and environment. Most of young Batak Toba generation, who were born and who are living in Jakarta do not speak well Batak Toba language. There is a language shift among them, although they do not speak Batak Toba language, they still master the world views of Batak Toba culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
907 PJKB 7:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan peranan Islam sebagai landasan ideal kebudayaan masyarakat Tanah datar (Minangkabau - Sumatera Barat) dan implementasinya dalam kehidupan seni pertunjukan musik. Untuk menemukan kejelasan yang dimaksud dilakukan kajian berdasarkan pendekatan kualitatif dengan mengutamakan data atau bahan di lapangan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"result of the culture that ag is old enough only did not take the form of the site purbakala, or buildings are historic, but also took the form of the old text that is arrang by the poets, this old text that is arrang by the poets, this old text usually uses the article and the local regional language that is own by respectitively the ethnic group, the noble values that or constin in the old text must be bequeath to the grandchild especially the text that contain the didactic value the moral value, piety,e etiquette, the character teaching et cetere, all the noble values must known by the younger generation as the nation continuer.... "
PATRA 10 (3-4) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuzar Purnama
"ABSTRAK
Buleng adalah tradisi lisan yang tumbuhkembang di Betawi. Tradisi lisan ini diperkirakan punah tahun 1978. Upaya revitalisasi terus dilakukan, tahun 2015 Atin Hisyam sempat manggung dan mendapatkan apresisasi yang cukup baik dari penonton. Upaya pelestarian lainnya dapat dilakukan dengan pengkajian. Penulis akan melakukan kajian tentang nilai budaya Raja Tanpaingan dalam tradisi lisan Buleng. Diharapkan dari kajian ini selain untuk mendokumentasikan juga hasilnya dapat menggugah semua pihak untuk bersama-sama mendukung updaya revitalisasi tradisi lisan Buleng. Tulisan dibatasi, apa yang dimaksud tradisi lisan buleng, cerita Raja Tanpaingan, dan nilai budaya yang terkandung dalam cerita tersebut. Kesimpulan dari ulasan ini, nilai budaya yang terdapat dalam cerita Raja Tanpaingan adalah etos kerja, nilai agama, politik, filsafat, dan nilai kuasa."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2017
959 PATRA 18:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Imron Heriyanto
"Penelitian ini membahas tentang kraton di masa kini. Dalam penelitian ini ditunjukkan sebuah proses adaptasi yang dilakukan oleh kraton terhadap keadaan sosial dan kebudayaan yang telah berubah dari kondisi awalnya. Penelitian mengenai hal ini akan dilihat secara spesifik pada momentum penyelenggaman kegiatan Upacara Panjang Jimat di Kraton Kasepuhan Cirebon Jawa Barat.
Penelitian ini dibangun dalam perspektif antropologis, dengan menggunakan pendekatan khasnya, yaitu metode kualitatif. Melalui pengamatan terlibat dan wawancara mendalam, sebagai teknik utama pengumpulan datanya, penelitian ini berusaha menggali informasi mengenai keadaan obyektif kraton pada saat ini, baik mengenai sisi materialnya maupun aktivitas-aktivitasnya yang kemudian dihubungkan dengan keadaan lingkungan fisik, sosial, dan kebudayaan di sekitarnya yang telah dan sedang berubah. informasi mengenai hal tersebut dilihat secara holistik dan dalam perspektif lokal.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa perubahan sosial dan kebudayaan yang telah dan sedang terjadi di lingkungan Cirebon telah mempengaruhi situasi dan kondisi Kraton Kasepuhan. Perubahan sosial dan kebudayaan tersebut, di antaranya, telah mempengaruhi keseragaman tata cara hidup tradisional. Kraton sebagai institusi yang terlahir dari tradisi lama, pun tidak luput dari pengaruh perubahan tersebut.
Sebagai sebuah langkah adaptasi terhadap keadaan lingkungan di sekitarnya, kini Kraton Kasepuhan telah membangun sebuah pola baru kehidupan sosial dan kebudayaan yang ditata menurut kerangka kerja struktur sosial dan kebudayaan yang berubah-ubah. Kehadiran Yayasan Kraton Kasepuhan di institusi tradisional ini, telah membawa angin perubahhan. Penerapan tata kerja birokrasi modern di yayasan ini, bersamaan dengan masih berlakunya sebagian kecil dari tata kerja birokrasi tradisional yang ada, telah membuat kraton tidak lagi hadir sebagai sebuah institusi ekseklusif melainkan justru hadir sebagai sebuah institusi yang terbuka; sebuah institusi yang dapat diajak bekerja sama oleh institusi manapun. Keberadaan Yayasan Kraton Kasepuhan sebagai organisasi berbadan hukum formal tersebut semakin mengukuhkan identitas Kraton Kasepuhan pada masa kini. Fenomena tersebut jelas sekali terlihat dalam penyelenggaraan kegiatan Upacara Panjang Jimat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T2649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In the area of Padang Lawas, there are many biaros as the archaeological remains, especially along DAS Barumun and DAS Batang Pane. The existence of various remains in the region due to the availability of natural resources needed by human to his life. Various existing natural resources are exploited by people with supported by its own technology."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Kadek Budi Artawan
"ABSTRAK
Joged Bumbung adalah salah satu bentuk karawitan Bali yang sangat populer saat ini. Kepopulerannya dalam seni pertunjukan tidak hanya dikenal oleh masyarakat Bali tetapi juga masyarakat Indonesia. Seni pertunjukkan Joged Bumbung memiliki fungsi utama sebagai hiburan, yang biasanya dipentaskan setelah melaksanakan upacara mepandes, pawiwahan, ulang tahun pemuda dan instansi lainnya. Fenomena dalam perkembangannya muncul berbagai bentuk baru dalam komposisi iringan tari Joged Bumbung yaitu digunakannya instrumen non tradisional Bali seperti xylophone, gitar bass elektrik, angklung kocok, kendang sunda, cymbal, dan tambourine. Perahu Layar merupakan salah satu iringan tari Joged dengan media ungkap gamelan Joged Bumbung yang dipadukan dengan intrumen non tradisional Bali. Iringan tari Joged Perahu Layar diciptakan pada tahun 2011 oleh Kadek Dwi Cipta Adi Kusuma. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini difokuskan sebagai berikut : 1) Bagaimana bentuk estetis lagu Perahu Layar Seka Joged Bumbung Cipta Dharma, 2) Bagaimana proses transformasi lagu Perahu Layar kedalam Seka Joged Bumbung Cipta Dharma, 3) Apa fungsi dan makna lagu Perahu Layar Seka Joged Bumbung Cipta Dharma. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang didukung dengan beberapa teori sebagai pembedah permasalahan antara lain: teori estetika, teori kreativitas, teori fungsi musik, dan teori semiotika. Dilihat dari segi bentuk iringan tari Joged Bumbung Perahu Layar tersebut menggunakan konsep Tri Angga yaitu kawitan, pangawak, dan pakaad. Bagian pangawak dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian cecelantungan dan bagian jaipongan. Pada bagian jaipongan Kadek Dwi Cipta Adi Kusuma menggunakan instrumen xylophone sebagai melodi pokok memainkan lagu Perahu Layar. Proses transformasi yang dilakukan Kadek Dwi Cipta Adi Kusuma yang menjadikan lagu Perahu Layar sebagai iringan tari Joged Bumbung memiliki proses diantaranya ekplorasi, improvisasi, dan pembentukan. Lagu Perahu Layar aslinya berasal dari Jawa Tengah, karya dari Ki Nartosabdo yang kemudian Kadek Dwi Cipta Adi Kusuma menjadikannya sebagai iringan tari Joged Bumbung. Suatu karya pastinya memiliki fungsi dan makna yang terkandung didalamnya. Iringan tari Joged Bumbung Perahu Layar memiliki fungsi sebagai pengungkapan emosional, fungsi sebagai hiburan, dan fungsi reaksi jasmani. Adapun makna yang terdapat dalam iringan tari Joged Bumbung Perahu Layar yaitu makna komunikasi, kreativitas, dan makna ekonomi."
Denpasar : Pusat Penerbitan LPPM Institut Seni Indonesia , 2017
700 KJSP 3:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Asyura
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2019
900 HAN 3:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>