Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evlin
"Skripsi ini membahas berbagai kritik sosial yang terdapat dalam novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma beserta cara pengungkapan kritik tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan berbagai kritik sosial dan cara penyampaian kritik yang terdapat dalam Kalatidha. Dalam Kalatidha, terdapat delapan kritik yang ditujukan kepada pemerintahan Orde Baru dan lima kritik yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia. Selain itu, Seno Gumira Ajidarma menggunakan enam cara yang khas untuk mengungkapkan kritik dalam novelnya kali ini.

This thesis discuss about the social criticism and the novelist's method of criticizing in Kalatidha. This research is using the literature sociology approaching. The aim of this research is to mention all of the critiques and the novelist?s method. There are eight critiques for Orde Baru government and five critiques for Indonesian people that had founded in the novel. From this research, we also know that novelist had his six own style which was the unique way of criticizing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10836
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurcholish
"ABSTRAK
Tesis ini membahas diskursus kegilaan dalam novel Kalatidha karya Seno Gumira
Ajidarma dengan menggunakan konsep analisis diskursus. Penelitian difokuskan
untuk melihat bagaimana konstruksi diskursus kegilaan dalam teks novel
Kalatidha dan bagaimana konstruksi diskursus kegilaan tersebut mendestabilisasi
diskursus kegilaan dominan pada masa Orde Baru. Hasil analisis menunjukkan
bahwa konstruksi diskursus kegilaan dalam novel Kalatidha tidak didasarkan
secara total pada struktur paradigma tertentu, baik itu pada kerangka paradigma
modern maupun paradigma pasca-struktural. Kecenderungan tersebut
direfleksikan secara kritis melalui pernyataan-pernyataan metaforis dan kisahkisah
alegori satir tentang kegilaan para tokoh utama dalam memaknai praktik
diskursif anti-komunis 1965-1966. Diskursus kegilaan dalam novel Kalatidha
mengungkap sejumlah ironi dan kontradiksi dalam diskursus kegilaan dominan
sehingga setiap konstruksi pemaknaan dalam teks tampak tidak utuh dan stabil

ABSTRACT
This thesis discusses the discourse of madness in the novel Kalatidha Seno
Gumira Ajidarna using discourse analysis concept. This research focused on how
the construction of the discourse of madness in the text of the novel Kalatidha and
how the discourse of madness in the novel destabilize the dominant thinking about
the madness in the New Order. The analysis showed that the construction of the
discourse of madness in the novel Kalatidha not based totally on the structure of a
particular paradigm, be it in the framework of the modern paradigm and poststructural
paradigm. That tendency was critically reflected through metaphorical
statements and satirical allegory stories about the madness of the main character
in apprehending the anti-communist discursive practice in 1965 to 1966.
Discourse of madness in the novel Kalatidha reveals a number of ironies and
contradictions within the dominant discourse of madness, so that any construction
of meaning in the text looked intact and stable."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T41953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Susilastri
"Tesis ini membahas keadilan dalam novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma.Penelitian ini menggunakakan metode deskriptif analitik. Kajian sosiologi sastra digunakan dengan alasan Kalatidha dipandang sebagai teks yang diciptakan oleh pengarang sebagai bentuk usaha menanggapi realitas di sekitarnya, berkomunikasi dengan realitas, atau menciptakan kembali realitas itu. Kalatidha mengangkat persoalan keadilan dalam kisah-kisah di balik G 30 S/PKI tahun 1965 dengan cara metaforis yaitu sebagai 'dunia kabut', sebuah sisi suram dari peristiwa yang bersifat nasional. Pemerintah Orde Baru telah membuat narasi resmi tentang G 30 S/PKI; terhadap realitas sosial tersebut Kalatidha berfungsi sebagai penegasi.

This thesis studies about justice which is represented in Kalatidha, a novel by Seno Gumira Ajidarma. This research is using analytic descriptive method. The sociology of literature is used because Kalatidha as a text created by author as effort to answering of reality, communicating with reality, or re-create that reality. Kalatidha criticize the problem of justice behind G 30 S/PKI in 1965, by using metaphor. It is represented as a 'fog world', a dark side of national incident. New Order government had created official explanation about G 30 S/PKI; Kalatidha has a function as a negation of that social reality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T38871
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Atqo Ferip
"Skripsi ini membahas novel karya Seno Gumira Ajidarma yang berjudul Biola Tak Berdawai 2004 yang mengisahkan dunia batin seorang anak tunadaksa yang dibuang oleh orangtuanya ke sebuah panti asuhan yang khusus menerima bayi bayi tunadaksa Disebut dunia batin karena novel ini menggunakan tokoh anak tunadaksa sebagai pencerita Fokus penelitian ini adalah tokoh dan karakteristiknya dan juga pandangan tokoh tokoh dalam novel terhadap anak tunadaksa dengan metode fokalisasi Metode fokalisasi digunakan untuk mengetahui pandangan tokoh tokoh yang difokuskan kepada anak tunadaksa yang dipinggirkan oleh masyarakat Hasil penelitian menunjukkan bahwa karya sastra modern tidak terlepas dari kepentingan yang berusaha disisipkan oleh pengarangnya dan novel Biola Tak Berdawai mengandung kepentingan untuk menunjukkan rasa solidaritas terhadap anak tunadaksa

This thesis discussed a novel by Seno Gumira Ajidarma entitled Biola Tak Berdawai that tells the inner world of an abandoned child with physical disabilities Called inner world because of this novel used disabilities boy as a narrator Focus of this thesis is the character and their characteristics and the views from the characters about the children with physical disabilities using focalization methods The focalization methods used to see the views from characters about children with physical disabilities that have been marginalized by normal peoples The results showed that the modern literature is inseparable from the interests that seek inserted by the author And the Biola Tak Berdawai was containing the author rsquo s interest to showed the sense of solidarity to children with physical disabilities. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meuthia Wulandari
"Penelitian ini menganalisis sembilan cerita pendek karya Seno Gumira Ajidarma (SGA) yang diterbitkan pada tahun 1990-1997. Data yang digunakan adalah kumpulan cerita pendek (cerpen) SGA yang berjudul Atas Nama Malam. Kumpulan cerpen tersebut mengangkat tema kehidupan Jakarta waktu malam untuk merefleksikan keadaan sosial. Refleksi keadaan sosial yang ingin disampaikan pada kumpulan cerpen tersebut antara lain jenis profesi, perilaku, dan harapan pelaku kehidupan pada malam hari. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan potret Jakarta waktu malam yang mampu merefleksikan sebuah kondisi sosial pada latar waktu beberapa cerpen. Untuk mencapai tujuan tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dan deskriptif analisis. Analisis dilakukan dengan mengacu pada pendekatan sosiologi sastra dan melihat unsur intrinsik dalam beberapa cerpen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan refleksi kondisi sosial melalui potret Jakarta waktu malam dalam kumpulan cerpen tersebut.

This research analyzes nine short stories by Seno Gumira Ajidarma (SGA) that was published in 1990-1997. The data used in this article is collection of short stories (short stories) SGA entitled Atas Nama Malam. That short stories collection takes the theme of night life in Jakarta`s to reflect social conditions. Reflection on social conditions in the collection of short stories include the types of professions, behavior, and expectations of the peoples who work of at night in Jakarta. The purpose of this article is to describe the portrait of Jakarta at night which is able to reflect a social condition in the setting of several short stories. To achieve these objectives, the method used in this research is literature study and descriptive analysis methods. The analysis was conducted by referring to literary sociology and looking at the intrinsic elements in several short stories. The results showed that there was a reflection of social conditions through the portrait of Jakarta at night in the collection of short stories."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dyra Daniera
"Kumpulan cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma merupakan salah satu karya sastra yang mengangkat pemikiran eksistensialisme absurditas melalui tokoh-tokoh di dalamnya. Penelitian ini mengangkat persoalan bagaimana absurditas dalam kumpulan cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku digambarkan melalui tokoh Tukang Pos. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan absurditas dalam kumpulan cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku melalui tokoh Tukang Pos. Penelitian dilakukan terhadap bagian "Trilogi Alina" yang memuat tiga cerpen, “Sepotong Senja untuk Pacarku”, “Jawaban Alina”, dan “Tukang Pos dalam Amplop”, dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Aspek tokoh dan penokohan Tukang Pos dianalisis berdasarkan konsep absurditas Albert Camus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa absurditas digambarkan oleh tokoh Tukang Pos melalui pencarian konstannya akan jati diri dan makna hidup dalam dunia yang tidak rasional. Perasaan keterasingan akibat pekerjaannya sebagai tukang pos mendorongnya untuk mendapatkan kejelasan makna hidup. Kejelasan ini berusaha diwujudkan ketika ia masuk ke dalam amplop berisi senja, bertransformasi menjadi manusia ikan, dan membangun peradaban baru. Setelah keluar dari amplop, Tukang Pos tetap melanjutkan pekerjaannya mengantar surat. Perilaku ini sejalan dengan tokoh Sisifus yang dikisahkan Albert Camus dalam esai filsafat legendarisnya, Mitos Sisifus (Le Mythe de Sisyphe).
Sepotong Senja untuk Pacarku by Seno Gumira Ajidarma is a short story anthology that explores existentialism and absurdity through its characters. This study examines how absurdity is portrayed in the short stories through Tukang Pos. The aim of this research is to demonstrate the absurdity in Sepotong Senja untuk Pacarku through Tukang Pos. The research focuses on the "Trilogi Alina" chapter, which includes three short stories, “Sepotong Senja untuk Pacarku”, “Jawaban Alina”, and “Tukang Pos dalam Amplop”, using a descriptive qualitative method. Aspects of the character and characterization of Tukang Pos are analyzed based on Albert Camus' concept of absurdity. The results show that absurdity is portrayed by Tukang Pos through his constant search for identity and the meaning of life in an irrational world. The feeling of alienation caused by his job as a postman drives him to seek clarity in the meaning of life. This clarity is attempted when he enters an envelope containing sunset, transforms into a human-fish body, and builds a new civilization. After exiting the envelope, Tukang Pos continues his job delivering letters. This behavior aligns with the character of Sisyphus as illustrated by Albert Camus in his legendary philosophical essay, The Myth of Sisyphus (Le Mythe de Sisyphe)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Heny Anggreini
"Masyarakat memiliki hak untuk memperoleh kehendaknya—pandangan hidupnya, namun situasi tersebut tidak dapat diperoleh karena masyarakat terperangkap oleh ideologi-ideologi besar yang berkuasa (mendominasi). Oleh karena itu, pengarang sebagai perekam—kaum intelektual yang mengkontestasikan ideologinya melalui karya sastra. Karya sastra sebagai alat pemersatu kekuatan-kekuatan sosial dan pertarungan kelompok subordinat untuk melakukan perlawanan terhadap tindakan politik yang menawarkan ideologi-ideologi tertentu. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah terjelaskannya ideologi-ideologi yang hidup di masyarakat, termasuk ideologi dominan, yang berkaitan dengan pola pikir dan pola perilaku masyarakat dalam karya sastra. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berfokus pada analisis isi dengan menggunakan teori hegemoni Gramsci. Hasil penelitian ini adalah tokoh Sarman bukan counter-hegemonik atas ideologi kapitalisme, tetapi melalui Sarman, Seno mencoba untuk menegosiasikan agar ideologi kapitalisme menjadi ideologi kapitalisme yang sosialis dan humanis, yaitu kapitalis yang memandang manusia sebagai makhluk bermartabat dan makhluk sosial, berhak mendapatkan hak-hak yang seharusnya diperoleh. Keterkaitan tokoh Sarman dengan Seno Gumira Ajidarma sebagai pengarang, sangat jelas terlihat bahwa pengarang mengkontestasikan ideologi-ideologi kepada pembaca dan ingin menegosiasikan ideologi-ideologinya. Namun, seperti Sarman, Seno masih terjebak dalam kelompok dominan (penguasa) yang berideologi kapitalisme."
Ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Nuryatin
"Seno Gumira Ajidarma (selanjutnya disingkat SGA) adalah salah seorang cerpenis yang "dilahirkan" oleh media massa, khususnya surat kabar dan majalah, yang terbit di Indonesia pada kurun waktu sejak tahun 1980-an. Hampir semua cerpennya yang sampai pada awal tahun 2001 telah terhimpun di dalam sembilan kumpulan cerpen pernah dimuat dalam surat kabar maupun majalah. Selain sebagai cerpenis, SGA berprofesi sebagai wartawan. Sebagai seorang wartawan, ternyata dia mengalami kendala dalam menuliskan berita. Banyak fakta yang ditemuinya tidak dapat dijadikan berita karena dilarang oleh pemerintahan Orde Baru. Untuk mengatasi hal itu, dia kemudian "mengolah" fakta yang ditemuinya ke dalam cerpen, sehingga fakta dimaksud dapat "terabadikan" dan terpublikasikan. Dalam konteks inilah cerpen-cerpennya menarik untuk diteliti.
Penelitian terhadap cerpen-cerpen SGA dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama berupa penelitian pendahuluan, yakni penelitian terhadap seluruh cerpen yang terdapat di dalam sembilan kumpulan cerpen. Tahap kedua berupa penelitian inti, yakni pengkajian terhadap enam buah cerpen di antara cerpen-cerpen yang terdapat di dalam sembilan kumpulan cerpen dimaksud.
Permasalahan yang muncul pada penelitian tahap pertama adalah (1) bagaimanakah hubungan antara cerpen-cerpen SGA dan fakta, serta (2) teknik penceritaan apa saja yang terdapat di dalam cerpen-cerpen SGA. Permasalahan yang muncul pada penelitian kedua adalah (1) bagaimanakah fakta diolah melalui tumpuan pada pola kaba, tumpuan pada lakon wayang kulit Jawa, teknik hiperbola, teknik catatan kaki, teknik solilokui, dan teknik pencerita ganda (dan teknik penceritaan langsung) dalam enam cerpen SGA; serta (2) efek apakah yang muncul darinya.
Tujuan yang hendak dicapai melalui dua tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mendeskripsikan (1) pola hubungan antara cerpen-cerpen SGA dan fakta, serta (2) teknik penceritaan yang terdapat di dalam cerpen-cerpen SGA. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengetahui (1) pengolahan fakta melalui tumpuan pada pola kaba, tumpuan pada lakon wayang kulit Jawa, teknik hiperbola, teknik catatan kaki, teknik solilokui, dan teknik pencerita ganda (dan teknik penceritaan langsung) di dalam enam cerpen SGA, serta (2) efek yang muncul setelah fakta diolah dengan teknik-teknik tersebut.
Sasaran dalam penelitian tahap pertama adalah seluruh cerpen SGA yang terdapat di dalam sembilan kumpulan cerpennya, yakni sebanyak 129 buah cerpen. Sasaran dalam penelitian tahap kedua adalah enam buah cerpen SGA, yakni cerpen (1) "Bunyi Hujan di Atas Genting", (2) "Segitiga Emas", (3) "Saksi Mata", (4) "Listrik", (5) " Rembulan Terapung di Kolam Renang", dan (6) "Clara".
Sasaran penelitian didekati melalui dua pendekatan, yakni pendekatan objektif dan pendekatan mimesis. Kedua pendekatan itu diterapkan dengan teori Formalisme Rusia dan sosiologi sastra. Adapun dalam analisis atau kajian digunakan teknik deskriptif analitis. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut dan penelitian tahap pertama dapat diketahui bahwa (1) terdapat dua pola umum hubungan antara cerpen-cerpen SGA dan fakta, yakni sebagian besar isi cerpen SGA memiliki rujukan yang jelas dengan fakta sedangkan sebagaian kecil lagi isinya tidak secara jelas memiliki rujukan dengan fakta; dan (2) terdapat sembilan macam teknik penceritaan di dalam cerpen-cerpen SGA, dan yang paling dominan adalah (a) penggunaan sarana retorika, terutama hiperbola, (b) teknik tumpuan pads pola kaba dan lakon wayang kulit Jawa, (c) teknik catatan kaki, (d) teknik cakapan batin, khususnya solilokui, serta (e) teknik pencerita ganda (dan teknik penceritaan langsung). Dan hasil penelitian tahap kedua dapat diketahui hal-hal sebagai berikut. Panama, pola kaba yang dijadikan pijakan cerpen "Bunyi Hujan di Atas Genting" telah difungsikan sebagai sarana defamiliarisasi terhadap pola kaba dan pola cerpen sekaligus untuk mengolah fakta. Efek yang muncul darinya adalah kritik terselubung. Kedua, di dalam cerpen "Segitiga Emas" fakta diolah melalui proses defamiliarisasi atas lakon wayang kulit Jawa. Efek yang muncul darinya adalah kritik terselubung. Ketiga, di dalam cerpen "Saksi Mata" fakta diolah melalui teknik hiperbola. Efek yang muncul darinya adalah kritik terselubung. Keempat, teknik catatan kaki dalam cerpen "Listrik" berfungsi memperjelas fakta sekaligus mendefamiliarisasi pola karya fiksi. Efek yang muncul darinya adalah adanya percampuran antara karya fiktif dan karya faktual. Kelima, di dalam cerpen "Rembulan Terapung di Kolam Renang" fakta didefamiliarisasi melalui teknik solilokui. Efek yang muncul darinya adalah kritik terselubung. Keenam, melalui teknik pencerita ganda di dalam cerpen "Clara" fakta didefamiliarisasi. Efek yang muncul darinya adalah kritik terselubung dan sarkasme.
Akhirnya, dapat diberi catatan bahwa melalui cerpen-cerpennya SGA mengolah fakta melalui proses defamiliarisasi baik terhadap fakta itu sendiri maupun terhadap pola karya sastra lainnya, sehingga kesan mengenai fakta bersangkutan semakin kuat, mendalam, dan kukuh. Melalui proses pengolahan fakta itu pula SGA mengekspresikan sikapnya terhadap situasi dan kondisi yang dihadapinya, yakni dengan cara mengritik secara terselubung maupun mencemooh dengan ungkapan kasar (sarkasme).

Sena Gumira Adjidarma (from now on will be abbreviated SGA) is a short story author who has been born by mass media particularly news papers and magazines circulated in Indonesia since 1980s. Nearly all his short stories, which up until 2001 have been incorporated into nine groups of short stories, have ever been published by various news papers and magazines. SGA is not only a short story author, but also a journalist. As a journalist, he often had to face some obstacles when writing about factual news. He found so many facts that could not be expressed freely as factual news for they were barred by the "Rode Bra" government. To overcome such obstacles, he "reprocessed" the facts into short stories that the facts can be conserved and published. It is in this context that his short stories become interesting to be examined.
This study on SGA's short stories was done in two phases. The first phase was a preliminary study which examined all of his short stories which were in the nine groups mentioned above. The second phase was a core study which reviewed deeply six of the existing short stories.
The questions being investigated during the preliminary study were: (1) how did SGA's short stories relate to the facts he encountered in the real world, and (2) what techniques had SGA used in his writing. While the questions investigated in the core study were : (I) how had the facts been reprocessed based on `kaba', on Javanese puppets story, on hyperbolic technique, on soliloquy technique, on technique of multiple storing (and technique of direct storing), and (2) what effects had been brought by these techniques.
The goals of this two-phased study were as follow. The first phase of the study was intended to describe: (1) the patterns of relationships between GSA's short stories and the facts he encountered in the real world, and (2) the storing techniques used by SGA in his writing. The second phase of this study was intended to understand: (I) the act of reprocessing the facts, by SGA in his six short stories, which was based on `kaba', Javanese puppets stories, hyperbolic technique, soliloquy technique, multiple and direct storing techniques and (2) the effects that rose out from the facts after being reprocessed by these techniques.
In the first phase of this study, the study objects were 129 short stories composed by SGA. While in the second phase of this study the study object were six short stories composes also by SGA, namely (1) "Bunyi Hujan di Atas Genting", (2) "Segitiga Emas", (3) "Saksi Mata", (4) "Listrik", (5) "Rembulan Terapung di Kolam Renang", and (6) Clara.
From the first phase of this study, it was found that: (1) there were two general patterns of relationships between SGA's short stories and the facts he encountered in the real world; first, most of GSA's short stories have clear references to the facts in the real word; second, only a little of the contents of GSA's short stories have no clear reference to the facts in the real world, and (2) the were nine techniques of storing witting GSA's short stories, in which the most dominant ones are (a) the use of rhetoric, particularly hyperbolic, (b) the use of `kaba' pattern and Javanese puppets story as the based for the writing, (c) the use of footnotes, (d) the use of mental discourse, particularly solulokui technique, (e) the use of multiple storying and direct storying.
From the second phase of this study several findings had been founds. First, the `kaba' pattern used as the basis for "Bunyi Hujan di Atas Genting" serves as a defamiliarization tool for the `kaba' and the short story patterns as well as for reprocessing the facts expressed in the story ; the effect which arised from this technique is a foreshadowed critique. Second, in the "Segitiga Emas", the facts were reprocessed through defamiliarization of Javanese puppets story; the effect which arised was a foreshadowed critique. Third, in the "Saksi Mata", the facts were reprocessed though hyperbolic; the effect which rose was a foreshadowed critique. Fourth, the technique of footnotes in "Listrik" serves to make the facts more obvious and to defamiliarize the fictions work ; the effect which arised was the resultant mix between fictions and factual work Fifth, in the "Rembulan Terapung di Kolam Renang", the facts are defamiliarized through solilokui technique; the effect which arised was a foreshadowed critique. Sixth, in the "Clara" the facts are defamiliarized through the technique of multiple storyng; the effects which raised are a foreshadowed critique and sarcasm.
Finally, it can be noted that by means of his short stories, SGA reprocessed the facts, he found in the real world, through defamiliarization of the facts themselves and of the patterns of his literal works, that the facts become stronger, deeper and more solid. By reprocessing the facts found in the real world, SGA expresses his attitudes, toward the situations and conditions he encountered, which are manifested as foreshadowed critiques and sarcasm."
2001
T5286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Ika Wijayanti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas rekonstruksi sosok Drupadi sebagai strategi untukmenampilkan subjektivitas perempuan dalam novel Drupadi karya Seno GumiraAdjidarma. Drupadi bukanlah wacana kosong melainkan penceritaan ulang kisahMahabharata yang difokuskan pada penceritaan tokoh Drupadi. Sebagairepresentasi perempuan, Drupadi dalam novel Drupadi dihadirkan dengankonstruksi baru yang berbeda dengan konstruksi lamanya dalam ceritaMahabharata baik versi India maupun versi Jawa Serat Baratajuda . Olehkarena itu, penelitian ini akan difokuskan pada bagaimana rekonstruksi Drupadiditampilkan melalui struktur naratif novel dan bagaimana rekonstruksi tersebutkemudian menghadirkan konstruksi subjektivitas perempuan dalam novel.Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis tekstual yang berfokuspada analisis gender. Pemaknaan teks akan dilakukan menggunakan pembacaanberperspektif feminis dengan pendekatan kritik sastra feminis reading as awoman. Dalam operasionalnya, teori struktural digunakan untuk membantumembaca isu gender dalam struktur naratif novel. Hasil penelitian menunjukkanbahwa novel ini merekonstruksi Drupadi dalam Serat Baratajuda danmengembalikannya kepada asalnya Mahabharata versi India . Rekonstruksi inisekaligus memperlihatkan adanya penolakan pelemahan perempuan dalam ceritaMahabharata baik versi India maupun versi Jawa dengan menghadirkankonstruksi subjektivitas perempuan melalui tokoh Drupadi dalam novel.

ABSTRACT
The focus of this study is to discuss the reconstruction of Drupadi figure asa strategy to show women subjectivity in Drupadi novel by Seno GumiraAdjidarma. Drupadi is not an empty discourse but it is a retelling of Mahabharatastory focused on the narrative of Drupadi. As a representation of women, Drupadiin Drupadi novel is represented with a new construction which is different fromits old construction in Mahabharata, both India and Javanese versions SeratBaratajuda . Therefore, this research focuses on how the reconstruction ofDrupadi is potrayed through the narrative structure of the novel and how thereconstruction then presents the construction of women subjectivity in the novel.This research uses a textual analysis research method which focuses on genderanalysis. The meaning of the text was scrutinized by using feminist perspectiveespecially ldquo reading as a woman rdquo , an approach of feminist literary criticism. In itsoperation, structural theory is used to read the gender issues in the narrativestructures of novel. The results show that this novel reconstructs Drupadi in SeratBaratajuda and returns it to its origin Mahabharata in India version . Thisreconstruction also shows a rejection of women disempowering in Mahabharatastory, both in India and Javanese versions, by presenting the construction ofwomen subjectivity through Drupadi figure in the novel."
2018
T50476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>