Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59239 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Nurdini Syafitri
"Penelitian ini berfokus pada penentuan aspek pada penerjemahan kalimat-kalimat dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Selain itu, penulis juga menggunakan metode kepustakaan, yakni memakai buku-buku sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. Dalam skripsi ini, penulis membatasi data pada verba majemuk bermakna bentuk た. Dari batasan tersebut, penulis menemukan 52 kalimat dalam novel sebagai data analisis. Novel yang digunakan untuk skripsi ini berjudul Kubah dan novel terjemahnya yang berjudul Shinsei (新生しんせい). Dari hasil analisis data-data tersebut, penulis menyimpulkan bahwa : 1)Dalam bahasa Jepang aspek sudah bisa ditandai dengan morfem pada verbanya. Namun, dalam bahasa Indonesia aspek sering kali ditandai secara leksikal. Dalam hal ini, karena korpus yang digunakan berupa sebuah novel, maka aspek dilihat dari segi konteks cerita; 2) Dalam sebuah kalimat, aspek yang muncul bisa lebih dari satu; 3)Dalam penerjemahan, aspek yang muncul pada kalimat BSu dan Bsa bisa berbeda; 4)Dalam proses penerjemahan, pesan yang terdapat didalam BSu itu harus diungkapkan sewajar mungkin di dalam BSa, sehingga berbagai kemungkinan bisa terjadi. Contohnya, verba pasif pada kalimat BSu diterjemahkan menjadi verba aktif pada BSa, atau sebuah verba pada BSu diterjemahkan menjadi adverbia pada BSa; 5)Terbatas pada bentuk た, aspek yang muncul adalah: Aspek perfektif, aspek perfektif bermakna kebiasaan, aspek perfektif bermakna perulangan, dan aspek inkoatif.
The study focus on aspect stipulation of translation from Indonesian to Japanese language. This research is qualitative descriptive interpretive. In addition, the author also using literature method. In this thesis, The data was collected only on the compound verb with た form meaning works. From the limitation, 52 sentences were collected from the novel used as analysis data. The novel that used in this thesis called Kubah and its translation called Shinsei 新生しんせい. The following are the research results : 1) in Japanese language, aspect has defined with morfem on the verb. However, in Indonesian, aspect usually defined lexically from the sentence. 2) it is possible to find more than one aspect from a sentence. 3) In translation, it is possible to have different aspect on the original sentence and the translated sentence. 4) in translation process, message on the original sentence must naturally expressed on the translated sentence. Therefore, many possibility might happen. For example, an adverb could be translated as a verb, or a passive verb could be translated as an active verb. 5) the kind of aspect restricted on た form are: perfective, perfective with habitual meaning, perfective with repetitive meaning, and incoative."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13458
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Indahwati
"Menerjemahkan adalah mengalihkan isi pesan yang terdapat dalam Bahasa Sumber (BSu) ke datum Bahasa Sasaran (BSa) demikian rupa sehingga arang yang membaca (atau mendengar) pesan itu dalam BSa kesannya sama dengan kesan orang yang membaca (atau mendengar) pesan itu dalam BSu atau bahasa aslinya. Pesan yang terdapat didalam BSu itu harus diungkapkan sewajar mungkin dalam BSa. Demikianlah pendapat Nida dalam buku Enam Makalah Tentang Terjemahan oleh Maurits Simatupang. Oleh maka itu, dalam skripsi yang bertema Masalah Penerjemahan Kata Yang Bahasa Indonesia-Jepang ini, penulis berusaha menerjemahkan kata yang sewajar mungkin. Kata yang merupakan kata tugas yang khusus dipakai untuk menyatakan hubungan nomina dengan atribut sehingga kata yang disebut sebagai konjungtor atributif. Namun dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia-Jepang (Tim Kashiko), kata yang hanya diterjemahkan dengan kata dore. Padahal pada praktisnya kata dore memiliki makna yang mana. Padahal sebenarnya masih banyak lagi fungsi dan makna kata yang, apalagi bila dikaitkan pada penggunaannya dalam bahasa Jepang. Berdasarkan sumber teori yang didapat, penulis menemukan bahwa kata yang memiliki fungsi yaitu sebagai konjungtor antar pewatas nomina yang jumlahnya lebih dari satu, konjungtor antara inti kalimat dengan pewatasnya, sebagai pronominal relatif. Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui, memahami dan memaparkan makna dan terjemahan kata yang kedalam Bahasa Jepang berdasarkan buku acuan dan hasil tes penelitian. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu metode analisis sebagai Cara untuk mendapatkan teori_-teori dasar yang berhubungan dengan kata yang, metode kepustakaan dan metode lapangan sebagai cara untuk mengumpulkan data. Pada metode analisis, penulis mendapatkan teori-teori dasar tentang prinsip dasar terjemahan umum, terjemahan kata yang Bahasa Indonesia-Jepang, penggunaan kata yang, pronominal relative dan modifier. Pada metode kepustakaan, penulis mendapatkan sumber-sumber data tertulis atau bacaan-bacaan yang menggunakan kata yang. Pada metode lapangan, penulis mendapatkan terjemahan bacaan-bacaan yang menggunakan kata yang Bahasa Indonesia kedalam bahasa Jepang. Setelah menganalisa dan melakukan perbandingan antara BSu dengan BSa, didukung oleh sumber-sumber teori yang didapat, penulis mendapatkan terjemahan kata yang dalam Bahasa Jepang sebagai berikut: Padanan kata yang sebagai konjungtor rangkaian pewatas nomina yang berjumlah lebih satu; Padanan kata yang sebagai konjungtor nomina inti dengan; Padanan kata yang sebagai pronominal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Tirawati
"Skripsi ini membahas penerjemahan klausa relatif bahasa Jepang yang memakai bentuk aktif ke dalam bahasa Indonesia. Pada penerjemahan klausa relatif tersebut, bentuk aktifnya ada yang dipertahankan tetap dalam bentuk aktif dan ada pula yang disesuaikan menjadi bentuk pasif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila klausa relatif pada bahasa Jepang menggantikan nomina yang semula berfungsi sebagai subyek maka diterjemahkan tetap dalam bentuk aktif ke dalam bahasa Indonesia, dan apabila klausa relatif pada bahasa Jepang menggantikan nomina yang semula berfungsi sebagai obyek atau menunjukkan hubungan kepemilikan maka diterjemahkan menjadi bentuk pasif ke dalam bahasa Indonesia.

The focus of this study is the translation of relative clauses in Japanese that use an active voice, to Indonesian. In translating the active voice of the relative clauses, there are relative clauses that are translated to relative clauses with active voice, but there are also relative clauses that are translated to relative clauses with passive voice.
The result of this study showed that the relative clauses in Japanese with active voice could be translated to active voice if they replace nouns which previously functioned as subject. Meanwhile, the relative clauses in Japanese with active voice could be translated to passive voice if they replace nouns which previously functioned as object or showed possession."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S13990
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Setyasih
"Selain mempelajari bahasa Jepang, penulis juga merasa perlu untuk mengetahui lebih lanjut dan memahami lebih dalam lagi bahasa Jepang. Penulis merasa perlu mempelajari gambaran yang jelas mengenai teori penterjemahan khususnya penterjemahan kata kerja iku, kuru, dan kata bantu kata kerja shite-iku, shite kuru, ke dalam bahasa Indonesia yang sering ditemui dalam bahasa Jepang sehari-hari baik lisan maupun tulisan. Metode penelitian kepustakaan baik yang mengandung kalimat-kalimat iku, kuru, shite iku, shite kuru yang terdapat dalam buku pelajaran bahasa Jepang dan novel karya Yasunari Kawabata. Di dalam penterjemahan yang penting kita dapat memahami amanat atau pesan yang ingin disampaikan oleh buku ke dalam bahasa tanpa pengaruh oleh struktur bahasanya. Begitu pula dengan menterjemahkan iku, kuru, shite iku, shite kuru ke dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu kita harus mengetahui makna inti dari kalimat atau wacana yang mengandung keempat kata tersebut, sehingga dalam penterjemahan akan diperoleh suatu padanan terjemahan yang wajar dan lazim dipakai dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutadjulu, Jean Friesda
"Setiap kelompok masyarakat di dunia memiliki su_atu kebudayaan tertentu yang berbeda satu dengan yang lain. Kebudayaan ini menyangkut beberapa unsur yang oleh para ahli antropologi dibagi menjadi tujuh, satu di antaranya adalah sistem bahasa (Koentjaraningrat, 1974:77). Bahasa yang merupakan alat utama untuk berfikir dan sarana terpenting sebagai alat komunikasi antar manusia adalah dasar masyarakat manusia yang paling awal dan paling berakar. Bahasa adalah tanda yang jelas daripada kepribadian yang baik maupun yang buruk; tanda yang jelas daripada keluarga dan bangsa; dan tanda yang jelas daripada budi kemanusiaan (Samsuri, 1978:k). Kominikasi antar manusia dapat berlangsung dalam lingkungan yang paling kecil, yaitu keluarga, dan dalam lingkungan yang paling luas, yaitu kominikasi antar bangsa di dunia. Dalam usaba memajukan taraf hidup, masing-masing bangsa merasa perlu untuk menja_lin hubungan dengan dunia luar, baik dalam bidang politik, ekonomi maupun dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan lain-lainnya..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Chandra
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yustitasari
"Media modern, termasuk film, merupakan sesuatu yang dikonsumsi masyarakat luas di seluruh dunia. Kecanggihan teknologi kini membantu produk media menjangkau lebih banyak konsumen dari mancanegara. Dalam hal film, terjemahan berkualitas dibutuhkan agar dapat memastikan bahwa penonton asing dapat memahami makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh film tersebut. Namun, penerjemahan bisa menjadi pekerjaan yang sulit dilakukan, terutama ketika terdapat banyak penggunaan kata, frasa, dan kalimat tidak literal yang terikat dengan budaya tertentu. Makalah ini membahas jenis-jenis bahasa kiasan dan tata cara penerjemahannya yang terdapat dalam Babak 1 film musikal sejarah berjudul Hamilton (2020). Penelitian ini membandingkan dan menganalisa takarir (subtitle) resmi, dalam bahasa Inggris dan Indonesia, di platform resmi Disney+ Hotstar menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Penelitian ini didasarkan pada teori kategorisasi bahasa kiasan milik Kennedy dan teori strategi penerjemahan bahasa kiasan milik Pierrini. Penelitian ini menemukan bahwa hiperbola, personifikasi, metafora, dan simile merupakan jenis bahasa kiasan yang paling umum digunakan dalam film ini. Sementara itu, strategi penerjemahan yang paling sering diterapkan adalah penerjemahan literal. Hasil terjemahan bahasa kiasan dalam film ini secara keseluruhan dapat diterima, meskipun masih terdapat beberapa bagian terjemahan yang terdengar agak canggung. Selain itu, terdapat juga beberapa bagian terjemahan yang berpotensi menimbulkan kebingungan dan salah tafsir. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman penerjemah terhadap bahasa kiasan atau kesalahan dalam memilih strategi penerjemahan yang sesuai. Secara keseluruhan, penonton masih dapat menikmati terjemahan bahasa kiasan ini terlepas dari potensinya yang masih bisa ditingkatkan.

Modern media, including movies, has been something widely consumed by everyone all over the world. The advanced technology now helps media products to reach wider and even foreign consumers. When it comes to movies, proper translation is needed to make sure that the foreign audience can still understand the meaning and message the movies deliver. However, translation can be something difficult to do, especially when non-literal, culturally-bounded words, phrases, and sentences are used. This paper discusses the types of figurative language and its translation procedures that can be found in the Act 1 of a musical historical movie Hamilton (2020). In order to do so, the official English and Indonesian subtitles provided on its official streaming platform, Disney+ Hotstar, are compared and analyzed using a descriptive-qualitative method. This study is based on Kennedy’s categorization of figurative language and Pierrini’s theory of figurative translation strategies. The research finds that hyperbole, personification, metaphor, and simile are the most common types of figurative language in this movie. Meanwhile, the translation strategy that is applied most often is literal translation. The translation as a whole can be accepted, although several parts sound a bit awkward. However, there are also some parts of the translation that potentially cause confusion and misinterpretation. It may have been caused by the translator's lack of understanding of the figurative language or mistakes in choosing the suitable translation strategies. Overall, the audience can still enjoy this translation of figurative language despite its possibility to be further improved."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zalfa Dhia
"Penerjemahan merupakan suatu proses reproduksi teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan padanan yang terdekat. Kegiatan penerjemahan seringkali mengalami kendala, seperti ketika menerjemahkan konsep budaya bahasa sumber yang tidak dikenal dalam budaya bahasa sasaran. Penelitian ini membahas perbedaan prosedur penerjemahan kata budaya material novel Botchan dalam terjemahan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia beserta penyebabnya. Penelitian ini menggunakan metode analisis terjemahan dengan konsep kata budaya dan prosedur penerjemahan oleh Newmark sebagai dasar teorinya. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan kata budaya material berdasarkan kategori kata budaya Newmark dalam novel Botchan bahasa Jepang, terjemahan bahasa Inggris, dan terjemahan bahasa Indonesia, kemudian menganalisis prosedur penerjemahan dari kedua terjemahan tersebut dengan menggunakan teori prosedur penerjemahan oleh Newmark. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjemahan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dari Botchan memiliki kecenderungan menerjemahkan kata budaya material dengan berorientasi terhadap bahasa sasaran. Meski demikian, terjemahan bahasa Indonesia masih menyisakan sedikit unsur budaya bahasa sumber. Perbedaan ini disebabkan oleh waktu penerjemahan antara terjemahan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang terpaut cukup jauh, juga andil Cool Japan yang masuk ke Indonesia ketika Botchan diterjemahkan.

Translation is a process of reproducing text from the source language into the target language with the closest equivalent. Translation activities often encounter obstacles, such as when translating cultural concepts of the source language that are not recognized in the target language culture. This study discusses the differences in translation procedures of material cultural words of Botchan novel in English and Indonesian translation and their causes. This research uses translation analysis method with Newmark's concept of cultural words and translation procedure as the theoretical basis. The research was conducted by collecting material cultural words based on Newmark's cultural categories in Botchan's Japanese novel, English translation, and Indonesian translation, then analyzing the translation procedures of the two translations using Newmark's theory of translation procedures. The analysis shows that the English and Indonesian translations of Botchan have a tendency to translate material cultural words using procedures that oriented towards the target language. However, the Indonesian translation still leaves some cultural elements of the source language. This difference is due to the time difference between the English and Indonesian translations, which is quite far apart, as well as Cool Japan's contribution to Indonesia when Botchan was translated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indriana S. Amidharmo
"ABSTRAK
Dalam bahasa Indonesia kayta YANG merupakan salah satu unsur yag sering muncul dalam kalimat. Dalam terjemahannya dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Prancis, kata YANG mempunyai beberapa padanan karena YANG sebagai kata ganti penghubung, baik yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalinat maupun yang menghubungkan nomina dengan atribut.
Tujuan yang ingin dicapai adalah mencari kaidah penerjemahan YANG dalam bahasa Prancis dan apa saja padanannya.

"
1984
S14311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>