Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186600 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Novita
"Perilaku pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari target Renstra Depkes 2005-2009 sebesar 80%. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 prosentase anak dibawah usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif adalah 39,8%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu, faktor pelayanan kesehatan, immediate breastfeeding dan pemberian kolostrum dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok Tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder Praktikum Kesmas Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2008 dengan disain cross sectional. Sampel berjumlah 406 terdiri dari ibu yang mempunyai baduta terakhir usia 6-23 bulan dan merupakan anak kandung. Cara pengambilan sampel dengan multi stages stratified random sampling. Analisis data dilakukan dengan metode chi square bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan di wilayah Puskesmas Pancoran Mas adalah sebesar 20,4%, masih jauh dari target Renstra Depkes 2005-2009 yaitu sebesar 80%. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara immediate breastfeeding dan pemberian kolostrum dengan pemberian ASI eksklusif, serta tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik ibu, pengetahuan ibu, riwayat ANC, tempat bersalin dan penolong persalinan dengan pemberian ASI eksklusif.
Perlu dilakukan pelatihan konseling menyusui bagi petugas kesehatan khususnya bidan yang ada di wilayah Puskesmas Pancoran Mas, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ASI eksklusif, meningkatkan tatalaksana rumah sakit yang mendukung keberhasilan menyusui, memonitor praktek immediate breastfeeding, pemberian ASI eksklusif dan praktek tetap melanjutkan ASI sampai usia dua tahun."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Septianingsih
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Status gizi yang baik diperoleh dari keseimbangan antara nutrisi yang masuk dan nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal, terutama ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran status gizi ibu menyusui di Jakarta Barat tahun 2009 dan hubungannya dengan kelompok usia, pendidikan terakhir, penghasilan ibu, morbiditas ibu, dan praktik pemberian ASI. Penelitian menggunakan studi cross-sectional dan dilakukan pada 92 ibu menyusui di Jakarta Barat pada tahun 2009. Data didapatkan berupa status gizi, usia, tingkat pendidikan, penghasilan ibu, morbiditas ibu, dan praktik pemberian ASI. Hubungan antara kelompok usia, tingkat pendidikan, penghasilan ibu, morbiditas ibu, dan praktik pemberian ASI dengan status gizi ibu diuji dengan uji Chi-Square (p<0,05). Dari hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi kurang pada ibu menyusui sebesar 9,8%. Dengan proporsi usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 39 tahun 4,4%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Dengan proporsi ibu berpenghasilan 10,9%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Dengan proporsi morbiditas ibu dalam kurun waktu 2 minggu terakhir 55,4%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Dengan sebaran data ibu menyusui dengan tingkat pendidikan terakhir ibu rendah dan menengah 82,6%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Dan dengan proporsi ibu dengan praktik pemberian ASI eksklusif 38%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna juga.

Human nutritional status has showed how big individual physiological needs fulfilled. Good nutritional status is a balance between nutrition that entered and used for optimal well-being, especially lactating mothers. The objective of the study is to know the nutritional status proportion of lactating mothers in West Jakarta 2009 and the correlation with age's group, education level, mother's income, mother’s morbidity, and exclusive breastfeeding. The design used was cross-sectional study and had been done in 92 lactating mothers at West Jakarta in the year of 2009. The collected data were nutritional status, age, education level, mother's income, mother’s morbidity, and exclusive breastfeeding. The association between age, education level, mother's income, mother’s morbidity, and exclusive breastfeeding with mother's nutritional status were tested using Chi- Square test (p<0,05). Based on the result, prevalens of lactating mothers with proportion of the underweight lactating mother is 9,8%. With 4,4% subject aged less than 20 year or more than 39 year, there is no significant relationship. With 10,9% subject had their own income, there is no significant relationship. For 55,4% subject with morbidity in range of 2 latest weeks, there is no significant relationship. For 82,6% subject with low and intermediate level of education there is no significant relationship. And with mother's proportion with exclusive breastfeeding is 38%. There is also no significant relationship."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Matthew Mindo Parsaoran
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran status gizi bayi usia 1,5-8 bulan di Jakarta Utara dan hubungannya dengan jenis kelamin bayi, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, penghasilan ibu, usia ibu saat melahirkan, morbiditas diare dan Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), dan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Penelitian menggunakan studi cross-sectional dan dilakukan pada 86 responden yang memiliki bayi usia 1,5 hingga 8 bulan di Jakarta Utara. Data didapatkan berupa status gizi bayi, jenis kelamin bayi, usia ibu saat melahirkan, tingkat pendidikan ibu, penghasilan ibu, morbiditas diare dan ISPA, dan pemberian ASI yang akan diteliti hubungannya dengan status gizi bayi yang diuji dengan uji Chi-Square (p<0,05).
Dari hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi wasted sebesar 2,3%, dengan proporsi jenis kelamin bayi laki-laki 45,3%, dan perempuan 54,7%, pemberian ASI sebesar 32,6%, ibu bekerja 11,6%, diare dan ISPA bayi dalam kurun waktu 2 minggu terakhir masing-masing 3,5% dan 32,6%, tingkat pendidikan ibu rendah 61,6%, sedang 38,4%, dan tidak ada yang tinggi, tingkat penghasilan keluarga sedang 53,5% dan tinggi 46,5, semuanya tidak memiliki hubungan yang bermakna (p>0,05).

Nutrition status of someone showing how big the individual physiological needs have been met. Nutritional status is influenced by various factors. This study aims to know the nutritional status of infants aged 1,5-8 months in East Jakarta and the relationship with the infant?s gender, history of breast feeding , maternal education level, working mother, family?s income, maternal age at giving birth, diarrhea, and upper respiratory tract infection (URTI). Research used crosssectional study conducted on 86 and respondents who have an infants aged 1.5 to 8 months in East Jakarta. Data obtained form the nutrition status of the baby, the baby's gender, maternal age at giving birth, maternal education level, working mother, family?s income, morbiditas diarrhea and URTI, and the breast feeding will be related to the nutritional status of infants tested with the Chi-Square test (p<0,05).
Research results obtained from the proportion of wasted nutritional status of 1.1%. With the proportion of boy 45.3%, and girl 54.7%, 32.6% breastfeeding, maternal age at giving birth less than 20 years and more than 35 years 26.7%, working mother 11.6%, diarrhea URTI over the last 2 weeks each 3.5% and 32.6%, low maternal education level are 61.6%, moderate family income levels are 53.5% and high are 46,5% , all does not have a meaningful association (p>0,05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09053fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asmijati
"Untuk mendapatkan gizi yang baik pada bayi baru lahir, ibu harus segera menyusui bayinya karena ASI sangat berperan penting untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Oleh karena itu, bayi yang berurnur 0-4 bulan dianjurkan hanya diberi ASI tanpa pengganti ASI ataupun makanan pendamping.
Berdasarkan laporan Profil Kesehatan di Tangerang target pemberian ASI eksklusif 47% pada tahun 2000. Mengingat pentingnya pemberian ASI eksklusif dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka perlu adanya usaha yang keras melalui penyuluhan-penyuluhan pada masyarakat luas.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tiga Raksa Dati II Tangerang pads tahun 2000.
Adapun rancangan penelitian ini menggunakan Cross Sectional dengan populasi ibu-ibu yang melahirkan bayi hidup dalam kurun waktu bulan Maret s/d Desember 2000 yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tiga Raksa Tangerang.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara langsung, kemudian diolah secara statistik dengan teknik analisis Chi Square dan Multiple Regression Logistic. Dari analisis bivariat diketahui ada 2 variabel yang mempunyai hubungan yang bennakna dengan pemberian ASI eksklusif yaitu variabel dukungan petugas dan dukungan keluarga atau masyarakat. Variabel pengetahuan, pekerjaan pokok, sikap, kemampuan petugas, dukungan petugas, dan dukungan keluargalmasyarakat masuk dalam model karena p value < 0,25.
Analisis multivariat dengari Regresi Logistik diketahui bahwa pengetahuan dan dukungan keluargalmasyarakat merupakan variabel yang berhubungan dalam pemberian ASI eksklusif. Sedangkan pengetahuan merupakan vanabel paling berhubungan: pemberian ASI eksklusif dengan Odds Ratio terbesar yaitu 6,7941 (CI 95%1,2955--35,6309) yang berarti ibu berpengetahuan balk kemungkinan memberikan ASI eksklusif 6,7941 kali lebih besar daripada ibu dengan pengetahuan kurang."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Mutia Yuliandarin
"Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah UPTD Puskesmas Kelurahan Kotabaru kecamatan Bekasi Barat tahun 2009. Penelitian ini dengan desain potong lintang, pada 187 ibu bayi 7-24 bulan, data dikumpulkan dengan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Ditemukan 29,7% ibu yang memberikan ASI Eksklusif. Pengetahuan ibu, pekerjaan ibu dan dukungan suami berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif, dimana dukungan suami merupakan faktor yang paling dominan. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan Puskesmas Kota Baru dapat lebih mensosialisasikan manfaat pemberian ASI Eksklusif didukung oleh tenaga kesehatan terlatih.

This objective of this reseacrh to determine factors related to Exclusive breastfeeding at Puskesmas Kelurahan KotaBaru, Bekasi Barat in 2009. Cross sectional design was used on 187 mothers with baby 7-24 months as a sample. Data was collected through interview using questionnaire. This research revealed that 29,7% mothers gave exclusive breastfeeding, occupational and husband support related to exclusive breastfeeding, whereas husbands support was the most dominant factors. It is suggested to District health office of Bekasi and Puskesmas KotaBaru to do over socialized exclusive breastfeeding by trained health officials."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Denis Apriyanto
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antara nutrisi yang masuk dan energi dikeluarkan untuk mencapai kesehatan optimal sangatlah penting, termasuk bagi seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu menyusui antara lain usia, genetik, status hormonal, tingkat pendidikan, penghasilan, morbiditas, praktek pemberian ASI eksklusif, dan asupan makanan. Dengan berubahnya faktor-faktor tersebut dapat membuat status gizi ibu menyusui menjadi kurang. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dan dilakukan pada 86 ibu yang mempunyai bayi berusia 1,5 bulan atau lebih yang tinggal di beberapa RW/Posyandu terpilih di Jakarta Utara pada tahun 2009. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian ”Survei Cepat Ibu Menyusui” pada beberapa Kelurahan di DKI Jakarta tahun 2005. Untuk status gizi, responden dibagi menjadi dua bagian berdasarkan indeks massa tubuh menjadi kurang dan tidak kurang dengan batasan 18,49 kg/m2. Lalu dilakukan uji statistik untuk menilai hubungan usia, tingkat pendidikan, penghasilan, morbiditas, praktek menyusui Asi secara eksklusif dengan status gizi ibu menyusui. Pasien memiliki IMT rerata 22.86 ± 3,79 kg/m2, terdiri dari ibu dengan IMT lebih 47,7%, IMT kurang 11,6%, dan IMT normal 40,7%. Dengan uji Chi-Square dan uji Fisher tidak didapatkan hubungan bermakna antara masingmasing variabel yang diteliti dengan status gizi ibu menyusui (p<0,05). Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara antara status gizi subyek dengan usia, tingkat pendidikan, penghasilan, morbiditas, dan praktek pemberian ASI eksklusif di Jakarta Utara pada tahun 2009.

The nutritional status of an individual shows how far the physiological needs have been fulfilled. The balance between the income nutrition and the outcome energy to achieve an optimum health is very important, including for a lactating woman. Factors contributing to the nutritional state of a lactating woman are the age, genetics, hormonal state, level of education, the mother’s income, the mother’s morbidity, the exclusive breastfeeding, and the intake of food. Changing those factors can lead the nutritional state of the lactating mother below the normal range. The design used was the cross-sectional study and had been done in 86 lactating mothers at North Jakarta in the year of 2009. This research uses the secondary data from the ”Quick Survey of Lactating Mother” rersearch at Jakarta in the year of 2005. For the nutritional state, all the respondents are divided into two groups acording to the body mass index, one is underweight group and the other is non-underweight group with the cut off point 18,49 kg/m2. We had been done the statistical test to assess the correlation of the age, level of education, the income, the morbidity, exclusive breastfeeding with the nutritional state of lactating mother. The result is, all the resopndents have a mean of BMI 22.86 ± 3,79 kg/m2, this includes the mothers within the overweight range 47,7%, the mothers within the underweight range 11,6%, and the mothers within the normoweight range 40,7%. With the Chi-Square test and the Fisher test, we did not find the significant relationship between those variables with the nutritional state of lactating mother (p<0,05). So we conclude that there is no significant relationship between the nutritional state of lactating mother with the age, level of education, the income, the morbidity, and the exclusive breastfeeding at North Jakarta in year 2009."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeye Fahrina Inayatillah
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S26816
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yefrida
"Pemberian Air Susu Ibu secara baik dan benar merupakan bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif yaitu pemberian hanya Air Susu Ibu saja tanpa makanan dan minuman pendamping hingga bayi berusia 4 bulan, dalam hal ini termasuk pemberian kolostrum. Namun angka pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif ini masih rendah, serta adanya penurunan dalam pemberian Air Susu Ibu ini. Dan hal tersebut di atas untuk mendapatkan gambaran bagaimana perilaku ibu dalam Air Susu Ibu dan faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif, maka dilakukan penelitian di Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas. Jenis penelitian ini tergolong jenis penelitian survey dengan menggunakan quistioner sebagai alat pengumpul data, populasi dan sampel adalah ibu-ibu menyusui yang mempunyai bayi berusia 4-6 bulan yang terdaftar sebagai warga di Kelurahan Depok, dan penentuan sampelnya dilakukan secara total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden masih memberikan Air Susu Ibu pada bayinya secara eksklusif sehanyak 75,6%, namun masih ada yang memberikan secara non eksklusif 24,4%, hubungan antar dua variabel yang menunjukkan hasil yang bermakna adalah keyakinan ibu dalam pemberian Air Susu Ibu, sikap ibu dalam pemberian Air Susu Ibu, Dukungan Petugas Kesehatan dalam Pemberian Air Susu Ibu, Dorongan keluarga ibu dalam pemberian Air Susu Ibu, Status pekerjaan ibu dalam hubungannya dengan pemberian Air Susu Ibu. Beberapa variabel walaupun tidak bermakna namun menunjukkan pola hubungan yang jelas yaitu pada ibu yang berada pada usia <35 tahun mempunyai perilaku eksklusif dalam pemberian Air Susu Ibu dan masih ada yang non eksklusif, sedangkan yang usia > 35 tahun ada yang mempunyai perilaku eksklusif dan juga non eksklusif dalam pemberian Air Susu Ibu.
Demikian juga variabel tingkat pendidikan, ibu yang mempunyai pendidikan tinggi ada yang mempunyai perilaku eksklusif dan non eksklusif dalam pemberian Air Susu Ibu dan yang berpendidikan rendah demikian juga halnya. Dan mengenai status ekonomi dalam hal ini mengenai pendapatan keluarga dalam satu bulannya, yang berpendapatan tinggi, sedang dan rendah masing-masing ada yang mempunyai perilaku eksklusif dan non eksklusif dalam pemherian Air Susu Ibu pada bayinya. Dan dari hubungan Multi variabel menunjukkan bahwa variabel yang dominan yang benar-benar sigrufikan adalah variabel keyakinan ibu dalam pemberian Air Susu Ibu, dari hasil persamaan regresi yang didapat ternyata mampu menjelaskan 75,63% terhadap populasi.
Dan berdasarkan hasil penelitian disarankan, perlu lebih ditingkatkan penyuluhan dan pengembangan materi penyuluhan bagi ibu hamil dan menyusui tentang perilaku pemberian Air Susu ibu yang baik. Bagi Puskesmas dan kader-kader Posyandu yang tidak harus dilakukan di Posyandu saja tetapi lebih luas lagi jangkauannya ke masyarakat, serta bagi penentu kebijakan perlu diberlakukan rawat gabung di tempat tempat bersalin. Dan bagi peneliti lebih lanjut, perlu adanya penelitian selanjutnya mengenai pengaruh program yang dilakukan Puskesmas tentang pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif dengan melihat lama, tempat tinggal, pengaruh suku dan lainnya sesuai dengan perkembangan penelitian.

Feeding Air Susu Ibu (ASI) in a proper way a very mean to increase the human resources specially when it is presented in Exclusive method, that the only ASI and colostrums are given without any supplementary foods or beverages until the baby get its age of 4 month. Unfortunately such method is still rarely applied, show up in low number, even decreased. Those circumstance drives a research at Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, to figure of mother behaviors with ASI and any related factors to that Exclusive behavior.The research was a questioner based survey to absorb much datas, populations and samples of baby at Kelurahan Depok. The sample determination is a total sampling.
Results proven all the respondents feed ASI Exclusively 75,6% to babies, while 24,4% un Exclusive significant result are Convictions of ASI feeding, Mother's Attitude, Health Ulcers Supports, Mother's Family Supports, and the Work Position of Mothers. Though still it present couple of unsignificant variables, however, it indicates a clear - relationship pattern with is happened to less than 15 - years aged. Either does this is happened to those aged more than 35 - years.
High-level educational variable has an influence to Exclusive and un-Exclusive behaviors ASI feeding, either does the-level one. Economically it happens to all mothers that has high, medium, or low priced income per month. Relationship of multi-variables indicate that the most-significant one is Mother Convictions to ASI feeding. Regressional equation show it by 75,63% of population.
Based on research itself, it is recommended to share knowlegment to pregnant mother and to those feeding, of about how to give ASI in proper ways. To Puskesmas and youths of Posyandu it is recommended share widely in community. And to the discretioners are necessarily have to enable common-cares of patient in confined places. Evantually, researches quiet necessary to take some next seeking about the influence of Puskesmas program of ASI feeding. It is should have done by looking upwards the time it took, the place it got surrounded tribal-impact analysis. and other factors according to future research propagation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Normala Sari
"Kematian bayi akibat infeksi dapat dicegah salah satunya dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Sampai saat ini belum banyak ibu bayi yang melakukan praktik ini termasuk di Kota Depok. Salah satu penyebab rendahnya praktik itu disebabkan kurangnya dukungan sosial kepada ibu bayi. Tujuan penelitian ini untuk menilai dukungan sosial praktik ibu bayi dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas.
Desain penelitian dilakukan dengan studi kasus dengan wawancara mendalam kepada 37 informan (ibu bayi usia 6-12 bulan, suami, orang tua, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan). Data dikumpulkan pada bulan Maret hingga Juli 2014 dan dilakukan analisis dengan matriks data kualitatif, serta analisis isi.
Hasil menunjukkan bahwa ibu bayi yang memberikan ASI eksklusif cenderung lebih banyak menerima dukungan sosial dari sumber informal (suami,orang tua, dan teman) maupun formal (tenaga kesehatan dan kader kesehatan) dibandingkan dengan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif. Kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas disarankan lebih meningkatkan program promosi ASI eksklusif dengan melibatkan suami, orangtua dan teman ibu yang mempraktikkan ASI eksklusif.

Infant mortality due to infection can be prevented by exclusive breastfeeding practice. Unfortunately, in Depok City not many mothers of infants do this practice. One of the reasons why mothers of infants do not do this practice is due to insufficient social support from others. The objective of this study was to assess the social support for mothers of infants in practicing exclusive breastfeeding in the above Puskesmas area.
A qualitative method using a case study design was employed. An in-depth interview was conducted to 37 informants (mothers of 6-12 months infants, husbands, parents, health cadres, and health workers) and data was collected from July- August 2014. Data analysis was performed using qualitative data matrix and content analysis.
The results of the study showed that mothers who did exclusive breastfeeding were likely receiving more social support from informal (husbands, parents, and friends) and formal sources (health workers and cadres) than those mothers who did not practice exclusive breastfeeding. It is recommended to both Depok City Health Office and Puskesmas Pancoran Mas to strengthen their exclusive breastfeeding promotion programs by involving husbands, parents, friends of mothers of infants.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulyanti
"ABSTRAK
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Pada tahun 2015 cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Cilandak adalah 43,5%, angka ini masih rendah dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan yaitu 80%. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan ibu dalam memberikan ASI eksklusif adalah gizi pada ibu menyusui. Oleh karena itu, ibu yang sedang menyusui sangat membutuhkan makanan dengan gizi yang seimbang selama menyusui, terutama asupan energi selama 6 bulan pertama menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Asupan energi ibu menyusui dengan pemberian ASI predominan di wilayah kerja puskesmas kecamatan Cilandak Jakarta Selatan Tahun 2016.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi berumur >6-12 bulan, terdaftar di posyandu, dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilandak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan energi bulan pertama ibu menyusui (p=0,006; OR=0,108; 95% CI: 0,022-0,525), pendidikan (p=0,002; OR=0,205; 95% CI; 0,076-0,549),IMD (p=0,011; OR=4,598; 95% CI;1,417-14,923) dan sikap (p=0,008; OR=13,780; 95% CI; 1,987-95,583) dengan pemberian ASI predominan di wilayah kerja Puskesmas kecamatan Cilandak Tahun 2016. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan pemberian ASI predominan di wilayah kerja puskesmas adalah Sikap. Ibu yang memiliki riwayat sikap positif memiliki peluang 13,7 kali untuk memberikan ASI predominan dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki sikap negatif setelah dikontrol oleh variable pendidikan, asupan energi bulan keenam menyusui, dan IMD Perlu adanya pemberian informasi dan edukasi akan pentingnya memiliki sikap positif ketika menyusui.

ABSTRACT
Mother's Milk (ASI) is the best food for infants in the first 6 months of life. In 2015, coverage of exclusive breastfeeding in Cilandak sub-district health centers was 43.5%, this figure is still low compared to the set target of 80%. One of the factors that influence the success of the mother in exclusive breastfeeding is nutrition in nursing mothers. Therefore, women who are breastfeeding are in need of food with balanced nutrition during breastfeeding, especially energy intake during the first 6 months of breastfeeding. This study aims to determine the energy intake of nursing mothers with breastfeeding predominant in the working area of ​​the district health centers cilandak 2016.Penelitian year was quantitative research with cross sectional design. The population in this study were mothers with infants aged> 6-12 months, registered in Posyandu, and lived in Cilandak sub-district Puskesmas. The results of this study indicate that there is a significant relationship between energy intake of the first month of breastfeeding mothers (p = 0.006; OR = 0.108; 95% CI: 0.022 to 0.525), education (p = 0.002; OR = 0.205; 95% CI; 0,076- 0.549), IMD (p = 0.011; OR = 4.598; 95% CI; 1.417 to 14.923) and attitude (p = 0.008; OR = 13.780; 95% CI; 1.987 to 95.583) with predominant breastfeeding in Cilandak sub-district Puskesmas 2016. the most dominant variable related to predominant breastfeeding in the work area health centers is attitude. IMD Need for the provision of information and education on the importance of having a positive attitude when breastfeeding.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>