Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96786 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andri Mulyansyah
"Perkembangan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, khususnya Jakarta Timur sebagai kotamadya dengan jumlah penduduk yang padat sering menimbulkan permasalahan berupa volume sampah yang besar. Dari volume sampah tersebut banyak sampah yang tidak terangkut yang menyebabkan pencemaran lingkungan, jumlah TPSS dengan perrsebaran yang telah ada, kurang dapat menampung volume sampah tersebut, akibat jumlah penduduk Jakarta timur yang semakin besar dan tidak diikuti oleh pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Sementara, dengan perkiraan volume sampah tiap orang 2,97 liter ( Dinas Kebersihan DKI Jakarta), tidak diimbangi oleh persebaran TPSS yang ada sehingga mengakibatkan jumlah volume sampah tidak terangkut pada pemukiman tertentu menjadi besar.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini akan dikaji tentang persebaran tempat pembuangan sampah sementara di Jakarta Timur, dan untuk mengetahui persebaran TPSS serta kaitan dengan volume sampah di Jakarta Timur dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persebaran TPSS dengan Analisis Tetanga Terdekat menghasilkan persebaran yang seragam, lalu dikaitankan antara TPSS pada faktor non fisik yaitu TPSS pada jumlah penduduk,TPSS pada kelas jalan dan TPSS pada penggunaan tanah, dan faktor fisik yaitu kaitan persebaran TPSS yang berada pada sempadan sungai di Jakarta Timur. Hasil penelitiannya menunjukan persebaran TPSS di Jakarta Timur tidak sebanding dengan jumlah penduduk di dalamnya.

The development of DKI Jakarta, particularly East Jakarta as municipal with dense population often creates problem like big volume of garbage. From such volume, much garbage which is not picked causes environmental pollution, mount of temporary garbage dump (TPSS) by the existing distribution, doesn?t really allocate such garbage volume, due to the impact of East Jakarta?s population, which is getting bigger without the action of constructing new temporary garbage dump, by the estimation of 2,97 liters garbage volume per person (Jakarta official province of cleanness), are not balanced with distribution of existing TPSS whereas causes unpicked garbage volume higher.
Based on such explanation, this research will explore about the distribution of temporary garbage dump (TPSS) in East Jakarta, and to know its distribution as well as relation with garbage volume in East Jakarta. From the result of research shows that TPSS distribution is with nearest neighbor index creates uniform distribution, then it is connected among TPSS at non-physical factors i.e. TPSS at number of population, TPSS at road classification and TPSS at land use, and physical factors i.e. relation with distribution of TPSS located around river in East Jakarta. The result shows the distribution of TPSS in East Jakarta is not comparable with number of population inside.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34061
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prahastiwi Utari
"Penulisan thesis ini berangkat dari latar belakang masalah kesenjangan penghasilan antara masyarakat desa dan kota. Pendapatan masyarakat desa dari hasil pertanian dengan jumlah lahan yang semakin menyempit, akan semakin jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan beragam pekerjaan di kota. Keadaan seperti ini menciptakan kondisi yang dapat diamati dimana semakin berduyunnya migran dari desa mencari penghidupan ?yang layak? di kota. Dengan keterbatasan yang umumnya terdapat pada masyarakat desa terutama pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan, sulit bagi mereka ini untuk menembus pekerjaan formal diperkotaan yang mengutamakan persyaratan-persyaratan tersebut. Bagi mereka hanya sektor kerja informal yang dapat menampung.
Dari sekian banyak sektor informal yang berkembang diperkotaan, penulisan tesis ini menitik-beratkan pada perdagangan sampah. Alasan utama mengapa sektor perdagangan ini yang dipilih, karena didalammya banyak masyarakat (migran) desa yang terlibat. Titik berat kajian dalam tesis ini adalah mereka yang terlibat dalam perdagangan sampah, terutama pemulung.
Pemulung disamping mempunyai keterbatasan dalam hal pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan, juga memiliki potensi dan penguasaan sumber kerja yang lemah. Pada hal dengan segala keterbatasannya ini dia dapat bertahan hidup dalam struktur kehidupan kota yang keras. Cara-cara mereka bertahan hidup inilah yang ingin dikaji lebih dalam.
Basis teoritis di dalam mengungkap cara-cara pemulung dalam bertahan hidup dipergunakan analisa jaringan komunikasi. Analisa ini dipergunakan karena yang akan dikaji secara utama dalam penelitian ini adalah pola komunikasi dalam jaringan sosial pemulung untuk dapat bertahan hidup, terutama jika cara-cara tersebut juga dipengaruhi oleh peran individu lain dalam berhubungan, dalam hal ini peran sebagai keluarga, teman maupun pelapak, dan juga disertai faktor kedekatan serta kesamaan dalam atribut sosial tertentu.
Dalam mengungkapkan konsep teoritis ini dipergunakan data dari kehidupan pemulung yang terdapat di TPA ?Putri Campo?. Dipilihnya daerah ini karena pemulung-pemulung yang berada disana umumnya telah tinggal menetap sehingga memungkinkan untuk diamati.
Hasil kajian dalam tesis ini memperlihatkan terdapat hubungan antara pola komunikasi, dalam hal ini corak dan intensitas komunikasi, dalam jaringan sosial pemulung dengan cara-cara mereka dalam bertahan hidup. Pola komunikasi yang bercorak kekeluargaan dan pertemanan ternyata fungsional bagi pemulung untuk bertahan hidup terhadap masalah kesehatan dan hiburan, sedangkan pola komunikasi yang bercorak patron klien fungsional dalam masalah pekerjaan.
Dalam uji secara statistik didapat hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan antara cara pemulung dalam bertahan hidup dengan variabel peran sosial dan keadaan sosial."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutikno Citro
"Untuk mewujudkan hidup yang sehat diperlukan kondisi lingkungan yang sehat pula. Kondisi lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih, tertib, indah, aman dan nyaman. Lingkungan yang bersih dapat terwujud apabila sampah dikelola dengan baik.
Penelitian ini bersifat deskriptif, dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berperan dan berhubungan dengan keberhasilan pengelolaan sampah padat rumah tangga di Kelurahan Khusus Halim Perdanakusuma, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
Pengelolaan sampah yang berhasil dengan baik mempunyai dampak positip terhadap lingkungan (mengurangi proses terjadinya pencemaran lingkungan). Pengelolaan sampah yang tidak berhasil dengan baik dapat berdampak negatip (menambah proses terjadinya pencemaran lingkungan). Partisipasi masyarakat terhadap kebersihan, persepsi masyarakat terhadap peraturan kebersihan, retribusi kebersihan, tenaga pengelola kebersihan, sarana dan prasarana serta penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan berhubungan dengan keberhasilan pengelolaan sampah padat rumah tangga, dan berhubungan dengan pencemaran lingkungan.
Dari uraian tersebut, dapat disusun 6 hipotesis seperti tersebut dibawah ini :
  1. Partisipasi masyarakat terhadap kebersihan, dapat membantu berhasilnya pengelolaan sampah.
  2. Persepsi masyarakat terhadap kebersihan dapat membantu berhasilnya pengelolaan sampah.
  3. Iuran atau retribusi kebersihan dapat membantu berhasilnya pengelolaan sampah.
  4. Tenaga pengelola kebersihan yang ada, dapat membantu berhasilnya pengelolaan sampah.
  5. Sarana dan prasarana yang ada, dapat membantu berhasilnya pengelolaan sampah.
  6. Penyuluhan terhadap kebersihan lingkungan dapat membantu berhasilnya pengelolaan sampah.
Selanjutnya pengujian hipotesis menggunakan uji chi-square (X2), sedangkan pengolahan data dilakukan dengan media personal computer (PC) dan dianalisis secara deskriptif. Pengambilan sampel ditentukan 2 (dua) RW (RW 01 dan RW 05) dipilih 'secara acak (random) dan dengan cara yang sama masing-masing RW ditentukan 60 (enam puluh) responden (KK), sehingga jumlah seluruhnya 120 (seratus dua puluh) responden (KK). Sampel yang terdiri 120 tersebut diwakili oleh Kepala Keluarga atau Ibu Rumah Tangga atau anggota keluarga lainnya yang dianggap dewasa dan dianggap dapat mewakili keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial RW. 01 jauh lebih baik dibandingkan dengan di RW 05, hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, sarana dan prasarana kebersihan yang dimiliki termasuk rumah tempat tinggal yang mereka tempati. Kondisi sosial berhubungan dengan keberhasilan pengelolaan kebersihan lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan sampah di RW 01 lebih baik dibandingkan dengan pengelolaan sampah di RW 05.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengelolaan sampah di wilayah penelitian terdapat dua sistem kegiatan operasional yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta (meliputi pengangkutan sampah dari lokasi penampungan sementara ke lokasi pembuangan akhir), serta kegiatan yang dilakukan oleh Dinas TNI-AU dan swadaya masyarakat (meliputi pengumpulan dan pengangkutan sampah dari rumah-rumah penduduk ke lokasi penampungan sementara).
Pengelolaan sampah tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh swadaya masyarakat. Dan sebaliknya tanpa usaha pemerintah, pengelolaan sampah juga tidak akan berjalan karena usaha tersebut membutuhkan sarana, prasarana, tenaga dan dana yang besar. Dengan demikian kerjasama antara masyarakat dan pemerintah merupakan kunci keberhasilan dalam menangani pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (terciptanya lingkungan yang sehat).
Berdasarkan hasil analisis data. dapat disimpulkan bahwa :
  1. Keenam faktor yang terdiri : partisipasi, persepsi, iuran atau retribusi, tenaga kebersihan, sarana dan prasarana kebersihan dan penyuluhan tentang lingkungan tersebut mempunyai hubungan dengan pengelolaan sampah.
  2. Disamping 6 (enam) faktor tersebut di atas faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, (penghasilan), lingkungan tempat tinggal dan lingkungan tempat kerja mempunyai hubungan dengan persepsi dan berhubungan dengan berhasilnya pengelolaan sampah.
  3. Di wilayah yang kondisi pengelolaan sampahnya belum berhasil dengan baik, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berperan dan berhubungan dengan pengelolaan sampah belum berfungsi dengan baik.
  4. Proses pengelolaan sampah dapat mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan.

For the realization of a healthful living, a healthy environmental condition is needed. An environmental condition that is healthy is that environment which is clean, ordered, beautiful, safe and comfortable. A clean environment can be realized when waste is managed properly.
This study is descriptive in nature, conducted to know the factors which play a role and related to the successful management of domestic solid waste at the special subdistrict of Halim Perdanakusuma, East Jakarta.
Waste management that is successful has positive impact towards the environment (reducing the process of environmental pollution occurence).Solid waste management that is not successful can have. negative impact (increase the process of environmental pollution occurence).
Community participation in cleanliness, community perception towards cleanliness regulations, cleanliness retribution, cleanliness manager, infrastructure, facilities and cleanliness communication, information and education on environmental cleanliness are related to the successful domestic solid waste management and in turn is also related to environmental pollution.
The elaboration above can be formulated into 6 hypothesis as follows:
  1. Community participation in cleanliness can help waste management to succeed.
  2. Community perception towards cleanliness can help waste management to succeed.
  3. Contribution or cleanliness manager can help waste management to succeed.
  4. The available cleanliness manager can help waste management to succeed.
  5. The available infra-structure and facilities can help waste management to succeed.
  6. Communication, information and education towards environmental cleanliness can help waste management to succeed.
In addition, hypothesis testing was carried out by using the Chisquare test, whereas data processing was undertaken by Personal Computer (PC) media analyzed descriptively. Two Hamlets (RW 01 and RW 05) were chosen randomly as samples. In a similar manner, 60 respondents (household heads) were determined for each RW, making up some 120 respondents. The sample of some 120 respondents were represented by the household head or house-wife or other members of the family who are considered as adults and can represent the respective family in question.
The results of the study showed that, the social condition of RW 01 is far better if compared with RW 05. This can be seen from the level of education, type of occupation, level of income, cleanliness infra-structure which are owned including the houses they are occupying. Social condition is related to successful environmental cleanliness management. Based on the above elaboration, a conclusion can be drawn that waste management in RW 01 is better than that in RW 05.
The study results disclosed that there are 2 operational activities' systems of waste management in the study area, namely activities conducted by government and non-government (covering the transportation of waste from the temporary disposal location to the final disposal site), as well as activities carried out by the TNI-AU (Indonesian Air force) service and community self-help (covering the collection and transportation of waste from the inhabitants' homes to the temporary disposal location).
Waste management cannot function properly without the support of community self-help. The reverse is true, without government effort, waste management cannot function also, because the Endeavour needs infra structure, facilities, manpower and funds. Thus, cooperation between community and government is the key towards success in handling waste management. Waste management constitutes a part of development which has as' objective to promote community welfare (the realization of a healthy environment).
Base on the result of data analysis, it can be concluded that :
  1. The 6 factors consisting of participation, perception, contribution or retribution, cleanliness hands, cleanliness infra-structure-and facilities and communication, information and education on environment have associations with waste management.
  2. Besides the 6 factors, age, educational level, occupation, income, living quarters environment and occupational 'environment have associations with perception and is related to the success of waste management.
  3. In areas where waste management conditions are not yet successful showed that factors which play a role and associated with waste management are not yet functioning properly.
  4. Waste management process can reduce the occurrence of environmental pollution.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T1219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devika Sari
"Saat ini, permasalahan sampah sudah menjadi permasalahan besar di Ibu Kota Jakarta. Setiap harinya manusia memproduksi sampah sebanyak 0,8 kg dan sampah rumah tangga-lah yang menjadi penyumbang terbesar sampah yang ada. Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah padat rumah tangga yang tepat dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi masyarakat di bantaran sungai terhadap perilaku pengelolaan sampah padat rumah tangga. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif sederhana. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakulcan secara acalc teratur/simple random sampling sebanyak 54 warga di wilayah RW. 02 khususnya pada RT yang dilalui sungai Kalisari (RT 07, 09, 10, 12). Data yang sudah terkumpul dianalisa dengan rumus univariat dan a 0,05 dan didapatkan hasil bahwa masyarakat memiliki tingkat persepsi yang positif (61%) terhadap pengelolaan sampah padat rumah tangga.

Currently, the problem of waste has become a major problem in the capital city of Jakarta. Every day people produce as much as 0.8 kg of garbage and household trash that was the largest contributor to the existing waste. Public perception of household solid waste management right can help overcome these problems. This research aims to reveal people's perception along the river to the behavior of household solid waste management. This is a quantitative research with use simple descriptive method. Sampling in this study were randomly regular/ simple random sampling from 54 residents in the area of RW 02 especially on the RT 07, 09, 10 and 12 that impassable of the Kalisari's river impassable. The data have been collected will be analyzed with univariat pattern and ot 0.05 and the result is that people have a positive perception of the level (61%) of household solid waste management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5866
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Bertha
"Persoalan sampah di Provinsi DKI Jakarta hingga dewasa ini masih merupakan suatu persoafan yang befum tuntas. Pofa pengelolaan sampah termasuk pengelolaan prasarananya belum mengalami perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun. Produksi sampah di Provinsi DKI Jakarta kurang lebih 6.000 ton per hari, dikelola dengan pola pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan/pemusnahan di Tempat Pemusnahan Akhir (TPA) Bantar Gebang. Fakta lapangan menunjukkan bahwa daya tampung atau umur pakai TPA Bantar Gebang tefah mencapai pada titik kejenuhan, yang berarti Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mengeluarkan suatu kebijakan mengenai pengembangan prasarana pengelolaan sampah tersebut. Sejak beberapa tahun yang lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan beberapa kebijakan penaembangan prasarana pengelolaan sampah, salah satunya adalah Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) berupa Intermediate Treatment Facilities (ITF). Kebijakan tersebut adalah antara fain pembangunan prasarana ITF di Duri Kosambi-Jakarta Barat dan pembebasan lahan untuk ITF di Marunda-Jakarta Utara pada tahun 2005 dan 2006. Namun, sampai berakhirnya rentang waktu tersebut, kebijakan tersebut belum berhasil terealisir.
Fakta di atas mencerminkan bahwa terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi kebijakan tersebut. Menurut Edwards Ill (1980 : 9) terdapat empat faktor penting atau disebut variabel, yang mempengaruhi efektivitas implementasi kebijakan publik. Keempat faktor penting atau variabel tersebut adalah communication, resources, dispositions or attitudes, and bureaucratic structure. Terkait dellgan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah, sebagai berikut: mendeskripsikan pengaruh komunikasi terhadap efektivitas implementasi kebijakan pengembangan prasarana pengelofaan sampah di Provinsi DKI Jakarta; mendeskripsikan pengaruh sumber-sumber yang dimiliki Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta terhadap efektivitas implementasi kebijakan pengembangan prasarana pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta; mendeskripsikan pengaruh disposisi (perilaku) di Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta terhadap efektivitas implementasi kebijakan pengembangan prasarana pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta; mendeskripsikan pengaruh struktur birokrasi terhadap efektivitas implementasi kebijakan pengembangan prasarana pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta serta menganalisis efektivitas implementasi kebijakan pengembangan prasarana pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan positivist social science dan metode penelitian deskriptif, dalam pengertian tidak sampai menganalisis hubungan kausalistis antara berbagai aspek yang diteliti. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara untuk mengumpulkan data primer dan studi dokumentasi untuk menghimpun data sekunder. lnforman dalam penelitian ini adalah para pegawai di Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-November 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pengembangan prasarana pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta mencakup pembangunan ITF di Duri Kosambi-Jakarta Barat dan pembebasan lahan untuk ITF di Marunda-Jakarta Utara. Faktor-faktor, seperti komunikasi, sumber-sumber, (kecuali aspek fasilitas), disposisi dan struktur birokrasi berpengaruh terhadap implementasi kebijakan, yang mengakibatkan efektivitas implementasi kebijakan menjadi kurang maksimal, bahkan mengakibatkan implementasi kebijakan pembebasan lahan untuk ITF di Marunda-Jakarta Utara gagal selama rentang waktu tahun 2005 dan tahun 2006.
Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, seyogianya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera membuat kebijakan, berupa: kebijakan mengenai spesifikasi ITF secara mendetail (lengkap); memaksimalkan pelatihan-pelatihan bagi para staf; meminimalkan intervensi; lebih banyak melibatkan pelaksana (implementator) dalam perumusan kebijakan dan merumuskan petunjuk-petunjuk pelaksana yang lebih rinci serta memaksimalkan koordinasi antar unit yangterkait dalam implementasi kebijakan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditha Cahyani Isty Ningdiyah
"Sampah merupakan sisa dari suatu kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berwujud padat, keberhasilan pengelolaan sampah berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan segala bentuk keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah mulai dari proses prencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor sosiodemografi, pengetahuan, dan faktor eksternal terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Batu Ampar, Jakarta Timur pada tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan metode penelitian cross sectional dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Setelah dilakukan perhitungan besar sampel minimum menggunakan rumus uji hipotesis beda proporsi (Lemeshow, 1990) didapatkan besar sampel minimum sebanyak 114 sampel.  Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas rumah tangga di Kelurahan Batu Ampar telah memiliki tingkat partisipasi tinggi dalam pengelolaan sampah rumah tangga yaitu sebanyak 60 responden (52,6%), dimana 54 responden lainnya (47,4%) memiliki tingkat partisipasi rendah dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Pada penelitian juga dinyatakan bahwa terdapat faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi pengelolaan sampah rumah tangga yaitu faktor sosiodemografi dan faktor eksternal. Faktor sosiodemografi yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi masyarakat adalah usia (nilai p 0,009; OR 10,26), sedangkan faktor eksternal yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi masyarakat adalah dukungan tokoh masyarakat (nilai p 0,002; OR 3,39). Untuk faktor sosiodemografi seperti jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan; pengetahuan; dan faktor eksternal berupa sarana prasarana tidak memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel usia dan dukungan tokoh masyarakat memiliki hubungan yang signifikan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Waste is the residue of daily human activities and natural processes in solid form, the success of waste management is related to the level of community participation. Community participation is all forms of community involvement in waste management starting from the process of planning, implementation, to evaluation. The aim pf this research is to analyze the relationship between sociodemographic factors, knowledge, and external factors on community participation in household waste management in Batu Ampar Subdistrict, East Jakarta, in the year 2023. This study employs an analytic survey method using a cross-sectional research design with stratified random sampling as the sampling technique. After calculating the minimum sample size using the hypothesis test formula for the difference in proportions (Lemeshow, 1990), the minimum sample size was determined to be 114 samples. The research result indicated that majority of households in Batu Ampar Subdistrict have a high level of participation in household waste management, with 60 respondents (52,6%), while the remaining 54 respondents (47,4%) have a low level of participation. The study also states that there are factors significantly associated with household waste management participation, namely sociodemographic and external factors. Sociodemographic factors significantly associated with community participation are age (p-value 0,009; OR 10,26), while the external factors significantly associated with community participation is community leader support (p-value 0,002; OR 3,39). Sociodemographic factors such as gender, education, occupation, and income; knowledge; and external factors such as facilities do not have significant relationship with community participation. In conclusion, age and community leader support variable are significantly associated with community participation in household waste management."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudithia
"Jakarta adalah Ibu Kota Republik Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 10 juta jiwa pada tahun 2011, dengan jumlah limbah padat yang dihasilkan mencapai 6.594,72 ton/hari (2.487,61 m3/hari). Salah satu elemen pengelolaan sampah di Jakarta adalah Tempat Penampungan Sampah Sementara, yang berfungsi sebagai lokasi penampungan dan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang. TPS merupakan salah satu potensi sumber bioaerosol di udara. Selain proses degradasi sampah organik secara alami, teknis operasional pengelolaan sampah juga turut berperan terhadap tingginya konsentrasi bioaerosol di TPS. Analisis dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan prinsip statistik korelasi bivariat dan multivariat. Berdasarkan hasil analisis, aktivitas penampungan, pemilahan, dan pengangkutan sampah merupakan aktivitas utama yang mempengaruhi konsentrasi bioaerosol. Selain itu, parameter meteorologis (temperatur udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin) juga berperan cukup besar terhadap pertumbuhan dan persebaran bioaerosol di udara. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah strategi pengendalian kualitas udara mikrobiologis di dalam maupun luar area TPS.

Jakarta is the capital of Indonesia with a population more than 10 million in 2011, that the amount of waste generated is approximately 6,594.72 tons/day (2,487.61 m3/days). In Jakarta, one element of solid waste management system is a transfer station. In Indonesia, transfer station handle solid waste that can be recycled and reused informally. Transfer station is a potential source of bioaerosol contaminants in the air. Besides the natural organic waste decomposition, operational techniques also gave a contribution to the high bioaerosol concentration at transfer station. The analysis was conducted based on bivariate and multivariate correlation statistics. Based on the analysis, collecting, sorting, and transporting are the main activities that affect bioaeorosol concentration. Moreover, meteorological parameters (air temperature, humidity, and wind velocity) also have a main role in growth and spread of bioaerosol to the ambient air. Consequently, it requires a strategy to control microbial air quality inside and outside the transfer station."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudjoko
"Pertumbuhan penduduk yang pesat saat ini menuntut tersedianya prasarana dan sarana kota termasuk bidang persampahan yang memadai dan perhatian yang lebih besar dari pengelolaan kota. Isu-isu pengelolaan sampah dewasa ini adalah belum efesien dan efektifnya pelayanan, disamping masih tingginya subtidi Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sampah.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan mengidentifika ikan jenis pelayanan kebersihan (2) Mengetahui sejauh mana efesiensi & efektivitas pelayanan kebersihan di tinjau dari biaya transaksi ekonomi serta pendekatan sumber, proses dan saran (3) Menemukan model alternatif pengelolaan sampah dengan meiibatkan partisipasi sektor swasta (4) Memberikan rekomendasi terhadap delivery system yang lebih efesien dan efektif.
Dalam privatisasi mempunyai tujuan sedikit campur tangan pemerintah, lebih bersifat bisnis dan pengurangan beban pemerintah sehingga privatisasi akan lebih efektif dan efesien. Dalam Reinventing Government management tuntutan terhadap pelaku organisasi untuk mempunyai sikap inovasif dan sikap kewirausahaan.
Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan beberapa bentuk perpaduan metode diskriptif yaitu survey kelembagaan dan analisis dokummenter, studi kasus terhadap kinerja swasta yang melaksanakan kontrak pelayanan sampah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan sampah merupakan mixed goods (kuadran 2) dengan ciri-ciri non excludable rival untuk sampah komersial industri dan pasar dan ini hanya meliputi 20,5 % timbulan sampah. Sedangkan pelayanan yang merupakan pure public goods dengan ciri-ciri, non excludable, non rival (kuadran 4) untuk sampah berasal dari rumah tinggal dan fasilitas umum meliputi 79,5 % timbulan sampah. Efesiensi dan efektivitas organisasi dilihat dari pendekatan sumber, proses dan saran masih belum optimal. Retribusi kebersihan baru menyumbang 5;96 % dari jumlah anggaran kebersihan. Model alternatif pengelolaan sampah saat ini masih PSP (Private Sector Participation) perlu dikembangkan lebih jauh menjadi PPP ( Public Private Partnership) atau kontrak konsesi.
Akhirnya penulis menyarankan agar momentum Regom ini perlu dilanjutkan dan dikembangkan sesuai action plan, kerangka hukum perlu dirubah, dari Dinas menjadi Perusahaan Daerah, serta usaha-usaha peningkatan produktivitas personil dengan meningkatkan teknologi dan metode kerja, usaha-usaha mereduksi volume sampah serta peningkatan peran serta masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T7919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Gumanda Dewanta Putra
"Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat atas arti pentingnya kualitas layanan publik, maka berbagai institusi publik makin dituntut untuk senantiasa memberikan layanan yang berkualitas bagi pelanggannya. Dinas Kebersihan/Sudin Kebersihan sebagai salah satu contoh institusi publik pun tidak lepas dari upaya tersebut. Untuk memenuhi keinginan public atas layanan jasa yang berkualitas tersebut, dilakukan penelitian untuk mengidentifikasikan keinginan public atas berbagai atribut kualitas layanan yang memuaskan.
Penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan untuk mengidentifikasikan keinginan publik yaitu seperti apa bentuk yang dianggap berkualitas dan untuk mengetahui kesenjangan antara persepsi dan harapan yang diinginkan terhadap kualitas layanan penanganan sampah rumah tangga, dimensi kualitas layanan manakah yang paling besar kesenjangannya dan perlu segera ditanggapi Berta untuk mengetahui kebijakan apa raja yang dapat dibuat dalam rangka meningkatkan kualitas layanan penanganan sampah rumah tangga.
Penelitian ini mengkaji tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan penanganan sampah, khususnya di wilayah Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Dan penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel melalui penyebaran kuesioner kepada pengguna jasa penanganan sampah di 5 (lima) wilayah kelurahan Kecamatan Mampang Jakarta Selatan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode statistic parametric/non parametric dengan memakai fasilitas SPSS for Windows 11,5.
Tingkat kepuasan itu sendiri diukur dari persepsi (P) masyarakat atas pelayanan yang telah diterimanya hingga pengambilan data dilakukan, dikurangi dengan harapan (E) masyarakat atas pelayanan yang ideal diinginkan. Dimensi pelayanan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini merujuk pada dimensi SERVICE QUALITY (SERVQUAL) yang telah diuraikan oleh Parasuraman, dkk, yaitu : tangible (wujud atau bukti langsung), reliability (keandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), dan emphaty (kepedulian). Lima dimensi ini dijabarkan dalam 24 instrumen penelitian (dinotasikan dengan Q1 s.d Q24) dalam bentuk pertanyaan/pernyataan yang diajukan kepada responden. Ke 24 pertanyaan/pernyataan tersebut pada dasarnya merupakan instrument pelayanan, khususnya pelayanan penanganan sampah. Jawaban dalam instrument pertanyaan menggunakan gradasi sangat tidak puas s.d sangat puas, yang masing-masing diberi skor 1 s.d 5. Dengan demikian secara teoritis, tingkat kepuasan bergerak dari yang paling rendah : sangat tidak puas dengan skor -4, puas 0, dan tertinggi sangat puas +4.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 24 indikator variabel yang digunakan, hanya 23 indikator yang reliabel dan valid untuk dianalisis lebih lanjut. Kemudian diperoleh rata-rata tingkat kepuasan untuk masing-masing dimensi sebesar : -1,524 (Tangibility), -1,360 (Reliability), -1,360 (Responsiveness), -1,638 (Assurance), dan - 1,686 (Empathy). Kalau dilihat dari masing-masing indikator variabel, hasil tertinggi berdasarkan mean skor adalah sebesar -1,15 yaitu indikator variabel Q5 (Penampilan Sesuai Pelayanan) dengan tingkat kepuasan sebesar 71,10%. Sedangkan tingkat kepuasan yang terendah adalah indikator variabel Q21 (Komunikasi/Penyuluhan) dengan mean skor sebesar -1,91 dan tingkat kepuasan sebesar 56,39%. Dari basil analisis faktor yang dilakukan terhadap 23 indikatir variabel, terbentuk 5 faktor utama yang menjadi pertimbangan pengguna jasa pelayanan penanganan sampah di Kecamatan Mampang Prapatan. Pembentukan faktor-faktor tersebut didasarkan atas nilai eigenvalues, dimana kriteria pemilihan banyaknya faktor yang terbentuk adalah faktor yang memiliki eigenvaluesnya lebih dari 1. Kelima faktor yang terbentuk dengan urutan persentase varian data masing-masing faktor adalah sebagai berikut : (1) Faktor Keandalan Pelayanan (32,165%), (2) Faktor Profesional Petugas (7,909%), (3) Faktor Komunikasi (6,478%, (4) Faktor Memahami Pelanggan (5,817%), dan (5) Faktor Ketersediaan Sarana Fasil (5,561%)
Dari basil analisis data terungkap bahwa rata-rata masyarakat Mampang Prapatan belum puas atas pelayanan penanganan sampah. Untuk itu disarankan agar penyedia jasa terus menerus memperbaiki dan meningkatkan kinerja pelayanannya.

Satisfaction Analysis Of Service Society Of Garbage Handling In District Of Mampang Prapatan South JakartaGrowing of awareness of society to the in importance quality of public service, hence various public institution more to be claimed to ever to give service which with quality to its customer. On duty Hygiene as one of the public institution example of even also do not get out of the effort. To fulfill desire of public of service which is the with quality, conducted by research to identify desire of public to the various attribute of quality in satisfying service.
This research have purposes and objectives to identify desire of public that is like what assumed form with quality and to know difference [among/between] wanted expectation and perception to quality of service handling of household garbage, dimension of quality of service is which biggest is its difference which and need is immediately answered to and also to know to policy any kind of able to be made in order to improving the quality of service handling of household garbage.
This research study, level satisfaction of society service of garbage handling, specially in region District Of Mampang Prapatan South Jakarta. And this research is conducted by taking sample through spreading of questioner to service user of garbage handling in 5 regional of sub-district of District Of Mampang South Jakarta. Examination conducted by using method of statistic parametric by wearing facility of Statistical Package for Social Science (SPSS) version 11,5 for Windows.
Level satisfaction of itself measured from perception Society of service which has accepted of till intake of data conducted, to be lessened on the chance of society of service which is ideal to be wanted. Service dimension taken as reference in this research refer at dimension of SERVICE QUALITY (SERVQUAL) which have been elaborated by Parasuraman, that is : tangible direct evidence or form, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. Those five Dimensions are formulated in 24 research instrument notation with Ql until Q24 in the form of question statement to respondent. To 24 questions or the statement represent service instrument, specialty service of handling of garbage. Answer in question instrument use gradation very disgruntled to very satisfied, what the each is given by score 1 - 5. Thereby theoretically, amount peripatetic satisfaction from lowest: very disgruntled with score -4, satisfying 0, and highest very satisfied +4.
Result of research indicates that from 24 used variable indicator, only 23 indicators which [is] reliable and valid to be analyzed furthermore, then obtained by mean amount satisfaction to the each dimension equal to: -1,524 (Tangibility), -1,360 (Reliability), -1,360 (Responsiveness), -1,638 (Assurance), and -1,686 (Empathy). From each variable indicator, highest result pursuant to score mean equal to -1,15 that is variable indicator of Q5 ( Appearance According to Service) with satisfaction level equal to 71,10 %. While satisfaction level which lowest variable indicator of Q21 (Communications) with score mean equal to -1,91 and satisfaction level equal to 56,39%. From result of conducted factor analysis to 23 variable indicator, formed by 5 primary factor becoming consideration of service user of service of garbage handling in District of Mampang Prapatan.
District of Mampang Prapatan, forming of the factors based of value of eigen value, where election criterion to the number of factor the formed factor owning it's more than is 1. Fifth of formed factor with sequence percentage of data variant of each factor shall be as follows: (1) Communications Factor (32,165%), (2) Professional Officer Factor (7,909%), (3) Reliability Service Factor (6,478%), (4) Comprehend Customer Factor (5,817%), and (5) Availability of Medium of Facility Factor ( 5,561).
From result of data analysis expressed that society mean of Mampang Prapatan not yet satisfied of service of garbage handling. This suggested that by provider of continuous service improvement its service performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tairas, Teddy Adrian
"Peneliltian ini membahas mengenai timbulan dan komposisi sampah di dua Kecamatan di Kota Tangerang Selatan, yaitu Kecamatan Ciputat Timur dan Pondok Aren yang merupakan area padat penduduk dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Pengukuran timbulan menngacu kepada metode SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan. Timbulan sampah pada kecamatan Ciputat Timur pada tahun 2012 adalah sebesar 123 ton/hari dan pada tahun 2032 mencapai 153 ton /hari. Sementara di kecamatan Pondok Aren timbulan sampah mencapai 206 ton/hari pada tahun 2012 dan pada tahun 2032 meningkat menjadi 307 ton/hari. Komposisi sampah pada kedua kecamatan masih didominasi oleh sampah jenis organik. Pada kecamatan Ciputat Timur sampah organik memiliki persentase sebesar 51%; sampah anorganik 49% dengan rata-rata sampah yang dapat didaur ulang sebesar 21%. Sementara kecamatan Pondok Aren memiliki persentase sampah organik sebesar 60%; sampah anorganik sebesar 40% dengan rata-rata sampah yang dapat didaur ulang sebesar 17,84%.
Penelitian ini menghasilkan alternatif pengelolaan sampah di kedua kecamatan. Alternatif 1 menekankan kepada reduksi timbulan sampah sebelum sampah dibuang ke TPA. Alternatif 2 menekankan kepada pemrosesan sampah di TPA sehingga seluruh timbulan sampah tidak direduksi sebelum masuk TPA. Luas lahan TPA yang dibutuhkan untuk menampung sampah dari kedua kecamatan dalam rentang tahun 20 tahun pada alternatif 1 adalah 17,5 Ha. Sementara, pada alternatif 2 dibutuhkan 24,22 Ha.

This study discusses the waste generation and composition in two sub-district of South Tangerang City, East Ciputat and Pondok Aren as a high populated areas. The measurements methods of waste generation and composition refer to SNI 19-3964-1994. The amount of waste generation in East Ciputat in the year of 2012 is about 107.82 tons/day or 2227.3 m3/day dan in the year of 2032 reaches the amount of 131.21 tons/day or 27108.8 m3/day, whereas the amount of waste generation in Pondok Aren reaches the amount of 178.9 tons/day or 3404.5 m3/day in the year of 2012 and 279.53 tons/day or 5328.4 m3/day in the year of 2032. The waste composition in these two sub-districts is still dominated by organic waste. In East Ciputat the waste composition consists of 51% organic, 49% inorganic with 21% recyclable-potential waste. On the other hand, Pondok Aren has 60% organic, 40% inorganic with 17.84% recyclable-potential waste.
The result of this study is the alternative of waste management concept that can be applied. The result also consist of waste management infrastructures such as collection vehicles, waste transport vehicles, waste -reducing facilities, and the area required to dump generated waste. The area required to accomodate the waste generation without the process of waste reducing is 24.22 Hectares. Whereas, the area required to accomodate the waste generation with the process of waste reducing is 17.5 Hectares.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42978
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>