Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109056 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Era Renjana Diskamara
"Keluarga memiliki asosiasi yang kuat dengan kesehatan dan penyakit seseorang melalui hubungan dan dinamika kehidupannya. Kenyataan tersebut dapat dijadikan sumber daya berharga bagi dokter dalam perawatan pasien melalui pelayanan dokter keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil keluarga dan pola penyakit terbanyak di Klinik Dokter Keluarga (KDK) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2006-2008 serta hubungan keduanya.
Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional dengan menggunakan 159 data sekunder dari laporan studi kasus keluarga binaan Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2006-2008.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil keluarga terbanyak adalah keluarga inti, siklus keluarga dengan anak meninggalkan rumah, dua siklus keluarga dalam satu rumah, jumlah anak dalam keluarga < 5 orang, jumlah anggota keluarga 5-9 orang, dan interaksi keluarga yang baik. Penyakit terbanyak yang dialami pasien di KDK adalah hipertensi derajat II. Terdapat hubungan bermakna antara siklus keluarga dengan hipertensi, diabetes melitus tipe 2, gizi kurang, obesitas derajat I, tuberkulosis, infeksi saluran napas dan alergi. Selain itu, terdapat hubungan bermakna antara jumlah anak dalam keluarga dengan diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi derajat I.

Family has strong association with person?s health and illness through it?s relation and dynamics. This fact can be an important source for a doctor in patient caring through family physician?s care. The purpose of this study is to determine the family profiles, patient?s diseases, and it?s relationship in Clinic of Family Medicine Faculty of Medicine University of Indonesia 2006-2008.
This study was conducted by using cross sectional method. Using 159 secondary data from case study report which evaluated families in Clinic of Family Medicine Faculty of Medicine University of Indonesia.
The result of this study shows that the most frequent family profiles are nuclear family, family as launching center, two family life cycle, < 5 children in the family, 5-9 family members, and good family interaction. The most frequent disease is stage II hypertension. There are significant relationships between family cycle and hypertension, type 2 diabetes mellitus, undernutrition, grade I obesity, tuberculosis, respiratory tract infection and allergy. Besides that, there is significant relationship between the number of children in family with type 2 diabetes mellitus and stage I hypertension."
2009
S09044fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mifta Nurindah
"Penelitian ini membahas pergeseran trend penyakit penyebab mortalitas utama dari penyakit infeksi menjadi penyakit non infeksi dan peran keluarga terhadap prevalensi penyakit non infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografis, profil keluarga, dan penyakit non infeksi di KDK FKUI tahun 2006-2008, serta hubungannya. Metode yang digunakan adalah potong lintang dengan 103 sampel data sekunder dari laporan studi kasus mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sepuluh pola penyakit non infeksi terbanyak adalah hipertensi derajat II, diabetes melitus tipe 2, gizi kurang, obesitas derajat I, hipertensi derajat I, alergi, penyakit saluran cerna non infeksi, katarak, penyakit muskuloskeletal, dan obesitas derajat II. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik demografis dan profil keluarga dengan penyakit non infeksi di KDK FKUI tahun 2006 – 2008.

This study discusses about trend of disease’s shift from infectious diseases to non infectios diseases and role of family to non infectious diseases’ prevalence. The purpose of this study is to understand about demographic characteristics, family profiles, non infectious diseases in Clinic of Family Medicine, Faculty of Medicine, University of Indonesia, and their relationships. This study is conducted by using cross sectional method with 103 secondary datas from case study report. Result shows that the top ten non infectious diseases are stage II hypertension, type 2 diabetes melitus, malnutrition, grade I obesity, stage I hypertension, allergy, non infection gastrointestinal diseases, cataract, musculoskeletal diseases, and grade II obesity. This study concludes that there are significant association between patient’s demographic characteristics and family profiles with non infectious diseases in Clinic of Family Medicine, Faculty of Medicine, University of Indonesia 2006-2008."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Andriani
"Dalam 25 tahun mendatang, angka mortalitas akibat penyakit infeksi diperkirakan akan menurun, namun penyakit infeksi di Indonesia hingga tahun 2007 masih menjadi penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan. Keluarga memiliki asosiasi yang kuat dengan kesehatan dan penyakit seseorang melalui hubungan dan dinamika kehidupannya.
Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik demografis, profil keluarga dan penyakit infeksi terbanyak di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2006-2008 serta hubungannya.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 103 data sekunder dari laporan studi kasus pasien di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2006-2008 digunakan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa penyakit infeksi terbanyak adalah infeksi M. tuberculosis , infeksi saluran pernapasan akut, infeksi saluran pencernaan, infeksi kulit, dan infeksi yang belum diketahui penyebabnya. Terdapat hubungan bermakna antara bentuk keluarga dan jumlah anggota dalam satu rumah dengan infeksi M. tuberculosis. Terdapat hubungan bermakna antara usia pasien dengan infeksi saluran pencernaan, dan status pernikahan pasien dengan infeksi saluran pencernaan.
Jadi, penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa terdapat hubungan bermakna antara karakteristik demogafis dan profil keluarga dengan penyakit infeksi pasien di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2006-2008.

In the next 25 years, mortality rate of infectious diseases is estimated to decrease, but infectious diseases until 2007 still become the most frequent of diseases in clinical patients in Indonesia. Family has a strong association with health and disease through a relationship and the dynamics of life.
This study aims to determine the demographic characteristics, family profile, the most frequent of infectious diseases and their relationships in Clinic of Family Medicine, Faculty of Medicine University of Indonesia in 2006-2008.
It uses cross-sectional design and the data were collected by means of patient case reports.
The result of this study is the most frequent of infectious diseases are M. tuberculosis infection, acute respiratory tract infection, gastrointestinal tract infection, skin infection, and unknown infection. There are significant associaton between family profile (family structure and the amount of family member) and M. tuberculosis infection. There are significant association between demographic characteristics (age and marital status) and gastrointestinal tract infection.
From those results, this study concludes that there are significant association between demographic characteristics, family profile and infectious diseases in Clinic of Family Medicine, Faculty of Medicine University of Indonesia in 2006-2008.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tulus Widiyanto
"Studi ini bertujuan melihat hubungan karakter demografis dan pola penyakit pasien keluarga binaan di klinik dokter keluarga FKUI tahun 2005-2008. Digunakan studi cross-sectional terhadap115 pasien dengan data demografis lengkap mencakup usia, jenis kelamin, pekerjaan, status pernikahan, dan tingkat pendidikan dari pasien pada tahun 2006-2008. Diagnosis penyakit pasien-pasien tersebut dikelompokkan sehingga didapatkan 10 penyakit terbanyak pada kelompok demografis tertentu. Pada tiap penyakit di kelompok 10 penyakit terbanyak ditentukan karakter demografis terkait. Hasil penelitian menunjukkan hubungan bermakana antara karakter demografis dengan penyakit hipertensi, diabetes, obesitas, tuberkulosis, infeksi saluran nafas, alergi, dan penyakit pencernaan. Tiga penyakit terbanyak merupakan penyakit non-infeksi, sedangakan penyakit keempat terbanyak adalah penyakit infeksi."
2009
S09085fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Samaria Santosa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemelekan kesehatan pasien di
Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (KDK FKUI)
Kiara dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kemelekan kesehatan

Abstract
The objective of this study was to assess patient?s health literacy level in Kiara
Family Medicine Clinic of Medical Faculty University of Indonesia and its
determinants. This was a quantitative research with cross sectional design. The
results showed that 27,4% respondent had high health literacy level and 72,6%
respondents had low health literacy level. The most dominant influencing factor
of health literacy was accessibility to health information. Health information by
family medicine approach by Kiara Family Medicine Clinic had a role in patient?s
health literacy. More efforts are needed in promoting patient?s health literacy
through improving health information access.
tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan 27,4% responden memiliki tingkat kemelekan
kesehatan tinggi dan 72,6% memiliki tingkat kemelekan kesehatan rendah.Faktor
yang paling berhubungan dengan tingkat kemelekan kesehatan adalah akses
informasi kesehatan. Terdapat peranan informasi kesehatan dari pendekatan
kedokteran keluarga KDK FKUI Kiara pada tingkat kemelekan kesehatan pasien.
Diperlukan upaya peningkatan kemelekan kesehatan pasien melalui peningkatan
akses informasi kesehatan."
2012
T31204
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Windya Rahmawati
"Keluarga memiliki asosiasi yang kuat dengan kesehatan dan penyakit seseorang melalui hubungan dan dinamika kehidupannya. Dengan mengetahui salah satu riwayat penyakit keluarga, seseorang dapat melakukan pencegahan serta menurunkan risiko untuk mengalami suatu penyakit tertentu. Skripsi ini membahas profil riwayat penyakit keluarga dan hubungannya dengan penyakit pasien di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2006-2008. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Laporan Studi Kasus Pasien di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2006-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyakit terbanyak yang dialami pasien dan keluarganya. Penyakit non-infeksi lain seperti diabetes melitus juga menduduki peringkat atas. Sementara persentase penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernapasan akut dan tuberkulosis juga cukup tinggi. Dari hasil analisis didapatkan hubungan antara riwayat diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung koroner, hipertensi derajat 2, alergi, asma, penyakit kulit, dan tuberkulosis paru dalam keluarga dengan penyakit yang dialami oleh pasien.

Family has strong association with health and diseases through a relationship and the dynamics of life. Knowing one of the family history, a person can prevent and reduce the risk for experiencing a particular disease. The objective of this study was to evaluate the profile of family history and its association with the patient?s disease in Family Physician Clinic Faculty of Medicine University of Indonesia 2006-2008. The research was conducted by using the cross-sectional method. The samples collected from Patient Case Reports in the Family Physician Clinic, Faculty of Medicine University of Indonesia 2006-2008. The result shows that hypertension is the most frequent disease of the patients and family. Non-infection diseases such as diabetes mellitus also in top ranked. While the percentage of infections diseases such as acute respiratory tract infection and tuberculosis are also quite high. There are significant associations between family history of type 2 diabetes mellitus, coronary heart disease, stage 2 of hypertension, allergy, asthma, skin diseases, tuberculosis, and the patient?s diseases."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S09126fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Zaipa
"Banyak faktor yang dapat menyebabkan stres pada mahasiswa rantau, sehingga diperlukannya dukungan keluarga untuk menurunkan respon stres tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Stres yang Dipersepsikan oleh Mahasiswa Rantau. Desain penelitian adalah deskriptif koleratif, teknik sampel menggunakan total sampling yang melibatkan 138 responden mahasiswa rantau.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada mahasiswa rantau yang mengalami stres berat yaitu 49,3% dan dukungan yang didapatkan masih rendah yaitu 52,2 % mahasiswa mendapatkan dukungan rendah. Hasil bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat stres yang dipersepsikan oleh Mahasiswa Rantau (p value = 0.123; α = 0,05). Namun sacara univariat terdapat penurunan tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa dengan adanya dukungan emosional, instrumental dan informasi. Rekomendasi perlu adanya dukungan keluarga dalam menurunkan tingkat stres pada mahasiswa rantau.

Many factors can cause stress in the Students from Country Side, so they need family support to reduce the stress response. This study aims to determine the relationship Family Support with level of stress who perceived by Students from Country Side. The study design was descriptive koleratif, the sampling method used total sampling technique involved 138 students from Country Side.
The results showed there are still Students from Country Side experince severe stress, that 49.3%, and the support obtained are still low at 52.2% of students getting lower support. Bivariate results showed no significant correlation between family support with the level of stress perceived by Students from Country Side (p value = 0123; α = 0.05). But in univariate contained decreased levels of stress by Students from Country Side who get emotional, instrumental and information support. Recommendations need family support to reduce level of stress in students from country side.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Feby Canintika
"Acanthamoeba merupakan amoeba yang umumnya ditemukan di lingkungan dan dapat menyebabkan infeksi serius pada otak, paru-paru atau mata. Salah satu infeksi yang disebabkan oleh Acanthamoeba adalah keratitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa FKUI mengenai diagnosis dan tatalaksana keratitis Acanthamoeba ditinjau dari karakterisik mahasiswa. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional, yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner pada 107 mahasiswa tingkat I-III yang menggunakan lensa kontak. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu 6 bulan, terhitung mulai tanggal 26 Januari 2013 sampai 24 Juni 2013. Sebanyak 86,7% responden memiliki pengetahuan yang kurang, sementara 13,3% memiliki pengetahuan yang cukup, 0% memiliki pengetahuan yang baik. Analisis Chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin responden (p=0,402), namun terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan (kuliah tingkat 1 dan 2 dengan mahasiswa tingkat 3) pengetahuan tentang keratitis Acanthamoeba (p=0,003). Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tidak berhubungan dengan jenis kelamin responden, namun berhubungan bermakna dengan pengetahuan tentang keratitis. Maka dari itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengetahui strategi yang baik untuk memperbaiki perilaku tersebut.

Acanthamoeba is a microscopic amoeba commonly found in the environment and may cause serious infections in the brain, lungs, or eyes. One of the infections that caused by Acanthamoeba is keratitis. This study aims to determine the level of Faculty of Medicine University of Indonesia (FMUI) students’ knowledge about the diagnosis and management Acanthamoeba infections. This study was a cross-sectional study which was conducted at FMUI. The research was carried out within a period of 6 months, starting on January 26, 2013 until June 24, 2013, with a sample of 107 students FKUI level I-III who are using contact lenses. 86.7% of respondents had poor knowledge, while 13.3% had moderate knowledge, 0% had good knowledge. Chi-square analysis showed that there was no sigficant relationship between the level of knowledge and the sex of the respondent (p = 0.402), while there was significant relationship between the level of education (college level 1 and 2 with level 3 students) with knowledge of Acanthamoeba infections (p=0,003). These results indicate that the level of knowledge was not associated with respondent gender, but significantly associated with knowledge of keratitis. Therefore further research is required to know a good strategy to correct the behavior.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satryansyah Putra Sadikin
"Latar Belakang Dalam menjalankan pendidikan, stres merupakan hal yang seringkali dialami oleh mahasiswa. Stres sendiri dapat berdampak pada performa akademis mahasiswa. Terdapat berbagai penyebebab dari stres, salah satunya adalah penyesuaian diri. Refleksi diri merupakan suatu hal yang dapat dilakukan untuk menyesuaikan diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antar refleksi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Metode Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara daring dengan membagikan dua kuesioner yaitu Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) dan Medical Student Stressor Questionnaire (MSSQ) kepada 106 responeden. Hasil Berdasarkan hasil penelitian pada 108 responden mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, terdapat 51,9% mahasiswa memiliki kemampuan refleksi tinggi, sedangkan 48,1% mahasiswa memiliki kemampuan refleksi rendah. Penelitian ini menunjukkan 54,6% mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia alami stres berat, diikuti 7,41% stres ringan, 26,85% mahasiswa dengan stres sedang dan 11,11% mahasiswa alami stres sangat berat. Pada penelitian tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara kemampuan refleksi diri dengan tingkat stres. Kesimpulan Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan refleksi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tidak terdapatnya hubungan dapat disebabkan berbedanya mekanisme koping masing-masing individu. Disarankan penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan variabel yang lebih luas.

Introduction In education, stress is frequently experienced by students. Stress itself can impact a student's academic performance. There are various causes of stress, one of which is adaptation. Self-reflection is something that can be done to adapt. The purpose of this study is to ascertain the relationship between self-reflection and the level of stress among pre-clinical students at the Faculty of Medicine, University of Indonesia. Method This research employed a cross-sectional approach. Data collection was conducted online by distributing two questionnaires, namely the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) and the Medical Student Stressor Questionnaire (MSSQ), to 106 respondents. Results Based on the research results involving 108 respondents of pre-clinical students at the Faculty of Medicine, University of Indonesia, it was found that 51,9% of students had high levels of self-reflection ability, while 48,1% had low levels of self-reflection ability. The study indicated that 54.6% of students at the Faculty of Medicine, University of Indonesia experienced severe stress, followed by 7.41% experiencing mild stress, 26.85% with moderate stress, and 11.11% experiencing very severe stress. The research did not find any significant correlation between self-reflection ability and the level of stress. Conclusion There is no significant relationship between self-reflection and stress levels among preclinical students at Faculty of Medicine, University of Indonesia. The absence of a relationship can be caused by differences in the coping mechanisms of each individual. It is recommended that further research consider broader variables."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Rahmadina S.
"Penelitian ini dirancang untuk mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dengan resiliensi keluarga pada mahasiswa baru Universitas Indonesia. Keberfungsian keluarga diukur menggunakan instrumen Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) dan Family Communication Scale (FCS), sedangkan resiliensi keluarga diukur menggunakan instrumen Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ). Terdapat 315 partisipan penelitian yang merupakan mahasiswa baru Universitas Indonesia yang tersebar di 14 fakultas.
Hasil penelitian menunjukkan korelasi yang positif dan signifikan antara keberfungsian keluarga dan resiliensi keluarga (r = 0,667, p<0,01). Dari ketiga dimensi yang terdapat dalam keberfungsian keluarga, yaitu kohesivitas, fleksibilitas, dan komunikasi, dimensi yang memiliki korelasi paling tinggi adalah komunikasi (r = 0,729, p<0,01). Sebagian besar partisipan memiliki tingkat keberfungsian keluarga dan resiliensi keluarga yang tergolong tinggi dan terdapat perbedaan tingkat resiliensi antara partisipan yang memiliki tingkat keberfungsian tinggi dan rendah.

This study was designed to investigate correlation between family functioning and family resilience among freshmen in University of Indonesia. Family functioning was measured by Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) and Family Communication Scale (FCS), and family resilience was measured by Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ). There were 315 participants from 14 faculties in University of Indonesia participated in this study.
The results show significant and positive correlation between family functioning and family resilience (r = 0,667, p<0,01). From three dimentions in family functioning, cohesion, flexibility, and communication, communication has the highest correlation with family functioning (r = 0,729, p<0,01). Most of the participants had the high level of family functioning and family resilience and there were different level of family resilience between participants who had high and low level of family functioning.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>