Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172989 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Moh. Reza P.
"Tradisi cingcowong di Kuningan adalah ritual untuk memanggil hujan. Ritual dilakukan oleh punduh menggunakan boneka sebagai medium memanggil hujan diiringi musik dan lagu. Saat ini di Kuningan terdapat pula tari cingcowong yang penciptaannya diinspirasi oleh ritual cingcowong. Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan munculnya tari cingcowong, yaitu kebijakan pemerintah, adanya komodifikasi dan otonomi daerah, serta melemahnya dukungan masyarakat. Penelitian juga membicarakan bagaimana pengaruh tarian ini terhadap ritual cingcowong.

Cingcowong is a ritual rain summoning ritual in Kuningan. The rite is staged by the shaman using a puppet as the media to summon the rain, accompanied by music and singing. Recently, there is a Cingcowong dance inspired by the ritual. This thesis focuses on the factors that cause the dance creation which are governments policy, commodification and regional autonomy, and the diminishing of people support. This thesis also discusses about the influence of the created dance towards the ritual."
2009
T25941
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purbasanda Woro Mandarukmidia
"Tari Enggang merupakan sebuah tradisi lisan yang terdapat di Kalimantan Timur, tepatnya di Desa Pampang Samarinda. Tari Enggang merupakan salah satu dari banyaknya tradisi lisan yang dimiliki oleh masyarakat Dayak khususnya Dayak Kenyah. Makalah proyek akhir ini berisikan tentang gambaran tradisi lisan Tari Enggang, makna yang terkandung dalam Tari Enggang dan pergeseran fungsi tradisi yang terjadi pada Tari Enggang. Dalam perkembangannya, pergeseran fungsi pada sebuah tradisi lisan pasti memunculkan penyesuaian-penyesuaian dan kompromi antar pelaku seni tradisi dengan masyarakat pemiliki dari tradisi tersebut. Tujuan dari penelitian ini ialah menjelaskan tentang pewarisan, fungsi, serta makna pada tradisi lisan Tari Enggang bagi masyarakat Dayak Kenyah di Desa Pampang. Makalah akhir ini bertujuan pula menjelaskan bagaimana pergeseran fungsi yang terjadi pada Tari Enggang dari dahulu hingga sekarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian etnografi tradisi lisan. Menggunakan teori-teori tradisi lisan, teori pewarisan tradisi lisan, teori kearifan lokal, sejarah tradisi lisan, budaya organisasi dan identitas, musik dan budaya Dayak. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa pergeseran fungsi yang terjadi pada Tari Enggang di Desa Pampang ialah bahwa dahulu merupakan bagian dari ritual sakral hingga menjadi sarana penyampaian pesan pada masyarakat, kini telah berubah menjadi ekspresi budaya masyarakat yang terwujud dalam seni pertunjukan murni. Pergeseran ini terjadi karena masuknya ajaran agama, pendidikan, serta adanya perkembangan informasi dan teknologi.

The Enggang Dance is an oral tradition in East Kalimantan, Pampang Village, Samarinda. The Enggang dance is one of the many oral traditions of the Dayak people, especially the Dayak Kenyah. This final project paper contained an overview of oral tradition, meaning contained in the Enggang Dance and the shift in traditional functions that occur in the Enggang dance. The purpose of this study was to explain the inheritance, function, and meaning of the oral tradition of Enggang Dance for the Dayak Kenyah people in Pampang Village. In addition, this final paper also aimed to explain the shift in values in the Enggang Dance that occurred from the past to the present. This study used an oral tradition ethnographic research method using theories of oral tradition, theory of inheritance of oral traditions, theory of local wisdom, history of oral traditions, management of performing arts organizations and identity, music, and Dayak culture. The results of this study revealed that the shift in values that occurred in the Enggang Dance in Pampang Village was that in the past it was part of a sacred ritual to become a means of conveying messages to the community, now it has turned into a cultural expression of a society that is manifested in performing arts. This shift occurred due to various reasons such as the inclusion of religious teachings, education, and the development of information and technology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maulid
"Tesis ini merupakan hasil penelitian mengenai perubahan yang terjadi pada tradisi kagaa dalam masyarakat Muna. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan pengaruh perubahan sosial masyarakat Muna terhadap transmisi kagaa pada masyarakat Muna sekarang ini. Sumber data diperoleh dari data lapangan dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep dan teori yang berhubungan dengan perubahan masyarakat sosial dan pewarisan tradisi lisan.
Pendekatan Kajian Tradisi Lisan digunakan untuk memahami pewarisan tradisi lisan kagaa yang tidak bisa dilepaskan dengan formula dan tuturan, sementara pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk melihat hubungan antara masyrakat pendukung tradisi kagaa dengan perubahan yang terjadi.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa transmisi tradisi kagaa hanya dilakukan pada saat pertunjukan saja, dan mempengaruhi kualitas upacara kagaa menjadi rendah di mata masyarakat pendukungnya, karena banyak bagian dari upacara tradisi kagaa dihilangkan oleh pelaku adat. Hal ini diakibatkan oleh penutur yang kurang pengetahuannya terhadap tradisi tersebut. Dari kenyataan ini dapat dipastikan bahwa transmisi saat pertunjukan kurang berhasil, dan sangat diperlukan revitalisasi tradisi kagaa.

This thesis is a research about the change which happens on kagaa’s tradition in Muna society. The aim of this thesis is to show social changes that influence Muna society nowday. Data sources is gotten from field collecting and library study. This research used some concepts and theory, which social changes in the society and oral tradition endownent.
Approaching study of oral tradition is used to understand the inheritace of kagaa oral tradition that can not be separated from formula concept and narrative. In the mean time, sociology of literary is used to show the relationship between supporting society of kagaa tradition and social changes.
The result of the research indicated that kagaa's transmition just happen in the performance, and it influence the quality of kagaa ceremony removed by agen custom. It caused by narrator of tardition that do not have enough knowledge about tradition. From this fact, we can ensure that transmition in the performance in inauspicious and the revitalization in kagaa tradition is indistansable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31285
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madia Patra Ismar Rahadi. author
"Karya akhir ini meneliti interaksi tari kontemporer dengan tradisi lisan silek harimau Minangkabau yang dipertunjukkan dalam karya Indahnya Hutan Kami. Karya ini merupakan kerjasama antara Edwel Yusri Datuk Rajo Gampo Alam maestro tradisi lisan silek harimau Minangkabau dan Madia Patra Ismar Rahadi yang berlatarbelakang seni tari.
Karya hasil kerja sama ini merupakan upaya mencari dan menemukan bagaimana tradisi lisan silek harimau dan tari kontemporer dapat berpadu dalam kesatuan pertunjukan koreografi. Temuan yang muncul adalah ternyata meski ada kemiripan antara silek dan tari, yaitu gerak sebagai unsur dan bahwa dalam keduanya mengandung daya kreativitas, namun kebiasaan dan konvensi keduanya ternyata berbeda. Kesulitannya adalah pola dalam melakukan improvisasi dan pendekatan terhadap interaksi dalam gerak berbeda antara penari dan pasilek. Kesulitan itu diatasi dengan cara secara intensif mempertemukan penari dan pasilek dengan melakukan gerak interaktif secara repetitif.
Hasil kerjasama ini adalah sebuah konvensi baru yang melahirkan komunikasi dan sinergi kreatif berbagai elemen. Sinergi ini yang mendorong daya kreativitas dalam penciptaan pertunjukan tari kreasi baru Indahnya Hutan kami. Pertunjukan ini merupakan refleksi bagimana kekuatan tradisi lisan silek harimau, tari kontemporer dan Green Peace dapat berkolaborasi melalui proses interaksi. Interaksi menjadi kekuatan untuk lebih memahami dan mendalami kebudayaan sendiri dan kebudayaan orang lain.
Konsep yang dikemukakan Roger Tol dan Pudentia digunakan untuk menjelaskan tradisi lisan. Konsep Walter J Ong dan Wayne B Kraft digunakan untuk menjelaskan tari dalam tradisi lisan. Pemahaman tari kontemporer dan koreografi yang digunakan adalah yang dikemukakan Edi Sedyawati, Sal Murgiyanto, Judith Lynne Hanna dan Susan Foster. Hobsbawm digunakan untuk memahami penciptaan. Penjelasan interaksi, dan analisa juga digunakan untuk meneliti hasil, pencapaian dan kegagalan untuk bekal perbaikan ke depan.

The performance titled Our Beautiful Forests is a study on the interaction between contemporary dance and the Minangkabau tiger silek oral tradition. This piece is a collaborative work by Edwel Yusri Datuk Rajo Gampo Alam a maestro of the Minangkabau Tiger Silek and Madia Patra Ismar Rahadi a performing arts worker with a dance background.
This collaboration is an effort to search and find how the tiger silek and contemporary dance can meet, link and merge in a unity of choreographic performance. The findings that emerged are that although there are similarities in the main approach of movement in tiger silek and contemporary dance, there are differences however in the responsive habits and conventions in these two interfaces. The difficulties were the differences in patterns of dancers' and the pasileks' approach and understanding toward improvisation and interaction in movement. These conflicting conventions were overcome by communication in intensive meetings between the dancers and pasileks in rehearsals through repetitive interactions.
Resulting from this cooperation is a new convention that gave birth to a creative sinergy between the various elements inherent in the inventing process. This sinergy became the driving force in the inventing process resulting in the end product as a performance of a new creation of contemporary dance. This performance is a reflection of how the strengths of the tiger silek oral tradition from Minangkabau, contemporary dance and Green Peace can collaborate through the interactive process. Interaction becomes the powerful force to fuller and indepth understanding of ones own culture and the culture of others.
Oral tradition concepts such as viewed by Roger Tol and Pudentia MPSS are used. Walter J. Ong and Wayne B Kraft views are used to explain dance in oral traditions. Understanding contemporary dance concepts and choreographic conventions by Edi Sedyawati, Sal Murgiyanto, Judith Luynne Hanne and Susan Foster are used in the approach towards dance. Hobsawm theory on invention and traditon is also used to understand invention. Understandings of interaction and evaluating the results of the performance are used to research the end product, the results, identifying the success and failures for future development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31843
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Annisa Maulidya
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas dinamika eisa sebagai bon odori khas Okinawa yang belakangan ini menjadi suatu fenomena di Jepang bahkan di luar Jepang. Eisa awalnya hanya merupakan suatu ornamen dalam pelaksanaan obon, namun seiring dengan perkembangannya, eisa kemudian dijadikan suatu kebudayaan khas Okinawa yang populer di Jepang dan dijadikan matsuri tersendiri yaitu eisa matsuri. Penulisan ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif. Dari analisis skripsi ini, terlihat kedinamisan suatu budaya yaitu eisa, terutama dalam eisa matsuri, sebagai ritual keagamaan sekaligus sebagai budaya populer yang tentu saja, layaknya suatu fenomena, mendatangkan prokontra dari masyarakat di seluruh Jepang.

Abstract
The focus of this study is about eisa as an Okinawan bon odori that recently, became a phenomenon in Japan and even outside Japan. In early time, eisa is just one of the ornament that people do in obon, however as its vast and wide development occur, eisa later known as one of Okinawan folk culture that go through with popularity in Japan, and eisa was changed the form itself becoming its own matsuri, called eisa matsuri. This study applies descriptive-analytical method. From the analysis, we can find out the dynamics of a culture, that presented by eisa, especially on eisa matsuri, as a religious rite in one side and as a popular culture in other side which of course, as a newborn phenomenon, this term was emerged many pro-contra responses from the people all over Japan."
2010
S13524
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Chika Asri Oktaviyanti
"Kuil Yasukuni merupakan sumber konflik antara bangsa Cina dan Korea Selatan terhadap Jepang karena adanya kunjungan yang selalu dilakukan oleh petinggi pemerintah Jepang setiap tahun sejak akhir Perang Dunia Kedua. Kunjungan petinggi ke kuil Yasukuni mengawali proses ritual pemujaan leluhur prajurit sebagai pahlawan Jepang, namun bagi masyarakat Cina dan Korea Selatan merupakan bentuk tindakan kejahatan dan agresi Jepang. Tujuan penelitian ini menganalisis kesenjangan antara kedua pihak yang merupakan reproduksi memori budaya melalui shift dari tindakan ritual kepada speech di TV dan media World Wide Web setiap tahunmya. Hal ini turut menunjukkan kebenaran di dalam koneksi antara bentuk pernyataan dan ritual kuil Yasukuni. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis isi. Data dikumpulkan dari buku, jurnal, serta media massa di internet terkait ritual kuil Yasukuni oleh petinggi pemerintah Jepang dan pernyataan kecaman dari masyarakat Cina dan Korea Selatan terhadap ritual tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual kuil Yasukuni dalam tindakan dan pernyataan kecaman di media massa dari masyarakat Cina dan Korea Selatan merupakan shift reproduksi memori budaya dari kata-kata ke realitas dan sebaliknya. Ritual kuil Yasukuni merupakan wacana penegasan kembali golongan prajurit dalam struktur masyarakat Jepang vs kejahatan perang dalam pandangan masyarakat Cina dan Korea Selatan; sistem pengendalian kebiadaban sekaligus mensakralkan golongan prajurit melalui pandangan mengenai bahaya pada pihak lain sebagai pihak yang membuat batasan dan mengubah wacana mutakhir.

Yasukuni Shrine is a source of conflict between China and South Korea towards Japan because of visits made by Japanese government officials every year since the end of Second World War. The visit of Japanese government officials to the Yasukuni shrine began the ritual process of worshiping warrior ancestors as Japanese heroes, for the people of China and South Korea it was a form of Japanese crime and aggression. This research aims to analyze the gap between the two parties, which is the reproduction of cultural memory through shifts from ritual actions to speeches on TV and World Wide Web media every year. This also shows the truth in the connection between the forms of statements and the rituals of the Yasukuni shrine. This research was conducted using the content analysis method. Data was collected from books, journals, and mass media on the internet regarding the Yasukuni shrine ritual by Japanese government officials and statements of condemnation from the people of China and South Korea regarding this ritual. The research results show that the Yasukuni shrine ritual in actions and statements of condemnation in the mass media from Chinese and South Korean society is a shift in the reproduction of cultural memory from words to reality and vice versa. The Yasukuni shrine ritual is a discourse of reaffirmation of the warrior class in the structure of Japanese society vs war crimes in the eyes of Chinese and South Korean society; a system of controlling barbarity while also sacralizing the warrior class through the view of danger to other parties as the party that creates boundaries and changes the latest discourse."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kabupaten Bangli merupakan salah satu dari delapan kabupaten yang ada di Bali banyak memiliki keunikan budaya yang diwadahi oleh desa asli tradisional atau yang sering juga disebut dengan Desa Bali Aga maupun Desa Pegunungan sepeni Desa Pekraman Pengotan. Keunikan yang dimaksud salah satu diantaranya adalah perang papah. Perang papah merupakan permainan tradisional yang sering juga disebut dengan tari persembahan yaitu para pemainnya saling memukul satu sama lain dengan menggunakan batang dari daun pisang. Tradisi ini diadakan di Pura Bale Agung Pengotan. Jadwal penyelenggaraan tradisi perang papah ini pada purnama sasih keenam sesuai dengan penanggalan Bali atau sekitar bulan Desember tahun Masehi. Oleh karena perang papah diwadahi upacara tradisional keagamaan maka, pesan yang dikandung oleh tradisi tersebut diantaranya mengenai kehidupan keagamaan dan spiritual, kemudian hubungan antar manusia dengan manusia yang diwujudkan dalam kebersamaan. Juga tradisi ini akan membemuk jiwa kesatria kemudian penghormatan terhadap leluhur dan para dewa yang beristana di Bukit Airawang (Gunung Abang) yang disimbolkan melalui Pura Tuluk Biyu,pengendalian sosial dan resolusi konflik."
JPSNT 20:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Ide awal dari penelitian ini terinspirasi dari visi ISI Denpasar untuk menjadi centre of excellence. Untuk menjadi pusat unggulan dan menghasilkan lulusan yang unggul, kemampuan berbahasa Inggris memegang peranan yang sangat penting. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris baik mahasiswa maupun dosen yang ada di lingkungan ISI Denpasar adalah dengan membuat inovasi dalam pengajaran tari Bali dan Jawa dengan menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris bagi mahasiswa ISI Denpasar, yang dikemas dalam buku-buku dwi-bahasa (Indonesia-Inggris). Selain sebagai sarana peningkatan kemampuan berbahasa Inggris, hasil penelitian ini juga dapat mendukung persebaran kebudayaan Bali dan Jawa ke dunia internasional. Pengajaran tari bagi mahasiswa asing di ISI Denpasar dengan menggunakan bahsa Inggris dan bahasa Indonesia sementara ini tidak dilengakpi buku panduan berbahsa Indonesia-Inggris (bilingual) sebagai acuan mahasiswa asing maupun dosennya. Dengan buku panduan yang merupakan luaran dari penelitian ini, kiranya mahasiswa dapat lebih cepat dalam mendalami pemahaman tentang eksistensi tari Bali dan Jawa.
Metode yang ditempuh dalam penelitian ini adalah metode penelitian penerjemahan bahasa yang dikombinasikan dengan metode penelitian seni tari, yang diawali dengan mengumpulkan informasi tentang eksistensi tari Bali dan Jawa, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Hasil penerjemahan tersebut diujicobakan dalam pengajaran tari bagi mahasiswa jurusan tari ISI Denpasar. Hasil penelitian ini berupa deskripsi eksistensi tari Bali dan Jawa dalam bahasa Indonesia dan bahsa Inggris, yang kemudian dicetak berupa buku teks berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris ber-ISBN yang dapat dijadikan referensi dan panduan bagi dosen pengajar dan mahasiswa ISI Denpasar yang sedang belajar tari Bali dan Jawa, dan juga bagi sanggar tari Bali dan Jawa yang memiliki siswa asing.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Novia Putri
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena Tari Dabke yang memiliki keunikan. Dalam tradisi Lebanon, Tari Dabke dilakukan untuk membetulkan atap rumah warga di daerah pegunungan, desa, dan kota kecil di Lebanon yang mulai rusak dan bocor ketika masuk pergantian musim dingin. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan Tari Dabke di Lebanon, siapa saja yang berperan, dan apa saja peran mereka dalam melestarikan tarian ini. Penelitian ini menggunakan tiga landasan teori; tradisi, budaya, dan tari. Penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan studi pustaka didapatkan dari buku-buku, website, dan analisis video-video yang berkaitan dengan Tari Dabke. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Tari Dabke telah berkembang setelah terjadinya Perang Dunia I dan adanya alat modern untuk membetulkan atap rumah warga sebagai pengganti dari fungsi Tari Dabke pada awalnya. Masyarakat, pemerintah, komunitas, dan lembaga atau perusahaan memiliki peran dalam melestarikan dan mengembangkan tarian ini. Bentuk pelestarian dan pengembangannya seperti menampilkan tarian ini pada berbagai perayaan, festival, serta mempublikasikan Tari Dabke melalui artikel, video, dan buku-buku mengenai Tari Dabke baik dari cara menarinya, kostum, dan musik yang kini mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

ABSTRACT
The background of this research is by reason of the unique phenomenon of Dabke Dance. In Lebanon tradition, people who live in mountain area, village, and municipality are dancing this dance to repair their roof which started leak or broken when season is going to change and winter will be coming. The purpose of this research is to know how Dabke Dance development in Lebanon, people who take a role of the Dabke?s development, and what they do to preserve Dabke Dance. This research is used three basis of theories; tradition, culture, and dance. Qualitative research approach that uses literature obtained from books, websites, observing, interviewing, and analyzing many videos which related with Dabke Dance. This research conclude that Dabke Dance have developed since the first world war. Furthermore, modern tools for repairing people?s roof are take a role in Dabke?s development. Societies, government, communities, organizations, and companies take a role to preserve and develop Dabke Dance. Form of preservation and development as performing this dance in festivals and publicizing Dabke Dance by article, video, and several books about Dabke Dance include the information about how to dance, costume, and music which have changes time by time., The background of this research is by reason of the unique phenomenon of Dabke Dance. In Lebanon tradition, people who live in mountain area, village, and municipality are dancing this dance to repair their roof which started leak or broken when season is going to change and winter will be coming. The purpose of this research is to know how Dabke Dance development in Lebanon, people who take a role of the Dabke’s development, and what they do to preserve Dabke Dance. This research is used three basis of theories; tradition, culture, and dance. Qualitative research approach that uses literature obtained from books, websites, observing, interviewing, and analyzing many videos which related with Dabke Dance. This research conclude that Dabke Dance have developed since the first world war. Furthermore, modern tools for repairing people’s roof are take a role in Dabke’s development. Societies, government, communities, organizations, and companies take a role to preserve and develop Dabke Dance. Form of preservation and development as performing this dance in festivals and publicizing Dabke Dance by article, video, and several books about Dabke Dance include the information about how to dance, costume, and music which have changes time by time.]"
2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>