Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brenda Hayatulhaya
"Jamu tradisional anti reumatik merupakan salah satu pengobatan yang paling sering dikonsumsi masyarakat penderita reumatik. Namun, ditemukan beberapa jamu anti reumatik yang mengandung bahan kimia obat, diantaranya steroid serta metampiron yang dapat menimbulkan efek samping dalam tubuh bila dikonsumsi dengan dosis yang tidak sesuai dan jangka waktu yang panjang. Studi pendahuluan ini dilakukan untuk mengidentifikasi beberapa jamu anti rematik anakah yang mengandung bahan kimia tersebut dengan menggunakan metode reaksi warna, analisis kromatografi lapis tipis (KLT) dan spektrofotometer. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa pada beberapa jamu anti rematik yang diteliti diduga mengandung steroid dan metampiron.

Anti rheumatic traditional herbs is one of the healing commonly used medicine taken mostly by those who have problem with rheumatic. But it was found out that the traditional herbs contains chemical substance, for example this chemistry substance is considered as steroid and methampiron that is likely to create side effect in human body if is it used in wrong doses and in a long term. This experiment is intended to find out which kind of anti rheumatic traditional herbs contains this kind of harmful chemical substance by using the colour reaction tested, Thin Layer Chromatography and ectrophotometer . It is concluded that in a few anti rheumatic traditional herbs which wa observed contains much steroid and metampiron."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Anjarwati
"Jamu tradisional sering digunakan masyarakat sebagai pilihan pengobatan. Salah satu jamu tradisional yang sering dikonsumsi untuk pilihan pengobatan adalah jamu antirematik. Beberapa jamu antirematik yang beredar di pasaran ditambahkan dengan bahan kimia seperti fenilbutazon, metampiron, dan steroid. Efek samping bahan kimia tersebut jika ditambahkan ke dalam jamu antirematik antara lain tukak lambung, osteoporosis, resistensi insulin sampai gagal ginjal.
Penehehelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada penambahan bahan kimia steroid (prednison) dalam jamu antirematik dengan desain deskriptif metode yang digunakan kromatografi lapis tipis dan spektrofotometer. Dari hasil penelitian deskriptif menunjukkan bahwa jamu antirematik yang beredar di pasaran diduga mengandung steroid (prednison).

Jamu is the one of medicine used in Indonesia. One of jamu that usually consumed by is antirheumatic jamu. Some of antirheumatic jamu added by chemical subtance such as fenilbutazon, metampiron, and steroid. The side effects of jamu antirheumatic added with by chemical substance are gastriris, osteoporosis, insulin resistention, and kidney failure.
This experiment want to know weather antirheumatic jamu is added by chemical substance especially steroid (prednisone) with the descriptive study in qualitative case used thin sheet kromatography and spectrofotometer. The result from descriptive study shows antirheumatic jamu contains suspect of steroid (prednisone)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Amalia
"ABSTRAK
Aterosklerosis merupakan kondisi pembentukan plak atau ateroma di dalam arteri yang mengandung darah kaya oksigen sehingga mempersempit dan menyebabkan kejang pada arteri. Pembentukan plak berkelanjutan mampu mengarah pada inflamasi akut, inflamasi kronis, dan aterosklerosis. Kombinasi herbal yang terdiri atas daun tanjung Mimusops elengi L., daun belimbing manis Averrhoa carambola L., dan temulawak Curcuma xanthorrhiza R. dipercaya secara empirik berperan sebagai jamu anti-aterosklerosis yang mengandung quercetin sebagai flavonoid dengan potensi anti-inflamasi. Pengujian aktivitas anti-inflamasi dilakukan secara in vivo pada tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang diinduksi oleh karagenan 1 dan terbagi dalam 5 kelompok pengujian, yaitu kontrol negatif diinduksi dan diberikan Na CMC 0,5, kontrol positif diinduksi dan diberikan Natrium diklofenak 2, dosis I diinduksi dan diberikan ekstrak jamu 2,7 mL/200 g BB, dosis II diinduksi dan diberikan ekstrak jamu 3,6 mL/200 g BB, dan dosis III diinduksi dan diberikan ekstrak jamu 4,5 mL/200 g BB. Aktivitas anti-inflamasi dari hasil ekstraksi 24 gram jamu berukuran serbuk 60.

ABSTRACT
Atherosclerosis is plaque or atheroma formation inside rich oxygen artery which leads to narrowing and shocking the artery itself. Plaque continuous formation may lead into acute and chronic inflammation that will responsible for atherosclerosis formation. Herbs combination consists of tanjung leaves Mimusops elengi L., starfruit leaves Averrhoa carambola L., and curcuma Curcuma xanthorrhiza R. are empirically believed to contribute as anti atherosclerosis herbs which contains quercetin as potential flavonoid with anti inflammatory activity. Anti inflammatory activity test is done using in vivo method in Sprague Dawley strains of white male rats that carrageenan 1 induced and divided in 5 groups, which are negative control induced and given Na CMC 0.5, positive control induced and given Sodium diclofenac 2, dose I induced and given 2.7 mL 200 g BB of herbs extract, dose II induced and given 3.6 mL 200 g BB of herbs extract, and dose III induced and given 4.5 mL 200 g BB of herbs extract. 24 gram of herbs in 60."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larashati Ihza Kinanti
"Penelitian ini membahas dampak dari seperangkat aturan yang dikenal luas dengan sebutan “Peraturan Agen Asing” terhadap suatu LSM bernama SIBALT. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Rusia tersebut memengaruhi SIBALT dalam memberdayakan ODHIV. Dalam penelitian ini, digunakan teori soft power oleh Nye dan pemberdayaan oleh Perkins. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kepustakaan sebagai metode dalam memperoleh data. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa Peraturan Agen Asing yang merupakan salah satu bentuk soft power Pemerintah Rusia tidak hanya memengaruhi kebebasan SIBALT dalam melakukan kegiatan pemberdayaan, tetapi juga menjadi sebab SIBALT melakukan likuidasi sehingga LSM tersebut berhenti beroperasi.

This research examines the impact of a set of rules widely known as the “Foreign Agent Laws” on an NGO called SIBALT. This research was conducted to find out to what extent the regulations issued by the Russian Government influenced SIBALT in empowering PLHIV. In this study, Nye's soft power theory and Perkins' empowerment theory were used. The research was carried out using a qualitative approach and literature study as a method of obtaining data. From the results of the analysis, it can be concluded that the Foreign Agents Laws, which is a form of soft power by the Russian Government, not only affects SIBALT's freedom in carrying out empowerment activities, but also causes SIBALT to liquidate so that the NGO stops operating for good."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marta Priskila Silvy
"Nyeri neuropatik merupakan rasa sakit akibat gangguan susunan saraf dengan prevalensi penderita sekitar 7 hingga 10 persen populasi dunia. Pengobatan alternatif menggunakan jamu herbal diajukan sebagai pengobatan minim efek samping dan harga terjangkau. Pada penelitian ini, akan dilakukan perbandingan fenolik pada ekstrak cair dan padat Jamu Turun Tegang Saraf (TTS) yang terbuat dari pala (Myristica fragrans), cengkeh (Syzyangium aromaticum) dan jahe (Zingiber officinale) serta pengujian in silico aktivitas antiinflamasi senyawa aktif jamu. Ekstrak cair dihasilkan dari refluks air bahan segar dan bubuk simplisia sedangkan bubuk ekstrak dihasilkan dari pengeringan oven dan pengeringan beku. Total fenolik pada ekstrak cair bahan segar dan bubuk simplisia tertinggi diperoleh sebesar 298,5 mg GAE per L dan 983,3 mg GAE/L pada konsentrasi 100.000 ppm. Total fenolik pada bubuk ekstrak pengeringan oven dan pengeringan beku diperoleh 281,7 mg GAE per L dan 999,6 mg GAE per L. Analisis LC MS ekstrak jamu menunjukkan adanya senyawa seperti gingerol, shogaol, myristicin, eugenol, adenine, dan chlorogenic acid. Pengeringan baik oven dan pengeringan beku menurunkan luas area pada senyawa aktif, tetapi pengeringan beku memiliki pengaruh penurunan lebih kecil. Berdasarkan pengujian in silico menggunakan perangkat lunak MOE, didapatkan hasil berupa afinitas pengikatan yang tinggi antara senyawa aktif Jamu TTS sebagai ligan termodifikasi dengan protein siklooksigenase (COX 1 dan COX 2) sebagai penyebab inflamasi.

Neuropathic pain is pain due to nervous system disorders with a prevalence of sufferers around 7 to 10 percent of the world's population. Alternative medicine using herbal medicine is proposed as a treatment with minimal side effects and affordable prices. In this study, a comparison of phenolics will be carried out on liquid and solid extracts of Jamu Neuropathic Pain Reducer (NPR) made from nutmeg (Myristica fragrans), cloves (Syzyangium aromaticum) and ginger (Zingiber officinale) as well as in silico testing of anti-inflammatory activity of active compounds of herbs. The liquid extract is produced from water reflux of fresh material and simplisia powder while the extract powder is produced from oven drying and freeze drying. The highest total phenolics in fresh ingredient liquid extract and simplisia powder were obtained at 298.5 mg GAE per L and 983.3 mg GAE per L at a concentration of 100,000 ppm. Total phenolics in oven drying and freeze-drying extract powder obtained 281.7 mg GAE per L and 999.6 mg GAE per L. LC MS analysis of herbal extracts showed the presence of compounds such as gingerol, shogaol, myristicin, eugenol, adenine, and chlorogenic acid. Both oven drying and freeze drying decrease the area of the active compound, but freeze drying has a smaller decreasing effect. Based on molecular docking simulations using MOE software, results were obtained in the form of high binding affinity between the active compound of Jamu NPR as a modified ligand with cyclooxygenase proteins (COX 1 and COX 2) as the key role in inflammation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Salim
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S29745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Aulia Rosalina
"Infeksi virus dengue (DENV) masih menjadi masalah kesehatan global di dunia termasuk Indonesia. Menurut data CDC, diseluruh dunia terdapat sekitar 400 juta kasus DENV dengan 40.000 jiwa setiap tahunnya. Keparahan infeksi DENV berkaitan dengan jumlah viral load yang tinggi dan badai sitokin yang disebabkan oleh inflamasi berlebih. Sampai saat ini tidak ada antivirus spesifik digunakan untuk DENV, sementara itu penggunaan obat anti inflamasi untuk DENV terbatas hanya untuk pasien dengan gejala klinis berat. Favipiravir dan Kina Sulfat telah dilaporkan sebagai drug repurposing yang dapat menghambat replikasi DENV, namun apakah kedua obat ini memiliki aktivitas anti-inflamasi yang disebabkan oleh infeksi DENV belum dikaji lebih lanjut. Aktivitas antivirus favipiravir dan kina sulfat dianalisis melalui nilai IC50 dan CC50 terhadap DENV serotipe-1 (DENV-1) pada sel Vero. Ekspresi relatif sitokin TNF-a, IL-6, IL-10 dan faktor transkripsi NFkB dianalisis dari PBMC donor sehat yang diinfeksikan DENV-1 dengan pemberian Favipiravir atau Kina Sulfat. Hasil penelitian menunjukkan IC50 dan CC50 untuk Favipiravir sebesar 2,72 ug/mL dan 156,78 ug/mL dengan nilai SI 58, sementara IC50 dan CC50 Kina Sulfat sebesar 14,97 ug/mL dan 85,2 ug/mL dengan nilai SI 5,69. Favipiravir dan Kina Sulfat mampu menurunkan ekspresi IL-6 dan IL-10, namun menginduksi ekspresi TNF-a dan faktor transkripsi NFkB pada dua skema uji infeksi DENV-1 dengan atau tanpa antibodi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Favipirafir memiliki aktivitas antivirus dengue yang lebih baik dibandingkan Kina Sulfat sementara peranan Favipiravir dan Kina Sulfat sebagai anti-inflamasi infeksi DENV masih memerlukan studi lebih lanjut.

Dengue virus (DENV) infection is still a global health problem in the world, including Indonesia. According to CDC data, worldwide there are around 400 million DENV cases with 40,000 deaths each year. The severity of DENV infection is related to the high viral load and cytokine storm caused by excessive inflammation. Until now there is no specific antiviral used for DENV, meanwhile the use of anti-inflammatory drugs for DENV is limited to patients with severe clinical symptoms. Favipiravir and Quinine Sulfate have been reported as repurposing drugs that can inhibit DENV replication, but whether these two drugs have anti-inflammatory activity caused by DENV infection has not been studied further. The antiviral activity of Favipiravir and Quinine Sulfate was analyzed through IC50 and CC50 values against DENV serotype-1 (DENV-1) on Vero cells. The relative expression of cytokines TNF-a, IL-6, IL-10 and the transcription factor NFkB was analyzed from PBMCs of healthy donors infected with DENV-1 with the addition of Favipiravir or Quinine Sulfate. The results showed that the IC50 and CC50 for Favipiravir were 2,72 ug/mL and 156,78 ug/mL with an SI value of 58, while the IC50 and CC50 of Quinine Sulfate were 14,97 ug/mL and 85,2 ug/mL with an SI value 5,69. Favipiravir and Quinine Sulfate were able to reduce the expression of IL-6 and IL-10, but induced the expression of TNF-a and the transcription factor NFkB in two DENV-1 infection test schemes with or without ADE. From this study it can be concluded that Favipiravir has better dengue antiviral activity than Quinine Sulfate, while the role of Favipiravir and Quinine Sulfate as an anti-inflammatory for DENV infections still requires further study. From this study, it can be concluded that Favipiravir has better dengue antiviral activity than Quinine Sulfate while the role of Favipiravir and Quinine Sulfate as anti-inflammatory of DENV infection still requires further study."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Haliza Aulia
"Latar Belakang: Infeksi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) terus berlanjut meningkat dari waktu ke waktu, ini dapat dipengaruhi oleh adanya resistensi Antibiotik semakin meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan antibiotik irasional. Daun kelor (Moringa oleifera) diketahui memiliki efek antibakteri, terutama gram positif.
Tujuan: Mengetahui potensi antibakteri fraksi etil asetat daun kelor (Moringa oleifera) terhadap Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode makrodilusi fraksi vankomisin dan etil asetat daun kelor (Moringa oleifera). Pengenceran makro aktif vankomisin digunakan sebagai standar dan pembanding dalam penelitian ini karena vankomisin sensitif terhadap MRSA, sedangkan makrodilusi dari fraksi etil asetat digunakan untuk mengetahui potensi antibakteri dari fraksi etil asetat daun kelor
(Moringa oleifera) terhadap MRSA. Hasil: Dalam penelitian ini, tidak ditemukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) fraksi etil asetat daun kelor (Moringa oleifera) dalam konsentrasi 1280 g/mL sampai 0,078125 g/mL. Kesimpulan: Tidak ada potensi antibakteri dari fraksi etil asetat daun kelor (Moringa oleifera) terhadap Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Background: Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) infections continue to increase from time to time, this can be influenced by the presence of antibiotic resistance which is increasing along with the increasing use of irrational antibiotics. Moringa leaves (Moringa oleifera) are known to have antibacterial effects, especially gram-positive.
Objective: To determine the antibacterial potential of the ethyl acetate fraction of Moringa leaves (Moringa oleifera) against Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Methods: This study was conducted using the macrodilution method of vancomycin and ethyl acetate fractions of Moringa (Moringa oleifera). The macro-active dilution of vancomycin was used as a standard and comparison in this study because vancomycin was sensitive to MRSA, while macrodilution of the ethyl acetate fraction was used to determine the antibacterial potential of the ethyl acetate fraction of Moringa leaves.
(Moringa oleifera) against MRSA. Results: In this study, no Minimum Inhibitory Concentration (MIC) was found. and Minimum Kill Concentration (KBM) ethyl acetate fraction of Moringa leaf (Moringa oleifera) in concentrations of 1280 g/mL to 0.078125 g/mL. Conclusion: There is no antibacterial potential of the ethyl acetate fraction of Moringa leaves (Moringa oleifera) against Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk meningkatkan daerah stabilitas nyala api, maka sebuah saluran
ekspansi dipasang pada pembakar dengan berbagai ring stabilizer yang mempunyai
ketebalan yang berbeda. Dalam suatu penelitian, daerah stabilitas nyala api biasanya
ditentukan dengan cara mengukur variasi nilai Air Fuel Rufio (AFR) pada suatu
jumlah variasi bahan bakar tertentu atau pada Burning Load (BL) tertentu antara
mulai terjadinya nyala api kuning (Yellow Tip) sampai nyala api padam (Blow Off)
ataupun Lift Up. Secara visual dapat diamati bahwa daerah stabilitas nyala api
ternyata semakin Iuas bila Bunsen Hamer dilengkapi dengan ring stabilizer
sehingga muncul fenomena Lift Up sebelum terjadinya Blow Off
Dalam penelitian ini, akan diteliti pengaruh perubahan-perubahan ketebalan
ring stabilizer terhadap stabilitas nyala api pada Bunsen Burner yang dilengkapi
dengan Expansion Barrel Mouth dengan sudut ekspansi θ= 10° dan θ= 30°. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa pemakaian Expansion Barrel Mouth dapat
meningkatkan stabilitas nyala api hingga 3.34 % pada Burning Load antara
11.8215 MW/m2 sampai dengan 14.0599 MW/m2 terhadap barrel standar.
Kesimpulannya, sudut ekspansi θ= 30° lebih baik dibandingkan dengan θ= 10°"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>