Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40708 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Wijaya
"ABSTRAK
Industri pelapisan logam menggunakan listrik (electroplating) berkembang amat pesat pada skala kecil dan menengah sesuai dengan meningkatnya kebutuhan barang-barang logam berlapis. Limbah industri ini merupakan limbah yang cukup berat cemarannya diantaranya logam-logam berat dan sianida sebagai parameter kunci limbah dari industri ini. Saat ini pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah menetapkan aturan yang amat ketat yaitu 0,2 mg/L pada efluen (sebelumnya 0,5 mg/L) sebagai baku mutu khusus industri pelapisan logam menggunakan listrik (electroplating). Penelitian bertujuan mengatahui, unjuk kerja reaktor ozon pada senyawa sianida pada variasi laju alir umpan dan pH, untuk moda paralel dan seri, baik sistem sirkulasi maupun cascade, sebagai salah satu opsi pengolahan limbah yang lebih bersih dan tidak menimbulkan lumpur Waktu yang dibutuhkan penyisihan 95% sianida dari 10 ppm menjadi 0,5 ppm adalah + 5-8 jam."
2009
T25932
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Rahmalia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas gabungan proses kontaktor membran serat berongga dengan reaktor hibrida ozon-plasma (RHOP) pada penyisihan amonia yang terlarut dalam air limbah melalui uji perpindahan massa. Variabel proses yang divariasikan pada proses penyisihan amonia menggunakan membran adalah laju alir air limbah (3, 4, 5 LPM), pH limbah sintetis (10, 11, 12), temperatur air limbah (20, 30, 40oC) dan jumlah serat membran (50, 60,70 serat). Khusus untuk proses penyisihan amonia menggunakan gabungan proses kontaktor membran serat berongga dengan RHOP dan ozonator, laju alir air limbah diatur pada 0,78 LPM. Reaktor hibrida ozon-plasma dapat membantu mengurangi beban penyisihan pada membran dengan cara mendegradasi amonia.Selain itu, terbentuknya ion OH- yang dapat menggeser kesetimbangan reaksi amonia dalam air ke arah pembentukan gas amonia sehingga meningkatkan jumlah amonia yang akan disisihkan oleh kontaktor membran. Efisiensi penyisihan dan koefisien perpindahan massa tertinggi sebesar 81% dan 1,63683 10-5 m/s pada penyisihan amonia menggunakan proses gabungan membran dengan RHOP & ozonator kondisi variasi jumlah serat 70, temperatur air limbah 40oC, dan laju alir air limbah 0,78 LPM.

ABSTRACT
This study aims to analyze the effectiveness of the combined process of hollow fiber membrane contactor with ozone-plasma hybrid reactor (RHOP) on the removal of dissolved amonia in the waste water through the test of mass transfer. Varied process variables on the amonia removal process through a membrane are the wastewater flow rate (3, 4, 5 LPM), the wastewaterpH (10, 11, 12), the wastewater temperature (20, 30, 40oC), and the amount of fiber membrane (50, 60, 70 fibers). Especially for amonia removal process through a combination of the hollow fiber membrane contactor with RHOP and ozonator, feed flow rate set at 0,78 LPM. Ozone-plasma hybrid reactor reduce the load on the membrane by way of allowance degrade amonia. In addition, the formation of OH- that can lead the equilibrium reaction of amonia in water to the formation of amonia gas thus increase the amount of amonia that will be set aside by membrane contactor. The maximum efficiency of amonia removal and mass transfer coefficient achieved 81% and 1,63683 10-5 m/s through combination of hollow fiber membrane with RHOP &ozonator with 70 fibers, 40oC, and 0,78 LPM feed flow rate."
2013
T32927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Miftah Majduddin
"Menara Pendingin adalah suatu unit yang dapat membantu melakukan perpindahan kalor dimana kalor tersebut sudah tidak dibutuhkan lagi. Dalam operasi menara pendingin, ada beberapa faktor yang dapat dijadikan tinjauan dalam mengukur performa dari menara pendingin. Banyaknya bakteri di dalam menara pendingin menyebabkan presipitasi kerak yang dapat mengganggu efektivitas thermal dari menara pendingin dikarenakan kerak-kerak tersebut akan menghambat laju perpindahan kalor karena mempunyai resistansi thermal yang tinggi. Ada beberapa cara untuk mengurangi laju pertumbuhan dari kerak, salah satunya adalah ozonasi. Ozonasi adalah injeksi ozon pada air pendingin menara pendingin untuk mengurangi potensi dari presipitasi kerak yang akan meningkatkan performa dari menara pendingin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik efek ozonasi terharap performa dari menara pendingin dan kualitas air pendingin pada menara pendingin sistem tertutup. Metode yang digunakan untuk menguji kualitas air adalah pengujian dengan alat ukur yang dicelupkan setiap harinya dan uji laboratorium seperti AAS, Titrimetric, Gravimetrik, dan Spectrophotometric.
Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah karakterisitik laju performa setiap harinya dan laju kualitas air setiap harinya maupun saat sebelum dan sesudah ozonasi. Hasil dari nilai efektivitas yang didapat adalah 0.12 % untuk nilai terkecil dan 8.74 % untuk nilai terbesar. Ozonasi terbukti dapat meningkatkan kualitas air menara pendingin tetapi belum terbukti dapat meningkatkan performa atau efektivitas menara pendingin untuk jangka waktu ozonasi selama 15 hari.

Cooling tower is a unit or system that used for heat transfer process where the heat is not useful anymore. There is several factor in the cooling tower operations that can observed for cooling tower performance. The large amount of bacteria on cooling tower become potential of scale precipitation that can decrease the cooling tower thermal effectivity because of the scale will act as inhibitor for heat transfer rate since the scale has high value of thermal resistance. There are several method for reducing scale precipitation growth rate, one of them is ozonation or ozone injection method. The ozone will injected to the cooling water to reduce the scale precipitation growth rate that can decreases the cooling tower performance.
This research intends to find the characteristic of ozonation effect from cooling tower performance and water quality. The method for water quality checking are AAS method, Titrimetric, Gravimetric, and Spectrophotometric.
The output of this research are characteristic of cooling tower performance each day and rate of water quality before and after ozonation and each day. The effectiveness value results obtained in this research was 0.12 % for the lowest value and 8.74 % for the highest value. Ozonation has been proven to improve water quality rate of cooling towers but has not been proven to improve the performance or effectiveness of cooling towers for an ozonation period of 15 days.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Nadhifa
"ABSTRACT
Ozon merupakan oksidator kuat, sehingga efektif digunakan untuk membunuh bakteri, virus, dan jamur. Karena ozon dapat berjalan tanpa membentuk produk-produk samping di air, banyak proses industri yang memanfaatkan ozon. Walaupun demikian, pemanfaatan ozon di Indonesia belum diaplikasikan secara maksimal oleh masyarakat, karena alasan besarnya biaya ozonator komersial serta umur penggunaan yang singkat atau mudah rusak, juga terutama karena ozon hanya dapat bertahan beberapa menit sebelum terdekomposisi menjadi oksigen kembali. Dalam penelitian ini dilakukan rancang-bangun pengembangan reaktor plasma DBD dielectric barrier discharge dengan model pelat sejajar konfigurasi paralel untuk pembangkitan ozon pada suhu ruang. Setelah diuji kinerjanya menggunakan metode titrasi iodometri, diperoleh produksi ozon serta konsumsi energinya pada kondisi operasi optimal yang mampu mendekati atau bahkan melebihi produktivitas ozon model-model sebelumnya, yaitu mencapai 0,82 gr ozon/jam dengan konsumsi energi 42,06 kWh/kg umpan udara dan 6,45 gr ozon/jam dengan konsumsi energi 7,62 kWh/kg umpan oksigen murni . p.p1 margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; text-align: justify; font: 12.0px Helvetica Neue color: 454545

ABSTRACT
Ozone is a powerful oxidizer, so it is effectively used to kill bacteria, viruses, and fungi. Because ozone can run without forming by products in the water, many industrial processes utilize ozone. Nevertheless, ozone utilization in Indonesia has not been applied maximally, due to the large cost of commercial ozonators and short life or easily damaged, since ozone can only last a few minutes before decomposing into oxygen again. In this research, a plasma DBD dielectric barrier discharge reactor models with parallel plates for ozone generation at room temperature were designed and developed. After the productivity of the ozonators were tested with iodometric titration method, the ozonator rsquo s productivity in generating ozone and its energy consumption with the optimum operating condition were obtained and are able to compete or even exceeds the productivity of the previous ozonator models. The ozonator can produce up to 0,82 gr ozone hour with 42,06 kWh kg compressed air feed and 6,45 gr ozone hour with 7,62 kWh kg energy consumption pure oxygen feed . p.p1 margin 0.0px 0.0px 0.0px 0. 0px text align justify font 12.0px Helvetica Neue color 454545."
2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinitta Vrillya Adiniezza
"

Ozon adalah gas dengan sifat oksidatif yang kuat yang dapat diproduksi dengan lucutan listrik dalam reaktor Dielectric Barrier Discharge (DBD). Penggunaan teknologi ozon sangat diminati karena kelebihannya dan aplikasinya di berbagai industri. Selain itu, produksi ozon dalam reaktor DBD juga memiliki potensi untuk menghasilkan produk samping nitrat sehingga bisa dianalisis potensi penggunaan reaktor DBD tersebut. Penelitian sebelumnya terkait sintesis ozon di reaktor DBD dengan penggunaan katalis memberikan hasil yang beragam. Penelitian ini menggunakan katalis berbasis silika gel dalam reaktor DBD. Penelitian ini melakukan uji produktivitas ozon dengan memvariasikan kondisi operasi dalam pembangkitan ozon di reaktor DBD. Setelah mendapatkan kondisi operasi terbaik, dilakukan pembangkitan ozon dengan katalis berbasis silika gel. Uji produktivitas nitrat tanpa menggunakan katalis dan dengan menggunakan katalis silika gel juga dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variasi kondisi operasi dan katalis silika gel terhadap produktivitas ozon serta mengetahui kinerja produksi nitrat di reaktor DBD. Kondisi operasi terbaik untuk produksi ozon didapatkan di laju alir gas umpan 3 L/m dan tegangan listrik  15 kV pada reaktor 1 serta laju alir gas umpan 3 L/m dan tegangan listrik 4,4 kV pada reaktor 2, dengan hasil tertinggi 191,5 mg/jam. Produksi nitrat di reaktor yang digunakan menghasilkan konsentrasi hingga 34,53 ppm pada pH 10 dan 22,57 ppm pada pH 6.7 di larutan. Hipotesis awal mengantisipasi bahwa penggunaan katalis silika gel dapat meningkatkan produksi ozon, akan tetapi penggunaan katalis berbasis silika gel justru menurunkan produksi ozon dan nitrat dengan penurunan hingga 9-92% karena terpicunya dekomposisi ozon serta nitrogen oksida pada reaktor DBD.


Ozone is a highly reactive gas produced through electric discharge in a Dielectric Barrier Discharge (DBD) reactor. Its advantages have made ozone technology highly sought after across various industries. In the DBD reactor, ozone production can also lead to the generation of nitrate as a by-product, necessitating further analysis. Previous studies on ozone synthesis in DBD reactors using catalysts have yielded mixed results. This study will employ silica gel catalyst in a DBD reactor. The study aimed to test ozone productivity by varying operating conditions. Ozone generation was carried out using the silica gel-based catalyst. Nitrate productivity tests were also conducted, both without a catalyst and with silica gel catalyst. The study sought to examine the effect of operational variations and the silica gel catalyst on ozone productivity, as well as assess nitrate production in the DBD reactor. The optimal operating conditions for ozone production were achieved at a feed gas flow rate of 3 L/m and an electric voltage of 15 kV in reactor 1, and an electric voltage of 4.4 kV in reactor 2. These conditions resulted in the highest yield of 191.5 mg/hour. Nitrate production in the reactor yielded concentrations of up to 34.53 ppm at pH 10 and 22.57 ppm at pH 6.7. The initial hypothesis suggested that the use of silica gel catalysts would increase ozone production. However, the utilization of silica gel-based catalysts actually decreased ozone and nitrate production by up to 9-92% due to ozone and nitrogen oxides decomposition in the DBD reactor.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Syakir Sutedjo
"Ketersediaan sumber daya mineral di Indonesia dapat menjadi potensi untuk perkembangan industri energi nasional. Sumber daya yang melimpah tersebut menguntungkan para peneliti untuk mengembangkan riset tentang energi alternatif dengan sumber daya lokal, salah satunya adalah pemanfaatan sumber daya lokal Ilmenit Bangka sebagai salah satu material pendukung komponen sel surya berbasis pigmen (DSSC).
Penelitian ini berfokus kepada pengembangan teknologi ekstraksi bijih Ilmenit sehingga didapatkan TiO2. Ilmenit yang didekomposisi KOH dan pelindian menggunakan asam sulfat dipaparkan ozon sebagai katalis dengan harapan akan mempercepat oksidasi dan presipitasi TiO2. Pemaparan Ozon dilakukan dengan alat plasma non-thermal sehingga dihasilkan ozon dengan pengaruh laju reaksi gas input oksigen sebesar 3, 6, dan 9 l/menit. Harapan dari penelitian ini adalah meningkatknya %recovery karena pengaruh pemaparan ozon yang berfungsi sebagai katalis. Proses pemaparan dilakukan selama 4 jam setiap sampel nya. Penelitian ini merupakan pengembangan teknologi ekstraksi menggunakan katalis sehingga tercipta proses ekstraksi yang lebih efisien.

Abundant mineral resources in Indonesia can trigger a massive development of national energy technology. Those resources can facilitate and ease researcher to develop a research about alternative energy using local mineral resource as its base material. In this case by using Bangka Ilmenite as a material to fabricate a pigment of DSSC.
This research was focused in the mineral extraction technology development to produce TiO2. The ilmenite was first decomposed by KOH and then leached in sulfuric acid. Ozonation was used as the process catalyst to increase the efficiency of the process by accelerating the oxidation and precipitation of TiO2. Ozonation was performed using Plasma Non-thermal with an oxygen flow rate: 3 litre/minute, 6 l/m, and 9 l/m in 4 hours for each variable.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalyana Tarra Widya Kusuma
"Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang merupakan tempat pembuangan terbesar di Indonesia yang menjadi pembuangan akhir kota Jakarta dan sekitarnya. Salah satu masalah yang sering timbul dari TPA adalah adanya limbah lindi yang dihasilkan. Lindi yang dihasilkan dari TPA mengandung polutan tinggi yang berpotensi merugikan kesehatan dan lingkungan sehingga pengolahan lindi dibutuhkan untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Salah satu proses pengolahan lindi yang saat ini banyak dikembangkan adalah Advanced Oxidation Processes (AOPs) berbasis ozon dan plasma. Proses yang terjadi adalah dengan menginjeksikan gas ke dalam reaktor plasma dielectric barrier discharge (DBD) sehingga menghasilkan radikal hidroksil (OH•) dan ozon (O3) sebagai oksidator kuat yang akan mendegradasi limbah. Pengolahan limbah lindi yang dilakukan saat ini adalah menggunakan Reaktor Ozon Plasma Nanobubble (ROPN) yang mana telah terbukti dapat menghasilkan degradasi jauh lebih tinggi daripada reaktor ozon plasma saja. Untuk meningkatkan efektivitas degradasi, dilakukan penambahan karbon aktif granular (GAC) ke dalam sistem ROPN sebagai adsorben dan katalis. Penelitian dilakukan selama 60 menit dengan variasi tegangan, konfigurasi, dan jenis umpan gas. Hasil yang diperoleh pada kondisi optimum adalah terjadinya penurunan pH sebesar 5,59%; Chemical Oxygend Demand (COD) sebesar 87,49%; Total Suspended Solids (TSS) sebesar 100%; Total Dissolved Solids(TDS) sebesar 45,46%; Nitrat sebesar 91,12%; dan Biological Oxygen Demand (BOD) sebesar 93,67%.

The Bantargebang Waste Disposal Site (TPA) is the largest landfill in Indonesia which is the final disposal site for the city of Jakarta and its surroundings. One of the problems that often arises from TPA is the leachate waste produced. Leachate produced from TPA contains high levels of pollutants that have the potential to be detrimental to health and the environment, so leachate processing is needed to prevent negative impacts on the environment and public health. One of the leachate processing methods that is currently being developed is Advanced Oxidation Processes (AOPs) based on ozone and plasma. The process occurs by injecting gas into the dielectric barrier discharge (DBD) plasma reactor to produce hydroxyl radicals (OH•) and ozone (O3) as strong oxidants that will degrade the waste. The current processing of leachate waste is using a Nanobubble Plasma Ozone Reactor (ROPN) which has been proven to produce much higher degradation than a plasma ozone reactor alone. To increase the effectiveness of degradation, granular activated carbon (GAC) was added to the ROPN system as an adsorbent and catalyst. The research was carried out for 60 minutes with variations in voltage, configuration and type of gas feed. The results obtained under optimum conditions were a decrease in pH of 5.59%; Chemical Oxygen Demand (COD) of 87.49%; Total Suspended Solids (TSS) of 100%; Total Dissolved Solids (TDS) of 45.46%; Nitrate of 91.12%; and Biological Oxygen Demand (BOD) of 93.67%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikolas Setiadi
"Limbah air lindi merupakan masalah global yang saat ini menjadi perhatian hampir di semua negara dan mendesak untuk diselesaikan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebagai tempat akhir pembuangan limbah padat menghasilkan air lindi akibat air yang meresap melewati timbunan sampah dan melarutkan materi-materi organik hasil dekomposisi biologis. Air lindi yang tidak terolah dapat meresap ke dalam tanah yang berpotensi bercampur dengan air tanah sehingga menimbulkan pencemaran. Permasalahan pada pengolahan limbah air lindi menggunakan teknologi canggih belum banyak dikembangkan. Teknologi Advanced Oxidation Process (AOPs) berbasis ozon merupakan salah satu teknologi canggih yang menawarkan solusi degradasi zat beracun dan pengolahan limbah yang lebih sederhana. Salah satu pengembangan yang dilakukan adalah dengan menambahkan filter Zeolit Alam Lampung (ZAL) yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengolahan. Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sistem Reaktor Ozon Plasma Nanobubble (ROPN) dengan filter Zeolit Alam Lampung (ZAL) dalam mendegradasi limbah air lindi. Sistem reaktor yang digunakan adalah Reaktor Ozon Plasma Nanobubble (ROPN) yang dirancang untuk menghasilkan ozon didalamnya sebagai oksidator kuat dalam mendegradasi limbah air lindi. Proses pengolahan limbah air lindi ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu preparasi, pengolahan dan analisis. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini antara lain penurunan COD, TDS, TSS, Nitrat dan BOD sebesar 87,34%, 42,42%, 100%, 76,09% dan 95,23%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ROPN ini mampu mendegradasi limbah air lindi secara baik.

Landfill leachate is a global problem that is currently a concern in almost all countries and urgently needs to be resolved. Landfills as the final place for solid waste disposal produce leachate as water percolates through waste piles and dissolves organic matter from biological decomposition. Untreated leachate can seep into the soil and potentially mix with groundwater, causing pollution. The problem of leachate treatment using advanced technology has not been widely developed. Ozone-based Advanced Oxidation Process (AOPs) technology is one of the advanced technologies that offers solutions for the degradation of toxic substances and simpler waste treatment. One of the developments carried out is by adding Lampung Natural Zeolite (ZAL) filters which are expected to increase processing efficiency. The development carried out in this study aims to determine the effectiveness of the Plasma Nanobubble Ozone Reactor (ROPN) system with Lampung Natural Zeolite (ZAL) filters in degrading leachate wastewater. The reactor system used is a Plasma Nanobubble Ozone Reactor (ROPN) designed to produce ozone in it as a strong oxidizer in degrading leachate wastewater. The leachate waste water treatment process is carried out in three stages, namely preparation, processing and analysis. The results obtained in this study include a decrease in COD, TDS, TSS, Nitrate, BOD by 87.34%, 42.42%, 100%, 76,09% and 95.23%. Based on the research results obtained, this ROPN is able to degrade leachate waste water well."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dhika Ananda Hermawan
"Manusia selalu membutuhkan makanan sebab makanan dapat menyuplai energi agar dapat beraktivitas. Makanan yang kita konsumsi harus sehat dan berkualitas karena kualitas makanan dapat mempengaruhi jumlah nutrisi yang kita butuhkan. Salah satu hal yang menyebabkan kemunduran kualitas makanan adalah pembusukan. Pembusukan makanan disebabkan oleh kontaminasi mikroba yang diperparah dengan kondisi penyimpanan yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme seperti suhu, pH, aktivitas air. Oleh karena itu, perhatian khusus diperlukan untuk mengawetkan makanan atau menjaga bahan pangan selalu dalam keadaan baik, mengikuti kondisi lingkungan dan penyimpanan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing bahan pangan. Salah satu cara efektif untuk mengawetkan makanan adalah dengan menggunakan ozon. Ozon merupakan disinfektan kuat yang dapat mendisinfeksi beragam mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan. Kelebihan lain dari ozon adalah tidak memiliki residu; lebih efisien dari hydrogen peroksida dan dapat menghilangkan bahan berbahaya pada makanan seperti insektisida pada sayuran atau buah-buahan serta produk pertanian lain. Ozon juga sudah dinyatakan aman untuk digunakan sebagai bahan pengawet makanan (GRAS, Generally Recognized As Save) oleh Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA, Food and Drug Administration). Penggunaan ozon sebagai pengawet makanan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk atau fasa: gas, air terozonasi, es terozonasi dan kabut ozon (ozone mist). Ozon telah diaplikasikan secara luas dalam mengawetkan berbagai jenis bahan pangan seperti: buah-buahan dan sayur-sayuran; tepung, biji-bijian dan sejenisnya; susu dan turunannya; daging, ikan dan tahu. Efektivitas penggunaan ozon sebagai bahan pengawet makanan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor dari dua sisi: (i) ozon sebagai bahan pengawet; dan (ii) bahan makanan yang diawetkan. Di antara faktor (i) adalah fasa, konsentrasi, durasi dan frekwensi ozon. Faktor (ii) di antaranya adalah bentuk fisik, kandungan air, luas permukaan spesifik dan kandungan mikroorganisme. Fungsi ozon sebagai bahan pengawet dapat pula digabungkan dengan metode pengawetan lain seperti pendinginan, dan penggunaan kemasan.

Humans always need food because food can supply energy in order to be active. The food we consume must be healthy and of good quality because the quality of food can affect the amount of nutrients we need. One of the things that causes deterioration of food quality is spoilage. Food spoilage is caused by microbial contamination which is exacerbated by storage conditions that support the growth of microorganisms such as temperature, pH, water activity. Therefore, special attention is needed to preserve food or keep food ingredients always in good condition, following environmental conditions and storage in accordance with the characteristics of each food ingredient. One effective way to preserve food is to use ozone. Ozone is a strong disinfectant that can disinfect various microorganisms that cause spoilage. Another advantage of ozone is that it has no residue; more efficient than hydrogen peroxide and can remove harmful ingredients in food such as insecticides on vegetables or fruits and other agricultural products. Ozone has also been declared safe for use as a food preservative (GRAS, Generally Recognized As Save) by the United States Food and Drug Administration (FDA). The use of ozone as a food preservative can be carried out in various forms or phases: gas, zoned water, zoned ice and ozone mist. Ozone has been widely applied in preserving various types of foodstuffs such as: fruits and vegetables; flour, grains and the like; milk and its derivatives; meat, fish and tofu. The effectiveness of using ozone as a food preservative is influenced by various factors from two sides: (i) ozone as a preservative; and (ii) preserved foodstuffs. Among the factors (i) are the phase, concentration, duration and frequency of ozone. Factor (ii) of which is physical form, water content, specific surface area, and content of microorganisms. The function of ozone as a preservative can also be combined with other preservation methods such as refrigeration, and the use of packaging."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>