Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157489 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The successfull cultivation of usefull plant largely depends on the quality of seed , espicially viability and germination vigor. Seed of picrasma javanica blume has potential use in the development of templates for new drugs, e,g. to treat malaria...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tanaman "Lo" (Ficus racemosa L) termasuk suku Moraceae yang berpotensi sebagai tanaman buah dan obat. Beberapa bagian tanaman lo telah dimanfaatkan penduduk seperti buahnya dapat dimakan , daunnya berguna untuk pengobatan diare (Anonim 1995) ekstrak kulit kayu dilaporkan dapat untuk aglutinasi sel-sel darah putih pada penderita leukimia (Rojo et al, 1999)..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"A study to investigate the effect of various cencentrations of hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) 4,6 and 8% /w/v,with a tablet weight gain of 4% on the physical quality and dissolution of 300 mg ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Artha Rani
"Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Peraturan BPOM Nomor 33 Tahun 2018, menyatakan bahwa Industri Farmasi, Pelaku Usaha Obat Tradisional, Pelaku Usaha Sumplemen Kesehatan, Pelaku Usaha Kosmetika, atau Pelaku Usaha Pangan pemilik Izin Edar wajib menerapkan 2D barcode. Fungsi dari pemberian nomor serialisasi atau 2D barcode ini untuk menghindari terjadinya pemalsuan obat selama proses distribusi obat kepada konsumen.Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengkajian implementasi serialisasi untuk mengetahui apakah kebijakan yang dilakukan telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain itu juga untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari implementasi serialisasi, serta mendapatkan solusi dari kekurangan tersebut.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) through BPOM Regulation Number 33 of 2018, states that the Pharmaceutical Industry, Traditional Medicine Business Actors, Health Supplement Business Actors, Cosmetics Business Actors, or Food Business Actors holding Distribution Permits are required to apply 2D barcodes. The function of providing serialization numbers or 2D barcodes is to prevent drug counterfeiting during the drug distribution process to consumers. In addition, it is also to find out the advantages and disadvantages of implementing serialization, and getting solutions to these deficiencies."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Selvinna
"Di Indonesia, dunia obat-obatan tidak terbatas pada bahan yang berasal dari zat kimia/obat modern. Besarnya kebutuhan akan obat menyebabkan meningkatnya penggunaan bahan atau senyawa dari bahan alam sebagai zat berkhasiat, di samping penggunaan obat dari bahan alam lebih ekonomis dan efek sampingnya lebih sedikit. Salah satu jenis obat dari bahan alam yang menguasai pasaran dan digemari masyarakat Indonesia adalah obat-obat tradisional Cina, yang dalam berbagai bentuk sediaan dan indikasi dijual secara bebas di hampir seluruh kota di Indonesia, baik dengan status terdaftar maupun tidak terdaftar. Obat-obat tradisional Cina telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu, dan dalam periode yang panjang ini masyarakat Cina telah menyusun farmakope raksasa yang berisi ribuan formula obat untuk berbagai penyakit yang dipercaya khasiatnya secara empiris. Obat tradisional Cina biasanya memiliki komposisi yang merupakan kombinasi dari beberapa bahan alami. Kombinasi ini bertujuan untuk meningkatkan kerja bahan utama dari komposisi tersebut, atau untuk mengurangi efek samping bahan utama tersebut. Obat tradisional Cina telah dipercaya memiliki efek antitumor, memperbaiki sistem kardiovaskuler dan hemostasis, antipiretik, dan sebagai imunomodulator. Sayangnya, hingga kini data kimia dan biologi dari komposisi obat tradisional tersebut masih sangat terbatas sehingga sulit menentukan zat mana yang merupakan zat aktif utama yang menyebabkan efek terapi. Demikian pula, sulit menentukan zat mana yang dapat menyebabkan efek samping dan toksisitas, sehingga memang tidak mudah menentukan efektivitas dan keamanan obat tradisional Cina. Salah satu dari sekian banyak obat tradisional Cina yang tersedia luas di pasaran adalah Pien Tze Huang, yang dipercaya memiliki khasiat dalam mengatasi penyakit hati, keganasan, dan berbagai penyakit inflamasi seperti gingivitis, abses, dan sebagainya. Hingga kini terdapat beberapa publikasi percobaan hewan yangmembuktikan efek protektif Pien Tze Huang pada sel hati, namun di Indonesia belum pemah dilakukan penelitian obat ini pada manusia. Di Indonesia terdapat kebiasaan pada sebagian pasien untuk menggunakan Pien Tze Huang setelah operasi agar luka operasi cepat sembuh dan tidak infeksi. Walaupun kebiasaan ini telah dijalankan selama puluhan tahun tanpa menimbulkan efek yang tidak diinginkan, belakangan terdapat laporan terjadinya perdarahan pada pasien pasca bedah yang menggunakan Pien Tze Huang. Namun hubungan antara terjadinya perdarahan dengan penggunaan Pien Tze Huang tersebut masih belum jelas, sehingga penelitian ini dilakukan untuk menilai efek Pien Tze Huang terhadap parameter hemostasis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T 16200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Teddy
"Salah satu usaha untuk melangsingkan-tubuh adalah dengan pemberian obat tradisional,Dari beberapa pustaka diketahui bahwa darni Guazuma ulmifolia Lamk. digunakan sebagai obat ,untuk melangsingkan tubuh. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kandungan kimia daun Giiazuma ulmifolia Lamk. Metode yang digunakan adalah metode fitokimia umum, meliputi pemeriksaan ekstrak yang menggunakan beberapa macam pelarut,. pemeriksaan khromatografi lapisan tipis dengan beberapa macam penampak noda.
Spektrcfotometri digunakan. untuk mengetahui komponen dari alkaloid. Lendir, tanin^, glxikon, dan alkaloid ditemukan dalam daum Guazuma ulmifolia Lamk. Jika penelitian ind hendak dilanjutkan sebaiknya Juga dilakxikan uji farmakologis untuk membuktikan kebenaran khasiatnya.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudibyo Supardi
"WHO me1alui resolusi tahun 1977 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tidak dapat merata sampai tahun 2000 tanpa mengikut sertakan sistem pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional antara lain menggunakan obat tradisional, yang terdiri dari simplizia, jamu gendong, jamu berbungkus dan obat fitoterapi. Dalam upaya pembinaan dan pemanfaatan obat tradisional agar dapat digunakan oleh masyarakat desa, diperlukan intormasi tentang penggunaan obat tradisional dan faktor?faktor yang berhubungan dengannya. Untuk mendapakan informasi tersebut dilakukan survai secara cross sectional terhadap 27 ibu rumah tangga di desa Tapos, Bogor yang dipilih secara multistage random sampling. Data dikumpulkan deagan cara mewawancarai responden di rumahnya menggunakan kuesioner. Untuk analisis data dilakukan uji Chi-square dan uji Phi atau Cramer -s V. Dari hasil dan pembahasan disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari karakteristik ibu rumah tangga yang berupa umur, jumlah anak, pendidikan dan pekerjaan, hanya hubungan pendidikan dan pekerjaan ibu rumah tangga dengan pengetahuan tentang obat tradisional yang bermakna.
2. Hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang obat tradisional, sikap terhadap obat tradisional, kepercayaan terhadap khasiat obat tradisional dan ketersediaan obat tradisional dengan penggunaan obat tradisional secara statistik bermakna. Keeratan hubungan utama pada ketersediaan, lalu kepercayaan terhadap khasiat. pengetahuan dan terakhir sikap.
3. Ibu rumah tangga di desa Tapos yang menggunakan obat tradisional selama satu bulan sebesar 37,6%.
4. Penggunaan obat tradisional oleh ibu rumah tangga di desa Tapos kebanyakan : berupa simplisia nabati, digunakan untuk pengobatan sariawan pegel linu dan menjaga kesehatan beralasan karena manjur/cocok 1-4 kali sebulan, mendapat secara gratis/tidak membayar dan mengetahui manfaatnya dari orang tua.
5. Ibu rumah tangga di desa Tapos kebanyakan lebih mengenal simplisia nabati darapada jamu berbungkus maupun jamu gendong."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Purnamawati
"Jamu merupakan obat tradisional yang dibuat dengan cara mengolah bahan alamiah yaitu yang mempunyai khasiat obat dengan beberapa bahan campuran. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pemanfaatan pengobatan tradisional menunjukan peningkatan yang cukup signifikan, yaitu mulai dari 19.9% pada tahun 1980, menjadi 23.2% pada tahun 1986 dan kemudian meningkat menjadi 31.4% pada tahun 1992. Berdasarkan data susenas 2001 terjadi peningkatan pemanfaatan obat tradisional mulai tahun 2000 sebesar 15.6% menjadi 30.2% pada tahun 2001. Walaupun demikian keberhasilan pengobatan tradisional sebagai upaya pelayanan kesehatan masih perlu dibuktikan efektivitasnya dan diperhatikan efek sampingnya, khususnya jika pemafaatannya digunakan oleh ibu yang sedang hamil.
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi jamu pada ibu hamil terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di bekasi tahun 2008. Metode Penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain kasus kontrol. Populasi penelitian adalah ibu hamil yang bersalin di Rumah Sakit Umum Kota Bekasi, Rumah Bersalin dan Bidan praktek swasta di wilayah Bekasi. Sampel penelitian adalah kasus Asfiksia yang terjadi pada bayi baru lahir dan kontrolnya adalah bayi baru lahir yang tidak mengalami asfiksia. Jumlah kasus yang diperlukan adalah sebanyak 103 kasus dan 309 kontrol. Penelitian ini kemudian dilanjutkan dengan metode kualitatif untuk melihat persepsi tenaga kesehatan, ibu hamil dan penjual obat tradisional secara mendalam mengenai pengaruh konsumsi jamu selama kehamilan dan pengaruhnya untuk bayi baru lahir di bekasi tahun 2008.
Dari hasil penelitian secara kuantitatif diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsumsi jamu terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. (p = 0.000, OR 7.1 dan 95%CI 4.23 - 11.9). AFE 0.85 dan AFP 0.43 ). Terdapat hubungan antara jumlah anc dengan asfiksia pada bayi baru Jahir (jumlah anc 4-8 kali p = 0.052, OR 1.68 dan CI 0.99 - 2.83. jumlah anc kurang dari 4 kali (p = 0.019, OR 3.02 dan 95%CI 1.2 - 7.58). Dari hasil wawancara mendalam kepada ibu kasus, diketahui bahwa mayoritas dari ibu hamil belum paham mengenai perilaku sehat selama hamil dan tidak mendapatkan penjelasan yang cukup dari petugas kesehatan. selain itu ibu hamil biasanya mengkonsumsi jamu atas anjuran keluarga atau tetangga tanpa mengetahui manfaat atau efek samping yang ditimbulkan.
Asfiksia pada bayi baru lahir (bbl) menipakan kasus yang jarang, walaupun demikian asfiksia menjadi faktor terbesar yang menyebabkan angka kematian bayi di bekasi, oleh karena itulah perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan baik pada saat kehamiian maupun persalinan. Selain itu perlu adanya standarisasi penggunaan jamu untuk ibu hamil, khususnya jamu gendong yang dalam penelitian ini lebih dari 90% dimanfaatkan oleh ibu hamil.

Jamu are traditional medicine which is made by natural ingredience which has good effect by using several ingrediences. Recording to Household Health Survey (SKRT) shows significant percentage of Indonesian people who used traditional medicine as medication has been increase from 19.9% in year 1980, become 23.2% in year 1986 and 31.4% in year 1992. National Socio-Economic Survey (SUSENAS) 2001 shows significant percentage too from 15.6% in year 2000 become 30.2% in year 2001.The succesful of traditional medicine as self medication in health care still need to prove for efectiveness and the side effect especially if it used by pregnant women.
The goal of this study is to know how the effect of consuming jamu for pregnant women with birth asphyxia in Bekasi in 2008. Quantitative and qualitative study designs are used in this study. We use case control design to see how the odds ratio of the mothers who have experience to take jamu during pregnancy. The population are the pregnant women who delivery in Bekasi General Hospital, Delivery Home Services and Midwife Private Practice. The sample are birth asphyxia cases and the control are the healthy baby without asphyxia. Determination sum of sample obtained by 416 baby. Divisible become 104 cases and 312 control. Qualitative study design is used to get in depth information of the mother, thehandlers of jamm and the providers about the effect of consume jamu during pregnancy for newborn baby in Bekasi in 2008.
The result shows that there are relation and risk of consume jamu with birth asphyxia. (p = 0,000, OR = 7,1 95%CI 4.23 - 11.9) and Frequencies of ANC with birth asphyxia (4 - 8 times during pregnancy, p = 0,052, OR = 1,68 and less than 4 times during pregnancy are p = 0,019, OR 3.02). the result of indepth tell us that majority of mother’s cases do not know about the health attitude during pregnancy and do not have enough information from providers about it. Beside that the pregnant women ussually get advise to consume jamu from their family or neighbour without knowing the benefit or the side effect of it.
Birth asphyxia is a relatively rare case, but asphyxia is become the biggest factor to cause of neontal death in Bekasi, therefore we suggest to increase the quality of health services during pregnancy and delivery and need a standart for using of jamu for pregnant women, consider to the result that the jamu gendong is the most used by pregnant women more than 90%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34410
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afiani Ika Limananti
"Jamu berupa ramuan tradisional sebagai salah satu upaya pengobatan telah dikenal luas dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tujuan: mengobati penyakit ringan, mencegah datangnya penyakit, menjaga ketahanan dan kesehatan tubuh serta untuk tujuan kecantikan. Salah satu jenis jamu yang terdapat di Yogjakarta adalah jamu cekok khusus untuk anak-anak. Tujuan tulisan ini adalah mengetahui ramuan yang terkandung dalam jamu cekok serta mengetahui manfaat jamu cekok terhadap peningkatan nafsu makan dan kesehatan anak. Konsumen jamu cekok sebagai informan penelitian ini adalah lima keluaraga yang memiliki anak usia balita. Keterangan tambahan diperoleh dari pemilik warung jamu cekok dan seorang ahli tanaman obat tradisional. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari hingga Juni tahun 2003. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam serta sumber pustaka yang relevan. Bahan utama jamu cekok adalah empon-empon yang terdiri dari Curcuma xanthorriza Robx (temulawak), Zingiber americans L. (Lempuyang emprit), Tinospora tuberculata Beume (Brotowali), Curcuma aeruginaosa Robx (temu ireng) serta Carica papaya L. (papaya). Alasan utama orang tua mencekok anaknya karena hilangnya nafsu makan yang dikhawatirkan akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Manfaat utama pengobatan ini adalah mengembalikan nafsu makan anak disamping sebagai cara penyembuhan mencret, perut kembung, cacingan serta batuk dan pilek. Pengaruh faktor kepercayaan atau sugesti akan khasiat jamu cekok mengakibatkan konsumen menyatakan kepuasaannya setelah mencekokkan anaknya. Kepercayaan ini tidak lepas dari pengaruh tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Selain itu pengobatan tradisional dengan memanfaatkan bahan bahan alam dianggap relatif lebih aman dan harganya terjangkau abgi masyarakat luas. Kebiasaan minum jamu cekok juga menunjukkan adanya kecendrungan masyarakat kembali ke alam (back to nature) sebagaimana tradisi yang telah dimiliki oleh nenek moyang mereka.
Jamu Cekok Components for Treating Children Have No Appetite: An Ethnomedicine Approach. Jamu is used
in an efford to treat patiens with a traditional herbal medicine, which is well known among the community. The jamu is
widely used for trating light health problems, preventing illness, increasing the endurance and the health of the body,
besides for cosmetic reasons. Jamu cekok is a kind of jamu used in Yogyakarta, especially for children , given by
forcing the mixture into the throat if children have no appetite. The aims of the article are to know the components of
jamu cekok and also to know the jamu cekok use toward improving child health. The research took 5 Javanese families
as informants. Additional informants is jamu cekok traditional shop and traditional herbalist. Data were obtained by
interviews and observation during February to June 2003. Analysis data was descriptive using medical anthropology
approach. The essential components of jamu cekok, called empon-empon are curcuma xanthorriza Robx (temulawak),
Zingiber Americans l. (lempuyang emprit), Tinospora tuberculata Beume (brotowali), Curcuma aeruginaosa Robx
(temu ireng) and Carica papaya L. (papaya). The main aims to drink jamu cekok is to increase the appetive of the
children because parents worried about the children growth and development. The children were threatened that they
will be forced to drink jamu, if they did not want to consume food. The belief and suggestion factors of jamu cekok
having special characteristics cause consumers become satisfied after giving jamu cekok to their children. Beside that,
traditional medicine using natural ingredients regarded more secure and the price can be reached by common society.
Drinking jamu cekok indicated that there is trend back to nature, which had possessed by their anchestor."
Universitas Gadjah Mada. Jurusan Antropologi, 2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Zingiber zerumbet (L) J.E. Smith, usually called as lempuyang gajah is belonging into zingiberaceae. This plant has been used as traditional medicine for curing coach, asma, headache, diarrhoe and disentry...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>