Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64533 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Probiotic food is (Food/drink beverage) as content probiotic batteries that can give health effect...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Nurul Hidayah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menilai dampak asam laktat sebagai terapi ajuvan yang mengatasi gangguan kenyamanan dengan cepat. Merupakan studi eksperimental tersamar tunggal yang dilakukan di Poliklinik Obstetri Ginekologi RSCM dan beberapa klinik swasta Mei 2012 - Juni 2013. Subjek dengan skor gangguan kenyamanan awal ≥5 mendapatkan terapi antimikroba kombinasi dan dikelompokkan dalam empat kelompok. Pada kelompok A vagina dibersihkan dengan larutan asam laktat 1%, dan cebok vagina dengan larutan asam laktat 1%; kelompok B vagina dibersihkan dengan larutan asam laktat 1%, dan cebok vagina dengan air bersih; kelompok C vagina dibersihkan dengan NaCl 0,9%, dan cebok vagina dengan larutan asam laktat 1%; kelompok D vagina dibersihkan dengan NaCl 0,9%, dan cebok vagina dengan air bersih. Dihitung perubahan skor gangguan kenyamanan setelah 24 jam. Sejumlah 81 subjek dianalisa (25 subjek kelompok A, 26 kelompok B, 15 kelompok C, dan 15 kelompok D). Karakteristik subjek keempat kelompok tidak berbeda signifikan. Rerata skor gangguan kenyamanan awal keempat kelompok tidak berbeda signifikan (p = 0.26). Perbaikan skor gangguan kenyamanan pada kelompok uji A lebih baik dibandingkan C ( p= 0.009), dan B lebih baik dibandingkan C (p = 0,04). Disimpulkan bahwa perbaikan skor gangguan kenyamanan signifikan pada kelompok dengan pembersihan vagina menggunakan asam laktat.

ABSTRAK
This study evaluated the effect of lactic acid as adjuvant therapy. Single blinded experimental study using validated questionnaire done in obstetrics and gynecology clinic Cipto Mangunkusumo Hospital and several private clinic from May 2012 to June 2013. Subject having initial discomfort score ≥5 was being treated with combined antimicrobial treatment and being classified into four groups (group A: 1% lactic acid vaginal toilette and 1% lactic acid self vaginal wiping; group B: 1% lactic acid vaginal toilette and clean water self vaginal wiping; group C: NaCl 0.9% vaginal toilette and 1% lactic acid self vaginal wiping; group D: NaCl 0.9% vaginal toilette and clean water self vaginal wiping). We measure the change of discomfort score within 24 hours. We analyzed 81 subjects (25 in group A, 26 in group B, 15 in group C, and 15 in group D). The subject’s character was not significanty different. The mean initial discomfort score was not significantly different (p= 0.26). We found that the reduction score of discomfort was significant in group A compared to group C (p= 0.009), and in group B compared to group C (p= 0,04). There is significant relieve of discomfort in those having vaginal toilette using lactic acid.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sarkono, Faturrahman, Sofyan Y. 2010. Isolation and identification of lactic acid bacteria from abalone (Haliotis asinina) as a potential candidate of probiotic. Nusantara Bioscience 2: 38-42. The purpose of this study was to isolate, select and characterize lactic acid bacteria (LAB) from abalone as a potential candidate probiotic in abalone cultivation system. Selective isolation of LAB performed using de Man Rogosa Sharpe medium. LAB isolate that potential as probiotics was screened. Selection was based on its ability to suppress the growth of pathogenic bacteria, bacterial resistance to acidic conditions and bacterial resistance to bile salts (bile). Further
characterization and identification conducted to determine the species. The results showed that two of the ten isolates potential to be
developed as probiotic bacteria that have the ability to inhibit several pathogenic bacteria such as Eschericia coli, Bacillus cereus dan
Staphylococus aureus, able to grow at acidic condition and bile tolerance during the incubation for 24 hour. Based on the API test kit,
the both of isolate identified as members of the species Lactobacillus paracasei ssp. paracasei. "
570 NBS 2:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hardi Julendra
"

Studi Efektivitas Konsorsium Bakteri Asam Laktat dan Khamir Isolat Lokal dengan Penambahan Oligosakarida dalam Mendukung Sistem Pencernaan dan Performa Ayam Pedaging

H. Julendraa,b, Abinawantoa*, Yasmana , A.Sofyanb

a. Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Indonesia, Jl. Lingkar Kampus Raya, Depok, Jawa Barat 16424. Indonesia

b. Research Group of Bio-Feed Additive Technology, Research Division for Natural Product Technology- Indonesian Institute of Sciences (BPTBA-LIPI), Jl. Jogja-Wonosari Km. 31.5 Gading, Playen, Gunungkidul, D.I. Yogyakarta 55861. Indonesia.

*Corresponding author: abinawanto.ms@sci.ui.ac.id

Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas konsorsium Lactobacillus plantarum AKK-30 dan Saccharomyces cerevisiae B-18 dalam mendukung sistem pencernaan dan kinerja ayam pedaging. Hipotesis yang diajukan adalah konsorsium L. plantarum AKK-30 dan S. cerevisiae B-18 serta oligosakarida dapat mengoptimalkan kondisi saluran pencernaan ayam broiler dengan mengurangi bakteri patogen dan memperbaiki mikrostruktur usus sehingga mempengaruhi pencernaan, imunitas dan performa ayam broiler. Penelitian dimulai dari Bulan Maret 2018 hingga Desember 2019, yang terdiri dari tiga tahap penelitian. Penelitian pertama, analisis in vitro dari L. plantarum AKK-30 (107 cfu / g) yang ditambahkan inulin dan MOS terhadap aktivitas antibakteri, kepadatan optik, konsentrasi asam laktat, pH, aktivitas perlekatan di mukosa usus, menggunakan rancangan faktorial dengan dua faktor (A = inulin dan MOS, B =. oligosakarida: 0,0; 0,5; 1,0; 1,5 dan 2,0% b / v) dengan 3 ulangan. Penelitian kedua, uji kecernaan (energi yang dapat dimetabolisme dan retensi nitrogen) serta morfologi usus (tinggi vili usus) terhadap L. plantarum AKK-30 dengan penambahan inulin dan MOS menggunakan dua puluh empat ekor ayam jantan berumur 40 hari dari Cobb (berat rata-rata 1725 ± 50 g). Percobaan disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan sebagai berikut (A) MRSB + L. plantarum AKK-30 (107 cfu / g); B) MRSB + inulin 0,5% (b / v); C) MRSB + MOS 0,5% (b / v); D) L. plantarum AKK-30 (107 cfu / g) + MRSB + inulin 0,5% (b / v); dan E) L. plantarum AKK-30 (107 cfu / g) + MRSB + MOS 0,5% (b / v). Penelitian yang sama juga dilakukan terhadap konsorsium (L. plantarum AKK-30 dan S. cerevisiae B-18 serta inulin) menggunakan tiga puluh ekor ayam jantan berumur 32 hari dari Lohmann MB 202 (berat rata-rata 1450 ± 50 g) dengan lima perlakuan dan lima ulangan sebagai berikut tanpa inulin (A), konsorsium dengan 0,5% inulin (B), konsorsium dengan 1,0% inulin (C), konsorsium dengan 1,5% inulin (D), dan probiotik komersial (E). Penelitian ketiga mengevaluasi penggunaan konsorsium (L. plantarum AKK-30 dan S. cerevisiae B-18 serta inulin) terhadap indeks performa,dan histopatologi jaringan tubuh ayam. Penelitian menggunakan lima perlakuan dan lima ulangan seperti berikut tanpa inulin (A), konsorsium dengan 0,5% inulin (B), konsorsium dengan 1,0% inulin (C), konsorsium dengan 1,5% inulin (D), dan probiotik komersial (E). Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), menggunakan 275 anak ayam jantan berumur sehari dari Lohmann MB 202 dan dirawat selama 32 hari di kandang Closed House. Data dievaluasi menggunakan ANOVA dan jika ditemukan perbedaan (p <0,05) antara perlakuan dianalisis menggunakan uji post hoc Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa L. plantarum AKK-30 dengan penambahan inulin 0,5% dan 0,5% MOS mempengaruhi pertumbuhan L. plantarum AKK-30 dan perlekatan bakteri di mukosa usus tanpa mempengaruhi aktivitas antibakteri. Penambahan 0,5% inulin dan 0,5% MOS lebih tinggi (p <0,05) dibandingkan perlakuan lain untuk energi metabolisme (EM), retensi nitrogen (RN) dan tinggi vili usus (TVU) pada ayam. Indeks performa, pertambahan bobot badan dan efisiensi pakan dalam konsorsium dengan penambahan inulin 0,5 dan 1,0% lebih tinggi daripada perlakuan lain. Semua perlakuan konsorsium tidak menunjukkan perbedaan terhadap profil histopatologis dan organ imun ayam. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan L. plantarum AKK 30 dan S cerevisiae B-18 dengan inulin 0,5 dan 1,0% (b / v) dapat digunakan sebagai alternatif antibiotic growth promoters untuk ayam pedaging.

Kata kunci: Bakteri asam laktat, Khamir, Performa Ayam, Sistem pencernaan


The research was conducted to evaluate effectiveness of Lactobacillus plantarum AKK-30 and Saccharomyces cerevisiae B-18 consortium for supporting digestion system and performance of broilers. The proposed hypothesis is the consortium of L. plantarum AKK-30, S. cerevisiae B-18 and oligosaccharides can optimize the condition of the digestive tract of broiler chickens by reducing pathogenic bacteria, improve the intestinal microstructure that it affects digestion, immunity and performance of broiler chickens. This study had been carried out from March 2018 to December 2019, consisting of the stage of research. First study, in vitro analysis of antibacterial activity, optical density, lactic acid concentration, pH, adhesion activity in the intestinal mucosa of L. plantarum AKK-30 (107 cfu / g) added inulin and MOS, used factorial design with two factors (A=inulin and MOS, B=. oligosaccharides: 0.0; 0.5; 1.0; 1.5 and 2.0% w / v) with 3 replications. Second study, digestibility assays (metabolizable energy and nitrogen retention) and intestinal morphology (intestinal villi height) of L. plantarum AKK-30 with inulin and MOS addition and using twenty-four 40-day-old male from Cobb (average weight 1725 ± 50 g). The experiment was arranged on randomized block design (CRD) with five treatments and four replications as follows (A) MRSB + L. plantarum AKK-30 (107 cfu/g); B) MRSB + inulin 0,5% (w /v); C) MRSB + MOS 0,5% (w /v); D) L. plantarum AKK-30 (107 cfu/g) + MRSB + inulin 0,5% (w /v); dan E) L. plantarum AKK-30 (107 cfu/g) + MRSB + MOS 0,5% (w /v). The same analysis of the consortium (L. plantarum AKK-30 and S. cerevisiae B-18 with levels of inulin) using thirty 32-day-old male from Lohmann MB 202 (average weight 1450 ± 50 g). The experiment used five treatments and five replications follows without inulin (A), consortium with 0.5% of inulin (B), consortium with 1.0% of inulin (C), consortium with 1.5% of inulin (D), and commercial probiotic (E). Third study, evaluation of consortium (L. plantarum AKK-30 and S. cerevisiae B-18 with levels of inulin) used five treatments and five replications follows without inulin (A), consortium with 0.5% of inulin (B), consortium with 1.0% of inulin (C), consortium with 1.5% of inulin (D), and commercial probiotic (E). This study used thirty 32-day-old male from Lohmann MB 202 (average weight 1450 ± 50 g). Parameters of the feeding trial in the third study was performance index, and histopathology of immune organs. Experiment of the third study was designed in a randomized block design (CRD) with five treatments and four replications as follows without inulin (A), consortium with 0.5% of inulin (B), consortium with 1.0% of inulin (C), consortium with 1.5% of inulin (D), and commercial probiotic (E). This study used 275 male day-old chick from Lohmann MB 202 and treated for 32 days in a closed house. Data were evaluated using ANOVA and the difference (p<0.05) among mean treatment was analyzed using Duncan post hoc test. The results showed that L. plantarum AKK-30 with the addition of 0.5% inulin and 0.5% MOS influenced the growth of L. plantarum AKK-30 and bacterial adhesions in the intestinal mucosa without affecting the antibacterial activity. Addition of 0.5% inulin and 0.5% MOS was higher (p <0.05) than other treatments for metabolizable energy (ME), nitrogen retention (NR) and intestinal villi height in chickens. Performance index, weight gain, and feed efficiency in the consortium with the addition of inulin 0.5 and 1.0% were higher than these in other treatments. All consortia showed no differences in the histopathological profile of chicken immune organs. It is concluded that use of L. plantarum AKK 30, S cerevisiae B-18 with 0.5 and 1.0% inulin (w/v) as an alternative to antibiotic growth promoters for broiler chickens.

Keywords: Broiler Performance, Digestive System, Lactic acid bacteria, Yeast.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junie Suriawati
"ABSTRAK
Blondo basah minyak kelapa murni merupakan produk pangan tradisional di Indonesia. Berdasarkan komposisi kimiawi dapat digunakan sebagai sumber bahan tambahan untuk produk-produk makanan olahan bergizi serta mengandung bakteri asam laktat seperti Lactobacillus sp. Telah dilakukan penelitian mengenai kualitas dan karakteristik isolat bakteri asam laktat dari blondo basah minyak kelapa murni sebagai probiotik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas blondo basah minyak kelapa murni dan mendapatkan isolat bakteri asam laktat dari blondo basah minyak kelapa murni yang berpotensi sebagai probiotik. Kualitas blondo basah minyak kelapa murni terbaik dari kelapa dalam Bali dengan kandungan protein (8,45%), lemak (43,2%), asam lemak (2,75%), asam laurat (38,5%), dan berwarna putih yang diterima oleh panelis. Blondo basah minyak kelapa murni yang dihasilkan tidak memiliki aktivitas antibakteri. Diperoleh dua isolat bakteri asam laktat (KDB 3 dan KDB 5) diduga berpotensi sebagai kandidat probiotik dengan ciri-ciri: mempunyai ketahanan terhadap 0,3% garam empedu dan pH 3, menghasilkan asam, memiliki sifat hidrofobisitas, dan koagreagasi. Kedua isolat BAL di identifikasi secara molekuler dengan menggunakan 16S rDNA diduga sebagai Lactobacillus.
ABSTRACT
Virgin coconut oil wet blondo (VCO wet blondo) is a traditional food product in Indonesia. Based on the nutritional composition, it can be used as an additional source for nutritious food products and it contains lactic acid bacteria such as Lactobacillus sp. Research on quality and characteristic of lactic acid bacteria as probiotics from VCO wet blondo was carried out. The objectives of this research were to determine the quality of VCO wet blondo and to obtain lactic acid bacteria isolates from the blondo which has potential as probiotic bacteria. VCO wet blondo with the best quality was the blondo of “kelapa dalam Bali” with protein (8.45%), lipid (43.2%), fatty acid (2.75%), lauric acid (38.5%), and white colour which was acceptable by panelists. Antibacterial activity was not detected in the wet blondo. Two lactic acid bacteria isolates (KDB 3 and KDB 5) indicated probiotic candidates, shown by: resistance to 0.3% bile salts and pH 3, acids production, hydrophobicity properties, and coaggregation. The two isolates of lactic acid bacteria were molecular identified using 16S rDNA as Lactobacillus candidates."
2013
T36745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Kurniasari
"Pemisahan bioproduk seperti asam laktat membutuhkan kemurnian yang tinggi untuk aplikasi industri. Selain itu, proses separasi dan purifikasinya kerap mengalami kendala karena harus memurnikan senyawa dalam konsentrasi yang rendah dan kestabilan biomolekuler. Sistem ekstraksi cair-cair (ECC) merupakan salah satu metode yang banyak dipakai untuk memisahkan asam laktat dari impuritasnya. ECC dapat memisahkan zat terlarut pada konsentrasi rendah. Pada penelitian ini, asam laktat diekstraksi menggunakan campuran tri-n-butylamine (TBA) dalam kloroform sebagai ekstraktan. Pengamatan dilakukan pada berbagai rasio volume ekstraktan organik untuk memperoleh ekstrak 20 mL asam laktat yang optimal. Variasi juga dilakukan pada kisaran suhu 25 ? 50 °C. Analisa kandungan asam laktat dilakukan dengan metode titrasi dan HPLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume asam laktat yang paling optimal dalam mengekstrak 40% (v/v) asam laktat adalah sebesar 40,12 mL TBA dalam 10 mL kloroform. Adapun suhu optimal yang digunakan dalam proses ECC adalah sebesar 30°C.
Bioproduct separation such as lactic acid need high purity for industrial application. Besides, separation pr°Cess and purification usually has problem because it has to purified compound in low concentration and biomolecular stability. Liquid-liquid extraction system (L/LE) is one of many methods used in lactic acid purification from its impurities. L/LE can separate soluted in low concentration. In this observation, lactic acid extracted by Tri-n-butylamine (TBA) mixture in chloroform as extractant. The research carried out in ratio variation of volume organic extractant to obtain 20 mL optimum lactic acid in extract. Temperature variation is on 25 ? 50 °C range. Lactic acid analization on organic phase use titration and HPLC method. The results shows that the most optimum volume extractant to extract lactic acid 40% (v/v) is 40,12 mL TBA in 10 mL of chloroform. The optimum temperature used in ECC pr°Cess is 30°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Retnaningsih
"Bakteriosin dapat menghambat pertumbuhan bakteri terutama yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan bakteri penghasil. Bakteri Asam Laktat (BAL) telah diketahui dapat menghasilkan bakteriosin yang memiliki aktivitas antimikroba. Bakteriosin berpotensi digunakan sebagai komplemen antibiotika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi serta mengkarakterisasi aktivitas bakteriosin dari BAL galur Leuconostoc dengan optimasi pH dan suhu inkubasi.
Penelitian dilakukan melalui penentuan zona hambatan menggunakan metode difusi agar cara sumuran dan penentuan potensinya berdasarkan metode Konsentrasi Hambat Minimal (KHM). Bakteri indikator yang digunakan adalah Leu. mesenteroides TISTR 120 dan JCM 6124, Staphylococcus aureus FNCC 0047, Listeria monocytogenes FNCC 0156, Escherichia coli FNCC 0183, Pseudomonas aeruginosa FNCC 0063, Salmonella typhi FNCC 0165 dan Bacillus subtilis FNCC 0061. Katalase, Tripsin dan Protease K digunakan sebagai uji konfirmasi berdasarkan hasil skrining pengujian aktivitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Leu. mesenteroides MBF7-17 dan MBF2-5 menghasilkan bakteriosin yang hanya dapat menghambat Leu. mesenteroides TISTR 120 dan JCM 6124. Hasil penentuan potensi bakteriosin berdasarkan KHM dari BAL penghasil bakteriosin pada pH dan suhu inkubasi optimum yaitu pH 6 dan 32°C adalah 90% untuk Leu. mesenteroides MBF2- 5 dan 80% untuk Leu. mesenteroides MBF7-17.

Bacteriocin can inhibit bacteria mostly those which have close relationship to the producer bacteria. Lactid Acid Bacteria (BAL) are known to produce bacteriocins which have function as antimicrobial activity. Bacteriocin has potentially been used as antibiotic complement.
This research aimed to isolate and characterize bacteriocins activity from Leuconostoc strains. Optimization of pH and incubation temperature have also been carried out.
This research used well diffusion agar method and bacteriocin potency assay by performing MIC. Bacterial indicators that used in this research are Leu. mesenteroides TISTR 120, and JCM 6124, Staphylococcus aureus FNCC 0047, Listeria monocytogenes FNCC 0156, Escherichia coli FNCC 0183, Pseudomonas aeruginosa FNCC 0063, Salmonella typhi FNCC 0165 and Bacillus subtilis FNCC 0061. Catalase, Trypsin and Protease K were also used following the screening assay for confirmation test.
Results showed that both Leu. mesenteroides MBF2-5 and MBF7-17 possessed bacteriocin activity although against both Leu. mesenteroides only, the TISTR 120 and JCM 6124 indicators strains. Result for bacteriocin potency assay of bacteriocin producer LAB i.e. Leu. mesenteroides MBF2-5 and MBF7-17 by performing MIC done at optimation pH incubation temperature, i.e. pH 6 and 32°C, showed value of 90% and 80%, respectively.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
T29719
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yehezkiel Willy Susanto
"Pemanfaatan bakteri telah banyak dilakukan pada banyak aspek kehidupan manusia dan menghasilkan dampak yang positif. Salah satu pemanfaatannya adalah asam laktat dan bakteriosin yang diekskresikan dari bakteri Streptococcus macedonicus. Bakteri Streptococcus macedonicus MBF10-2 adalah salah satu galur dari bakteri asam laktat yang diketahui memiliki potensi aktivitas antimikroba terhadap beberapa bakteri Gram positif. Aktivitas antimikroba ini diharapkan dapat dikembangkan sebagai produk perawatan kulit. Dalam penelitian ini digunakan medium berbasis nabati yaitu de Man, Rogose, dan Sharpe(MRS) Vegitone untuk menjamin kehalalan dari proses dan produk akhir. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum perolehan massa sel terbanyak selama fermentasi pada medium de Man, Rogose, Sharpe(MRS) Vegitone pada skala yang diperbesar untuk meningkatkan produksi lisat. Optimasi kondisi optimum perolehan massa sel dilakukan dengan melakukan pengkulturan sel secara bertahap hingga skala besar pada fermentor. Optimasi pelisisan sel dilakukan dengan cara menggunakan metode ultrasonikasi dan gabungan dari ultrasonikasi dengan penambahan lisozim (enzimatik) dengan kondisi pada pH 7 dan 8 dengan pengulangan 20x dan 40x. Pengujian untuk mengkonfirmasi bahwa bakteri sudah terlisis dengan baik yaitu menggunakan pewarnaan Gram dan pengujian MTT Assay. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perolehan massa sel yang didapat pada medium MRS Vegitone adalah 7.987 gram, dan perolehan massa sel pada medium MRS standar adalah 8.7013 gram. Hasil dari optimasi lisis menunjukkan bahwa metode gabungan ultrasonikasi dan enzimatik dengan kondisi pH 8 dan pengulangan 40x memberikan hasil yang lebih baik, dibuktikan dengan pengujian perwarnaan Gram yang menunjukkan bahwa sel yang terlisis paling banyak dan rendemen hasil freeze dry sebesar 5.7267%. Dari pengujian MTT Assay juga menunjukkan bahwa sel telah terlisis dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa waktu inkubasi optimum medium MRS Vegitone adalah 16 jam dengan efisiensi jumlah massa sel pada medium MRS Vegitone adalah 8,21% lebih sedikit jika dibandingkan denga medium MRS Standar dan kondisi lisis yang optimum adalah dengan metode gabungan ultrasonikasi dan enzimatik dengan kondisi pH 8 dan pengulangan 40x dengan perolehan rendemen hasil freeze drysebesar 5.7267%.

The use of bacteria has been done in many aspects of human life and has a positive impact. Several of the potential substance are lactic acid and bacteriocin. One of the example is Streptococcus macedonicus. Streptococcus macedonicus MBF10-2 is one ofthe strains of lactic acid bacteria that have antimicrobial activity against several Gram-positive bacteria. This antimicrobial activity is expected to be developed as a skin care product. In this study, vegetable-based medium was used, namely de Man, Rogose, and Sharpe (MRS) Vegitone to ensure halalness of the process and final product. Therefore, this study aims to obtain the optimumconditions for obtaining the most cell massgainduring fermentation in the de Man, Rogose, and Sharpe(MRS) Vegitone on a scale that is enlarged to increase lysate production. Optimization of the optimum conditions for cell mass gain was done by culturing cells gradually to a large scale in fermentor. Optimization of cell lysis is done by using ultrasonication method and a combination of ultrasonication with the addition of lysozyme (enzymatic) with conditions at pH 7 and 8with repetitions of 20 times and 40 times. Tests to confirm that the bacteria has been properly destroyed, that is, using Gram staining and MTT assay. The results showed that the cell mass gain obtained in the MRS Vegitone medium was 7.987 gramsand the cell mass gain obtained in Standard MRS medium was 8.7013 grams. The results of lysis optimization showed that the combined method of ultrasonication and enzymatic with conditionat pH 8 with repetitions of 40 times gave better results, proven by the Gram staining test which showed that the most cells are destroyed and the freeze dry yield was 5.7267 %. In MTT assay also shows that the cell has been properly destroyed. It can be concluded that the optimum incubation time of MRS Vegitone medium is 16 hours with the efficiency of cell mass in the MRS Vegitone medium was 8.21% less when compared to the standard MRS medium and the optimum lysiscondition is the combined of ultrasonication and enzymatic method with pH 8 and 40 times repetition with the yield of freeze dry is 5.7267%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Eksopolisakarida (EPS) mempunyai banyak manfaat dalam industri farmasi, kosmetik, dan makanan. EPS yang dihasilkan Bakteri Asam Laktat (BAL) yang memiliki status GRAS (generally recognized as safe), berkontribusi pada kesehatan manusia berdasarkan aktivitasnya sebagai antitumor, imunomodulator, dan penurun kadar kolesterol. EPS dibedakan menjadi dua macam berdasarkan komposisi dan mekanisme biosintesis, yaitu heteropolisakarida (HePS) dan homopolisakarida (HoPS). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh isolat-isolat BAL penghasil EPS dari berbagai makanan dan minuman tradisional Indonesia. Skrining BAL penghasil EPS dilakukan pada medium agar MRS dengan penambahan 10% sukrosa. Beberapa isolat yang memproduksi lendir dipilih untuk diisolasi DNA genomiknya. DNA genomik tersebut digunakan sebagai cetakan pada proses PCR menggunakan primer oligonukleotida DNA ribosomal 16S. Sebanyak 10 isolat disekuensing dan teridentifikasi sebagai BAL. Dari sampel Es Cincau ditemukan galur BAL yang masih jarang diketahui sebagai penghasil EPS yaitu Weissella salipiscis dan Weissella cibaria."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Subhana Haiti
"Resistensi antibiotik terjadi akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat, dan sementara itu kemajuan dalam pengembangan antibiotik baru dan potensial dalam beberapa tahun terakhir sangat terbatas. Bakteriosin merupakan peptida bioaktif dengan aktivitas antimikroba melawan bakteri lain dengan spesies yang sekerabat. Lysostaphin yaitu suatu bakteriosin asal Staphylococcus dalam bentuk kombinasi dengan antibiotik polimiksin B dan suatu peptida kationik yaitu ranalexin menghasilkan suatu kombinasi sinergis terhadap bakteri multiresisten. Bacteriocin Like Inhibitory Substance (BLIS) asal Streptococcus macedonicus MBF10-2 diketahui memiliki aktifitas terhadap beberapa bakteri indikator.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bakteriosin asal Streptococcus macedonicus MBF10-2 yang dikombinasi dengan beberapa antibiotik terhadap aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri indikator. Bakteri indikator yang digunakan antara lain Micrococcus luteus T18, Lactococcus lactis T-21, Leuconostoc mesenteroides TISTR 120, Escherichia coli, Bacillus subtilis, Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antimikroba dari BLIS ini dikombinasikan dengan beberapa antimikroba seperti ampisilin, tetrasiklin, dan kanamisin dengan metode difusi sumur agar.
Hasil yang didapatkan mununjukkan zona inhibisi dari kombinasi BLIS dan antibiotik mengindikasikan terjadi peningkatan ukuran zona hambat. Nilai tertinggi ditunjukkan dari kombinasi BLIS dengan ampisilin dengan aktifikas sinergis paling aktif terhadap pertumbuhan Lactococcus lactis T-21.

Antibiotic-resistance occurs as a result of improper use of antibiotics, while progressive development of new antibiotic and its potential is very limited in recent years. Bacteriocins are bioactive peptides which have certain antimicrobial activity against other bacterial related-species. Lysostaphin, an origin of Staphylococcus bacteriocins which is a combination of the antibiotic polymyxin B and a cationic peptide named ranalexin, produces a synergistic effect against multi-resistant bacteria. Bacteriocin Like Inhibitory Substance (BLIS) from Streptococcus macedonicus MBF10-2 is known to have activity against several bacterial indicators.
This study aimed to determine the effect of bacteriocins of Streptococcus macedonicus MBF10-2 origin combined with several antibiotics against the growth inhibitory activity of bacterial indicators. Bacterial indicators used include Micrococcus luteus T18, Lactococcus lactis T-21, Leuconostoc mesenteroides TISTR 120, Escherichia coli, Bacillus subtilis, Salmonella typhi, and Staphylococcus aureus. Tests of antimicrobial activity of BLIS combines antimicrobials such as ampicilin, tetracycline, and kanamycin by applying the agar well diffusion method.
Results showed that the zone of inhibition of combining BLIS and antibiotic indicates an increase in the size of the inhibition zone. The highest value was shown by combination of BLIS with ampicilin with the most active synergistic activity was against the growth of Lactococcus lactis T-21.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S58210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>