Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159394 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Misri Gozan
Jakarta: UI-Press, 2006
531.14 MIS d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Irawan
"Transformasi Hartley (HT) telah diaplikasikan pada filter kontinuasi. HT mempunyai banyak sifat yang sama dengan transformasi Fourier (FT). Algoritma yang digunakan pada FT bisa dimodifikasi untuk digunakan pada HT. Akan tetapi, HT merupakan transformasi ke bilangan riil sehingga transformasi Hartley diskrit bisa lebih cepat dan menggunakan lebih sedikit memori komputer daripada transformasi Fourier diskrit (DFT), karena DFT menghasilkan bilangan kompleks. Penggunaan DHT pada filter kontinuasi untuk analisis data gravitasi dan magnetik memberikan beberapa keuntungan seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

The Hartley transform (HT) has been used to continuation filter. The HT is similar to the Fourier transform (FT). It has most of the characteristics of the FT. An Algorithms can be constructed for the HT using the same structure as for the FT. However, the HT is real transform and for this reason, since one complex multiplication requires four real multiplications, the discrete HT (DHT) is computionally faster and need less memory space than the discrete FT (DFT). Using DHT in continuation filter for gravity and magnetic analysis gives some advantages like describe before."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firaz Abdurrahman
"Struktur geologi merupakan faktor yang utama dalam menentukan area prospek panas bumi. Keberadaan struktur geologi bawah permukaan dapat diketahui dengan menggunakan survei geofisika. Salah satu survei geofisika yang efektif digunakan untuk survei awal dalam memetakan struktur geologi merupakan survei gayaberat. Di samping biaya survei yang relatif murah, metode gayaberat juga dapat melakukan survei dengan cepat. Sehingga survei gayaberat merupakan metode yang tepat sebagai awal untuk mendelineasi struktur geologi. Metode ini dapat mengidentifikasi struktur bawah permukaan seperti struktur patahan yang merupakan faktor pengontrol sistem panas bumi. Namun, hasil survei metode gayaberat itu sendiri masih memiliki ambiguitas yang tinggi. Oleh karena itu, analisis derivatif akan digunakan untuk mereduksi ambiguitas yang ada pada metode gayaberat. Lalu, hasil dari analisis derivative akan diintegrasikan dengan data geologi dan data pengikat lainnya untuk menggambarkan struktur dua dimensi bawah permukaan.

The geological structure is a major factor in determining the area of geothermal prospects. The existence of subsurface geological structures can be determined by using the geophysical survey. One effective geophysical surveys are used for the initial survey in mapping the geological structure is a gravity survey. In addition to the relatively low cost of the survey, the gravity method can also do a quick survey. So that gravity survey is an efficient method as a prelude to delineate geological structure. This method can identify subsurface structures such as the structure of the fault which is the controlling factor of the geothermal system. However, the survey results of the gravity method itself still has a high ambiguity. Therefore, the analysis of derivatives will be used to reduce the ambiguities that exist on gravity methods. Then, the results of the analysis of derivatives will be integrated with the geological data and other constraint data to describe the twodimensional structure of the subsurface."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Supriyana
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39725
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Tria Pranandari
"Informasi keberadaan basement menjadi hal penting dalam eksplorasi migas. Hal tersebut dikarenakan dalam bentuknya sebagai sebuah cekungan yang dapat berfungsi sebagai alas pembentukan petroleum system. Metode gayaberat dipilih karena informasi tentang keberadaan basement ini tidak didapat dari beberapa data seismik. Daerah yang menjadi penilitian ini terletak dari daratan hingga ke lautan. Data gayaberat lokal adalah data hasil akuisisi di darat, sedangkan data gayaberat citra satelit adalah data yang digunakan untuk melihat ekstrapolasi dari data gayaberat lokal hingga ke laut. Kedua data ini diolah hingga menghasilkan anomali Bouguer. Dalam hal ini, metode analisa spektrum mencoba dikembangkan, sehingga dapat digunakan untuk membantu mencari kedalaman basement yang merupakan anomali regional pada daerah tertentu. Untuk pemisahan anomali regional dan residual dari kedua data tersebut menggunakan metode Moving Average. Gambaran bawah permukaan diperoleh dengan menggunakan proses 2D Forward Modeling terhadap suatu lintasan pada peta anomali gayaberat yang sesuai dengan lintasan seismik. Hal tersebut dilakukan untuk memodelkan bawah permukaan yang dikontrol oleh data seismik dan dibantu dengan kondisi geologi regional. Hasil analisis dari Forward Modeling menyatakan bahwa basement dari barat laut ke arah tenggara. Basement tersebut menunjukkan adanya cekungan dengan kedalaman basement bervariasi dari 2000 m sampai 5100 m.

Information of presence basement is important thing in the oil and gas exploration. That is because the shape as a basin that can serve as the base of the formation petroleum system. Gravity method chosen because of the existence of the basement is not obtained from a seismic data. This research area is to be located on land to the ocean. Local gravity data is the result of data acquisition on land, while the Satellite Imagery gravity data is used to view the data extrapolation from local gravity data to the sea. Both of these data are processed to produce a Bouguer anomaly. In this case, spectrum analysis method trying developed, so it can be used to help find the depth of the basement, which is a regional anomaly in certain areas. For the separation of regional and residual anomalies of both the data using the Moving Average method. Picture of the subsurface is obtained by using the 2D Forward Modeling on a track on the corresponding gravity anomaly map with seismic trajectory. This is done to model the subsurface is controlled by seismic data and assisted with the regional geological conditions. Analysis of Forward Modeling result stating that the basement from the northwest to the southeast. The basement shows basin with basement depths varying from 2000 m to 5100 m."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Oktavianus Setiawan
"Metode gravitasi merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan. Metode gravitasi sensitif terhadap sifat fisis parameter perubahan rapat massa (kontras densitas) batuan. Oleh karena itu, metode gravitasi sering digunakan dalam eksplorasi minyak bumi dan gas alam (migas) terutama untuk mengidentifikasi basement. Sebelum mengidentifikasi basement, perlu dilakukan analisis data gravitasi yang selanjutnya diinterpretasikan dalam bentuk model bawah permukaan. Detail dari konfigurasi basement baik struktur dan kedalamannya, tidak dapat langsung dimodelkan begitu saja. Hal ini dapat menimbulkan ambiguity dalam proses pemodelan basement. Analisis data gravitasi harus dilakukan terlebih dahulu sebagai langkah untuk mereduksi ambiguity atas penentuan konfigurasi basement. Sehingga dari analisis data akan didapatkan interpretasi data secara kualitatif. Hasil analisis tersebut dapat digunakan dalam pembuatan model secara kuantitatif.
Berdasarkan hasil analisis data (Spectrum Analysis, Trend Surface Analysis, First Horizontal Derivative, Second Vertical Derivative) didapatkan kedalaman basement rata-rata pada daerah penelitian 2.5km, dengan struktur pembentuknya adalah patahan normal (graben) dan arah strukturnya (rata-rata N10oE dan N44oW) cenderung Utara-Selatan mengikuti pola Sunda. Kemenerusan cekungan basement dari arah Utara ke Selatan semakin mengerucut dan dangkal. Setelah hasil analisis tersebut dimodelkan, ternyata cukup sesuai dengan kondisi bawah permukaan yang sebenarnya. Artinya metode gravitasi memang efektif untuk mengidentifikasi konfigurasi basement.

Gravity method is one of the geophysical methods that can be used to determine subsurface conditions. The gravity methods are sensitive to properties of physical rocks mass density parameter changes (density contrast). Therefore, the gravity methods often were used for the exploration of petroleum and natural gas (oil and gas) especially for basement identification. Before basement identification, gravity analysis data was important to be done and afterward it interpreted in the subsurface model’s form. In addition, the details of the basement identification, including the structures and the depth, cannot be modeled directly. This could lead to ambiguity in the basement modeling process. Gravity analysis data must be done firstly in order to reduce ambiguity of the basement configuration’s determination. So according to the analysis data, the qualitative interpretation data will be acquired. The analysis results can be used to create models quantitatively.
Based on the analysis data (Spectrum Analysis, Trend Surface Analysis, First Horizontal Derivative, Second Vertical Derivative), an average basement depth on research area is 2.5 km, the constituent structures have normal faults (Graben) and the direction (around N10oE and N44oW) of the North-South structure tends to follow the Sunda’s pattern. The continuer of basement basin from North to South become more conical and shallow. After the results of the analysis data was modeled, it is quite in accordance with the actual conditions in the subsurface. It means that the gravity method is effective to identify the basement’s configuration.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Adi Putra
"Penelitian ini berfokus pada pemetaan struktur geologi bawah laut di sekitar Kepulauan Aru dan Kepulauan Kai, Provinsi Maluku, Indonesia, sebagai bagian dari rute pemasangan kabel serat optik bawah laut Proyek Palapa Ring paket Timur. Mengingat lingkungan geologis yang kompleks dan rawan bencana di wilayah ini, terutama gempa bumi dan pergerakan lempeng tektonik, penelitian ini menggunakan data gravitasi TOPEX untuk mengidentifikasi struktur geologis di bawah laut. Dari pengolahan dan analisis data, ditemukan tujuh sesar atau patahan normal yang berorientasi searah dengan zona subduksi Banda, mengarah dari Barat Daya ke Timur Laut. Penelitian ini juga menentukan kedalaman rata-rata zona regional, zona residual, dan zona noise. Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting dalam pemetaan potensi bahaya geologis terhadap sistem kabel Palapa Ring paket Timur, yang sangat krusial untuk merencanakan instalasi dan pemeliharaan infrastruktur kabel bawah laut. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi risiko kerusakan infrastruktur bawah laut akibat bencana geologis, serta mendukung keberlanjutan dan keandalan layanan telekomunikasi di wilayah tersebut.

his study focuses on mapping the underwater geological structures around the Aru and Kai Islands in Maluku Province, Indonesia, as part of the undersea optical fiber cable installation route for the Eastern package of the Palapa Ring Project. Given the complex and disaster-prone geological environment of this region, particularly concerning earthquakes and tectonic plate movements, this research utilizes TOPEX gravity data to identify underwater geological structures. From processing and analyzing the data, seven normal faults or fractures were identified, oriented in line with the Banda subduction zone, stretching from Southwest to Northeast. This study also determined the average depth of the regional zone, the residual zone, and the noise zone. The results of this study provide crucial insights for mapping potential geological hazards to the Palapa Ring system's Eastern package, essential for planning the installation and maintenance of underwater cable infrastructure. This research is expected to reduce the risk of underwater infrastructure damage due to geological disasters and support the sustainability and reliability of telecommunications services in the region."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mark, Yan
"Daerah penelitian gunung Pongkor merupakan sebuah daerah yang terletak di kabupaten Bogor, Jawa Barat. Daerah Pongkor terletak di busur magmatis Sunda-Banda yang terbentuk akibat penunjaman lempeng Samudra Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Mineralisasi emas yang ada di daerah ini merupakan mineralisasi emas sulfida rendah (low sulfidation). Secara garis besar litologi daerah gunung Pongkor dan sekitarnya tersusun atas tuf, tuf lapili, breksi dan intrusi andesit yang menerobos batuan sejak tersier. Di daerah penelitian gunung Pongkor ini telah dilakukan akusisi data gayaberat untuk memetakan struktur bawah permukaan terkait sesar dan rekahan guna mencari persebaran zona vein system. Analisis data gayaberat ini dilakukan dengan metode horizontal gradient dan euler deconvolution. Dimana horizontal gradient digunkan untuk mencari batas-batas daerah anomali dan euler deconvolution digunakan untuk mencari kedalaman daerah anomali. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terlihatnya persebaran sesar maupun rekahan yang tidak terlihat pada peta geologi dengan kedalaman berkisar 45 m hingga 100 m.

Pongkor mountain study area is an area located in Bogor districts, West Java. Pongkor magmatis located in the Sunda-Banda arc formed by subduction Ocean Indo-Australian plate under the Eurasian plate. Existing gold mineralization in this area is a low sulphidation gold mineralization (LS). In outline Pongkor lithology and the surrounding mountain area composed of tuff, lapilli tuff, breccia and andesite intrusions breaking through since the Tertiary rocks. In this area of research has been done gravity data acquisition to map subsurface structures related to faults and fracture zones to find distribution of vein system. The gravity data analysis was conducted using horizontal gradient and euler deconvolution. Where the horizontal gradient used to find the boundaries of the anomalous areas and euler deconvolution is used to find the depth of the anomalous areas. The results obtained from this study is the invisibility of distribution faults and fractures that are not visible on the geological map with depths ranging from 45 m to 100 m."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johannes Tanudin
"Ketersediaan yang rendah dan permintaan yang tinggi akan energi minyak dan gas bumi di Indonesia menyebabkan perlu diadakannya eksplorasi terhadap potensi cadangan terbaru. Berdasarkan website ESDM, masih terdapat cukup banyak cekungan sedimen di Indonesia yang belum dieksplorasi dengan baik. Cekungan Ketungau merupakan salah satu cekungan yang belum dieksplorasi dan memiliki potensi cadangan hidrokarbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sub-basin menggunakan metode gaya gravitasi pada cekungan Ketungau. Sub-basin yang teridentifikasi diharapkan memiliki potensi sebagai cadangan hidrokarbon. Penelitian ini mengidentifikasi area 7 sebagai sub-basin berdasarkan analisis gravitasi dan pertimbangan aspek geologi. Area 7 memiliki nilai anomali residual yang rendah; nilai FHD yang tinggi; dan ditentukan sebagai patahan berjenis patahan naik. Berdasarkan data tersebut area 7 yang memiliki luasan sebesar 401,92 km2 diyakini sebagai sub-basin yang akan berfungsi sebagai wadah dalam petroleum system. Penentuan komponen lain dalam petroleum system bisa dilakukan dengan metode geofisika lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya.

Lack of supply and high demand for oil and gas energy in Indonesia have led to the need for exploration of new potential reserves. Based on the ESDM site, there are still quite a lot of sedimentary basins in Indonesia that have not been explored properly. The Ketungau Basin is one of the basins that has not been explored and has potential reserves of doubt. This research aims to identify sub-basins using the gravity method in the Ketungau basin. The expected sub-basin has potential as a potential hazard. This study identified area 7 as a sub-basin based on gravity analysis and consideration of geological aspects. Area 7 has a low residual anomaly value; high FHD value; and is defined as a thrust fault. Based on these data, area 7 which has an area of ​​401.92 km2 is believed to be a sub-basin that will function as a reservoir in the petroleum system. Other components in the petroleum system can be carried out by other geophysical methods. It is hoped that this research can be used as a reference in next studies."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuant Tiandho
"Pada kondisi medan lemah gaya gravitasi memiliki bentuk yang analogi dengan gaya elektromagnetik, sehingga melalui analogi tersebut dapat diajukan suatu rumusan yang disebut dengan efek gravitoelektromagnetisme. Layaknya medan elektromagnetik, gravitasi juga diprediksi memiliki medan gravitoelektrik dan medan gravitomagnetik. Artikel ini mencoba menurunkan ungkapan gaya gravitasi sebagai gaya entropik berdasarkan koreksi dari generalized uncertainty principle (GUP) sesuai kajian gravitasi kuantum. Gaya gravitasi Newton muncul secara alami karena adanya perubahan informasi (entropi) dari layar holografik yang dihasilkan oleh objek bermassa M dan terdeteksi oleh objek lain yang bermassa m. Dari rumusan gaya gravitasi yang diperoleh tampak bahwa di sekitar objek bermassa M terdapat densitas massa tambahan yang dapat dipandang sebagai quantum ■ foam. Dengan adanya indikasi tersebut artikel ini menghitung medan gravitoelektrik dan gravitomagnetik pada objek yang berotasi dan ternyata kedua medan yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh adanya fluktuasi kuantum."
Tangerang: Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas Terbuka, 2017
520 JMSTUT 18:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>