Ditemukan 141498 dokumen yang sesuai dengan query
Evans, James Robert, 1950-
Jakarta: Bumi Aksara, 1994
658 EVA ct (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Evans, James Robert, 1950-
Cincinnati: South-Western, 1991
658.403 EVA c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
London: Pan Books, 1969
658.018 4 MAN
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Lidya Hardiani
"Program Jakarta Creative Hub merupakan metode baru yang dirancang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta guna meningkatkan kualitas pelaku industri kreatif, dengan menggunakan media ruang kerja bersama, yang berpotensi menimbulkan hubungan yang kolaboratif dengan pelaku usaha industri kreatif lainnya. Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan JCH terhadap pelaku usaha industri kreatif di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivis dengan menjadikan dimensi di dalam teori implementasi yang dikemukakan oleh Mazmanian dan Sabatier (1983) sebagai dasar dalam menganalisis. Data primer diperoleh dari field research dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan.
Secara umum hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa penerapan JCH sebagai wadah untuk mengembangkan pelaku usaha industri kreatif belum dilaksanakan dengan maksimal, dimana pada tahap pelaksanaan, regulasi yang dijadikan sebagai dasar dari jalannya program belum memiliki dasar hukum yang kuat, sehingga mempengaruhi seluruh aktivitas yang terjadi di dalam JCH. Hal tersebut dapat terlihat dari indikator-indikator implementasi yang belum terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu, pelaksanaan Program JCH dirasa masih kurang sempurna karena belum menerapkan sistem pembinaan yang baik sebagai acuan dalam menciptakan dan mengembangkan pelaku industri kreatif di DKI Jakarta.
Jakarta Creative Hub Program is new method that designed by the DKI Jakarta Provincial Government to improve the quality of creative industries business actors, which used co-working space media that potentially causing collaborative relationships with other business actors. This study discusses the implementation of JCH for creative industries business actors. This study used a post positivist approach by making the dimensions of Mazmanian and Sabatier implementation theory (1983) for analyzing. The primary data obtained through field research and interviews, and secondary data obtained from the study literature. In general, the results of this study show that the application of the JCH as a place to develop creative industry business actors has not been carried out maximally, where at the implementation stage, regulations were used as the basis for the program not yet having a strong legal basis, which is affecting all activities that occurred in JCH. This can be seen from the implementation indicators that have not been fulfilled properly. Therefore, the implementation of the JCH Program is still considered imperfect because it has not implemented a good guidance system as a reference in creating and developing creative industry players in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Puguh Suharso
Jakarta: Indeks, 2017
658.403 PUG m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Drummond, Helga
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995
658.403 DRU et
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rawlinson, J. Geoffrey
Croft Road: Gower, 1981
658.403 6 RAW c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ibnu Syamsi
Jakarta: Bumi Aksara, 1995
658.403 IBN p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Adi Putro Utomo
"Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggali lebih dalam mengenai pemilihan cairan infus di rumah sakit di Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi atribut-atribut penting yang memengaruhi keputusan dalam memilih produk cairan infus. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, yang melibatkan wawancara dengan decision maker utama dan pengguna produk cairan infus di empat rumah sakit di wilayah Jakarta: Rumah Sakit Kanker Dharmais, RSUD Pasar Rebo, RS Kartika Husada, dan RSUD Mampang Prapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga atribut yang dominan dalam pemilihan produk cairan infus, yaitu harga, kualitas, dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Para decision maker di rumah sakit menganggap bahwa harga sebagai faktor kunci karena berhubungan dengan efisiensi rumah sakit. Di sisi lain, pengguna produk cairan infus menempatkan kualitas sebagai atribut paling penting karena berdampak pada produktivitas kerja, keselamatan pasien dan petugas kesehatan. Selain itu, TKDN juga memainkan peran kuat di rumah sakit pemerintah. Kriteria seleksi utama selain harga adalah nilai TKDN. Aturan pemerintah mendorong para decision maker di rumah sakit untuk mempertimbangkan TKDN dalam pemilihan cairan infus. Pengambil keputusan pembelian merek tertentu di rumah sakit berasal dari pihak farmasi dan pengadaan. Di rumah sakit swasta, direktur rumah sakit memiliki peran sentral dalam keputusan pembelian obat, dengan harga sebagai kriteria utama. Sedangkan di rumah sakit yang melayani pasien kanker, kualitas menjadi prioritas dalam pemilihan cairan infus. Dengan memahami temuan penelitian ini, diharapkan rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta yang melayani BPJS dapat memprioritaskan faktor kualitas, selain harga, dan TKDN dalam memilih produk cairan infus. Disamping itu juga bisa memberikan gambaran/peluang terkait bisnis cairan infus dengan menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan kriteria seleksi rumah sakit. Hal ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
In this study, the researchers attempted to know deeper into the selection of infusion fluids at hospitals in Indonesia. The primary purpose is to identify the important attributes that influence the decision to choose an infused liquid product. The method used is a qualitative approach with phenomenological methods, which involves interviews with major decision makers and users of infusion liquid products in 4 hospitals in the Jakarta: Dharmais Cancer Center Hospital, RSUD Pasar Rebo, Kartika Husada Hospital Bekasi, and RSUD Mampang Prapatan South Jakarta. The research results indicate that there are three dominant attributes in the selection of infusion fluid products: price, quality, and domestic component level (TKDN). The decision makers at the hospital take the price as a key factor because it's related to hospital efficiency. On the other hand, users of infusion fluid products place quality as the most important attribute, as it impacts work productivity, patient safety, and health workers. TKDN also plays a strong role in government hospitals. The main selection criteria, besides the price, is the value of the infusion fluid. Government regulations encourage decision makers in hospitals to consider the risk of infusion in the selection of the fluid for infusion. The pharmacy and procurement are the decision-makers for purchasing a particular brand in the hospital. In private hospitals, hospital directors have a central role in drug purchase decisions, with price being the main criteria. Whereas in hospitals that serve cancer patients, quality is a top priority in the selection of infusion fluids. By understanding the findings of this research, it is expected that government hospitals and private hospitals serving BPJS can prioritize quality besides price, and TKDN factors in choosing infusion liquid products. Besides, it can also provide an overview and opportunity related to the infusion fluid business by implementing marketing strategies that match the hospital selection criteria. It is expected to contribute to the improvement of the health of the Indonesian population."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ibnu Syamsi
Jakarta: Bina Aksara, 1989
658.4 IBN p
Buku Teks Universitas Indonesia Library