Ditemukan 11459 dokumen yang sesuai dengan query
"This article discusses two opposing views in regard to Islamic teaching : whether it should be seen as a statistic entity or as a dynamic one and each option has its own implication...."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Farah Audia Mahira
"
ABSTRAKPenelitian ini fokus membahas peran Majelis Agama Islam dalam perkembangan pendidikan Islam di wilayah Pattani. Makalah ini didasarkan pada penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi lapangan, dan studi literatur. Kajian terdahulu Joseph C. Liow mengemukakan dua tokoh penting dari Pattani terhadap reformasi dan pendidikan Islam di Pattani, pada penelitian ini akan membahas peran lembaga Islamnya. Permasalahan penelitian adalah apa saja yang dilakukan oleh Majelis Agama Islam dalam pengembangan Pendidikan Islam di wilayah Pattani dan bagaimana hubungannya dengan pemerintah. Dengan menggunakan teori peranan, ditemukan bahwa majelis tidak membuat norma secara tertulis untuk dipatuhi lembaga pendidikan. Majelis melakukan beberapa kegiatan terkait Pendidikan Islam yaitu dengan menjaga dan menambah pustaka di Pattani, meningkatkan kualitas guru, dan menaungi langsung sekolah Mahad Darul Maarif. Majelis Agama Islam Pattani berusaha untuk bersikap netral dan berpikiran hubungan institusional dengan masyarakat sekitar dan pemerintah. Sehingga kedudukan Majelis Agama Islam saat ini adalah sebagai lembaga yang diberikan kewenangan penuh untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan Islam dengan pemerintah.
ABSTRACTThis study focuses on discussing the role of the Islamic Religious Council in the development of Islamic education in the Pattani region. This paper is based on descriptive qualitative research with interview data collection techniques, field observations, and literature studies. Previous studies Joseph C. Liow revealed two important figures from Pattani for reform and Islamic education in Pattani, in this study will discuss the role of Islamic institutions. The research problem is what is done by the Islamic Religious Council in the development of Islamic Education in the Pattani region and how it relates to the government. Using role theory, it was found that the assembly did not make written norms for educational institutions to adhere to. The Assembly carried out several activities related to Islamic Education, namely by maintaining and adding literature in Pattani, improving the quality of teachers, and directly overseeing the Mahad Darul Maarif school. The Pattani Islamic Council seeks to be neutral and think of institutional relations with the surrounding community and the government. So that the position of the Islamic Religious Council at this time is as an institution that is given full authority to take care of matters relating to Islam with the government."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ilham Ramdoni
"Skripsi ini menjelaskan tentang pengaruh pemikiran Ahmad Surkati terhadap perkembangan pendidikan Islam Indonesia pada tahun 1911-1943. Fokus utama dari skripsi ini menitikberatkan pada pengaruh pemikiran pendidikan Islam dari Ahmad Surkati. Metode yang digunakan yaitu dengan pendekatan sejarah, melalui tahapan heuristik, kritik, eksplanasi dan kausalitas serta historiografi. Dari penelitian ini, terbukti bahwa pemikiran Ahmad Surkati memiliki pengaruh terhadap perkembangan pendidikan Islam Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan pemikiran pembaharuan Islam Ahmad Surkati, khususnya tentang revolusi pendidikan yang diterapkan di madrasah Al-Irsyad.
This research describes the influence of Ahmad Surkati’s thoughts to the Islamic education development (1911-1943). The main focus of this research emphasizes Ahmad Surkati’s points in viewing the development of Islamic education. This research uses historical, heuristic steps, critics, explanation and causality, along with historiography approaches. Through this research, it is proven that Ahmad Surkati’s thoughts have some influences to the Islamic education development. The influences are proven by Ahamd Surkati’s thoughts of Islamic renewals, especially about the education revolution which emerges in his Madrasah Al Irsyad."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57548
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Diah Adawiah
"Pendidikan seksualitas di Indonesia dinilai masih kurang, banyak anak belum mendapatkan pendidikan seksualitas hingga usia remaja. Beberapa platform di media sosial muncul sebagai alternatif mempelajari seksualitas, salah satunya adalah taulebih.id. Penelitian ini menggunakan metode digital ethnography. Digital ethnography merupakan suatu metode yang terletak di bawah paradigma interpretivisme yang berakar pada etnografi. Data penelitian bersumber dari wawancara dengan beberapa informan yaitu pengelola akun taulebih dan pengikut akun taulebih.id. selain itu, data juga didapatkan dari observasi unggahan-unggahan akun taulebih.id dan dari mengikuti beragam kelas yang dilakukan oleh taulebih.id. Taulebih.id menggunakan Instagram untuk mengunggah tentang pendidikan seksualitas dan mengadakan kelas secara daring. Kurikulum yang digunakan dikurasi dari CSE dan tarbiyah jinsiyah. Moralitas seksual yang menjadi standar kurasi dalam penyusunan kurikulum. Moralitas seksual dapat didefinisikan sebagai dorongan, kedekatan, dan cinta yang memainkan peran penting dalam hubungan antar manusia. Moralitas yang digunakan adalah moralitas seksual sesuai dengan agama Islam. Pendidikan seksual berbasis Islam berfokus pada mencegah seks pranikah, adab dan sikap kepada lawan jenis, dan hukum-hukum Islam seputar seksualitas.
Sexuality education in Indonesia is considered to be still lacking, many children do not receive sexuality education until they are teenagers. Several platforms on social media have emerged as an alternative to studying sexuality, one of which is taulebih.id. This research uses digital ethnographic methods. Digital ethnography is a method that is located under the interpretivism paradigm which is removed from ethnography. The research data comes from interviews with several informants, namely taulebih.id account managers and followers of the taucepat.id account. Apart from that, data was also obtained from observing uploads from the taucepat.id account and from attending various classes conducted by taucepat.id. Taucepat.id uses Instagram to upload about sexuality education and hold classes boldly. The curriculum used is curated from CSE and Jinsiyah Tarbiyah. Sexual morality is a standard in curriculum preparation. Sexual morality can be defined as the drive, closeness, and love that play an important role in human relationships. The morality used is sexual morality in accordance with the Islamic religion. Islamic-based sexual education focuses on preventing premarital sex, etiquette and attitudes towards the opposite sex, and Islamic laws surrounding sexuality."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Iit Iriyana Mukhlisoh
"Skripsi ini membahas bagaimana perkembangan salah satu pondok pesantren tertua di Tambakberas, Jombang, Jawa Timur mampu bertahan keberadaanya di tengah semakin dikekangnya keberadaan pondok pesantren oleh pihak kolonial. Usaha untuk merevitalisasi pondok pesantren dilakukan oleh salah satu pimpinan pondok tersebut yaitu K.H. Wahab Hasbullah dengan mendirikan madrasah Mubdl Fan. Hal ini bertujuan agar keberadaan pondok pesantren ini tetap menjadi tempat menggali ilmu bagi masyarakat sekitarnya. Dari awal kepemimpinan K. H. Wahab Hasbullah, pondok pesantren ini mengalami perkembangan dan pembaruan baik dari segi fisik maupun non fisik.
The focus of this study about development one of the oldest boarding school in Tambakberas, Jombang, East Java. This boarding school able to maintance its existence in the middle of the limitation by the Dutch Colonial. Efforts to revitalize the boarding school conducted by one of the leaders, K.H. Wahab Hasbullah. He built madrasah Mubdl Fan intended that the existence of the boarding school remains a place to explore the science surrounding communities. From the beginning of leadership K.H. Wahab Hasbullah this boarding school is experienced growth and change in bot physical and non-physical."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45012
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ibrahim Akhmad Isa
"Skripsi ini membahas mengenai pemikiran pendidikan Islam K.H Hasyim Asyari dan pengaruhnya di Pesantren Tebuireng. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi literatur. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemikiran K.H Hasyim Asyari yang lebih mengedepankan ibadah kepada Allah SWT dan kebahagiaan dunia dan akhirat mempengaruhi pembaruan di Pesantren Tebuireng dimana K.H Hasyim Asyari tidak menolak perubahan namun juga tetap berpegang teguh pada tradisi.
This thesis discusses the thoughts of K.H Hasyim Asyari's Islamic education and its influence on the Pesantren Tebuireng. This research is qualitative research with literature study method. The results of the study conclude that the thoughts of K.H Hasyim Asyari which prioritize worship to Allah SWT and the happiness of the world and the hereafter affect the renewal of the Pesantren Tebuireng where K.H Hasyim Asyari does not reject change but also sticks to tradition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rahma Dani Puji Astuti
"
ABSTRAKPondok pesantren di Indonesia saat ini cenderung mengalami perubahan dari pesantren tradisional menjadi pesantren modern. Pesantren modern biasanya menggunakan label Islamic Modern Boarding School yang terlihat menerapkan biaya yang mahal, hal ini berbeda dengan biaya pada pondok pesantren tradisional. Berdasarkan studi literatur sebelumnya ditemukan bahwa terdapat kompetisi dan komersialisasi pada lembaga pendidikan Islam. Sehingga ada beberapa pondok pesantren yang memberikan opsi biaya asrama. Penulis berargumen dengan berkembangnya masyarakat muslim kelas menengah di perkotaan mendorong komersialisasi dalam pendidikan Islam. Meskipun melakukan komersialisasi, sebagai lembaga pendidikan Islam pesantren modern masih menganggap modal spiritual sebagai hal yang penting. Pondok pesantren modern dapat berperan sebagai agen sosialisasi dalam menciptakan identitas para santri menjadi muslim modern. Pada artikel ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder dari pondok pesantren serta beberapa penelitian sebelumnya yang sejenis. Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Al-Adzkar Pamulang.
ABSTRACTIslamic boarding schools in Indonesia tend to change from a traditional boarding school into a modern boarding school. Modern boarding school usually uses the ldquo Islamic Modern Boarding School rdquo label that seem have an expensive cost, differently from the traditional boarding school cost. Based on previous studies, it was found that there is competition and commercialization in Islamic education institutions. Because of that commercialization, many Islamic Boarding School gives some option for santri to stay at dormitory that boarding school serve. The writer argues that the development of middle class muslim in cities pushed the commercialization in the education of Islam. Although doing commercialize, modern boarding school as an education of Islam still considers spiritual capital as important thing. However, the consequences of commercialization cause the majority of modern boarding students come from the mid high class. Modern boarding school can act as an agent of socialization in creating the identity of the students into a modern Muslim. In this research, the writer use a qualitative method. The research was using primary data and secondary data from the boarding school and some previous of studies that simmilar. This research was conducted in Pondok Pesantren Al Adzkar, Pamulang."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Hasim A. Rachmat
"Skripsi ini memaparkan secara umum dinamika sistem pendidikan pesantren di Bekasi pada masa Orde Baru 1967-1998. Pemaparan dikhususkan kepada penjelasan mengapa sistem pendidikan pesantren tradisional bisa dapat bertahan dalam tekanan sistem pendidikan umum yang lebih modern yang lebih sejalan dengan format pembangunan yang digalakkan rezim Orde Baru selama kurun waktu tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara garis besar sistem pendidikan pesantren di Bekasi tetap mempertahankan sistem pendidikan pesantren tradisional, namun juga merespon sistem pendidikan umum dengan mengembangkannya sistem klassikal, silabus dan kurikulum yang lebih terarah, dan menambahkan ilmu-ilmu non-agama kedalam pesantren.
Hasilnya adalah sistem pendidikan pesantren tradisional yang berdampingan dengan sistem pendidikan umum atau disebut dengan sistem pendidikan pesantren semi-modern.
This thesis descrides aboutthe dynamics of pesantren education system in Bekasi on the New Order era, 1967-1998. This thesis focuses on the explanation why does the traditional pesantren education system still stand againts the pressure of modern education system fobbed by the New Order era.This theses shows that the pesantren in Bekasi, beside their traditional education system, they also responded the modern education system by applying the classical system, syllabus, more directed curriculum, and add non-religion majors.The result is a new system called semi-modern pesantren education system, a joint of pesantren and modern education system."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42836
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Lutfi Kurniawan
"Penerapan nilai-nilai moral Islami menjadi salah satu permasalahan yang ada pada sekolah Islam. Terdapat inkonsistensi antara moralitas yang diajarkan di kelas dengan moralitas pada kehidupan sehari-hari siswa. Studi-studi terdahulu hanya memaparkan aspek kurikulum yang hanya memberikan pengetahuan tentang moral Islam, tetapi tidak pada level praktik di sekolah Islam dan guru yang kurang bisa menjadi role model dalam menerapkan nilai-nilai Islami pada siswa-siswinya, menjadi faktor utama berhasil-tidaknya penerapan nilai-nilai moral Islami pada siswa-siswi di sekolah Islam. Melengkapi studi-studi sebelumnya, argumentasi dalam penelitian ini adalah perilaku Islami juga dibentuk dari tiga hal lain, yakni latar belakang religiusitas keluarga, budaya hedonisme, dan teman sebaya serta deviant culture yang ada pada ruang lingkup pertemanan siswa-siswi di sekolah Islam. Studi ini secara khusus menggambarkan perilaku Islami yang inkonsisten pada siswa-siswi sekolah X, di Kota Jakarta Selatan dan faktor yang melatarbelakangi keinkonsistenan tersebut. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa inkonsistensi perilaku moral Islami pada siswa-siswi di sekolah Islam juga dapat disebabkan oleh hal-hal lain yang sifatnya eksternal atau di luar sekolah, yaitu oleh tiga argumen utama penelitian ini.
The implementation of Islamic morality values and ethics are one of those problematic things found in Islamic school. There is an inconsistency between Islamic morality values that had been thought in the class to the students and in the implementation of them in the students’ daily basis life. Several studies before shows that only curriculum aspect that only taught the students cognitively about Islamic morality values and ethics, not until the practical levels or on how it is supposed to be implemented, and the teacher that less likely could be a role model in implementing Islamic morality values and ethics, as main factor of either the implementation of the Islamic morality values and ethics would be succeeded or not. In completing previous studies, arguments of this research are religiosity background of the family, the hedonism culture, and peer circumstances of the students in the Islamic school. This studies specifically pictures the Islamic behavior of students in the school X, in South Jakarta region and what factors that could support those Islamic behaviors. This studies uses qualitative method, and the data are gathered through the in-depth interview. The result of this research shows that those inconsistencies might occur because of external factors, which are the main arguments of this studies. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Khairunnisa Adlina
"
ABSTRAKTelah terjadi perubahan pilihan orangtua pada pendidikan di masyarakat muslim kelas menengah melalui meningkatnya kecenderungan orangtua untuk mengirim anaknya sekolah pada sekolah berbasis agama. Hal ini disebabkan karena berjamurnya institusi pendidikan dengan label Islam. Studi sebelumnya menjelaskan bahwa peningkatan tersebut disebabkan karena faktor ekonomi dan sosial. Namun penulis berargumen bahwa peningkatan orangtua untuk mengirim anaknya sekolah pada sekolah berbasis agama karena adanya budaya konsumer terhadap institusi pendidikan berbasis Islam yang merupakan hasil dari komersialisasi pendidikan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif yaitu observasi dan wawancara mendalam terhadap pengelola, pengajar dan orangtua. Hasil temuan yang berhasil didapat adalah perubahan makna pendidikan bagi orangtua khususnya muslim kelas menengah atas. Terlihat bahwa orangtua memasukkan anaknya ke institusi pendidikan Islam yang mahal bertujuan untuk menunjukkan identitas serta membentuk ikatan sosial dengan sesama muslim kelas menengah atas sebagai hasil adanya budaya konsumer.
ABSTRACTAbstractThere are several changes for parents to choose their children education in middle upper class Moeslem Society through the tendency of parents to send their children to the school based on religion schools has increased. It is caused by the emergence of an educational institution with the label of Islam. The previous studies explained that the increase was due to the economic and social factors. But the authors argue that the increasing of parents sending their children to the school based on religion schools for their consumer culture against Islam based educational institution that is the result of the commercialization of education. The study uses the descriptive study using qualitative methods of observation and in depth interviews with administrators, teachers and parents. The result of this study is there are several changes of parents rsquo educational intention, especially for middle to upper class Moeslem Society. The reason why some parents send their children to Islamic School is demonstrate the identity and establish social ties with fellow Muslim upper middle class as a result of the consumer culture."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library