Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116352 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tjandra Yoga Aditama
Jakarta: UI-Press, 1997
613.85 TJA r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Chotidjah
"Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pusat kendali kesehatan eksternal terhadap perilaku merokok yang dimediasi oleh pengetahuan tentang rokok pada remaja laki-laki. Teknik sampling yang digunakan adalah aksidental sampling. Subjek penelitian adalah 110 remaja berusia 15?20 tahun di Yogyakarta. Hasil uji reliabilitas menunjukkan skala pusat kendali kesehatan eksternal memiliki reliabilitas yang baik (α = 0,854) sedangkan tes pengetahuan tentang rokok memiliki KR-20 = 0,311 dan skala perilaku merokok α = 0,405 yang artinya bahwa kedua alat ukur tersebut kurang reliabel. Selain itu, data penelitian tidak memenuhi asumsi normalitas (ả = 0,005 < 0,05) dan linieritas yang disyaratkan untuk melakukan analisis jalur sehingga data penelitian tidak dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Hasil uji dengan t-tes menunjukkan terdapat perbedaan pusat kendali kesehatan eksternal (t = -0,913; p = 0,363; F = 1,360; p = 0,204 > 0,05) dan pengetahuan tentang rokok (t = 1,572; p = 0,119; F = 1, 276; p = 0,261 > 0,05) antara perokok tetap dan perokok coba-coba. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan ada hubungan antara perilaku merokok dengan pusat kendali kesehatan eksternal (rs = 0,210; p = 0,027 < 0,05) tetapi tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan pengetahuan tentang rokok (rs = 0,155; p = 0,105 > 0,05).

This study was to determine the effect of an external health locus of control on smoking behavior mediated by knowledge about smoking in adolescent boys. The sampling technique was accidental sampling. Subjects were 110 adolescents aged 15-20 years from Yogyakarta. Reliability test results demonstrate the scale of the external health locus of control has good reliability (α = 0.854), while a test of knowledge about smoking have KR-20 = 0.311 and scale α = 0.405 smoking behavior, which means that two instruments are less reliable. In addition, the research data did not meet the assumptions of normality (a = 0.005 < 0.05) and linearity that are required to analyze the data in path analysis. The test results with t-test showed that there were differences in external health locus of control (t = -0.913, p = 0.363; F = 1.360, p = 0.204 > 0.05) and knowledge related to smoking (t = 1.572, p = 0.119; F = 1, 276, p = 0.261 > 0.05) among regular and experiment smokers. Spearman correlation test results showed there is a correlation between smoking behavior with external health locus of control (rs = 0.210, p = 0.027 < 0.05) but there is nota correlation between smoking behavior with knowledge related to smoking (rs = 0.155, p = 0.105 > 0, 05)."
Universitas Pendidikan Indonesia. Fakultas Ilmu Pendidikan, 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Chotidjah
"Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pusat kendali kesehatan eksternal terhadap perilaku merokok yang dimediasi
oleh pengetahuan tentang rokok pada remaja laki-laki. Teknik sampling yang digunakan adalah aksidental sampling.
Subjek penelitian adalah 110 remaja berusia 15–20 tahun di Yogyakarta. Hasil uji reliabilitas menunjukkan skala pusat
kendali kesehatan eksternal memiliki reliabilitas yang baik (α = 0,854) sedangkan tes pengetahuan tentang rokok
memiliki KR-20 = 0,311 dan skala perilaku merokok α = 0,405 yang artinya bahwa kedua alat ukur tersebut kurang
reliabel. Selain itu, data penelitian tidak memenuhi asumsi normalitas (ả = 0,005 < 0,05) dan linieritas yang disyaratkan
untuk melakukan analisis jalur sehingga data penelitian tidak dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini. Hasil uji dengan t-tes menunjukkan terdapat perbedaan pusat kendali kesehatan eksternal
(t = -0,913; p = 0,363; F = 1,360; p = 0,204 > 0,05) dan pengetahuan tentang rokok (t = 1,572; p = 0,119; F = 1, 276;
p = 0,261 > 0,05) antara perokok tetap dan perokok coba-coba. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan ada hubungan
antara perilaku merokok dengan pusat kendali kesehatan eksternal (rs = 0,210; p = 0,027 < 0,05) tetapi tidak ada
hubungan antara perilaku merokok dengan pengetahuan tentang rokok (rs = 0,155; p = 0,105 > 0,05).
This study was to determine the effect of an external health locus of control on smoking behavior mediated by
knowledge about smoking in adolescent boys. The sampling technique was accidental sampling. Subjects were 110
adolescents aged 15-20 years from Yogyakarta. Reliability test results demonstrate the scale of the external health locus
of control has good reliability (α = 0.854), while a test of knowledge about smoking have KR-20 = 0.311 and scale α =
0.405 smoking behavior, which means that two instruments are less reliable. In addition, the research data did not meet
the assumptions of normality (a = 0.005 < 0.05) and linearity that are required to analyze the data in path analysis. The
test results with t-test showed that there were differences in external health locus of control (t = -0.913, p = 0.363; F =
1.360, p = 0.204 > 0.05) and knowledge related to smoking (t = 1.572, p = 0.119; F = 1, 276, p = 0.261 > 0.05) among
regular and experiment smokers. Spearman correlation test results showed there is a correlation between smoking
behavior with external health locus of control (rs = 0.210, p = 0.027 < 0.05) but there is nota correlation between
smoking behavior with knowledge related to smoking (rs = 0.155, p = 0.105 > 0, 05)."
Universitas Pendidikan Indonesia. Fakultas Ilmu Pendidikan, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
616.995 TJA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Lesmeria Rosmawaty
"ABSTRAK
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat, oleh karena dalam rokok terdapat kurang lebih dari 4.000 (empat ribu) zat kimia antara lain nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik, yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit antara lain kanker, penyakit jantung, impotensi, penyakit darah, emfisema, bronchitis kronik, dan gangguan kehamilan. Dalam rangka upaya penanggulangan bahaya akibat merokok dan dalam rangka pengawasan dan pengendalian rokok yang lebih efektif, efisien dan terpadu diperlukan peraturan dalam bentuk Undang-undang tentang pengendalian dampak tembakau/rokok di Indonesia dengan tujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya akibat merokok; membudayakan hidup sehat; menekan perokok pemula; dan melindungi kesehatan perokok pasif."
2006
T19786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepoe, Mangku
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000
369.296 SIT k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2006
TA1536
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sugiyanto
"Akibat buruk merokok telah menyebabkan kematian sekitar 3,5 juta manusia setiap tahunnya di dunia, sedangkan di Indonesia mencapai 57.000 per tahun. Pada tahun 2003 jika tidak dilakukan pencegahan diperkirakan rokok menyebabkan kematian 10 juta pertahun. Penelitian ekonometri telah membuktikan bahwa konsumsi rokok telah menimbulkan kerugian ekonomi. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena Indonesia merupakan negara pengkonsumsi rokok terbesar ke-4 dunia, dengan pertumbuhan mencapai 44% (1990-1997). Konsumsi rokok kretek 182.614 juta batang dan rokok putih 29.546 juta batang. Dalam rangka peiaksanaan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81/1999 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan.
Untuk mengubah produksi rokok kretek melalui penyesuaian mutu tembakau memerlukan waktu yang cukup panjang. Sedangkan penelitian pada tanaman tembakau selama ini ditujukan untuk meningkatkan kadar tar dan nikotin. Dengan pemberlakukan kebijakan diperkirakan Indonesia akan akan jadi pengimpor tembakau Virginia terbesar. Dampak bagi perkebunan cengkeh lebih serius dikarenakan industri rokok rendah tar dan nikotin tidak menggunakan bahan baku cengkeh, jika memakaipun dalam jumlah sedikit.
Bagi pengusaha rokok kretek kendala yang jelas adalah angka obsolut tar 20 mg dan nikotin 1,5 mg per batang, serta jangka waktu selama 5 tahun untuk SKM dan 10 tahun untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT). Kandungan tar rokok kretek sendiri tergantung bahan baku dan proses produksi. Sigaret Kretek Mesin (SKM) dapat disesuaikan dengan biaya yang lebih mahal dan testa yang berubah yang belum tentu diterima pasar.
Sedangkan Sigaret Kretek Tangan (SKT) tidak akan dapat mencapai kandungan kadar tar dan nikotin. Bila dipaksakan peraturan ini maka akan banyak perusahaan rokok yang ditutup karena tidak mampu menyeusaikan diri, padahal Industri rokok kretek menyerap tenaga kerja sekitar 6,4 juta orang yang akan terancam keberadaannya.
Selama tahun 1993-1997 konsumsi rokok per kapita rata-rata naik 10,49%. Pada tahun 1997 konsumsi rokok per kapita 1,189 batangltahun. pemberlakuan Peraturan Pemerintah (PP) tersebut sangat menguntungkan industri rokok impor Sigaret Putih Mesin yang telah sesuai standar Word Health Organization (WHO). Sebaiknya yang ditempuh dahulu sosialisasi kesadaran akan kesehatan, etika dan tata krama merokok. Pembuatan kode etik mengenai iklan rokok, dan ketentuan cukai Selanjutnya diperlukan dialog untuk mengatasi perbedaan antara praktisi dan Semua pihak yang terkait."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7685
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endo Anugrah
"Rokok adalah salah satu produk komoditi perdagangan yang terdapat hampir di seluruh negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Rokok juga diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Pasal 1 butir 1 peraturan Pemerintah nomor 81 Tahun 1999 juncto pasal 1 butir 1 peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan menjelaskan definisi dari rokok adalah: "Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tobacum, Nicotiana Rustica, dan species lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan" Tingkat konsumsi rokok di Indonesia dewasa ini sudah pada tahap mengkhawatirkan. Mengkhawatirkan di sini adalah pada faktor kesehatan, baik kesehatan bagi si konsumen itu sendiri maupun bagi orang-orang disekitarnya yang tidak mengkonsumsi rokok. Karena dari asap yang dihasilkan satu batang rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia seperti nikotin, CO, NO, HCN, NH4, acrolein, acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene, methanol, coumarin, etilkatehol-4, ortokresol, perilen dan lain-lain yang dapat mencemarkan udara dan menganggu sistem pernapasan si perokok. Hal inilah yang coba diatur oleh Pemerintah, baik Pemerintah pusat maupun Pemerintah daerah untuk menanggulangi dampak negatif yang diakibatkan dari rokok dengan cara melakukan kampanye anti rokok maupun dengan cara mengeluarkan produk-produk hukum pengaturan konsumsi rokok yang bertujuan untuk menjaga kesehatan kita bersama."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T16309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>