Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92994 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Suharno
"Die soldering merupakan salah satu cacat proses pengecoran logam dimana cairan logam melekat pada permukaan baja cetakan. Proses ini merupakan hasil reaksi antar muka antara aluminium cair dengan permukaan cetakan. Aluminium dengan kandungan silikon 7 dan 11% serta baja cetakan SDK 61 merupakan hal yang umum digunakan sebagai cairan logam dan material cetakan pada proses pengecoran tekan (die casting) paduan aluminium. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari morfologi dan karakteristik lapisan intermetalik AlxFeySiz yang terbentuk selama proses reaksi antar muka pada saat pencelupan. Sampel uji yang digunakan yaitu baja perkakas jenis SKD 61 hasil annealing, yang dicelup pada Al-7%Si dengan temperatur tahan 680oC dan dicelup pada Al-11%Si dengan temperatur tahan 710oC pada waktu kontak yang berbeda-beda, yaitu 10 menit; 30 menit dan 50 menit.
Hasil penelitian menunjukkan dua lapisan intermetalik terbentuk pada permukaan baja perkakas SKD 61 yakni compact intermetallic layer dengan fasa intermetalik AlxFey dan broken intermetallic layer dengan fasa intermetalik AlxFeySiz. Peningkatan waktu kontak pada proses pencelupan baja perkakas SKD 61 baik pada paduan Al-7%Si maupun Al-11%Si akan meningkatkan ketebalan lapisan intermetalik yang terbentuk sampai titik optimum kemudian menurun kembali. Sedangkan nilai kekerasan mikro dalam setiap lapisan intermetalik AlxFeySiz tergantung dari kadar Fe di dalamnya. Semakin meningkat kadar Fe maka kekerasan intermetallik akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan kadar Fe akan berakibat pembentukan partikel fasa intermetalik AlxFeySiz mejadi lebih cepat.

Effect of Contact Time on Interface Reaction between Aluminum Silicon (7% and 11%) Alloy and Steel Dies SKD 61. Die soldering (die sticking) is a defect of metal casting in which molten metal ?welds? to the metallic die mold surface during casting process. Die soldering is the result of an interface reaction between the molten aluminum and the die material. Aluminum alloy with 7 and 11% silicon and SKD 61 die steel are the most common melt and die material used in aluminum die casting. This research is done to study the morphology and the characteristics of the formed AlxFeySiz intermetallic layer during interface reaction at dipping test. The samples of as-anneal SKD 61 tool steel was dipped into the molten of Al-7%Si held at temperature 680oC and into molten Al-11%Si held at temperature 710oC with the different contact time of 10 minutes; 30 minutes; and 50 minutes.
The research results showed that the interface reaction can form a compact intermetallic layer with AlxFey phase and a broken intermetallic layer with AlxFeySiz phase on the surface of SKD 61 tool steel. The increasing of the contact time by the immersion of material SKD 61 tool steel in both of molten Al-7%Si and Al-11%Si will increase the thickness of the AlxFeySiz intermetallic layer until an optimum point and then decreasing. The micro hardness of the AlxFeySiz intermetallic layer depends on the content of the iron. Increasing of the iron content in intermetallic layer will increase the micro hardness of the AlxFeySiz. This condition happened because the increasing of Fe content will cause forming of intermetallic AlxFeySiz phase becomes quicker.
"
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
"Die soldering merupakan salah satu cacat proses pengecoran logam dimana cairan logam melekat pada permukaan baja cetakan. Proses ini merupakan hasil reaksi antar muka antara aluminium cair dengan permukaan cetakan. Aluminium dengan kandungan silikon 7 dan 11% serta baja cetakan SDK 61 merupakan hal yang umum digunakan sebagai cairan logam dan material cetakan pada proses pengecoran tekan (die casting) paduan aluminium. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari morfologi dan karakteristik lapisan intermetalik AlxFeySiz yang terbentuk selama proses reaksi antar muka pada saat pencelupan. Sampel uji yang digunakan yaitu baja perkakas jenis SKD 61 hasil annealing, yang dicelup pada Al-7%Si dengan temperatur tahan 680°C dan dicelup pada Al-11%Si dengan temperatur tahan 710°C pada waktu kontak yang berbeda-beda, yaitu 10 menit; 30 menit dan 50 menit.
Hasil penelitian menunjukkan dua lapisan intermetalik terbentuk pada permukaan baja perkakas SKD 61 yakni compact intermetallic layer dengan fasa intermetalik AlxFey dan broken intermetallic layer dengan fasa intermetalik AlxFeySiz. Peningkatan waktu kontak pada proses pencelupan baja perkakas SKD 61 baik pada paduan Al-7%Si maupun Al-11%Si akan meningkatkan ketebalan lapisan intermetalik yang terbentuk sampai titik optimum kemudian menurun kembali. Sedangkan nilai kekerasan mikro dalam setiap lapisan intermetalik AlxFeySiz tergantung dari kadar Fe di dalamnya. Semakin meningkat kadar Fe maka kekerasan intermetallik akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan kadar Fe akan berakibat pembentukan partikel fasa intermetalik AlxFeySiz mejadi lebih cepat.

Effect of Contact Time on Interface Reaction between Aluminum Silicon (7% and 11%) Alloy and Steel Dies SKD 61. Die soldering (die sticking) is a defect of metal casting in which molten metal "welds" to the metallic die mold surface during casting process. Die soldering is the result of an interface reaction between the molten aluminum and the die material. Aluminum alloy with 7 and 11% silicon and SKD 61 die steel are the most common melt and die material used in aluminum die casting. This research is done to study the morphology and the characteristics of the formed AlxFeySiz intermetallic layer during interface reaction at dipping test. The samples of as-anneal SKD 61 tool steel was dipped into the molten of Al-7%Si held at temperature 680°C and into molten Al-11%Si held at temperature 710°C with the different contact time of 10 minutes; 30 minutes; and 50 minutes.
The research results showed that the interface reaction can form a compact intermetallic layer with AlxFey phase and a broken intermetallic layer with AlxFeySiz phase on the surface of SKD 61 tool steel. The increasing of the contact time by the immersion of material SKD 61 tool steel in both of molten Al-7%Si and Al-11%Si will increase the thickness of the AlxFeySiz intermetallic layer until an optimum point and then decreasing. The micro hardness of the AlxFeySiz intermetallic layer depends on the content of the iron. Increasing of the iron content in intermetallic layer will increase the micro hardness of the AlxFeySiz. This condition happened because the increasing of Fe content will cause forming of intermetallic AlxFeySiz phase becomes quicker.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Thomas Suhartanto
"Reaksi reformasi metana dengan karbondioksida (CO2 reforming) untuk menghasilkan gas sintesis (campuran gas CO dan H2) belum dimanfaatkan pada skala industri. Pada beberapa aplikasi, reaksi ini lebih unggul dibandingkan reaksi reformasi dengan kukus (steam reforming) untuk menghasilkan gas sintesis.
Riset dan pengembangan pada saat ini terutama dititikberatkan pada pengembangan katalis dan reaktor untuk reaksi reformasi CO2 yang diaplikasikan sebagai reaksi termokimia untuk konversi dan transmisi energi matahari menjadi energi panas, pembuatan gas sintesis untuk sintesa metanol dan pemanfantan gas alam yang mengandung CO2.
Pada penelitian ini, dilakukan pengujian katalis bermuatan logam M dari golongan VIIB dengan penyangga γ-Al2O3. Katalis dipersiapkan dengan metoda impregnation to incipient wetness, dengan muatan 1, 2 dan 3 % mol M/Al, dan dengan metoda impregnasi pelet. Sebagai pembanding, diuji katalis bermuatan 0,5 % mol Rh/Al.
Pengujian katalis dilakukan menggunakan reaktor unggun tetap pada suhu 600 - 850 °C dan tekanan 1 atm. Katalis berbentuk butiran berukuran 150 - 250 μm. Sebagai umpan digunakan campuran gas CH4 dan CO2 dengan perbandingan 1 : 1,1 pada laju alir 200 ml/min STP.
Hasil terbaik diberikan katalis 2 % mol M/γ-Al2O3 dimana konversi, selektivitas, yield, perbandingan CO/H2 dan parameter kinetika reaksinya lebih baik dari katalis bermuatan M lainnya.
Energi aktivasi rata-rata katalis bermuatan logam M yang diuji adalah 131 kJ/mol. Ada kemungkinan pembentukan deposit karbon pada suhu rendah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Syifa Nabila Budi
"Latar Belakang: Reaksi transfusi adalah reaksi yang disebabkan oleh banyak hal. Reaksi yang paling sering ditemukan adalah reaksi yang berbentuk alergi pada pasien karena ada perbedaan jenis antigen dan antibodi yang ditransfusikan kepada pasien tersebut. Hal ini dapat terjadi karena alasan seperti: kontaminasi virus, bakteri dan juga kesalahan dalam menjaga produk sampai ke tangan pasien. Selain itu faktor yang dapat membuat hal ini terjadi dapat ditemukan dari perbedaan produk pemakaian dan juga kondisi pasien yang sudah ada sebelum pasien di transfusi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah perbedaan jenis dan juga penggunaan produk platelet dapat menimbulkan reaksi transfusi.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik. Hal ini dilakukan dengan pemberian questionnaire kepada 82 pasien di ruang transfusi dan ruang perinatologi RSCM . Penelitian ini adalah penelitian analitik untuk melihat apa yang menimbulkan reaksi transfusi pada pasien jika ada.
Hasil: Reaksi akut adalah reaksi yang paling sering terjadi pada pasien di dalam ruang transfusi dan ruang perinatologi RSCM, dengan gejala yang paling sering terjadi adalah reaksi alergi. Insiden terbanyak adalah terkait dari pemakaian produk TC
Kesimpulan: Reaksi transfusi adalah sebuah reaksi yang mungkin terjadi pada setiap episode transfusi. Reaksi dapat terjadi karena adanya reaksi antara antigen dan antibodi pasien yang mungkin saja tidak sesuai dengan produk itu sendiri. Hal seperti kontaminasi dan kelalaian saat memberikan produk juga adalah salah satu faktor resiko adanya kejadian reaksi transfusi ini. Pada 82 pasien yang menggunakan produk platelet ditemukan reaksi akut yang terjadi kepada 59,8% dari keseluruhan pasien transfusi. Pemakaian yang paling sering menimbulkan reaksi adalah produk TC dari seluruh derivatives platelet.

Background: Transfusion reaction is one of the problems that are most commonly found in hospital setting after the process of transfusion. The occurrences are still present after several preventive measures, transfusion reaction is usually elicited because the product is contaminated by virus, bacteria and also the mismanagement of the product. Other factors that could elicit such reaction varies from the kind of blood product that the patient acquired, how many times the patient have undergone the procedure and also their own diagnosis.
Method: Use of questionnaires that are given to 82 pediatric patients in the transfusion ward and perinatologi ward. This is an analytical research that dwells into finding out the causes and also the risk factor of transfusion reaction.
Result: Acute reaction is the most common type of reaction happening after the use of platelet product, with the symptoms similar to those of allergic reaction (urticaria, pruritus and rashes). The most common type of product used in RSCM is Thrombocyte Concentrate.
Conclusion: Transfusion reaction is a reaction that may occur in every transfusion episode. The reaction could occur due to a reaction between the patient's antigen and antibodies which may not be compatible with the product. Matters such as contamination and negligence when providing products are also one of the risk factors for the occurrence of this transfusion reaction. In 82 patients using platelet products, it is found that acute reaction was the most common reaction in patients from the RSCM transfusion ward with a prevalence of 59.8% of all transfusion patients. The most common product that caused reaction was TC with prevalence causing transfusion reaction as much as 64.2% of all TC product usage. In RSCM, platelet and plasma products used are at TC = 64.6%, Pooled TC = 26.8% and Apheresis Platelet along with other products at 8.5%. In short using platelet product can be deemed as safe since the risk outweighs its benefit.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amril Thaib M.
"ABSTRAK
Pada mulanya, pembuatan katalis dengan metode amoniak oleh IRC dirancang untuk Ni/SiO2. Dengan metode yang sama dalam penelitian ini dilakukan preparasi katalis Co, Ni, Ni-Cu, Co-Cu dan Ni-Co serta Ni-Co-Cu/Al2O3 yang akan diuji pada proses oksidasi parsial metana menjadi gas sintesis CO, H2.
Kobalt, nikel, Ni-Co dan Ni-Cu dikarakterisasi dengan metode-metode Ekstraksi Magnetik dan TEM yang dilengkapi dengan pengukuran sinar-X serta infra-merah. Dan pengukuran sifat-sifat magnetik, diperoleh morfologi katalis (ukuran partikel, tingkat reduksi). Kinerja adsorpsi CO-katalis yang diamati dengan alas infra-merah, memberikan informasi adanya spesies atau gugus karbonil dan karbonat sekaligus memberikan data mengenai fenomena reduksi dan perihal paduan logam prekursor katalis bimetalik.
Pengaruh waktu kontak antara alumina dengan larutan logam kobalt-heksamin dan frekuensi pencucian prekursor dijadikan bahan pengamatan. Pada waktu kontak 10 merit dan prekursor tidak dicuci diperoleh remanensi magnetik berharga nol (2Mr/Ms = 0) yang memberikan indikasi bahwa dispersi partikel kobalt sangat baik. Akan tetapi jika prekursor dicuci, kandungan partikel Co yang tertanam pada alumina naik, namun demikian selaras dengan peristiwa tersebut diameter rata-rata permukaan partikel katalis juga naik, suatu hal yang tidak dikehendaki. Dengan metode amoniak sukar menaikkan kandungan logam Co pada penyangga, meskipun telah dilakukan teknik pengenceran dan perlakuan khusus terhadap Al2O3 namun dengan teknik tersebut berhasil diperoleh 4-6,6 % berat Co/Al2O3.
Lain halnya dengan preparasi katalis Ni/Al2O3, untuk waktu kontak antara larutan nikel heksamin dengan penyangga Al2O3 selama 96 jam; diperoleh - kandungan Ni sebesar 21,94 % pada penyangga. Dengan metode amoniak ini terlihat bahwa logam Ni lebih mudah diperkaya kandungannya dari pada Co. Jika Co dipadu dengan Ni untuk perbandingan 1/1, diperoleh komposisi akhir katalis sebesar 14,2215,74 % atau 2,48:1
Co-Ni/Al2O3, hasil ini memberikan indikasi bahwa jika Co berkompetisi dengan Ni, maka hasilnya adalah Co lebih mudah tertanam pada alumina.
Untuk sari karakterisasi dan uji aktifitas katalis nikel digunakan 2 jenis alumina, yakni: γ-Al2O3dan Degussa (100 m²/g) dan γ-alumina produksi Rhone-Poulenc (312 m²/g). Dan hasil uji aktivitas, katalis nikel memperlihatkan kinerja sangat baik, dihasilkan perolehan (yield) CO dan H2 mendekati 100 %.
Katalis Ni-Co-Cu/Al2O3 juga dibuat dengan metode amoniak, perbandingan berat antara nikel-nitrat/kobalt-nitrat/tembaga-nitrat/alumina = 1/1/1/0,67. Dengan waktu kontak antara larutan campuran ketiga logam tersebut dengan Al203 selama 15 menit, maka diperoleh berat prekursor katalis sebesar 13,3 gram. Katalis ini belum pernah diuji termasuk sari katalis Ni-Co, Co-Cu dan Ni-Cu/Al2O3.
Pembuatan sari katalis Co, Ni dan paduannya dengan metode amoniak telah diperoleh hasil yang baik, partikel logam tertanam dengan sempurna pada penyangga; dispersi partikel dan uji aktifitas pada suhu tinggi untuk proses oksidasi parsial atau reformasi CO2 metana menjadi gas sintesis memberikan hasil yang memuaskan."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Dwitantio
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai Pengalaman Pengguna Terhadap Antarmuka Situs Web Sampoerna University. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengalaman pengguna terhadap front-end antarmuAka situs web perpustakaan Sampoerna University dengan mendengarkan pendapat dari mahasiswa Sampoerna University, hasil observasi, dan membandingkannya dengan teori yang ada. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Sampoerna University angkatan diantara 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 yang menggunakan layanan antarmuka Situs Web Library and Learning Center Sampoerna University. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tampilan antarmuka situs web perpustakaan Sampoerna University sudah sudah memenuhi kebutuhan pengguna dan berdasarkan hasil dari observasi yang dilakukan peneliti jika membandingkannya dengan teori Sean Mcmanus (2011) bagaimana sebuah website dibuat sudah memenuhi beberapa kriteria.

ABSTRACT
This study discusses the User Experience On Sampoerna University Website Interface. The purpose of this study is to identify the user experience on the front-end interface library website Sampoerna University to listen to the opinions of students Sampoerna University, observation, and compare it with the existing theory. This study is a qualitative study using interviews. Respondents in this study were Sampoerna University students among the class of 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 using a service interface Website Library and Learning Center Sampoerna University. These results indicate that the user interface library website Sampoerna University has been meeting the needs of users and based on the results of observations conducted by researchers when comparing it with the theory of Sean McManus (2011) how a website is made already meet several criteria.
"
2015
S62632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yo Panjikhrisna
"Dunia pada saat ini membutuhkan metode transportasi untuk menggerakkan orang,atau komoditas. Namun permasalahan yang muncul adalah kemampuan individual untuk mengetahui kinerja kendaraan tersebut terbatas. Sistem indikasi secara umum dapat mendeteksi permasalahan yang muncul namun tidak dapat menganalisa degradasi kendaraan secara umum. Untuk menanggulangi tersebut, perlu didesain sistem yang dapat mendeteksi performa kendaraan secara lebih holistic. Pertama, perlu diambilnya data dari sensor kendaraan, dan kemudian diproses untuk mencari degradasi performa dan anomaly yang muncul. Data tersebut akan dapat disimpan dengan database untuk pengaksesan yang mudah. Dengan menggunakan teknologi machine learning, terutama menggunakan algoritma neural network (NN), dapat dicari relasi-relasi dari informasi yang dapat diterima dari kendaraan untuk menjadi informasi yang dapat diproses oleh pengguna untuk mengambil keputusan. Hasil yang diamati, dalam jangka waktu eksperiment belum ada terdeteksi penurunan performa signifikan. Namun dengan penambahan noise, sistem dapat mendeteksi degradasi atau anomaly pada data.
Untuk menampilkan data ke pengguna, sebuah tampilan dasbor digital dapat digunakan. Secara optimal data dapat diambil dari semua lokasi. Untuk menghasilkan ini data web didesain dengan data yang tertransfer dari web ke dasbor mobil.

The world today need transportation methods for people and commodities. The problem lies in the capabilities of individuals to have knowledge on the performance of the vehicle will mostly be limited. The problem with common indication systems is that it can’t detect problems before the point of failure. Because of that there is a need to design a system which can detect change in performance and indicate it to users. First data is extracted from automobile sensors, then processed to form connecctions and discern the anomalies and degradation caused by wear. This data, to be more easily accessed, is stored in databases. By using Neural Network Algorithms, the model designed can find relations between informations accepted and convert it to usable information. Although with this system proposed no significant drop in performance was noticed in the available data. Although with added noise, anomalies and degradation may be detected.
To create an interface for users, an interface or digital dashboard may be used. Optimally the data can be observed reliably from every position. To create this a web may be designed with transferable data from web to car dashboard
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1994
TA138
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Kusumaningrum
"Penelitian ini membahas tentang reaksi pasar terhadap perusahaan yang menerbitkan obligasi dalam rentang waktu 2002-2014. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi cumulative abnormal return saham sebelum dan sesudah penerbitan obligasi dan untuk mengetahui variabel apa yang paling mempengaruhi reaksi pasar dalam penerbitan obligasi. Variabel tergantung dalam penelitian ini diproksikan dengan cumulative abnormal return saham, variabel penentu yang digunakan adalah Price to book value dan free cash flow. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah firm size, Debt to equity ratio, dividend payout ratio, rating obligasi dan kepemilikan peruahaan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa penerbitan obligasi berpengaruh secara signifikan terhadap reaksi pasar. Hasil pengujian tersebut memberikan nilai statistik F yang tinggi hingga diperoleh nilai signifikansi nyata. Nilai F yang diperoleh adalah sebesar 4.907 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 pada model 1 dan dan nilai F sebesar 5.074 signifikan sebesar 0,000 pada model 2. Nilai ini berada di bawah taraf signifikansi 5 0,05 dan 10 0,10 . Berdasarkan adjusted R square nilai pengaruh yang diberikan oleh variable bebas terhadap CAR adalah sebesar 36.3 pada model 1 dan 37.3 pada model 2.
Berdasarkan hasil ini disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas secara serentak memilliki pengaruh yang signifikan dengan CAR secara statistik. Secara individu terdapat dua variabel yang berpengaruh secara signifikan. Variabel yang paling berpengaruh pada model 1 adalah PBV dengan signifikansi 0.001 dan memiliki hubungan positif dengan reaksi pasar dan rating obligasi signifikan sebesar 0.015 dan memiliki hubungan positif. Pada model 2 variabel independen yang berpengaruh adalah PBV dengan signifikansi 0.005 dan berpengaruh positif, rating obligasi dengan signifikansi 0.007 dan dividend payout ratio signifikan secara negatif sebesar 0.065.

This research examines about stock reaction to bond issuance announcement in listed company in Indonesia Stock Exchange within 2002 2014. The aim of this research is to identify cumulative abnormal return before and after bond issuance announcement and to identify which is the most significant variables of stock reaction in bond issuance announcement. Dependent variable is cumulative abnormal return. Independent variables are Price to book value and free cash flow. Controlling variables are firm size, Debt to equity ratio, dividend payout ratio, bond rating and ownership structure. Methode of the research is event study.
The results show that in general there is significant relation of bond issuance announcement to stock reaction. The statistic F hypothesis is 4.907 with signifancy 0.000 in model 1 and F hypothesis is 5.074 with signifancy 0.000. it is below the significancy of 5 and 10 . According to adjusted R square the significant value from dependent variables to CAR is 36.3 in model 1 and 37.3 in model 2 . On the other hand, there are two independent variable that significantly affect the reaction. The first one is price to book value with significancy 0.005 and the second one is bond rating with significancy 0.007"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>