Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6289 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tendo, Shoko
"Pernah nonton film 'Showdown in a Little Tokyo'?
Bagi yang pernah, tentu ingat betul seputar film ini, yakni tentang Yakuza. Menurut wikipedia, Yakuza (ヤクザ or やくざ ?), also known as gokudō (極道?), are members of traditional organized crime groups in Japan, and also known as the "violence group".
Saya sendiri banyak "mengenal" nya melalui film-film asing. Yang jelas, kalau mendengar kata Yakuza, yang terbayang adalah mafia-mafia Italy. Kalau di negara kita mungkin kelompok-kelompok preman gitu ya? tapi kalau Yakuza dan Mafia kan terorganisir dengan baik. Konon struktur organisasi mereka cukup rapih dan jelas, seperti pemerintahan saja.
Buku Yakuza Moon ini ditulis oleh Shoko Tendo, putri seorang Yakuza. Shoko, anak ke tiga dari empat bersaudara lahir dalam lingkungan keluarga Yakuza, di mana pada awalnya hidup dalam kelimpahan materi, tapi terkucil dalam pergaulan sosial. Kelompok Yakuza memang selalu mendapat ?cap? miring di masyarakat Jepang.
Sebagaimana banyak dialami kelompok Yakuza lainnya, hidup mereka penuh dengan ketegangan, tidak ada ketidakpastian. Mayoritas para Yakuza akhirnya jatuh dalam kemiskinan dan belitan hutang yang luar biasa. Konyolnya, di saat-saat seperti itu, selalu para Ibu dan anak-anak lah yang menanggung aib. Para Ibu harus bekerja keras membanting tulang untuk menyelamatkan hidup keluarga, sementara sang Yakuza, si Ayah, ?menghilang? karena tidak tahan menanggung malu.
Riwayat Shoko lebih miris dari itu. Keluarganya tidak hanya hancur berantakan, tapi kehidupan pribadinya sendiri amat memilukan, lebih tepat ?menjijikkan?. Berawal dari ulah kakaknya, Maki, yang mengajaknya bergabung dengan kelompoknya, para Yanki. (Yanki adalah sebutan untuk anak liar yang mengecat putih rambutnya dan kebut-kebutan mobil atau motor dengan knalpot tanpa peredam suara).
Hidup Shoko akhirnya betul-betul berantakan, mulai dari seks bebas, narkoba, masuk penjara, dan seterusnya. Shoko pun harus menjadi gundik para Yakuza untuk membayar hutang Ayahnya.
Membaca kisah Shoko ini, dalam hati saya bertanya :?apakah semua ini benar-benar terjadi pada seorang manusia?? Betul-betul mengerikan dan menjijikkan. Saya nggak percaya ada riwayat hidup orang kayak gini. Tapi melihat bagaimana dia menuliskannya dengan detil, nyata sekali bahwa ini memang hidupnya.
Terlepas dari itu, di mata saya Shoko ini sosok yang sangat kuat dan matang, tidak hanya secara fisik, tapi juga pribadi. Dia memiliki intuisi yang kuat dan prinsip hidup yang tidak mudah goyah, khususnya dalam membela kehormatan keluarganya. Setelah semua musibah yang menimpa keluarganya dan perlakukan Ayahnya, cinta Shoko pada kedua orangtua dan saudara-saudaranya tak pernah lekang. Dia rela mengorbankan kehidupan pribadinya demi kepentingan keluarganya? sisi lain dari Yakuza ya?
O ya, jauhkan buku ini dari jangkauan anak-anak. Terlalu vulgar ..?
--------------------------------
Risensi oleh: Kalarensi Naibaho"
Jakarta: Gagas Media, 2008
364.109 2 TEN y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Richard Susilo
Jakarta: Kompas, 2013
364.106 RIC y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Tisa Chaterine
"[ ABSTRAK
Yakuza merupakan suatu istilah yang menunjuk, baik seorang individu maupun kelompok organisasi kriminal yang ada di Jepang. Mereka sudah ada di Jepang sejak awal abad ke-17, dan masih terus ada sampai masa sekarang ini. Yakuza dari dulu sudah dikenal sebagai penjudi, dan berjdudi dianggap sebagai salah satu pemasukkan mereka. Memasuki tahun 1985, yaitu masa ketika Ekonomi Gelembung Jepang mulai muncul, yakuza ikut masuk ke dalam bisnis legal seperti saham dan properti. Tidak hanya masyarakat biasa saja yang dapat berbisnis dengan mudah, yakuza pun yang adalah organisasi kriminal dapat dengan mudah membangun dan memperluas bisnis-bisnis mereka. Harga properti dan saham ketika masa ekonomi gelembung menjadi murah, dan peminjaman yang diberikan oleh bank-bank di Jepang untuk berbisnis dan berinvestasi diberikan dengan sangat mudah, bahkan tidak lagi memeriksa latar belakang klien yang meminjam uang. Pada masa Ekonomi Gelembung Jepang, pendapatan yang diperoleh yakuza menjadi meningkat, baik pendapatan tersebut diperoleh dari bisnis legal maupun ilegal. Pada tahun 1989, melalui survey yang dilakukan oleh NRIPS, diketahui bahwa angka pendapatan yakuza mencapai hingga 1,3 triliun yen, atau sekitar 11,28 triliun rupiah pada saat itu.

ABSTRACTYakuza is a term refering to whether a person or groups of criminal organization in Japan. They appeared since the begining of the 17th Century, and still exist until today. Yakuza are always known as a gambler. Gambling is considered as one of their income. When entering 1985—which was an era, where Japan's Bubble Economy starting to exsist—the yakuza started to join in the legal businesses such as real estate and property. It is not only the common people that may easily established legal businesses, the yakuza, which is a criminal organization, may also built and expanded their bussinesses easily. Real estate and property prices in the bubble era became inexpensive and the loaned that were given by the banks in Japan to establish and invest in businesses were given very easily, that even the banks were no longer checking into their clients' background. At Japan's Bubble Economy, the income that the yakuza earned were inreased, whether those incomes came from the legal or the illegal businesses. By 1989, with the survey held by NRIPS, it is known that the numbers of the yakuza's income reached until 1,3 trillion yen or approximately 11,28 trillion rupiah at the time., Yakuza is a term refering to whether a person or groups of criminal organization in Japan. They appeared since the begining of the 17th Century, and still exist until today. Yakuza are always known as a gambler. Gambling is considered as one of their income. When entering 1985—which was an era, where Japan's Bubble Economy starting to exsist—the yakuza started to join in the legal businesses such as real estate and property. It is not only the common people that may easily established legal businesses, the yakuza, which is a criminal organization, may also built and expanded their bussinesses easily. Real estate and property prices in the bubble era became inexpensive and the loaned that were given by the banks in Japan to establish and invest in businesses were given very easily, that even the banks were no longer checking into their clients' background. At Japan's Bubble Economy, the income that the yakuza earned were inreased, whether those incomes came from the legal or the illegal businesses. By 1989, with the survey held by NRIPS, it is known that the numbers of the yakuza's income reached until 1,3 trillion yen or approximately 11,28 trillion rupiah at the time.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ervina Astuti
"Jepang merupakan salah satu dari negara-negara maju yang tetap menjunjung tinggi tradisinya. Semua unsur kebudayaan dan masyarakat Jepang dianggap menarik untuk dipelajari, namun selain hal tersebut masih ada sisi lain dari Jepang yang menarik untuk dipelajari, yaitu organisasi kriminal Jepang, Yakuza. Yakuza sebagai organisasi kriminal Jepang memiliki ciri khas jika dibandingkan dengan organisasi kriminal lain di dunia, seperti latar belakang sejarah, struktur organisasi, pola perilaku, bisnis-bisnis yang- dimiliki serta hubungannya dengan berbagai pihak di Jepang mulai dari polisi, masyarakat umum, politikus, dan Para pengusaha serta keberadaan yakuza itu sendiri di dalam masyarakat Jepang.Keberadaan yakuza di dalam masyarakat Jepang tidak dapat dipandang sebelah mata karena sejalan dengan perubahon Jepang mepjadi negara modern, yakuza pun memperluas kegiatannya yang tidak lagi hanya berorientasi pada bisnis_bisnis ilegal tetapi juga bisnis-bisnis legal. Dalam menjalankan bisnisnya, yakuza menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di Jepang, yang kemudian menciptakan suatu hubungan simbiosis antara yakuza dan pihak-pihak terkait, yang saling menguntungkan. Sehingga keberadaan yakuza dapat dikatakan mengalami peningkatan karena baik pemerintah maupun masyarakat tidak dapat begitu saja memberantas yakuza."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaplan, David E.
Berkeley : University of California Press , 2003
364.060 952 KAP y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Farhan
"Organisasi kriminal sering diceritakan melakukan kejahatan terselubung dalam kerahasiaan dan melanggar sesuatu yang sudah diatur oleh aturan hukum yang telah lama ditetapkan. Salah satu dari organisasi kriminal tersebut adalah Yakuza. Yakuza adalah nama yang digunakan untuk menyebut sindikat kejahatan terorganisir di Jepang. Bisnis utama Yakuza pada dasarnya sama dengan organisasi kejahatan pada umumnya: perdagangan narkoba, penyelundupan, pelacuran, perjudian, dan pemerasan. Pada tahun 1992, kebijakan Anti-Boryokudan atau Botaiho membuat arus bisnis Yakuza menjadi lebih sulit dan mengurangi pendapatan mereka, sehingga mengurangi kegiatan ilegal yang biasa mereka lakukan. Hal ini akhirnya membuat kedudukan mereka semakin tersingkir dalam tatanan masyarakat Jepang.

Criminal organizations are often committing crimes hidden in secrecy and violate something that has been regulated by long-established legal rules. One of these criminal organizations is the Yakuza. Yakuza is a name used to refer to the organized crime syndicates in Japan. The Yakuza's main business is basically the same as the general crime organizations: drug trafficking, smuggling, prostitution, gambling, and extortion. In 1992, the Anti-Boryokudan or Botaiho policy made the Yakuza business flow more difficult and reduced their income, thereby reducing the illegal activities they used to do. This eventually made their position more and more marginalized in the fabric of Japanese society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Puspita Nur
"Yakuza sebagai organisasi kriminal di Jepang, yang berawal hanya bekerja sebagai pedagang dan penjudi, meluas dan berkembang ke dalam bisnis lainnya, seperti perjudian, penyelundupan narkotika, dan prostitusi. Usaha Yakuza dalam perkembangan bisnis mereka tidak lepas dari adanya perluasan jaringan yang mereka buat dengan pihak-pihak luar yang terkait dan cara kerja Yakuza agar semua bisnis mereka dapat terus berjalan. Skripsi ini bersifat kualitatif, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Melalui analisis ini, terlihat cara dan sistem yang di gunakan Organisasi Yakuza sebagai organisasi kriminal agar bisnis mereka dan keberadaan Yakuza di dalam masyarakat Jepang terus berkembang. Yamaguchi-gumi, organisasi Yakuza terbesar di Jepang menjadi pembahasan di dalam skripsi ini.

Yakuza, as a criminal organization in Japan, started off with trading and gambling, which then expand to other businesses such as smuggling drugs and prostitution. In developing their business, The Yakuza expand their business networks with other interconnected parties within their business scope. And to make sure that their business continues to run, the attitude of The Yakuza is also important. This is a qualitative research that uses the descriptive-analytic method. This analysis shows the ways and system that are being used by The Yakuza as a criminal organization, in order to attain their business and to flourish their existence in the Japanese Society. As the biggest Yakuza organization, Yamaguchi-gumi became the main of this thesis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42105
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Destin Nurafiati Ristanti
"Bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok masyarakat belum tentu sama dengan yang dipakai oleh kelompok masyarakat lainnya. Salah satu kelompok masyarakat yang menggunakan kosa kata tertentu adalah kelompok masyarakat yakuza yang ada di Jepang. Kelompok masyarakat ini menggunakan kosa kata yang tidak sama dengan kosa kata yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya dengan alasan menjaga rahasia yang ada di dalam kelompok mereka. Dengan tujuan ini, maka bahasa rahasia atau ingo (_B__) kemudian diciptakan. Bahasa rahasia ini kemudian digunakan secara luas oleh kelompok yang menciptakan bahasa rahasia tersebut. Yakuza dapat dilihat melalui cerita yang ada suatu drama televisi. Cerita yang diangkat ke dalam sebuah drama televisi Jepang ada kalanya terinpirasi dari kejadian yang sesungguhnya terjadi, begitupun halnya dengan cerita mengenai yakuza. Oleh karena itu, yakuza yang ada di dalam drama televisi sudah sewajarnya mengikuti hal-hal yang biasa dilakukan oleh yakuza yang sebenarnya.

Abstract
A language which is used by a society group is not similar with language used by other groups. One of the society groups using certain language is yakuza group which exist in Japan. This kind of society use different language in order to keep group`s secret from outside world. Therefore, hidden language or ingo (_B__) was created. A group which has created some hidden language speaks using this language commonly. Yakuza could be seen within drama stories in television. This story sometimes inspired by real things in a real life. The same thing also happens in yakuza story in television. Therefore, yakuza in drama television stories naturally imitate activity, language, and other things usually done by the real yakuza
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13709
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Newton, Michael
Sywell: Igloo Books, 2015
364.106 6 NEW g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nury Diana Nirwani Moeis
"Gerakan Mei '68 tercatat sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah Prancis. Gerakan bersejarah ini dipelopori oleh mahasiswa yang menuntut perbaikan sistem pendidikan. Solidaritas masyarakat muncul setelah perjuangan mahasiswa dihadapi dengan tindakan represif. Serikat-serikat sekerja menyerukan pemogokan umum. Seruan ini mendapat tanggapan yang positif, pemogokan berlangsung di berbagai daerah di Prancis. Pemogokan besar-besaran yang terjadi merubah gerakan mahasiswa menjadi aksi massa. Gerakan Mei '68 membesar setelah kaum buruh melaksanakan aksi pemogokan yang kemudian diikuti dengan aksi pendudukan pabrik sehingga pabrik-pabrik berhenti berpropduksi. Tuntutan utama yang diserukan oleh buruh adalah peningkatan kesejahteraan dan kondisi kerja. Aksi buruh ini mempengaruhi pegawai pemerintah dan pelayanan umum untuk turut serta melancarkan aksi mogok. Bergabungnya pegawai pemerintah dan pelayanan umum ini dengan kaum buruh menyebabkan Prancis mengalami pemogokan terbesar sepanjang sejarah. Lumpuhnya ekonomi Prancis dan sektor kehidupan lainnya karena pemogokan nasional memaksa pemerintah yang dipimpin Charles de Gaulle untuk mengadakan perundingan dengan aktor utama Gerakan Mei '68. Kaum buruh yang diwakili oleh serikat-serikat buruh bersedia melakukan perundingan dengan pemilik perusahaan dan pemerintah. Perundingan tersebut menghasilkan Persetujuan Grenelle yang isinya menitikberatkan pada masalah perburuhan. Pada awalnya persetujuan tersebut ditolak oleh sebagian kelompok buruh. Akan tetapi setelah muncul dukungan terhadap De Gaulle dan ancaman tindakan tegas terhadap pihak yang mengganggu stabilitas negara, kaum buruh pada akhirnya bersedia menerima Persetujuan Grenelle dan pemogokan pun berangsur-angsur berhenti. Pada bulan pertengahan bulan Juni diadakan pemilihan umum yang dimenangkan partai Gaullist dan menandakan akhir dari Gerakan Mei '68."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S16067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>