Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162425 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian tentang masalah trafficking dilakukan untuk mendiskripsikan permasalahan dasar terjadinya trafficking ,karakteristik daerah asal korban trafficking yang telah dilakukan oleh lembaga sosial
."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Naupal
"ABSTRAK
Konsep mengenai Tuhan bersifat fluktuasi atau mengalir. Makna kata "Tuhan" terus menerus mengalami pengayaan semantis dan sosio-pragmatis. Perjalanan konsep Tuhan berkembang sesuai dengan perkembangan alam pikiran manusia. Sejarah perkembangan manusia memperlihatkan adanya aliran-aliran dalam konsep ketuhanan, misalnya dikenal konsep teisme, deisme, panteisme dan lain sebagainya. Aliran-aliran itu muncul sebagai keragaman cara pandang terhadap realitas yang tertinggi dari fenomena. di balik dunia yang tampak.
Kekayaan makna konseptual Tuhan menimbulkan pertanyaan yang cukup menggelisahkan penulis. Apa yang menyebabkan keragaman tersebut muncul dan apakah ada suatu landasan dasariah atas keragaman tersebut. Pertanyaan tersebut muncul sebagai akibat dari realistis empiris yang memperlihatkan bahwa konsep tentang Tuhan semakin terpragmentasi dan multiperspektif, bahkan dalam suatu agama pun orang mungkin memiliki pandangan berbeda mengenai Tuhannya. Hal ini dapat terjadi karena konsep Tuhan tidak lahir dari ruang hampa budaya, melainkan dari interpretasi dan penalaran manusia yang terbungkus dalam konteks.
Cara pandang manusia tentang Tuhan dalam perjalanan selanjutnya dilandasi oleh dua sumber:
1. Akal budi (rasio), yang menghasilkan argumen filosofis mengenai keberadaan Tuhan.
2. Pengungkapan (revelation) yang tertuang dalam teks-teks suci (wahyu) dengan argumen teologisnya.
Kedua sumber itu yang kemudian sering kali menjadi dua klub yang saling bertubrukan dan bergesekan, yaitu kebenaran wahyu dan kebenaran akal budi. Kedua legitimasi kebenaran tersebut bagaikan pendulum selalu berayun dari suatu sisi ekstrim ke sisi ekstrim yang lain. Sehingga, ada kelompok yang menafikan kebenaran akal budi dan hanya man menerima kebenaran wahyu, seperti kelompok aliran kebatinan dalam Islam akan hanya mau menerima kebenaran wahyu, seperti kelompok aliran kebatinan dalam Islam atau yang terlihat pada masa dark ages sebagai umat Kristiani di Eropa pada abad pertengahan. Sedang sisi ekstrim kebenaran akal terlihat pada para filsuf positivistic yang menafikan segala yang berbau metafisik Tuhan.
Sikap berlebih-lebihan dari dua kelompok tersebut mendapat perhatian yang cukup mendalam dari para filsuf ketuhanan. Tesis ini akan menunjukan bagaimana Al-Ghazali dan Thomas Aquinas sebagai tokoh filsuf ketuhanan dalam Islam dan Kristen berusaha mendamaikan kedua paham ekstrim tersebut dengan argumen-argumen yang kokoh

Baik A1-Ghazali maupun Thomas Aquinas berusaha menempatkan kedudukan akal dan wahyu secara proporsional sesuai dengan fungsinya masing-masing. Pandangan kedua filsuf tentang kedudukan akal dan wahyu sangat panting untuk dipahami, karena akan mengantarkan kita kepada pemalraman akan pemikiran filsafat ketuhanan mereka, seperti tentang konsep keesaan, transendensi dan imanensi, nama-nama dan sifat-sifat Tuhan. Walaupun ada beberapa hal yang berada tentang konsep ketuhanan dari kedua tokoh tersebut, karena perbedaan agama, budaya, dan latar belakang kehidupan dan gagasan dasar ide ketuhanan, tapi keduanya telah berusaha memurnikan ajaran agama masing-masing dari segala bidaah, baik dari kaum filosofis bagi eksistensi Allah dengan tetap menaruh perhatian yang besar terhadap kebenaran wahyu sebagai argumen tekstual yang bersifat adi kodrati.
Pemikiran-pemikiran filosofis tentang konsep ketuhanan dari A1-Ghazali dan Thomas Aquinas masih perlu untuk diteliti, bahkan tetap relevan hingga kini, walaupun keduanya hidup pada abad pertengahan, sebab ajaran-ajaran mereka hingga kini masih tetap dilestarikan dan terus dikaji. Di hampir seluruh Pondok Pesantren di Indonesia, karya-karya Al-Ghazali masih menjadi bacaan wajib, demikian juga ajaran Thomas Aquinas masih terns dipelajari, bahkan Para mahasiswa di Sekolah Tinggi Driyarkara begitu akrab dengan Thomisme. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hizbullah
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan relasi makna Allah, Ilah, dan Rabb di dalam Al-Quran. Teori yang digunakan adalah Lyons (1977,1995), Nida (1995), dan Cruse (1986,2000). Data penelitian ini diperoleh dari Al-Quran.
Di dalam penelitian ini dibahas komponen makna yang dimiliki oleh masing-masing kata Allah, Ilah, dan Rabb. Atas dasar komponen itu, penelitian ini menentukan bentuk relasi makna yang terjadi antara ketiganya. Relasi makna itu juga menjadi dasar bagi terbentuknya konfigurasi hierarkis ketiga kata tersebut.
Makna sebuah kata dapat ditentukan dengan menguraikan komponen maknanya. Komponen itu terdiri atas komponen umum, komponen diagnostik atau pembeda, dan komponen suplementer. Komponen itu berguna untuk menentukan bentuk relasi yang tesjadi antar kata. Dengan melibat kepada relasi makna itu, ditentukanlah struktur hierarkis kata-kata Allah, Ilah, dan Rabb.
Di dalam Al-Quran, Allah merupakan kata kunci bagi konsep teologi Islam. Kata itu memiliki makna utama sebagai Ilah dan Rabb. Ilah berarti 'Sembahan' dan Rabb berarti `Penguasa'. Keduanya merupakan komponen utama bagi Allah. Adapun Ilah dan Rabb masing-masing memiiki komponen utama; komponen diagnostik, dan komponen suplementer yang menjelaskan maknanya. Kedua kata itu memiliki perbedaan makna, sekalipun terdapat kesamaan komponen makna yang terbatas antara keduanya, yaitu komponen +kasih sayang, +berkuasa, dan +agung. Kesamaan komponen itu membuat keduanya bemelasi secara tumpang final, di samping keduanya merupakan sinonim dalam ranah yang terbatas oleh karena Allah memulia makna yang lebih generik, maka kata itu menjadi superordinat pada struktur kata yang terbentuk. Sedangkan Ilah, dan Rabb tercakup atau terinklusi dan berada di bawah Allah sebagai hiponim.

The aim of this study was to describe meaning relations of Allah, Ilah, dan Rabb in the Holy Koran. The theories used by writer were Lyons (1977,1995), Nida (I995), and Cruse (1986,2000). The data was taken from Holy Koran.
This study discussed meaning components belonged by each word of Allah, Ilah, and Rabb. Based on the components, this study determined the forms of meaning relations among them. The meaning relation became basis of hierarchical configuration form among the words Allah, Ilah, and Rabb.
Explaining its component the components consisted of general, diagnostic, and supplementary components could determine the meaning of a word. They were useful for determining interrelated word forms. By seeing meaning relations, the hierarchical structures of Allah, Ilah, and Rabb could be determined.
In the Holy Koran, Allah was a key for theology concept of Islam. It had major meaning as Ilah dan Rabb. Ilah meant 'object or person worshipped' and Rabb meant 'authority'. Both Ilah and Rabb were major components for Allah. They had their own major components, diagnostics, and supplementary components. Both Ilah and Rabb had different meanings, even though there were similarities that were affection, almighty, and majesty. The similarities of those components made them overlapped, besides that, Ilah and Rabb were synonym in limited domain As Allah had a generic meaning, the word Allah became super ordinate in the formed structure. The words Rah, dan Rabb were hyponyms of Allah.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Naufal
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis nilai PGA di Kepulauan Mentawai untuk segment Siberut dan segment Pagai berdasarkan variasi kedalaman di crust dan interplate dengan menggunakan persamaan empiris Si and Midorikawa (1999), Donovan (1973) serta Lin and Wu (2010). Kemudian nilai PGA yang didapatkan dari masing-masing persamaan empiris ini dibandingkan dengan shakemap dari USGS. Peta persebaran nilai PGA yang didapatkan dari perhitungan empiris menunjukan bahwa persamaan yang paling mendekati dengan nilai PGA pada shakemap adalah persamaan empiris Si and Midorikawa. Dari persamaan tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai PGA dari Mmax setiap segment. Hasil yang diperoleh untuk segment Siberut, pada kedalaman crust memiliki nilai PGA sekitar 8.1915 – 11.1466 g dengan wilayah yang memiliki nilai PGA tertinggi adalah Siberut Utara. Sedangkan untuk kedalaman interplate memiliki nilai PGA sekitar 0.9658 – 3.3527 g dengan wilayah yang memiliki nilai PGA tertinggi adalah Siberut Selatan. Kemudian untuk segment Pagai, pada kedalaman crust memiliki nilai PGA sekitar 0.8859 – 8.2995 g dengan wilayah yang memiliki nilai PGA tertinggi adalah Pagai Selatan dan pada kedalaman interplate memiliki nilai PGA sekitar 1.1867 – 3.6882 g dengan wilayah yang memiliki nilai PGA tertinggi adalah Pagai Utara.

The analysis of PGA values in the Mentawai Islands for the Siberut and Pagai segments was based on variations in crust and interplate using the empirical equations of Si and Midorikawa (1999), Donovan (1973) and Lin and Wu (2010). The PGA values obtained from each of these empirical equations were compared with the shakemap generated by USGS. The map derived from those empirical calculations shows that the maximum PGA value from the Si and Midorikawa empirical equation is the closest to the one generated by USGS based on the shakemap. From the chosen equation, we calculate the PGA value of Mmax for each segment. The PGA estimation on the Siberut segment of the crust shows values between 8.1915 – 11.1466 g, with the highest PGA value is North Siberut. While the one on the interplate has a PGA value, PGA values between 0.9658 – 3.3527 gl with the region that has the highest PGA value being South Siberut. Then, for the Pagai segment, the crust has a PGA value between 0.8859 – 8.2995 g, with the highest PGA value is South Pagai and the interplate having a PGA value between 1.1867 – 3.6882 g with the highest PGA value is North Pagai."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Strelan, John G.
Jayapura: Pusat Studi Irian Jaya, 1989
291.42 STR k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Budi Haristono
"Perbedaan interpretasi atau keragaman persepsi muncul karena manusia memiliki kemampuan memahami dan menginterpretasikan informasi yang akan mempengaruhi bagaimana menafsirkan dan mengevaluasi apa yang diterima. Semua memiliki obyektivitas akan makna, namun apa artinya bagi individu akan dapat berbeda sesuai dengan pengalaman dan latar belakangnya. Keragaman persepsi juga dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal antara lain adalah bagaimana sikap tentang iklim komunikasi serta budaya organisasi dimana individu itu berada. Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh sikap tentang iklim komunikasi dan budaya organisasi terhadap keragaman persepsi, khususnya mengenai Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik di Kementerian Pertanian. Menggunakan metode kuantitatif, responden penelitian ini adalah anggota Grup Whatsapp PPID Kementerian Pertanian sebagai pihak yang terlibat langsung dengan Undang-undang tersebut selaku Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi ataupun staf pendukung. Penelitian ini mengunakan teknik analisis regresi linear berganda yang menunjukan hasil bahwa sikap tentang iklim komunikasi tidak memberikan pengaruh terhadap keragaman persepsi, namun sikap tentang budaya organisasi memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keragaman persepsi. Secara simultan, sikap tentang iklim komunikasi dan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keragaman persepsi.

Differences in interpretation or diversity of perceptions arise because humans have the ability to understand and interpret information that will affect how to interpret and evaluate what is received. All have an objectivity of meaning, but what it means for individuals will vary according to their experiences and backgrounds. The diversity of perceptions is also influenced by internal and external factors. External factors include attitudes about the communication climate and organizational culture in which the individual is located. This study describes the influence of attitudes about the communication climate and organizational culture on the diversity of perceptions, particularly regarding the Law on Public Information Disclosure at the Ministry of Agriculture. Using quantitative methods, the respondents of this study are members of the PPID Whatsapp Group of the Ministry of Agriculture who are directly involved with the Law as Information and Documentation Management Officers or support staff. This study uses multiple linear regression analysis techniques which show the results that attitudes about the communication climate do not affect the diversity of perceptions, but attitudes about organizational culture have a positive and significant influence on the diversity of perceptions. Simultaneously, attitudes about communication climate and organizational culture have a positive and significant effect on the diversity of perceptions."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andit Nur Intasworo
"[ABSTRAK
Jurnal ini akan membahas tentang ayat mutasyabihat. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang penuh dengan
berbagai makna, karena di dalamnya terkadang mengandung satu makna ataupun lebih, bahkan terkadang
artinya tidaklah diketahui oleh siapapun kecuali oleh Allah swt. Penulis mencoba membahas sedikit tentang
ayat mutasyabihat yang berbicara tentang hari akhir. Ayat yang membahas tentang hari kiamat dan akhirat
termasuk kedalam golongan ayat mutasyabihat karena hari akhir merupakan rahasia Allah dan hanya Allah
yang mengetahuinya secara pasti. Ayat-ayat mutasyabihat yang termasuk ke dalam golongan ini merupakan
ayat-ayat yang membahas tentang kejadian kiamat, keadaan manusia di hari kiamat, surga, neraka, dan lain
sebagainya.

ABSTRACT
This Journal will discuss about mutasyabih verse. The mutasyabih verse is a verse that contains many meanings, because sometimes, it contained with a single meaning or even more. Or sometimes there?s an
ayat that nobody knows the meaning except Allah the Almighty. Here, the writer try to discuss a bit about
mutasyabih verses that speaks about afterlife. Those verses which spoke about afterlife classified into
mutasyabih verse because afterlife is Allah?s secret, and He is the only one who knows the meaning by the
exact precision. The mutasyabih verses that classified into this classification are verses that speaks about the afterlife, human condition at that hour, paradise, hell, etc.;This Journal will discuss about mutasyabih verse. The mutasyabih verse is a verse that contains many meanings, because sometimes, it contained with a single meaning or even more. Or sometimes there?s an
ayat that nobody knows the meaning except Allah the Almighty. Here, the writer try to discuss a bit about
mutasyabih verses that speaks about afterlife. Those verses which spoke about afterlife classified into
mutasyabih verse because afterlife is Allah?s secret, and He is the only one who knows the meaning by the
exact precision. The mutasyabih verses that classified into this classification are verses that speaks about the afterlife, human condition at that hour, paradise, hell, etc.;This Journal will discuss about mutasyabih verse. The mutasyabih verse is a verse that contains many meanings, because sometimes, it contained with a single meaning or even more. Or sometimes there?s an
ayat that nobody knows the meaning except Allah the Almighty. Here, the writer try to discuss a bit about
mutasyabih verses that speaks about afterlife. Those verses which spoke about afterlife classified into
mutasyabih verse because afterlife is Allah?s secret, and He is the only one who knows the meaning by the
exact precision. The mutasyabih verses that classified into this classification are verses that speaks about the afterlife, human condition at that hour, paradise, hell, etc., This Journal will discuss about mutasyabih verse. The mutasyabih verse is a verse that contains many meanings, because sometimes, it contained with a single meaning or even more. Or sometimes there’s an
ayat that nobody knows the meaning except Allah the Almighty. Here, the writer try to discuss a bit about
mutasyabih verses that speaks about afterlife. Those verses which spoke about afterlife classified into
mutasyabih verse because afterlife is Allah’s secret, and He is the only one who knows the meaning by the
exact precision. The mutasyabih verses that classified into this classification are verses that speaks about the afterlife, human condition at that hour, paradise, hell, etc.]"
2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Noor Erawan
"ABSTRAK
Sejarah panjang penyebaran Islam di tanah Indonesia memiliki akar historis yang sampai detik ini belum tuntas untuk dimengerti otentisitasnya. Realitas ini bukanlah fakta tanpa alasan, namun minimnya catatan sejarah yang ada menjadikan semua kejadian yang telah berlangsung berabad-abad lamanya menjadi sedikit kabur untuk dipahami dan dimengerti otentisitasnya. Oleh karna itu, Peneliti tertarik akan pengertian kesaktian sebagai media Islamisasi khususnya di Indonesia, yang dimana kesaktian itu punya perseptif sendiri di khalayak masyarakat Indonesia karena fenomena-fenomena kesaktian yang sulit dijelaskan dengan akal sehat dan juga karena catatan sejarahnya yang minim. Lalu Peneliti pun tergerak untuk membuat Jurnal ini yang membahas tentang Kesaktian sebagai media Islamisasi khususnya di Indonesia sebagai hasil olah data penelitian yang dilakukan peneliti. Dalam pengumpulan data untuk jurnal ini penulis menggunakan metode studi pustaka yang merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap berbagai buku, literature, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara dan onservasi langsung untuk memperkuat dan menambah data ndash; data tentang kesaktian. Lalu dapat dipahami dari jurnal ini bahwa kesaktian itu selaras dengan Dharma-dharma Agama. Atas dasar hal inilah para Muballigh memanfaatkan kesaktian sebagai sarana untuk dakwah.

ABSTRACT
The long history of the spread of Islam in Indonesia has historical roots whose authenticity has not been fully understood. This reality is not a fact without reason, but the lack of historical records makes all the events that have been going on for centuries to be a little vague to understand and proven. Therefore, the researcher is interested in the understanding of supernatural powers as the media of Islamization, especially in Indonesia, where the supernatural powers have their own perceptions in Indonesian audiences because of they are hard to be understood with common sense and also because of the lack of historical record. This journal discusses Kesaktian as the media Islamization, especially in Indonesia as a result of research data conducted by researchers. In collecting data for this journal the author uses literature study method which is a technique of data collection by doing a review of various books, literature, notes, as well as various reports relating to the problem to be solved. In this study the authors conducted interviews and onservasi directly to strengthen and add data data about the miracle. It can be understood from this journal that the miracle is in harmony with the Dharma dharma of Religion. Due to this reason, the Muballighs use supernatural powers as a means of dakwah."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Trinanda
"Mitos telah menjadi inspirasi karya fiksi di seluruh dunia. Mitos dengan kisah-kisah fantastis dan mistis dapat membuat kisah yang menarik sehingga dapat memikat pembaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mitos Korea yang muncul dalam novel "The Girl Who Fell Beneath the Sea" karya Axie Oh. Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis kutipan dialog dan penggambaran cerita untuk menentukan keberadaan mitos dalam novel. Temuan penelitian menunjukkan bahwa novel ini mengandung berbagai mitos Korea, seperti dewa laut, dewi wanita dan anak, imugi, kirin, dan sebagainya. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan mengenai mitos Korea dalam fiksi fantasi modern dan memberikan kontribusi terhadap studi literatur tentang adaptasi mitologi dalam karya tulis kontemporer.
Myths have inspired works of fiction throughout the world. Myths with its fantastical and mystical stories can create interesting stories that can captivate readers. This research aims to examine the Korean myths that have appeared in the novel “The Girl Who Fell Beneath the Sea" by Axie Oh. This research was carried out by analyzing dialogue and describing stories to determine the presence of myths in the novel. Research findings show that this novel contains various aspects of Korean myths, such as the sea god, goddess of women and children, imugi, kirin, and so on. It is hoped that this research can broaden insight into Korean myths in modern fantasy fiction and contribute to literary studies regarding mythological adaptations in contemporary written works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>