Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205344 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Setiawan
"Salah satu aspek yang dapat dijadikan sebagai dasar acuan pemilihan pendekatan perhitungan KPMM ialah pendekatan yang menghasilkan pengukuran capital charge yang lebih rendah dari yang sudah ada, sehingga menghasilkan rasio KPMM yang lebih tinggi. Terbitnya PBI No. 8/7/PBI/2006 harus dievaluasi dampaknya terhadap rasio KPMM.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian apakah BI telah menerapkan prinsip keadilan dalam penerbitan PBI No. 8/7/PBI/2006 yaitu dengan melakukan perbandingan penerapan PBI No. 5/12/PBI/2003 dengan PBI No. 8/7/PBI/2006 terhadap KPMM Bank Syariah Mega Indonesia dan Bank Jasa Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah ada perbedaan hasil perhitungan rasio KPMM antara kedua PBI tersebut. Data yang digunakan merupakan data publikasi triwulanan tahun 2006 dan 2007 Bank Syariah Mega Indonesia dan Bank Jasa Jakarta. Uji hipotesis dengan metode compare mean independent samples t-test.
Dari hasil penelitian dan analisis ditemukan bahwa tidak ada perbedaan hasil perhitungan rasio KPMM di Bank Mega Syariah Indonesia antara PBI No. 5/12/PBI/2003 dengan PBI No. 8/7/PBI/2006. Sedangkan pada Bank Jasa Jakarta dari hasil uji hipotesis ditemukan terdapat perbedaan hasil perhitungan rasio KPMM diantara kedua PBI tersebut. PBI No. 8/7/PBI/2006 telah menerapkan prinsip keadilan dalam perhitungan KPMM.

One of the aspects that can be used as a standard reference of selecting Capital Adequacy Ratio (CAR) calculation approach is the one that creates lower capital charge measurement so that the CAR becomes higher. The impact of PBI No. 8/7/PBI/2006 publication on CAR has to be evaluated.
This research evaluates whether BI has implemented fairness principles in the publication of PBI No. 8/7/PBI/2006, which is by performing comparation in the implementation of PBI No. 5/12/PBI/2003 and PBI No. 8/7/PBI/2006 to the CAR of Bank Syariah Mega Indonesia and Bank Jasa Jakarta.
This research is aimed to evaluate differences between two CAR calculation in two Bank Indonesia Regulations (PBI). Data used in this research are the quarterly data published by Bank Syariah Mega Indonesia and Bank Jasa Jakarta in 2006 and 2007. Compare mean independent samples t-test method is used in testing hypothesis.
The result of this research show that there is no difference in the CAR calculation between PBI No. 5/12/PBI/2003 and PBI No. 8/7/PBI/2006 at Bank Syariah Mega Indonesia while there is difference in the calculation of KPMM ratio between the two PBI at Bank Jasa Jakarta. PBI No. 8/7/PBI/2006 has implemented fairness values in calculating KPMM."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25030
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fatin Fadhillah
"Dalam manajemen risiko terdapat struktur untuk menetapkan modal minimum yang harus dicadangakan untuk mengantisipasi risiko potensi kerugian. Bank Indonesia telah mengeluarkan PBI No. 8/22/PBI/2006 untuk menetapkan kewajiban penyediaan modal minimum pada BPRS, akan tetapi BPRS Lantabur belum menerapkan PBI No. 8/22/PBI/2006 untuk menghitung risiko potensi kerugian pembiayaan yang ditunjukkan melalui ATMR dan berapa modal minimum yang harus disediakan melui KPMM. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengevaluasi implementasi PBI No. 8/22/PBI/2006 pada BPRS lantabur Jombang. Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar kerugian maksimum pembiayaan macet yang melalui ATMR dan mengetahui berapakah kelebihan modal yang disediakan BPRS Lantabur atas KPMM. Data yang digunakan adalah data neraca bulanan dan data outstanding bulanan sejak bulan Januari 2007 hingga Desember 2008 pada BPRS Lantabur. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah uji validitas dengan metode Back Testing. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ratarata ATMR BPRS Lantabur tahun 2008 meningkat jika bibanding tahun 2007. Walaupun terdapat kelebihan modal yang disediakan atas KPMM, namun ratarata kelebihan modal yang disediakan pada tahun 2008 menurun jika dibandingkan tahun 2008, sehingga BPRS lantabur perlu segera menerapkan PBI No. 8/22/PBI/2006 tersebut untuk mengontrol modal minimum yang harus disediakan jika terjadi kerugian.

In Risk Management there is a structure to determine the minimum capital that must be spared to anticipate the risk of loss potential. In order to determine the obligation of minimum capital allocation for BPRS, Bank Indonesia had issued PBI No. 8/22/PBI/2006. BPRS Lantabur which is used as the case of study in this thesis did not implement that regulation yet in calculating the risk of financial loss potential indicated by ATMR and several minimum capitals that must be allocated using CAR. This thesis wants to evaluate the implementation of PBI No. 8/22/PBI/2006 at BPRS Lantabur, Jombang. The objectives of the research are to evaluate how big the maximum financial loss within ATMR is, and to know the value of the capital surplus reserved by BPRS Lantabur over CAR. The data used in the research is the monthly balance and outstanding data of BPRS Lantabur from January 2007 until December 2008. Hypothesis which is used in the research is Back Testing Method. From the research, it is found that the mean of BPRS Lantabur?s ATMR in 2008 compared to 2007 has been increased. Despite the capital surplus over CAR value, the mean of capital surplus in 2008 compared to 2007 has been decreased. From this result we can draw a conclusion that BPRS Lantabur need to implement PBI No. 8/22/PBI/2006 to control the minimum capital should be allocated in the loss condition."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatin Fadhila
"ABSTRAK
Dalam manajemen risiko terdapat struktur untuk menetapkan modal minimum
yang hams dicadangakan untuk mengantisipasi risiko potensi kerugian. Bank
Indonesia telah mengeluarkan PBI No. 8/22/PBI/2006 untuk menetapkan
kewajiban penyediaan modal minimum pada BPRS, akan tetapi BPRS Lantabur
belum menerapkan PBI No. 8/22/PBI/2006 untuk menghitung riaiko potensi
kerugian pembiayaan yang ditunjukkan melalui ATMR dan berapa modal
minimum yang harus disediakan melui KPMM.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengevaluasi implementasi PBI No.
8/22/PBI/2006 pada BPRS lantabur Jombang. Maksud dan tujuan penelitian ini
adalah untuk melihat seberapa besar kerugian maksimum pembiayaan macet yang
melalui ATMR dan mengetahui berapakah kelebihan modal yang disediakan
BPRS Lantabur atas KPMM. Data yang digunakan adalah data neraca bulanan
dan data outstanding bulanan sejak bulan Januari 2007 hingga Desember 2008
pada BPRS Lantabur. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah uji
validitas dengan metode Back Testing. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-
lata ATMR BPRS Lantabur tahun 2008 meningkat jika bibanding tahun 2007.
Walaupun terdapat kelebihan modal yang disediakan atas KPMM, namun rata-
rata kelebihan modal yang disediakan pada tahun 2008 menurun jika
dibandingkan tahun 2008, sehingga BPRS lantabur perlu segera menerapkan PBI
No. 8/22/PBL/2006 tersebut untuk mengontrol modal minimum yang harus
disediakan jika terjadi kerugian.

Abstract
In Risk Management there is a structure to determine the minimum capital that
must be spared to anticipate the risk of loss potential. In order to determine the
obligation of minim capital allocation for BPRS, Bank Indonesia had issued
PBI No. 8/22/PBI/2006. BPRS Lantabur which is used as the case of study in this
thesis did not implement that regulation yet in calculating the risk of financial loss
potential which is indicated by ATMR and several minimum capitals that must be
allocated using CAR. This thesis wants to evaluate the implementation of PBI No.
8/22/PBI/2006 at BPRS Lantabur, J ombang.
The objectives of the research are to evaluate how big the maximum financial loss
within ATMR is, and to know the value of the capital surplus reserved by BPRS
Lantabur over CAR. The data used in the research is the monthly balance and
outstanding data of BPRS Lantabur from January 2007 to December 2008.
Hypothesis which is used in the research is Back Testing Method. From the
research, it is found that the mean of BPRS Lantabur?s ATMR in 2008 compared
to 2007 has been increased. Despite the capital surplus over CAR value, the mean
of capital surplus in 2008 compared to 2007 has been decreased. From this result
we can draw a conclusion that BPRS Lantabur need to implement PBI No.
8/22/PBI/2006 to control the minimum capital should be allocated in the loss
condition.
"
2009
T29419
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Apriyadi Umar Zuna
"Penelitian ini membandingkan pengaruh indikator kesehatan bank umum terhadap tingkat profitabilitas bank umum sebelum dan setelah diterapkannya aturan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum dengan memperhitungkan risiko pasar. Sebagai ukuran profitabilitas digunakan Return on Equity (ROE), sedangkan indikator kesehatan bank diwakili oleh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposits Ratio (LDR). VariabeI Dummy digunakan untuk membedakan priode waktu sebelum dan setelah penerapan aturan tersebut dan untuk mengelompokkan bank berdasarkan modalnya.
Hasil penelitian menunjukkan CAR, NPL, LDR, BOPO, dan modal berpengaruh signifikan terhadap ROE serta terdapat perbedaan antara ROE dan pengaruh CAR terhadap ROE pada periode sebelum dan setelah diterapkannya aturan tersebut.

This research compares the effect of soundness indicators on the profitability between the pre- and post periods of the regulation about the minimum capital requirement for commercial banks taking into account market risk ROE is used as a measure of profitability, while Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR) and Operational Expenses to Income Expenses Ratio (BOPO) are used as a indicator of soundness. Dummy Variables are used w separate those periods and to grouped banks base on its capital.
The result of this research shows that CAR, NFL, LDR, BOPO and capital have significant effect on ROE while ROE and the effect of CAR on ROE are different between those periods."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nessya Callista
"Dengan mempertimbangkan aspek kehati-hatian dan perlindungan konsumen dalam kegiatan pembayaran menggunakan kartu, pada tanggal 6 Januari 2012 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012 sebagai perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, yang beberapa diantaranya mengatur tentang syarat kepemilikan kartu kredit serta penetapan suku bunga maksimal kartu kredit di Indonesia. Penerapan peraturan tersebut berlaku bagi semua penerbit kartu kredit di Indonesia, tak terkecuali Bank Mandiri. Dalam penelitian ini, menggunakan metode regresi linier berganda, dianalisis faktor yang mempengaruhi perolehan fee-based income kartu kredit Mandiri. Dari hasil olah data, disimpulkan bahwa penetapan PBI Nomor 14/2/PBI/2012 memiliki dampak signifikan terhadap perolehan fee-based income kartu kredit Bank Mandiri. Nilai koefisien beta yang positif menunjukkan bahwa penetapan peraturan tersebut memberikan kontribusi peningkatan perolehan fee-based income dari bisnis kartu kredit Bank Mandiri. Beberapa variabel lain yang berpengaruh signifikan terhadap bisnis kartu kredit Bank Mandiri adalah suku bunga kartu kredit serta peluncuran kartu kredit co brand. Selain itu, dalam penelitian ini juga disampaikan, implikasi terkait strategi kartu kredit Bank Mandiri terhadap penerapan peraturan tersebut. Salah satunya adalah fokus bisnis kartu kredit sebaiknya tidak hanya difokuskan pada akuisisi kartu baru, melainkan juga pada peningkatan transaksi atau loyalitas kartu existing.

ABSTRACT
By considering the aspects of prudential and consumer protection in using a card as a method payment, on January 6, 2012, Bank Indonesia issued PBI No 14/2/PBI/2012 regulation as amendment to the previous regulation PBI No /11/11/PBI/2009 related to the card payment instrument. Bank Indonesia as a regulator in card payment activities regulate the terms of credit card ownership and the maximum credit card rate in Indonesia. The implementation of these rules apply to all credit card issuers in Indonesia, and Bank Mandiri is no exception. In this study, the analysis of factors affecting the acquisition of fee-based income from credit card business in Bank Mandiri is conducted using a multiple linear regression method. From the data processing, it was concluded that the determination of PBI No 14/2/PBI/2012 has a significant impact on the acquisition of fee-based income of the credit card business in Bank Mandiri. The positive value of beta coefficient indicates that the determination of the regulation contributes an increase in the acquisition of fee-based income in credit card business. Some other variables that significantly influence the credit card business in Bank Mandiri are credit card rate and the launch of cobrand card. In addition, this study also presents the implications to the strategy of Bank Mandiri in dealing with the application of these rules. One is the credit card business should not only focus on the acquisition of a new card, but also in improving the transaction of the existing card.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adam Fahmi
"Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis perbandingan penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan RGEC (Risk profile, GCG, Earning, Capital) dan CAMELS (Capital, Aset, Managenet, Earning, Liqudity, Sensitivity to market risk). Penelitian ini dilakukan dalam bentuk studi kasus di PT Bank X dengan menggunakan data tahun 2011.Hasil dari penelitian menunjukkan hasil penilaian tingkat kesehatan PT Bank X pada tahun 2011 menggunakan pendekatan RGEC maupun CAMELS, menghasilkan PT Bank X dalam kondisi Sehat atau pada nilai komposit 2 (dua). Peningkatan tingkat kesehatan PT Bank X yang tadinya Cukup Sehat pada tahun 2010 menjadi Sehat pada tahun 2011 menunjukan PT Bank X mengalami peningkatan nilai fundamental karena baik berdasarkan pendekatan CAMELS dan RGEC yang memiliki penilaian yang lebih komprehensif dibandingkan CAMEL, menghasilkan tingkat kesehatan yang sama.

The purpose of this study is to analyze the comparative assessment of the bank health rating based RGEC (Risk profile, GCG, Earning, Capital) and CAMELS (Capital, Assets, Managenet, Earning, Liqudity, Sensitivity to market risk), in PT Bank X. The results of this study showed that PT Bank X health rate in 2011 with CAMELS and RGEC approach, is PT Bank X in the condition Healthy or on a composite score of 2 (two). Improved health of PT Bank X that was on reasonably healthy in the year 2010 to be Healthy in 2011 showed that PT Bank X has increasing fundamental value."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ginting, Peransius
"ABSTRAK
Dalam dunîa perbankan, persaingan bisnis antar bank sangat dipengaruhi bagaimana
kemampuan bank dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Asset bank merupakan
sumber pendapatan bunga bagi bank sedangkan kewajiban memberikan beban/biaya bunga
bagi bank. Asset dan kewajiban bank dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga pasar
sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Ketika suku bunga pasar meningkat maka
asset-asset yang jatuh tempo akan mengalami kerugian sedangkan kewajiban bank yang jatuh
tempo akan mengalami keuntungan demikian sebaliknya jika suku bunga pasar mengalami
penurunan. Karena sebagian besar dari asset dan kewajiban bank mark to market maka bank
perlu melakukan asset liability management (ALMA). ALMA pada bank bertugas untuk
meningkatkan profitability perbankan dan manajemen risiko. Dalam manajemen nsiko
dilakukan beberapa tahap dimana salah satu tahapnya adalah pengukuran risiko. Salah satu
tools pengukuran risiko adalah dengan penentuan VAR. VAR merupakan estimasi kerugian di
masa yang akan datang berdasarkan volatilitas faktor pasar pada masa Iampau (data historis)
dengan derajat kepercayaan dan holding period tertentu.
Pada penelitian ini dilakukan penentuan VAR sebagai akibat tereksposurenya asset dan
kewajiban Bank Mega terhadap suku bunga pasar dengan menggunakan metode varian
kovarian dengan estimator volatilitas standar deviasi Equally Weighted dan Exponential
Weighting Moving Average (EWMA). Penentuan VAR berdasarkan posisi asset dan
kewajiban bank pada tanggal 31 Desember 2001. Dalam penentuan VAR ini. asset dan
kewajiban bank dikelomkan kedalam beberapa vertex herdasarkan jangka waktu jatuh
temponya. Future cashflow dan masing-masing vertex ini yang tereksposure terhadap suku
bunga pasar (data historis) yang kemudian diukur volatilitasnya menggunakan estimator
volatilitas standar deviasi, EW dan EWMA.
Untuk menentukan metode estimator yang memberikan validitas yang tinggi maka
dibentuk beberapa model dengan menghitung VAR secara harian, dimana periode observasi
penentuan VAR adalah antara 2 Januari 2001 hingga 31 Desember 2001. VAR yang diperoleh
secara harian dibandingan dengan aktual profit dan loss yang terjadi.
Model terbaik yang digunakan untuk estiniasi VAR 31 Desember 2001 dan berbagai
alternatif variasi yang dilakukan adalah model estimator EWMA 520,5 untuk 0,94
dengan derajat kepercayaan 99 % karena model inilah yang masuk dalam daerah batasan dan
dengan periode updating 5 han memberikan kemampuan yang lebih besar dalam
mengantisipasi kerugian sebagai akibat fluktuasï suku bunga pasar yang terbaru. Pemilihan
derajat kepercayaan 99 % disebabkan karena bank menerapkan prudential banking dalam
melakukan strateginya. Estimasi VAR 31 Desember 2001 yang diperoleh sebesar Rp.
(23.163.223.809). Nilai ini berarti bahwa pada kondisi market yang normal, estimasi kerugian
maksimum yang akan dialami bank pada satu hari yang akan datang adalah sebesar Rp
23.163.223.809 dengan derajat kepercayaan 99 %.
Modal yang diperlukan oleh bank untuk mengantisipasi kerugian yang dihasilkan dan
estimasi VAR dengan model EWMA 520,5, ) = 0,94, untuk holding period 1 hari adalah 3,65
% dan Networthnya. Sebagai akibat eksposure suku bunga pasar terhadap asset dan kewajiban
Bank Mega, maka CAR bank setelah memperhitungkan market risk rnenjadi 8,42 %.
Perbedaan holding period yang digunakan mempengaruhi jumlah modal yang harus
disediakan. Untuk VAR dengan holding period 1 hari, jumlah modal yang harus disediakan
lebih kecil dibandingkan dengan holding period 5, 10, dan 20 hari.
"
2002
T2121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>