Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187906 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Woro Riyadina
"Kecelakaan kerja khususnya kecelakaan di industri masih tinggi yaitu rata-rata 17 orang meninggal tiap hari kerja. Faktor manusia memegang peran penting timbulnya kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis kecelakaan dan cedera yang dialami oleh pekerja serta faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja di kawasan industri Pulogadung. Jenis penelitian ini adalah operasional riset (riset terapan) dengan rancangan penelitian Cross-Sectional. Responden adalah 950 orang pekerja industri yang berusia 15 - 55 tahun yang bekerja pada 7 perusahaan di wilayah kawasan industri Pulo Gadung. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan kuesioner. Pekerja industri yang pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 29,9% dengan cedera sendi-pinggul-tungkaiatas (40,2%), kepala (24,8%) dan pergelangan tangan (14,3%). Luka akibat kerja adalah luka terbuka (37,2%), lecet (29,6%) dan cedera mata (14,8%). Kecelakaan kerja sering terjadi pada jenis industri baja (11,2%) yaitu mata kemasukan benda (gram) (10%), industri spare part (8,2%) yaitu tertusuk (6,1%) dan industri garmen (3,7%) yaitu tertusuk (43,1%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja industri adalah pekerja laki-laki dengan OR 3,25 (95% CI 2,29-4,62), aktifitas kerja sedang OR 2,08 (95% CI 1,48-2,92), status distres OR 1,36 (95% CI 1,03-1,80), keluhan nyeri OR 1,50 (95%CI 1,13-1,98), dan pemakaian APD OR 1,50 (95% CI 1,13-1,98). Untuk faktor risiko fisik tempat kerja yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja meliputi kebisingan OR 2,24 (95% CI 1,66 - 3,03), ruangan terlalu panas OR 2,19 (95%CI 1,63 - 2,93), ruang pengap OR 2,32 (95%CI 1,57-3,41), bau menyengat OR 2,01 (95%CI 1,42-2,85), ruang berdebu OR 1,87 (95%CI 1,41-2,48) dan ruang berasap OR 2,40 (95%CI 1,77-3,25).

Occupational Accident and Injury on Industrial Workers in Jakarta Pulo Gadung Industrial Estate. Occupational accidents are stil high. There were 17 workers death each workday. Human factor is main caused risk factor of occupational accident. The objective of study to determine type of accidents and injuries related with accident at workplace in Pulogadung Industrial Estare. The study was operational research with cross sectional design. The study conducted 950 industrial workers at seven companies in 2006. Respondents were industrial workers who were worked in Jakarta Pulogadung industrial estate. Data collected based on interview with questionnaire and analyzed with statistic analysis. Result showed that industrial workers have ever been accident at workplace 29.9% with injury on hinge-hip-upper leg (40.2%), head (24,8%) and hand ankle (14.3%). Type of injuries were excoriasi (37.2%), superficial (29.6%) and an eyes injury (14.8%). Occupational accident often occurence on steel industry (11.2%) with an eyes injury (10%), spare part industry (8.2%) with pierced (6.1%) andi garment industries (3.7%) with pierced (43.1%). Occupational aacident correlated with male workers OR 3.25 (95% CI 2.29-4.62), moderate level of activity OR 2.08 (95% CI 1.48-2.92), distres OR 1.36 (95% CI 1.03-1.80), painful OR 1.50 (95%CI 1.13-1.98), and using safety tools OR 1.50 (95% CI 1.13-1.98). Physical condition correlated with occupational accident such as noisy OR 2.24 (95% CI 1.66-3.03), heat OR 2.19 (95%CI 1.63-2.93), close OR 2.32 (95%CI 1.57-3.41), extreme scent OR 2.01 (95%CI 1.42-2.85), dusty OR 1.87 (95%CI 1.41-2.48) and smoky OR 2.40 (95%CI 1.77-3.25)."
Depok: Balitbangkes Departemen Kesehatan RI, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrul Razan
"Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan sektor produktif yang digerakkan oleh masyarakat dan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Di Indonesia, penerapan K3 di UMKM masih tergolong minim. Di sisi lain, diketahui bahwa risiko cedera pada perusahaan kecil lebih tinggi daripada perusahaan besar. Oleh karena itu, perlu adanya identifikasi dan analisis terhadap faktorfaktor yang memengaruhi K3 di UMKM di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk membuat pemodelan faktor individu dan faktor organisasi terhadap kecelakaan kerja di UMKM, serta mengetahui hubungan antara faktor individu dan organisasi terhadap kecelakaan kerja. Studi ini merupakan penelitian potong lintang analitik berdasarkan data sekunder.
Pemodelan dilakukan dengan metode Structured Equation Modelling (SEM) menggunakan SmartPLS pada 109 UMKM di kota Semarang, Bogor, Bekasi, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan. Pada hasil penelitian, didapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan bermakna di antara faktor individu dan faktor organisasi. Variabel faktor individu yang terdiri dari indikator perilaku dan persepsi memiliki hubungan yang positif dan bermakna baik terhadap kecelakaan kerja. Sedangkan, faktor organisasi dengan indikator komitmen, pelatihan, dan dana memiliki hubungan yang positif dan bermakna terhadap kecelakaan kerja. Peneliti menarik kesimpulan bahwa semakin tinggi adanya faktor individu di UMKM, maka kejadian kecelakaan kerja dan penyakit terkait kerja semakin rendah. Selain itu, semakin tinggi adanya faktor organisasi di UMKM, maka kejadian kecelakaan kerja semakin rendah. Evaluasi dan upaya pencegahan terkait kecelakaan kerja berdasarkan faktor yang memengaruhi penerapan K3 perlu diimplementasikan di UMKM

Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) are productive sectors which have vital role in the national economy. There is still lack of Occupational Safety and Health (OSH) implementation in MSMEs in Indonesia. On the other hand, it is known that the risk of work accident in small firms is higher than in large firms. Therefore, it is necessary to identify and analyze the factors that influence OSH in MSMEs. This study aims to make modelling of individual and organization factors affecting occupational accidents in MSMEs, as well as determining the relationship between individual and organizational factors on work accident. This study is an analytic cross-sectional study based on secondary data. The modelling was using Structured Equation Modelling (SEM) method
using SmartPLS on 109 MSMEs in Semarang, Bogor, Bekasi, East Jakarta, and South Jakarta. The result of study showed that there was a positive and significant relationship between individual factor and organizational factor. Individual factors variable consisting of behaviour and perception, had a positive and significant relationship both to work accidents. Meanwhile, organizational factors, including commitment, training, and funds have positive and significant relationship to work accidents. Researchers concluded that the higher presence of individual factors, the lower incidence of work-accidents and work-related diseases in MSMEs. In addition, the higher presence of organizational factors, the lower incidence of work accidents in MSMEs. Evaluation and prevention to work accidents based on OSH modelling factors need to be implemented in MSMEs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Diah Pratiwi
"Kecelakaan kerja merupakan kejadian tak terduga yang terjadi di tempat kerja, dan diperjalanan dari dan menuju tempat kerja. Faktor penyebab kecelakaan kerja antara lain manusia, peralatan, bahaya, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab tindakan tidak aman (unsafe act) untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di PT X tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional yang bersifat cross sectional dan kuesioner.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non random sampling dengan teknik purposive sampling. populasi yang diteliti adalah pekerja di PT X sebanyak 47 orang responden. Berdasarkan data penelitian, tindakan tidak aman yang paling sering dilakukan adalah tidak menggunakan alat pelindung diri (25,53%), mengangkat beban dengan posisi janggal (12,77%) dan bersenda gurau berlebihan saat bekerja (12,77%). Penyebab munculnya tindakan tidak aman pada para pekerja berasal dari manajemen, beban kerja dan kelelahan, ergonomi atau disain tempat kerja, dan karakteristik individu.
Occupational accidents are unexpected events that occur in the workplace, and the journey to and from workplace. Factors that cause accidents include human labor, equipment, hazards, and the environment. This study aims to determine the causes of unsafe acts to prevent the occurrence of occupational accidents in the PT X in 2011. The design study is a cross sectional observational nature and the quesionaire.
The sampling method used is non-random sampling with a purposive sampling technique. The studied population are workers at PT X by 47 respondents. Based on research data, unsafe action is most often done is to not use personal protective equipment (25.53%), lifting weights with odd positions (12.77%) and excessive joking at work (12.77%). Cause of unsafe acts for workers coming from management, workload and fatigue, ergonomics or design workplace, and individual characteristics.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dzikry Aulia
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan besarnya penalti biaya untuk kecelakaan kerja di proyek konstruksi dan juga bagaimana sistem penalti biaya tersebut diterapkan di Indonesia. Dalam peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia, yang mencantumkan sanksi kepada perlindungan keselamatan pekerjanya hanya terdapat pada UU No. 1 tahun 1970 di pasal 15 berupa denda senilai Rp 100.000,- dan UU No. 13 tahun 2003 di pasal 86 dan 87 untuk kewajiban perlindungan pekerjanya dan sanksinya terdapat di pasal 190 hanya berupa sanksi administratif. Penelitian ini menggunakan metode analisa kualitatif dengan kuesioner wawancara mendalam yang dilakukan kepada pakarpakar K3. Sistem penalti biaya mencakup pemberian penalti berupa biaya dari pemerintah kepada perusahaan kontraktor yang dalam proyek pekerjaannya terdapat kasus kecelakaan berupa kecelakaan berat tanpa kematian dan kecelakaan berupa kematian. Besarnya penalti untuk kecelakaan berat tanpa kematian adalah Rp 100-250 Juta dan besarnya penalti untuk kecelakaan berupa kematian adalah Rp 250-500 Juta. Penerapan sistem penalti biaya merujuk kepada sistem penalti yang sudah diterapkan di negara Amerika, Inggris, Kanada, Australia, dan Singapura. Penerapan sistem penalti biaya tersebut meliputi dilaksanakannya sistem reward dan punishment, melakukan penambahan tenaga pengawas di lokasi proyek, mekanisme pelaporan kecelakaan dan klaim korban kecelakaan, dan pembentukan lembaga independen dalam pemberian penalti biaya ke pemerintah.

This study aimed to obtain the amount of penalty charges for occupational injuries in construction projects and also how the cost penalty system applied in Indonesia. In the legislation of the Republic of Indonesia, which includes sanctions against safety protection workers only found in Law. 1 in 1970 in Article 15, to a fine of Rp 100.000, - and the Law. 13 of 2003 in chapter 86 and 87 for the liability protection of workers and the sanctions contained in Article 190 only in the form of administrative sanction. This study uses qualitative analysis with questionnaires conducted in-depth interviews to experts K3. Penalty system costs include the cost of giving a penalty to the government contracting company in project work there is a serious accident accident cases with no deaths and accidents in the form of death. The amount of the penalty for severe accidents without death is USD 100-250 million and the amount of penalty to be death accident is USD 250-500 million. Application of the penalty system costs refer to the penalty system that has been implemented in the United states, Britain, Canada, Australia, and Singapore. Application of the penalty system costs include the implementation of reward and punishment system, conducted additional supervisory personnel at the project site, and accident reporting mechanisms accident victims' claims, and the establishment of independent agencies in awarding a penalty fee to the government."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jane Onyinyechukwu Obodo
"Pengendalian jarak jauh (teleremote operation), yang merupakan engineering control untuk mengurangi tingkat kecelakaan operator Autonomous LHD di PT F, seringkali mengalami productivity loss. Hal tersebut terjadi karena tingginya tingkat kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan alat, sehingga total downtime hours pada alat tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan operational hours-nya. Penelitian ini memberikan gambaran analisis kecelakaan Autonomous LHD tambang bawah tanah G dari sudut pandang faktor manusia, yaitu dari sisi kegagalan aktif (active failures) dan kegagalan laten (latent failures), untuk mengetahui tindakan tidak aman serta faktor-faktor yang mendasari tingginya tingkat kecelakaan alat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) dengan teknik observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegagalan laten (latent failures) lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan kegagalan aktif (active failures). Kesalahan berbasis keterampilan (skill-based errors) adalah faktor yang paling sering ditemukan pada kegagalan aktif (active failures), sedangkan faktor lingkungan, kepemimpinan, iklim organisasi, dan faktor luar menjadi faktor yang paling sering ditemukan pada kegagalan laten (latent failures).

Teleremote operation, an engineering control to reduce the accident rate of Autonomous LHD operators at PT F, often experiences productivity loss. The situation occurs due to the high accident rate that results in equipment damage, causing the total downtime hours on the equipment is higher than the operational hours. This research provides an overview of the accident analysis of the G underground mine Autonomous LHD from the human factor perspective i.e., in terms of active failures and latent failures, to determine the unsafe acts and the underlying factors of the equipment's high accident rate. The method used in this research is based on the Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) with observation and interview techniques to collect data. The results show that latent failures are more frequent than active failures. Skill-based errors are the most frequently found factor in active failures, while environmental factors, inadequate leadership, organizational climate, and other factors are the most prevalent factors in latent failures."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Tasya
"Dalam setiap aktivitas pertambangan, terdapat potensi bahaya yang menimbulkan risiko terjadinya kecelakaan. Jenis kecelakaan menabrak merupakan kecelakaan yang banyak terjadi pada operasi lalu lintas tambang jobsite PT SS (41%) dan kejadiannya cenderung berulang. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang sistem pertahanan dalam mencegah kecelakaan sesuai dengan kerangka pikir Swiss Cheese Model. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui analisis data kecelakan lalu lintas tambang di salah satu jobsite di PT SS, suatu perusahaan kontraktor pertambangan batubara terbuka, dengan menggunakan Human Factors Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI).
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap 53 kasus kecelakaan lalu lintas tambang, permasalahan yang banyak ditemukan di antaranya adalah skill-based error, adverse mental states, coordination and communication, inadequate leadership, dan organization process. Dapat disimpulkan bahwa sistem pertahanan yang ada untuk mencegah kecelakaan lalu lintas tambang masih belum optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan sistem pertahanan, baik yang ditargetkan kepada individu ataupun organisasi, agar risiko kecelakaan dapat dikendalikan.

In mining process activities, there are potential hazards that poses a risk to be an accident. Collision is one of accident types that frequently happen on mining traffic operations jobsite PT SS (41%) and it has tendency to occur repeatedly. This study aimed to gain an overview of defences system in preventing accidents according to Swiss Cheese Model framework. The research was conducted with a qualitative approach through mining traffic accident data analysis in one of jobsite in PT SS, an open coal mining contractor company, using the Human Factors Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI).
Based on the analysis of 53 cases of mining traffic accidents, revealed that the most common problems were skill-based errors, adverse mental states, coordination and communication, inadequate leadership, and organization process. It can be concluded that the existing defences system to prevent mining traffic accidents has not been optimal yet. Therefore, defences system improvement, either targeted to the individual or organizational, is needed to control accident risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helga Rosianna S.
"Sistem proteksi kebakaran, sarana penyelamatan jiwa dan program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana tersebut merupakan bagian dari sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang harus terdapat pada gedung bertingkat khususnya gedung yang merupakan sarana pelayanan kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemenuhan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang ada di gedung puskesmas kecamatan Y dan Z terhadap standar. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Analisis yang dilakukan adalah analisis perbandingan dengan standar Keputusn Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10 tahun 2000, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 26 tahun 2008 dan NFPA 10, 13,14, 25,72 dan 101.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 elemen sistem proteksi aktif, 8 elemen sarana penyelamatan jiwa dan 7 elemen program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana pencegahan dan penangggulangan kebakaran di puskesmas kecamatan Y tidak sesuai dengan standar. 13 elemen sistem proteksi aktif, 11 elemen sarana penyelamatan jiwa dan 7 elemen program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana pencegahan dan penangggulangan kebakaran di puskesmas kecamatan Z juga tidak sesuai dengan standar.

Fire protection system, means of ecsape and inspection and maintenance program of that means is part of means of prevention and control of fire in building especially in health center building.
The purpose of this research is to know the compliance of prevention and control of fire at Puskesmas Kecamatan Y and Z building in 2013 to Indonesian and International standard. Design of this research is observational with cross sectional approach and doing comparison analysis with. Kepmen PU No.10/KPTS/2000, Permen Pu No.28/RTP/2008 and NFPA 10,13,14,25,72 and 101 standard.
The result of this research showed that 19 element of fire protection system, 8 element of means of rescue and 37 element of inspection and maintanance program in Puskesmas Kecamatan Y does not according to the standard. 13 element of fire protection system, 11element of means of rescue and 7 element of inspection and maintanance program in Puskesmas Kecamatan Z does not according to the standard too.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Mayasari
"K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) RS adalah suatu Panitia yang dibentuk untuk menjamin keamanan, kesehatan dan menjaga keselamatan hidup pasien, pegawai dan pengunjung serta lingkungan rumah sakit. Di RS PMI Bogor terjadi kenaikan kecelakaan kerja pada karyawan pada tahun 2009 hingga 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi karyawan non medis RS PMI mengenai K3 RS pasca akreditasi 12 pelayanan dan faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Sebanyak 100 self administered questionnaires disebarkan dan hanya 85 kuesioner lengkap yang kembali. Dalam penelitian ini persepsi karyawan non medis yang baik terhadap K3 RS sebanyak 48,2% dan persepsi karyawan non medis yang kurang baik terhadap K3 RS sebanyak 51,8%.
Dari hasil uji chi square, variabel pengetahuan, pengalaman dan lingkungan kerja terkait K3 RS berhubungan dengan persepsi karyawan non medis terhadap K3 RS. Peneliti menyarankan diadakan pelatihan K3 RS untuk karyawan non medis agar lebih memahami mengenai K3 RS.
Occupational Health and Safety (OHS) in hospital is a committee that formed to keep the security, health, and safety life patients, staffs and visitors and hospital environment. In PMI Bogor hospital, work accidents of employee in 2009 to 2011 are increased.
The purpose of this study is to describe non medical staff perceptions regarding Occupational Health and Safety (OHS) in PMI Bogor hospital Post Accreditation 12 Service and related factors. This research is descriptive by using cross-sectional design. Total of 100 self-administered questionnaires distributed and only 85 complete questionnaires were returned. In this study the good perception of non-medical staffs of Occupational Health and Safety (OHS) in Hospital are 48,2% and the bad perception of non-medical staffs are 51,8%.
From the results of chi square test, the variables of knowledge, experience and work environment related to Occupational Health and Safety (OHS) in hospital associated with non-medical staff's perception of the Occupational Health and Safety (OHS) in hospital. Researcher suggests that Occupational Health and Safety (OHS) in hospital committee in PMI Bogor hospital need to conduct training for non medical staffs to get more understanding about Occupational Health and Safety (OHS) in hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Hardo Priyoasmoro
"Resiko bekerja di perusahaan migas PT X yang berlokasi di offshore Natuna adalah relatif tinggi. Sepanjang tahun 2018 – 2023, terjadi fluktuasi kecelakaan kerja dengan korbannya kontraktor dan pekerja tetap (2021), dan semua korbannya kontraktor (2022-2023). Unsafe acts adalah penyebab langsung semua kecelakaan, dan sampai sekarang belum ada analisis menyeluruh dari investigasi kecelakaan-kecelakaan yang telah dilakukan untuk mendapatkan faktor-faktor penyebab dasarnya. Dengan demikian, penelitian perlu dilakukan, dengan tujuannya untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kecelakaan kerja di PT X antara tahun 2018 – 2023 dengan metode HFACS - karena berhubungan dengan human factor. Penelitian bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan data sekunder berupa laporan investigasi 41 kecelakaan di PT X, yang diklasifikasikan menurut empat (4) tahapan di HFACS, yaitu unsafe acts, precondition of unsafe acts, unsafe supervision, dan organizational influence. Pengklasifikasian tersebut divalidasi oleh dua ahli keselamatan kerja dengan hasil validasinya relatif tinggi (96%). Lima faktor HFACS terbesar yang mempengaruhi kecelakaan adalah adverse mental state (51,2%), skill-based error (39%), routine violations (34,1%), dan tools/technological dan resource management (masing-masing 31,7%) dan decision error (29,3%). Faktor-faktor tersebut disimpulkan mempengaruhi kecelakaan di PT selama kurun waktu 2018 – 2023 dan dapat digunakan sebagai masukan untuk perbaikan program K3 di PT X guna menurunkan angka kecelakaannya.

The risks of working at the PT X oil and gas company located offshore Natuna are relatively high. Throughout 2018 – 2023, there were fluctuations in work-related accidents with the victims being contractors and permanent workers (2021), and all the victims being contractors (2022-2023). Unsafe acts are the direct cause of all accidents, and until now no comprehensive analysis of accident investigations has been carried out to obtain the basic causal factors. Thus, research needs to be carried out, with the aim of analyzing the factors that influence work accidents in PT X between 2018 - 2023 using the HFACS method - because it is related to human factors. The research is descriptive analytical in nature with a qualitative approach using secondary data in the form of investigation reports of 41 accidents at PT X. This classification was validated by two occupational safety experts with relatively high validation results (96%). The five biggest HFACS factors that influence accidents are adverse mental state (51.2%), skill-based errors (39%), routine violations (34.1%), and tools/technological and resource management (31.7% each). %) and decision error (29.3%). It is concluded that these factors influence accidents at PT X during the period 2018 – 2023 and can be used as input for improving the (H&S) program at PT X in order to reduce the number of accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Puspitasari
"[Latar Belakang: Jumlah kecelakaan kerja yang masih tinggi dan belum ada studi epidemiologi kasus kecelakaan kerja yang ditangani Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit di Indonesia. Penelitian ini untuk mengetahui distribusi kasus kecelakaan kerja di tempat kerja yang ditangani di Instalasi Gawat Darurat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dan faktor di tempat kerja yang berhubungan dengan kefatalan cedera.
Metode: Desain penelitian yang digunakan cross-sectional dengan cara wawancara dan data sekunder status rekam medis. Didapatkan 131 sampel dengan convenient sampling dari 23 April sampai dengan 16 Desember 2013. Analisis yang digunakan univariat, bivariat menggunakan uji Chi-Square dan Exact Fisher’s Test serta analisis multivariat regresi logistik. Variabel yang diteliti faktor sosiodemografi, riwayat kecelakaan kerja sebelumnya, waktu terjadinya kecelakaan, perilaku kerja tidak aman, kondisi fisik pekerja tidak aman, lingkungan kerja tidak aman dan kinerja manajemen keselamatan tidak aman.
Hasil: Distribusi berdasarkan klasifikasi kecelakaan kerja didapatkan jenis kecelakaan terbanyak adalah tertumbuk atau terkena benda, penyebab kecelakaan terbanyak adalah mesin, sifat luka terbanyak adalah luka superfisial, lokasi luka terbanyak adalah ekstremitas atas, bidang pekerjaan terbanyak adalah bidang konstruksi dan pemeliharaan gedung serta jenis pekerjaan terbanyak adalah kelompok pekerja kasar. Persentase cedera fatal 7,6 % dari 131 kasus kecelakaan kerja di tempat kerja. Faktor sosiodemografi pekerja bukan formal didapatkan mempunyai resiko 12 kali mengalami cedera fatal dibanding pekerja formal. Adapun faktor sosiodemografi lain, riwayat kecelakaan kerja sebelumnya, waktu terjadinya kecelakaan, perilaku kerja tidak aman, kondisi fisik pekerja tidak aman, lingkungan kerja tidak aman dan kinerja manajemen keselamatan tidak aman didapatkan tidak berhubungan bermakna dengan kefatalan cedera.
Kesimpulan: Faktor utama yang berhubungan dengan kefatalan cedera kasus kecelakaan kerja di tempat kerja adalah pekerja bukan formal., Background: The number of workplace accident still high and epidemiological study about workplace accident cases that treated in emergency department in Indonesia has not yet been available. This study is to determine workplace accident cases that was treated in emergency department of Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital distribution and association between workplace factors with injury fatality.
Methods: Research design was cross-sectional with interview and secondary data from medical records. Sample size was obtained 131 through convenient sampling from April 23 to December 16, 2013. Analysis that conducted are univariate analysis, bivariate analysis using Chi-square and Fisher's Exact Test and multivariate analysis using logistic regression. Variables that examined were sociodemographic factors, history of previous workplace accident, the time of the accident, unsafe acts, unsafe conditions, unsafe management performance, physical condition of the workers.
Results: Distribution of workplace accident classification showed the highest number of workplace accident type was striking against or struck by objects, agency type was machine, injury nature type was superficial wound, injury bodily location type was upper limb, job field type was construction and occupation type was blue-collar workers. Percentage of fatal injury was 7.6 % from 131 workplace accidents and non-formal workers have 12 times risk of fatal injury than formal workers. The other sociodemographic factors, history of previous work accident, the time of the accident, unsafe acts, unsafe conditions, unsafe management performance, physical condition of the workers were found no significant relationship with the fatality injury.
Conclusion: Main factor that associated with injury fatality of workplace accident is non-formal workers.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>