Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32374 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhidayati Fawzani
"Rokok memiliki kekuatan adiksi yang terbilang besar. Orang yang terlanjur memiliki kebiasaan merokok, sulit untuk menghentikannya. Karena itu, apabila suatu saat seorang perokok menghentikan kebiasaannya, pasti ia akan terasa tersiksa baik fisik maupun mentalnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara sukses berhenti merokok dan mengetahui faktor-faktor kemudahan berhenti merokok. Diharapkan juga bisa menggalang dan mewujudkan setiap unsur masyarakat untuk menciptakan etika masyarakat dalam merokok. Penelitian dengan metode kualitatif melalui studi kasus 3 perokok berat dilakukan pada tahun 2004 di Yogyakarta. Kriteria informan meliputi umur di atas 40 tahun, kawin, sudah berhenti merokok, termasuk perokok berat dengan lama merokok di atas 10 tahun dan menghabiskan lebih dari 20 batang per hari. Wawancara terhadap informan dilakukan dengan memakai alat perekaman. Modal utama sukses berhenti merokok adalah niat dan tekad yang kuat dari perokok itu sendiri. Alasan untuk berhenti merokok adalah faktor kesehatan, organisasi keagamaan, dan keluarga. Faktor kesehatan berkaitan dengan sakit yang diderita oleh informan, seperti hipertensi, demam tinggi, batuk-batuk, dan dada terasa nyeri. Faktor organisasi keagamaan berkaitan dengan organisasi agama yang diikuti informan yang melarang merokok. Faktor keluarga berkaitan dengan keluarga informan yang mengikuti jejaknya sebagai perokok. Di samping itu, informan juga mempunyai balita yang seharusnya tidak boleh terkena asap rokok. Metode yang dipilih untuk berhenti merokok adalah metode pengobatan, perubahan perilaku, dan dorongan positif. Semua peristiwa di atas menyebabkan seorang perokok harus menghentikan kebiasaannya sebagai perokok. Hikmah di balik itu semua adalah perokok memiliki kemauan yang kuat untuk berhenti dari merokok.

Smoking Cessation Therapy. Cigarettes are regarded as being highly addictive. Consequently, if the smoker quits their habit, they will feel physically and mentally stressed. The purpose of this research is to understand, successful methods of quitting smoking, and factors which ease quitting smoking. It is also hoped to be able to lay a base for and bring into reality every element of society to create a social etiquette in smoking. Research using qualitative method by case studies among 3 smokers was undertaken in 2004. The criteria of the informant was age more than 40 years old, married, successfully in smoking cessation, and 10 years more as a smoker. The interview to informants was hold by recorder. The principle model of successful quitting smoking was the strong will and determination of the smokers themselves. The reasons to stop smoking were also health, religious organisation, and, family factors. Health factors are related with disease suffered by the informants such as hypertension, fever, cough and headache. Religious organisation factors are related to religious organization that prohibit to smoke. Family factors were related to the family of the informants who followed in their footprints as smokers. Besides that, the informants also had young children who should not be exposed to cigarette smoke. The methods used by the informants to smoke cessation were therapy, changing behavior, and positive encouragement. All the above incidents resulted in a smoker quitting their habit. The wisdom behind all this is a smoker who has a strong will to quit smoking."
Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada. Fakultas Ilmu Budaya, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lindia Astuti
"Jumlah perokok di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Walaupun telah banyak mendapat informasi tentang bahaya merokok, namun motivasi untuk menghentikan kebiasaan merokok masih rendah. Oleh sebab itu, peneliti mengangkat suatu masalah yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi perokok aktif usia dewasa awal untuk berhenti merokok. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. Responden yang mengikuti penelitian ini berjumlah 172 orang yang pengambilannya dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.
Hasil penelitian mengenai data demografi responden rnenggambarkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebesar 89,5% dan responden dengan tingkat pengetahuan rendah sebesar 10,5%. Selain itu, hasil penelitian juga menggambarkan bahwa rata-rata faktor tingkat pengetahuan (17,43), lingkungan (15,99) dan kesehatan (10,23) merupakan faktor yang secara berurutan mempengaruhi motivasi responden untuk berhenti merokok.
Selain itu, gambaran rata-rata faktor yang rnenghambat motivasi responden untuk berhenti merokok secara berurutan adalah teman (1,52), penyakit yang belum dialami (1,49), harga rokok yang teljangkau (1,40), keluarga yang kurang mendukung (1,20) dan iklan rokok (1,10). Adapun gambaran mengenai alasan responden merokok antara lain karena iseng (19,I9 %), stres (11,05 %) dan coba-coba (10,447 %). Maka, untuk menindaklanjuti penelitian ini diharapkan akan ada untuk rnengetahui korelasi antara maing-masing faktor yang berkontribusi terhadap motivasi perokok aktif usia dewasa awal untuk berhenti merokok dengan menggunakan instrumen yang lebih lengkap."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5420
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri
"Kepatuhan adalah perilaku seseorang dalam menyikapi aturan yang ada. Merokok merupakan perilaku yang sering kita temui di dalam masyarakat. Sejak tahun 2005, pemerintah DKI telah memberlakukan Perda tentang kawasan dilarang merokok.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan perokok terhadap Perda DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 130 perokok. Selanjumya data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 94 (72%) dari jumlah perokok yang diteliti tidak mematuhi Perda DKI Jakarta.

Compliance is behavior of someone in standing the order. We often meet people smoking around us. Since 2005, the goverment of DKI Jakarta start to apply regulation of smoking prohibition in public facility. The purpose of this study was to identify smokers compliance to the regulation in this area. The research was cross sectional for 130 smokers responden. The datas analysed using chi square test. The study showed there was no effect of smoking regulation to smokers compliance. There was ninety four (72%) of subject didn’t have compliance to the regulation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5857
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan mengidentifikasi determinan angka kejadian ISPA pada balita dari orang tua perokok aktif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 93 orang tua perokok dari wilayah RW 06 Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Hasil menunjukkan faktor yang mempengaruhi angka kejadian ISPA pada balita adalah usia orang tua (p value 0,018; a 0,05) dan perilaku merokok orang tua (p value 0,01; a 0,05). Saran bagi penelitian selanjutnya adalah menggunakan desain kuasi eksperimen sehingga terlihat perbedaan antara balita yang terpapar dan tidak terpapar dengan asap rokok."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5918
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lalita Ingerani
"Perokok aktif yang merokok di tempat umum merupakan sebuah fenomena yang sampai saat ini masih banyak dijumpai. PP No.81 tahun 1999 yang mengatur tentang kawasan tanpa merokok masih banyak dilanggar oleh para perokok aktif. Sedangkan respon perilaku para perokok pasif dari berbagai kalangan cenderung bersifat pasif (pergi menjauh, menghindar, tidak menegur, atau hanya sekadar memberi isyarat merasa terganggu).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan respon perilaku antara kelompok mahasiswa fakultas kesehatan dengan kelompok mahasiswa fakultas non-kesehatan terhadap perokok aktif di tempat umum. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Universitas Indonesia dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif cross-sectional. Desain penelitian yang digunakan adalsh deskriptif komparatif dengan alat ukur kuisioner.
Hasil analisis penelitian dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan bawa tidak ada perbedaan respon perilaku antara kelompok mahasiswa fakultas kesehatan dengan kelompok mahasiswa fakultas non-kesehatan terhadap perokok aktif di tempat umum (p value = 0,689; alpha = 0,05) walaupun ditemukan adanya perbedaan tingkat pengetahuan mengenai perokok pasif dan bahaya asap rokok pada kedua kelompok penelitian (p value = 0,01; on = 0,05). Dapat disimpulkan bahwa perbedaan tingkat pengetahuan pada kclompok mahasiswa fakultas kesehalan dengan kelompok mahasiswa fakultas non-kesehatan tidak mempengaruhi respon perilaku mereka terhadap perokok aktif di tempat umum."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5684
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adelina Kusuma W.
"Di Indonesia, jumlah perokok tembakau meningkat tajam dalam 30 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya merokok. Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan dan merupakan faktor resiko kuat penyakit jantung koroner yang merupakan 10 besar penyakit non-infeksi penyebab kematian di Indonesia. Kandungan nikotin dalam rokok dapat mempengaruhi kerja sistem saraf otonom yang akan berpengaruh terhadap kerja jantung. Kandungan karbonmonoksida juga dianggap bertanggung jawab menyebabkan hipoksia kronik pada perokok. Penelitian ini difokuskan untuk meneliti efek rokok tembakau pada frekuensi denyut nadi. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan frekuensi denyut nadi yang bermakna antara pria perokok dan bukan perokok pada usia 20-60 tahun di Salemba tahun 2010.

In Indonesia, the number of cigarette smoker increase significatnly in this 30 years. This shows the lack of people attention to the danger of smoking. Smoking is very dangerous for health and becoming a strong risk factor for coronary heart disease, one of the top 10 rank non-infectious killer diseases in Indonesia. Cigarettes contain nicotine, which could affect autonomic nervous system (ANS) which control the heart to work. Cigarettes also contain carbon monoxide which is considered to be responsible to chronic hipoxia on the smokers. This research was focused to know the effect of cigarette to the heart rate. The result is there are no significant difference of heart rate between 20-60 years old cigarette smoker and non-smoker male in Salemba on 2010."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pratiwi Widowaty
"Penelitian ini membahas mengenai perilaku merokok pada siswa SMP. Hal ini dilatarbelakangi meningkatnya jumlah perokok muda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh stereotipi perokok dan konformitas terhadap perilaku merokok sebagai upaya untuk memahami faktor-faktor yang dapat menjadi prediktor perilaku merokok pada siswa SMP. Pada stereotipi perokok, peneliti menggunakan hasil penelitian terdahulu dan hasil elisitasi. Sedangkan aspek konformitas disusun berdasarkan alasan untuk melakukan dan tidak melakukan konformitas (Baron & Byrne, 2003). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain ex post facto field study. Partisipan penelitian ini adalah 120 siswa SMP di Jakarta.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stereotipi perokok dan konformitas memberikan sumbangan yang signifikan terhadap perilaku merokok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa stereotipi perokok dan konformitas dapat dijadikan sebagai prediktor pada perilaku merokok siswa SMP. Hasil analisis multiple regression, R =0, 631, R2 = .398, menunjukan bahwa stereotipi perokok dan konformitas secara bersama-sama menyumbang sebesar 39,8 % terhadap perilaku merokok pada siswa SMP. Di antara stereotipi perokok dan konformitas, ditemukan bahwa stereotipi perokok memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap perilaku merokok siswa SMP. Selain itu, melalui hasil analisis t-test ditemukan adanya perbedaan stereotipi perokok dan konformitas yang signifikan antara partisipan yang merokok dan yang tidak merokok.

The research studies smoking behavior among middle school students. This research's aim is to examine how much smoker stereotype and conformity influence smoking behavior on middle school students. To measure smoker stereotype the research uses the previous research and elicitation. While aspects of conformity arranged by reasons to conform and not to conform (Baron & Byrne, 2003). The design of this research is ex post facto field study. Participants of this research are 120 middle school students in Jakarta.
This research's results that smoker stereotype and conformity influence smoking behavior in middle school student. This meant that smoker stereotype and conformity was predictors toward smoking behavior on middle school students. The multiple regression analysis showed R =0, 631, R2 = .398. This meant that smoker stereotype and conformity were effectively contribution 39,4 %. Smoker stereotype had greater contribution than conformity. Beside that, this research also finds that there is a significant difference in smoker stereotype and conformity between smokers and non smokers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Adhi Pradana
"Penelitian ini mencoba menggambarkan dinamika motivasi dalam usaha mengakhiri perilaku merokok. Konteks motivasi ditinjau mulai dari pembentukan niat berhenti merokok, usaha awal berhenti merokok, kembali merokok secara teratur, dan usaha berhenti merokok hingga menjadi mantan perokok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan gambaran motivasi secara deskriptif dan subyektif pada mantan perokok dalam usaha berhenti merokok setelah mengalami fase relapse. Jumlah partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah dua orang mantan perokok.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa usaha awal berhenti merokok terorientasi secara terkontrol, atau termotivasi secara ekstrinsik. Penelitian ini pun menemukan bahwa terdapat sebuah proses internalisasi motivasi ekstrinsik yang mengubah motivasi yang awalnya terkontrol menjadi berkedaulatan tekad seperti pada motivasi intrinsik.
Sebagai kesimpulan, untuk mengakhiri perilaku merokok dibutuhkan motivasi yang berkedaulatan tekad dan berintegrasi penuh pada diri individu. Selain itu proses internalisasi motivasi ekstrinsik dapat muncul secara alami dalam diri individu dan memiliki peranan penting dalam mengakhiri perilaku merokok. Terlebih lagi, fase relapse pun menjadi salah satu faktor yang mendorong internalisasi dari motivasi ekstrinsik.
Recent study tried to reveal young adulthood's motivation on their smoking cessation attempts after having relapsed and ended as having ex-smokers statuses. The concept of motivation analyzed within the context of making the commitment, first attempt of smoking cessation, having relapsed, and next attempts of quit smoking that make young adult successfully ended their smoking behavior. The study used qualitative approach to understand the process of motivation on young adulthood participants with descriptive and subjectively manner. The analysis focused on two young adult ex-smokers who have different characteristics on their smoking cessation attempts.
Hence, the results of study found that the first attempts of young adult?s smoking cessations were motivated by extrinsic factors, which involved control from others. Recent study was also able to establish the process of internalization of extrinsic motivation, and associated with specific regulation within the smoking cessation attempts.
As conclusion, smoking cessation needs sense of determined and integrated on individual perception as agency of the action. Nevertheless, the internalization on extrinsic motivation occurs naturally within the participants and being an important factor for smoking cessation. Furthermore, having relapse on the first attempt to quit smoking indicated as one important aspect to internalized the extrinsic motivation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Saria Diah Ayu Gufronika
"Bahaya asap rokok merupakan penyebab utama pencemaran udara di dalam ruangan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menyadari perlunya adana kebijakan yang memberikan perlindungan terhadap para perokok pasif. Lahirnya PERDA Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang mengatur tentang KDM, menempatkan pemerintah Prpvinsi DKI Jakarta sebagai pemerintah provinsi pertama di Indonesia yang mengatur tentang KDM.
Tesis inimembahas tentang implementasi kebijakan KDM di Provinsi DKI Jakarta khususnya di pusat perbelanjaan Senayan City, Plaza Semanggi dan Blok M Mall. Penelitian ini bermaksud melihat bagaiman implementasi kebijakan KDM di pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan. Pertanyaan penelitian pada tesis ini adalah bagaimana implementasi kebijakan KDM di pusat perbelanjaan dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan ini.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data gabungan. Hasil penelitian ini menyarankan perlunya pengawasan secara rutin dengan keterlibatan berbagai pihak terkait. Selain itu, perlu peningkatan kerjasama yang baik antara stakeholder terkait sehingga implementasi kebijakan ini dapat mencapai hasil yang optimal.

The dangers of cigarette smoke is a major cause of indoor air pollution. The Jakarta Provincial government was really sure that they need a policy to provides protection for passive smoker. Local Regulation Policy (PERDA) of Jakarta Provincial Government Number 2/2005 about air pollution control, include No Smoking Area Policy, put they as the first provincial government that regulated the No Smoking Area Policy.
This thesis discusses about implementation of No Smoking Area Policy in Jakarta, especially in shopping center in jakarta selatan: Senayan City, Plaza Semanggi and Blok M Mall.
This research is a quantitative study using mixed data collection techniques between quantitative and qualitative. The result of the study suggests the need for regular monitoring of the provincial government of the Jakarta, consistent law enforcement for violators policy and the need to involve the community in monitoring this implementation policy."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Judin Purba
"ABSTRAK
Perkembangan industri sekarang ini cukup pesat, dan jumlah tenaga pekerja tiap tahun mengalami peningkatan yang terus menerus. Diantara pekerja ini terdapat pekerja yang merokok. Jumlah produksi rokok juga tiap tahun mengalami peningkatan yang cukup tinggi.
Telah diketahui pengaruh buruk dan merugikan dari rokok terhadap kesehatan, Kanker paru, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah, pengaruh pada wanita hamil, produktivitas kerja, absenteisme pekerja.
Program promosi kesehatan kerja merupakan suatu program yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan pekerja yang terdiri dari 10 program yaitu :
1. Program berolah raga teratur
2. Program Pengendalian Tekanan Darah
3. Program Pengendalian Lemak Darah/Anemi/Gizi
4. Program Penghentian Merokok (Smoking Cessation)
5. Program Berat Badan Ideal
6. Program Pengendalian Stress
7. Program cukup tidur
8. Program Melindungi Diri dari bahaya terhadap keselamatan &
Kesehatan kerja
9. Program Menghindari Alkohol/Narkotika
10. Program Pemeriksaan Kesehatan Pekerja berkala untuk
mengidentifikasi penyakit/gejala awal penyakit dan memperbaiki
kesehatan.
Pada program kesehatan pekerja ini faktor dorongan keluarga dan organisasi tempat kerja di ikut sertakan.
Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara program berhenti merokok yang dilaksanakan terhadap pekerja perokok di Rumah Sakit Sint. Carolus Jakarta dapat memberikan penurunan yang bermakna jumlah rokok yang dihisap setelah satu bulan intervensi ada kecenderungan jumlah rokok yang dihisap
mengalami kenaikan. Saran perlunya pelaksanaan program berhenti merokok yang terus menerus untuk mencapai hasil yang lebih memuaskan. Pada akhirnya masih diperlukan penelitian lain guna memperoleh gambaran pengaruh program berhenti merokok terhadap pekerja perokok yang lebih jelas.

Abstract
Presently, the development of Industry is sharply increased and the number of workers keep on increasing every year. Among them there were smoking workers. Cigarettes production are also increasing sharply. It is aware that the bad impacts if smoking for our health are lung cancer, heart disease, blood vessels disease, the impact on pregnant woman, work productivity, and the absence form work.
Work health promotion program is a program focuses to improve the workers
health which are consisting of ten program such as :
1. Regular exercise program
2. Blood pressure controlling program
3. Fatty acid Controlling Program/anemia/nutrition
4. Smoking cessation program
5. Ideal body weight program
6. Stress controlling program
7. Sufficient sleep program
8. Self protection program from danger to work safety and health
9. Alcoholic/narcotic stood back program
10. Periodicaly health controlling program to indentiticate the desease/early signal of desease and health improvement.
In this work health program, family suprot factor and work invironmental were involved.
The conclusion of this study result that there is a linking between smoking cessation program which was performing to smoking workers at Sint. Carolus Hospital, Jakarta It will be able togive a significant decreasion to the number of cigarettes which wew smoked. After a month intervension there was inclined to the number of cigarettes that smoked were increasing. Recommendation the need of smoking cessation program continually is to reach the goal more satisfy.
Finally, it is still needed another study to obtain the description of smoking cessation program to smoking workers which is clearer."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>