Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatmah
"The high prevalence of anemia and vitamin A deficiency among underfive children is related to their food intake and health status. The situation appeared worst after multiple crisis hit Indonesia in 1997/1998. To obtain factors affecting the nutritional status of children aged 1-5 years, a baseline study was conducted in DKI Jakarta, Bogor, and Tangerang in collaboration with UN-WFP. The sample size was 1337 underfive children consisting of 666 boys and 666 girls.
The study showed that malnutrition among underfive children was still high which indicated the high prevalence of underweight and stunting, especially in Bogor District and Tangerang District. The micronutrient intake of vitamin A, iron, and zinc among underfive children were certainly below the Indonesian RDA. The level of poverty and the education of woman as well as husbands were two conditions that were obvious from all areas, mainly Tangerang District.
"
Depok: Center for Family Welfare University of Indonesia, 2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Weny Wulandary
"Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, kesehatan dan gizi ibu yang buruk, pola asuh dan stimulasi psikososial tidak memadai. Tesis ini membahas determinan stunting pada anak usia 6 – 23 bulan di Provinsi Nusa Tenggara Timur menggunakan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan proporsi stunting pada anak usia 6 – 23 bulan di provinsi NTT sebesar 32,8%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan signifikan dengan stunting di antaranya adalah usia anak (OR: 1,723 CI 95% 1,215-2,445), jenis kelamin (OR: 1,777 CI 95% 1,305-2,419), BBLR (OR: 2,106 CI 95% 1,206-3,423), PBLR (OR: 1,768 CI 95% 1,133-2,759), riwayat penyakit infeksi (OR: 1,548 CI 95% 1,141-2,099), tingkat pendidikan ibu (OR: 1,555 CI 95% 1,136-2,127), dan sanitasi jamban (OR: 1,881 CI 95% 1,384-2,555). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor paling dominan terhadap stunting yaitu riwayat penyakit infeksi dengan nilai OR terbesar (p-value 0,003; OR: 2,244). Anak yang memiliki riwayat penyakit infeksi berisiko stunting sebesar 2,2 kali lebih tinggi dibandingan dengan anak yang tidak memiliki riwayat penyakit infeksi setelah dikontrol variabel usia anak, jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, dan sanitasi jamban.

Stunting is the impaired growth and development that children experience from chronic malnutrition, repeated infection, poor maternal health, and inadequate psychosocial stimulation. The focus of this study is determinants of stunting on 6 – 23 months children in East Nusa Tenggara Province using data from the Study of Indonesian Nutritional Status in 2021. This research is a quantitative study used cross sectional design. The results showed that the proportion of stunting in 6-23 months in NTT province was 32.8%. The results of bivariate analysis showed that variables significantly associated with stunting included child age (OR: 1.723 CI 95% 1.215-2.445), gender (OR: 1.777 CI 95% 1.305-2.419), LBW (OR: 2.106 CI 95% 1.206-3.423), LBH (OR: 1.768 CI 95% 1.133-2.759), history of infectious disease (OR: 1.548 CI 95% 1.141-2.099), maternal education (OR: 1.555 CI 95% 1.136-2.127), and toilet sanitation (OR: 1.881 CI 95% 1.384-2.555). The results of multivariate analysis showed that the most dominant factor of stunting was history of infectious disease (p-value 0,003; OR: 2.244). Children who have history of infectious disease are at risk of stunting by 2.2 times higher than children who do not have history of infectious disease after being controlled by child age, gender, LBW, LBH, and toilet sanitation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Indra Sari
"Skripsi ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja usia 12-15 tahun di Indonesia tahun 2007. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara karakteristik remaja, asupan zat gizi kebiasaan konsumsi sayur dan buah, aktifitas fisik olahraga, perilaku merokok, dan status gizi orang tua dengan status gizi remaja usia 12-15 tahun. Status gizi remaja di ukur berdasarkan berdasrkan indeks antropometri yang disesuaikan dengan umur menurut baku standar CDC-NCHS (2000) dalam bentuk persentil.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2007 yang analisisnya dilakukan selama Oktober 2011Januari 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang mewakili 33 provinsi di Indonesia, sedangkan sampelnya adalah anggota rumah tangga yang berumur 12-15 tahun yang berjumlah 53.837.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 9,2% remaja mengalami gizi lebih dan 90,8% gizi tidak lebih. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara jenis kelamin, pendidikan, asupan protein, perilaku merokok, aktivitas olahraga, status gizi orang tua (ayah dan ibu) dengan status gizi remaja usia 12-15 tahun. Namun tidak mendapatkan hubungan yang bermakna antara asupan energi, kebiasaan konsumsi buah dan sayur dengan status gizi remaja usia 12-15 tahun.
Penulis menyarankan bagi pihak instansi kesehatan untuk bekerjasama dengan instansi pendidikan dalam memberikan informasi tentang gizi seimbang dan perilaku beresiko pada remaja, bagi instansi pendidikan menambahkan kurikulum khusus tentang pola hidup dengan gizi seimbang dan pemantauan berat badan dan tinggi badan disekolah, bagi orang tua meningkatkan pengetahuan, mengupayakan anak mendapatkan pendidikan, mempraktekkan pola hidup dengan gizi seimbang, memantau berat badan anak, dan bagi remaja lebih terbuka terhadap informasi, mempraktekkan pola hidup dengan gizi seimbang antara lain dengan makan dengan variasi makanan, tidak merokok, melakukan aktivitas fisik dan memantau berta badannya.

This thesis discusses about factors related to adolescent nutritional status age 1215 years in Indonesia 2007. Objective of this study is to find out correlation between adolescent characteristic, nutritional intake of fruit and vegetable consumption, exercise activity, smoking behavior, parent nutritional status and adolescent one age 12-15 years. Measurement of it based on anthropometry index adjusted to standard of CDC-NCHS (2000) in percentile.
Study design using cross-sectional by secondary data of Riskesdas 2007 analyzed during October 2011 to January 2012. Population are all of household representing 33 provinces in Indonesia, and samples are household members age 12-15 years amounts 53.837. Study result shows that 9.2% of adolescent experiences more nutritional and 90.8% for poor one.
The result of statistical test shows that there are correlation between gender, education, protein intake, smoking behavior, exercise activity, parent nutritional status (father and mother) and adolescent nutritional status age 12-15.
The author recommends for the health agencies to cooperate with educational institutions in providing information on balanced nutrition and risk behavior in adolescents, for educational institutions to add a special curriculum on lifestyle with balanced nutrition and monitoring of weight and height at school, for parents enhance the knowledge, seeking children get an education, practice lifestyle with balanced nutrition, monitoring the child's weight, and for adolescents are more open to information, practice lifestyle with balanced nutrition, among others, by eating a varied diet, not smoking, physical activity and asked to monitor his body.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Oktaviani
"Permasalahan kesehatan yang perlu penanganan serius di Indonesia adalah tingginya angka kasus stunting. Stunting terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia satu dari tiga baduta dan balita mengalami stunting, prevalensi stunting berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 sebesar 21,6%. Target pemerintah Kota Jambi untuk menurungkan prevalensi sebesar 14% ditahun 2024 hal ini termuat secara jelas dalam Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024. Dampak stunting pada anak-anak menyebabkan hilangnya PDB hingga mencapai 300 triliun rupiah setiap tahunnya, dengan implikasi serius terhadap aspek psikososial dan kesehatan mental anak. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO. Prevalensi stunting Provinsi Jambi berdasarkan tarikan data EPPGBM berjumlah 18% pada Tahun 2022. Data tertinggi stunting pada Agustus 2023 terdapat di Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi sebanyak 67 anak yang mengalami peningkatan dari tahun 2022 sebanyak 23 anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis studi kualitatif program pencegahan stunting pada pelaksanaan intervensi gizi spesifik integratif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2023. Penelitian kualitatif ini menggunakan data primer yang berasal dari wawancara mendalam dan data sekunder yang berasal dari telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan belum optimalnya perencanaan dan penganggaran, kerjasama lintas sektoral serta pembagian kewenangan pada jajararan pemerintahan yang dapat menjadi potensi penghambat pada percepatan penurunan stunting di wilayah kerja Kecamatan Jambi Timur terutama pada kualitas pelayanan intervensi gizi spesifik integratif stunting yang dilaksanakan di puskesmas Tanjung Pinang. Pada komponen input, perencanaan dan pengganggaran serta kerjasama lintas sektor dan pembagian kewenangan belum di laksanakan dengan implementasi langsung terkait integrasi stunting . Pada komponen proses, yaitu pelayanan yang di lakukan terhadap sasaran prioritas sudah di lakukan tetapi pemantauan dan evaluasi pemberian TTD ibu hamil belum dilakukan berkala dan pendistribusia MT serta TTD belum dibuat jadwal secara tertulis. Pada komponen output, kualitas peningkatan indikator intervensi gizi spesifik terutama pada capaian cakupan Ibu memberikan asi eksklusif dan remaja putri mendapatkan TTD serta Ibu hamil mendapat TTD masih belum mencapai target. Peran dari keterlibatan lintas sektor serta edukasi dari tenaga kesehatan untuk menggiatkan para ibu guna memberikan asi eksklusif serta para remaja putri dan Ibu Hamil untuk rutin mengkonsumsi tablet tambah darah perlu ditingkatkan dan didukung penuh.

A health problem that needs serious treatment in Indonesia is the high number of stunting cases. Stunting occurs in almost all regions of Indonesia, one in three toddlers and toddlers are stunted, the prevalence of stunting based on the 2022 Indonesian Nutrition Status Study (SSGI) is 21.6%. The Jambi City government's target to reduce prevalence by 14% by 2024 is clearly stated in Presidential Regulation number 18 of 2020 concerning RPJMN 2020-2024. The impact of stunting on children causes GDP losses of up to 300 trillion rupiah every year, with serious implications for psychosocial aspects and children's mental health. Stunting is a growth and development disorder in children due to chronic malnutrition and recurrent infections, which is characterized by being short or very short based on length/height for age which is less than -2 standard deviation (SD) on the WHO growth curve. The prevalence of stunting in Jambi Province based on EPPGBM data is 18% in 2022. The highest stunting data in August 2023 was at the Tanjung Pinang Community Health Center, Jambi City, with 67 children, which had increased from 2022 with 23 children. This research aims to analyze a qualitative study of the stunting prevention program in the implementation of specific integrative nutritional interventions in the work area of ​​the Tanjung Pinang Community Health Center, Jambi City in 2023. This qualitative research uses primary data originating from in-depth interviews and secondary data originating from document review. The results of the research show that planning and budgeting, cross-sectoral cooperation and the division of authority within government levels are not yet optimal, which could be a potential obstacle to accelerating stunting reduction in the East Jambi District work area, especially in the quality of stunting-specific integrative nutritional intervention services implemented at the Tanjung Pinang health center. In the input component, planning and budgeting as well as cross-sector collaboration and division of authority have not been carried out with direct implementation regarding stunting integration. In the process component, namely the services provided to priority targets have been carried out but monitoring and evaluation of the provision of TTD to pregnant women has not been carried out regularly and the distribution of MT and TTD has not yet been made into a written schedule. In the output component, the quality of improvement in specific nutritional intervention indicators, especially in achieving coverage of mothers providing exclusive breastfeeding and adolescent girls receiving TTD and pregnant women receiving TTD, has still not reached the target. The role of cross-sector involvement and education from health workers to encourage mothers to provide exclusive breastfeeding as well as young women and pregnant women to regularly consume blood supplement tablets needs to be increased and fully supported.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 2002
305.26 WOR k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Rishandayani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku gizi seimbang pada mahasiswa FIK UNJ. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada April - Mei 2016 kepada 146 mahasiswa FIK UNJ yang berusia 19-23 tahun. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 19,9% mahasiswa berperilaku gizi seimbang yang baik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan gizi seimbang dengan perilaku gizi seimbang (pvalue=0,026).

This purpose of this study is to determine the factors related to the behavior of balanced nutrition in Faculty of Sport Science, State University of Jakarta students. This study used a cross-sectional design. Data were collected in April-May 2016 to 146 students aged 19-23 years. The instrument of this study is a questionnaire. The results showed that 19,9% of the students behaved well balanced nutrition. Statistical analysis showed that there was a significant relationship between knowledge about balanced nutrition with balanced nutrition behavior (p-value = 0.026).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Feria
"Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara status kesehatan gigi dan mulut serta kemampuan mastikasi terhadap status nutrisi pada lansia. Metode: Penelitian potong lintang yang dilakukan di 9 kegiatan posbindu lansia yang berada di beberapa wilayah di DKI Jakarta. Jumlah subjek lansia ialah sebanyak 177 subjek yang datang ke kegiatan posbindu lansia. Subjek penelitian dilakukan pemeriksaan klinis standar WHO oleh dua orang pemeriksa, pengukuran antropometri BMI, serta wawancara kuesioner Mini Nutritional Assessment MNA dan penilaian kemampuan mastikasi secara subjektif. Hasil: Prevalensi karies pada 177 subjek lansia berusia 60 tahun ke atas sebesar 84,7 dengan nilai DMF-T 13,88. Ditemukan bahwa 56,8 subjek masih memiliki 20 gigi atau lebih dan 50,8 subjek memiliki kemampuan mastikasi yang baik. Didapatkan pula bahwa 58,8 subjek memiliki status nutrisi yang baik berdasarkan MNA dan 47,5 subjek tergolong kelebihan berat badan berdasarkan BMI. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara skor DMF-T, M-T, jumlah gigi yang tersisa, jumlah gigi sehat, dan kemampuan mastikasi dengan status nutrisi berdasarkan MNA, sedangkan skor DMF-T dan jumlah gigi sehat memiliki hubungan yang bermakna dengan status nutrisi berdasarkan BMI. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status kesehatan gigi dan mulut dan kemampuan mastikasi self-assessed terhadap status nutrisi pada lansia.
Objective: The aim of this study is to evaluate the association between oral health status and masticatory ability with nutritional status in elderly. Methods: This cross sectional study was performed in 9 community health centers in several regions in Indonesia rsquo s capital, Jakarta. The study population involved 177 independently living elderly aged 60 and above. Assessment of oral health status was carried out by two examiners. Masticatory ability was assessed by interviewing subjects. Nutritional status was assessed by anthropometric measurement BMI and Mini Nutritional Assessment MNA by interview method. Results: The caries prevalence of 177 independent elderly subjects is 84,7 , with a DMF T socre of 13,88. One half of the participants still has 20 teeth or more which corresponds to the number of participants with good masticatory ability 50,8 . According to MNA screening, 58,8 of subjects has normal nutritional status and 47,5 of subjects are overweight according to BMI screening. There was a significant association between DMF T score, amount of tooth loss M T , number of remaining teeth, number of sound teeth, and masticatory ability with nutritional status according to MNA score. DMF T score dan number of sound tooth was also significantly associated with BMI. Conclusion: Oral health status and masticatory ability was associated with nutritional status in elderly."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kusumawati
"Perilaku gizi seimbang merupakan praktik pemberian aneka ragam makanan balita dengan menyertakan prinsip perilaku hidup bersih, aktifitas fisik dan mempertahankan berat badan normal. Penerapan perilaku gizi seimbang pada ibu diharap mampu mempercepat perbaikan gizi masyarakat Kemenkes,2014. Kejadian balita malnutrisi masih menjadi masalah prioritas pada negara berkembang seperti Indonesia. Provinsi Banten memiliki angka balita kurus 7.3 melebihi angka nasional 6.8.
Tujuan penelitian menilai hubungan antara perilaku gizi seimbang dengan status gizi balita di kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional melibatkan 200 sampel ibu yang memiliki balita. Perilaku ibu diukur dengan 17 pertanyaan tentang perilaku gizi seimbang menggunakan kuesioner. Status gizi balita dinilai berdasarkan nilai z-score perbandingan berat badan dan tinggi badan BB/TB.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi ibu dengan perilaku gizi seimbang buruk mencapai 34.5 dan prevalensi balita kurus dan sangat kurus 13.5 diatas rata-rata nasional 12.1. Hasil uji bivariat menunjukan hubungan antara perilaku gizi seimbang, pengetahuan gizi seimbang ibu, umur balita, riwayat imunisasi dan riwayat BBLR dengan status gizi balita. Hasil uji multivariat menemukan adanya hubungan perilaku gizi seimbang dengan status gizi balita setelah dikontrol variabel status ekonomi keluarga dengan nilai OR 3.2. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya upaya promosi kesehatan masyarakat mengenai gizi seimbang untuk mempercepat peningkatan perilaku ibu guna mereduksi prevalensi balita kurus di area kerja Puskesmas Tegal Angus.

Nutrition balanced behaviour is the practice of giving dietary diversity byincluding principles of clean living behavior, physical activity and maintaining normal weight. The Implementation of balanced nutritional behavior is expected to be able to improve the nutritional of the community Ministry of Health, 2014. The incidence of children malnutrition is still priority issue in developing countries such as in Indonesia. The prevalence of wasted of under five children was 7.3 higher than national number 6.8.
The objective of the study was to assess the relationship between nutrition balanced behavior and nutritional status of under five years children in Teluknaga Subdistrict, Tangerang district. The study used a cross sectional study design involving 200 samples of mother with under five children. Maternal behavior was measured by 17 questions about nutritional balanced behavior using a questionaire. The nutritional status of under five children assessed based on Z score ratio of body weight for heightZ Score WHZ.
The results showed that the proportion of mother with low nutrition balanced behavior reached 34.5 and the prevalence of wasting and severaly wasting 13.5 above the national average 12.1. The result of bivariate test shows the significant correlation between balanced nutririon behavior, maternal knowledge of nutrition balanced, children ages, immunization history and history of low birth weight with nutritional status of under five children. Multivariate test result after controlled variabel economic status found a relationship of nutritional balanced behavior with nutritional status of under five children with the value of OR 3.2. Based on that, its necessary to promote health promotion on balanced nutrition to accelerate the improvement of mother behavior to reduce the prevalence of wasting in the work area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hengky Prabowo Irianto
"Pendahuluan: Insiden kanker kolorektal di Indonesia mencapai 12,8 setiap 100.000 penduduk usia dewasa dan merupakan penyebab dari 9,5% kematian akibat kanker. 40–80% dari semua pasien kanker kolorektal mengalami malnutrisi. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi status nutrisi pada kanker kolorektal dan hubungan karakteristik klinis kanker kolorektal dengan status nutrisi pada pasien yang akan menjalani operasi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode potong lintang. Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah pasien kanker kolorektal yang dilakukan tindakan operatif di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta dan dilakukan admisi pada September-Desember 2022 dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan. Instrumen yang digunakan adalah Mini Nutritional Assessment (MNA). Analisis data bivariat menggunakan Chi-square dilanjutkan multivariat dengan uji regresi logistik.
Hasil: Terdapat 71 pasien dengan diagnosis kanker kolorektal di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo pada periode September-Desember 2022 yang akan menjalani operasi. Karakteristik subjek pada pasien kanker kolorektal sendiri didapatkan sebagian besar pasien memiliki usia 64-78 tahun(57,7%), berjenis kelamin laki-laki (52,1%). Untuk stadium klinis, terlihat sebagian besar pasien memiliki stadium III, IV (78,9%), dengan panjangtumor 1-10,9 cm (76,1%), dan lokasi kanker berada di rectum (59,2%). Untuk hasil kadar CA19-9, terlihat bahwa sebagian besar pasien dengan kadar CA19-9 normal (62,0%) dan kadar CEA meningkat (66,2%). Sedangkan status nutrisi pada kanker kolorektal sebagian besar memiliki status berisiko mengalami malnutrisi (52,1%) diikuti memiliki status malnutrisi (43,7%). Hasil uji bivariat didapatkan karakteristik klinis kanker kolorektal yang bermakna adalah panjang tumor dengan nilai p < 0,05. Hasil multivariat didapatkan variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini hanya memberikan pengaruh sebesar 16,9% terhadap status nutrisi.
Kesimpulan: Kebanyakan kanker kolorektal memiliki risiko malnutrisi dan terdapat hubungan secara statistik dan paling kuat antara panjang tumor dengan status nutrisi pada pasien yang akan menjalani operasi.

Introduction: The incidence of colorectal cancer in Indonesia reaches 12.8 per 100,000 adult population and is the cause of 9.5% of cancer deaths. 40–80% of all colorectal cancer patients are malnourished. This study aims to determine the prevalence of nutritional status in colorectal cancer and the correlation between clinical characteristics of colorectal cancer and nutritional status in patients undergoing surgery.
Methods: This research is an observational study with a cross sectional method. The reachable population of this study were colorectal cancer patients who underwent surgery at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta and admission will take place from September-December 2022 with predetermined inclusion and exclusion criteria. The instrument used is the Mini Nutritional Assessment (MNA). Bivariate data analysis using Chi-square followed by multivariate logistic regression test.
Results: There were 71 patients with a diagnosis of colorectal cancer at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo in the September-December 2022 period who will undergo surgery. Clinical characteristics of colorectal cancer patients themselves showed that most of the patients were 64-78 years old (57.7%), male (52.1%). For clinical stages, it can be seen that the majority of patients have stages III, IV (78.9%), with a large tumor mass of 1-10.9 cm (76.1%), and the location of the cancer is in the rectum (59.2%) ). For the results of CA19-9 levels, it can be seen that most of the patients with normal CA19-9 levels (62.0%) and CEA levels were increased (66.2%). While the nutritional status in colorectal cancer most of them have at risk of malnourished (52.1%) followed by having malnourished(43.7%). The results of the bivariate test showed that the length of tumor was significant a p value <0.05. The multivariate results showed that the independent variables examined in this study only had a 16.9% correlation on nutritional status.
Conclusion: Most colorectal cancers are at risk of malnourished and there is a statistically strongest correlation between tumor mass and nutritional status in patients undergoing surgery.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Anisadiyah
"Composite Index of Antropometric Failure (CIAF) merupakan indikator penilaian status gizi komposit (BB/U, PB/U, BB/PB) untuk menggambarkan seluruh masalah gizi yang dialami balita. Masalah gizi, tingkat pengangguran, dan kemiskinan Provinsi Banten cukup tinggi serta pendapatan penduduknya rendah. Desa Karangkamulyan adalah desa tertinggal dengan wilayah pertambangan. Penelitian bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita berdasarkan CIAF di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak tahun 2020. Penelitian menggunakan desain studi cross-sectional dengan menganalisis data primer penelitian “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kecacingan pada Balita di Desa Karangkamulyan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak Tahun 2020”. Sampel penelitian adalah 141 balita berusia 24-59 bulan. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi- square. Hasil penelitian menemukan balita dengan masalah gizi berdasarkan CIAF berjumlah 36,2%. Variabel yang berhubungan dengan status gizi balita berdasarkan CIAF, yaitu ASI Eksklusif (p-value 0,026), asupan energi (p-value 0,026), dan kebiasaan konsumsi protein nabati (p-value 0,003). Variabel pendidikan ibu, penghasilan keluarga, jenis kelamin, berat lahir, panjang lahir, asupan balita (protein, karbohidrat, lemak) kebiasaan konsumsi (protein hewani, sayur dan buah), dan riwayat penyakit (ISPA, diare) tidak berhubungan dengan status gizi balita. Dengan kondisi ini, pelaksanaan penanggulangan gizi dari orang tua, puskesmas, dan dinas kesehatan diharapkan dilakukan untuk menanggulangi masalah gizi balita

Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) is an indicator of composite nutritional status assessment (WAZ, HAZ, WHZ) to describe all nutritional problems experienced by toddlers. In 2020, malnutrition, unemployment, poverty in Banten Province is high, and the income of the population tends to be low. Karangkamulyan Village is an underdeveloped village with mining areas. This study aims to determine the factors related to Toddler nutritional status based on CIAF in Karangkamulyan Village, Cihara District, Lebak Regency in 2020. The study used a cross-sectional study design by analyzing primary data from the study "Factors Associated with the Incidence of Worms in Toddlers in Karangkamulyan Village, Cihara District, Lebak Regency in 2020". The research sample was 141 toddlers aged 24-59 months. Data were analyzed by univariate and bivariate using the chi-square test. The results found that toddlers experienced nutritional problems based on CIAF were 36.2%. Variables related to the nutritional status of toddlers, is exclusive breastfeeding (p-value 0.026), energy intake (p- value 0.026), and vegetable protein consumption habits (p-value 0.003). The variables of mother's education, family income, gender, birth weight, birth length, toddler's intake (protein, carbohydrates, fat), consumption habits (animal protein, vegetables, and fruit), and disease history (ARI, diarrhea) were not related to toddler nutritional status. With this condition, the implementation of nutrition control from parents, public health centers, and the health office hoped to be carried out to overcome the toddler nutritional problems."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>