Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152011 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hidzrotin Setiawaty Raiman
2008
T23537
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hidzrotin Setiawaty Rainan
"Tesis ini membahas karya penulis kulit hitam yang menyuarakan masalah rasisme. Permasalah ras di Amerika khususnya terhadapat ras kulit hitam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T38091
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Baldwin, James, 1924-1987
New York: Dell Publishing, 1963
813.54 B 32 f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
L. D. Siti Sundari Aswan
"ABSTRAK
Tentang Ketidakadilan di Amerika Serikat Pada Tahun 1960-an Yang Tercermin Dalam The Autobiography of Malcolm X, Program Studi Kajian Wilayah Amerika. Program Pascasarjana Universitas Indonesia. 143 halaman.
Sikap keras Malcolm X yang dianggap sebagai satu ancaman bagi lawan-lawannya terbentuk oleh ketidakadilan orang-orang kulit putih terhadap orang-orang kulit hitam yang dirasakan diamati dan dialami oleh Malcolm X.
Sistim kategorisasi masyarakat Amerika telah meresap
di kalangan masyarakat kulit putih dan menjadi sumber sikap rasial orang-orang kulit putih terhadap orang-orang kulit hitam. Bagi orang-orang kulit putih dikotomi masyarakat bukanlah merupakan isu ketidakadilan melainkansebagai hal yang wajar-wajar saja karena sudah membudaya di masyarakat Amerika. Kondisi ini mempengaruhi hubungan antara dua suku bangsa yang berbeda budaya warna kulit dan agama. Teori asimilasi "cultural pluralism" melahirkan "cultural pluralism" sesuai persepsi Malcolm X
bahwasanya dengan gagasannya "separate -but equal" ia ingin membawa orang-orang kulit hitam pada satu kcndisi kehidupan yang memungkinkan mereka hidup mandiri tanpa tergantung pada orang-orang kulit putih dan berada pada tingkat hidup sejajar dengan orang-orang kulit putih.
Metode Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif rnelalui studi kepustakaan dengan meneliti dan menganalisis konsep dan pemikiran dari gejala-gejala balk dalam bentuk tindakan sikap ataupun peristiwa dalam kehidupan sosial masyarakat di Amerika semasa hidup Malcolm X.
Ketidakadilan orang-orang kulit putih terhadap orang-orang kulit hitam yang dialami sendiri oleh Malcolm X benar-benar terakumulasi dan terpatri dalam pikiran Malcolm X dan terungkap dalam sikap tindakan dan ucapan sehari-hari Malcolm X yang secara berani menentang orang-orang kulit putih."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Utomo
"ABSTRAK
Tesis ini mengkaji permasalahan rasisme dan identitas budaya Afro-Amerika dari sudut pandang Malcolm-X yang diangkat oleh sutradara Spike Lee dalam film berjudul Malcolm-X. Pengkajian ini dilakukan untuk mendeskripsikan rasisme, prejudice, diskriminasi dan krisis identitas budaya masyarakat kulit hitam sebagai permasalahan utama masyarakat Amerika pada tahun 1960an yang dianalis oleh Spike Lee melalui filmnya, Malcolm-X. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan mise-en-scene dengan memperlakukan film sebagai teks yang kemudian dianalisis berdasarkan pada teks-konteksnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa rasisme tetap ada karena terpelihara oleh pandangan hidup masyarakat kulit putih dan kulit hitam sendiri yang disosialisasikan. Stereotype dan prejudice di kalangan kulit putih dan kulit hitam melahirkan mitos superioritas-inferioritas sehingga terjadi diskriminasi di Amerika Serikat. Film ini mempunyai pesan agar masyarakat kulit hitam menguatkan jati diri mereka sebagai komunitas kulit hitam dengan konsep cultural pluralism, dan mendorong masyarakat kulit hitam untuk melihat Malcolm-X sebagai salah satu contoh identitas budaya Afro-Amerika.

ABSTRACT
This study investigates the problems of racism and cultural identity crisis of Afro-American people shown in the movie entitled Malcolm-X which was directed by Spike Lee. The aims of this study are to describe common problems in America in the1960s such as: racism, prejudice, discrimination, and cultural identity crises analyzed by Spike Lee through his film, Malcolm-X. Qualitative method and mise-en-scene concept were employed to analyze shots and dialogs in the movie. The study shows that racism exists due to society’s view and it has been socialized among them. Stereotype and prejudice produced the concept of superiority-inferiority, as they become the reason of discrimination in America. This movie suggests that black Americans try to strengthen their identity by using cultural pluralism’s concept and Spike Lee, the director, tries to expose Malcolm-X as one of Afro-American figures."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Abhyanti
"Dalam The Blind Side (2009), representasi new racism atau rasisme baru digambarkan dalam film persahabatan antar-ras yang menggambarkan hubungan dekat antara orang kulit hitam dan kulit putih. Penelitian ini mencari tahu bagaimana representasi orang kulit hitam dan putih berhubungan ke isu ras lainnya, yaitu aversive racism, dominasi kulit putih, dan acting white. Menggunakan metode kualitatif dalam analisis visual dan transkrip, hasil penelitian menunjukkan meskipun The Blind Side adalah film persahabatan yang menekankan kesetaraan perlakukan terhadap orang kulit hitam dan putih, representasinya menunjukkan bahwa orang kulit hitam masih di bawah orang kulit putih karena orang kulit hitam tidak mendapat kesempatan untuk membuat keputusan mereka sendiri. Representasi ini digambarkan melalui karakterisasi dan interaksi antara orang kulit hitam dan kulit putih dalam film ini.

In The Blind Side (2009), the representation of new racism is depicted in the interracial buddy movie which portrays the close relationship between black and white people. This study seeks to find how the representation of black and white relates to other racial issues, which are aversive racism, white domination, and acting white. Using the qualitative method of visual and transcript analysis, the research results show that although The Blind Side is a buddy movie that emphasizes the equal treatment between black and white people, the representation shows that black people are still below white people because black people do not get opportunity to make their own decision. This representation is depicted by their characterization and interaction between black and white people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Aprillia Setiawan
"Rasisme sudah menjadi permasalahan umum di masyarakat khususnya bagi kelompok kulit hitam hingga saat ini. Di Jerman sendiri ujaran rasisme sudah diutarakan oleh Hitler sejak tahun 1933 yang pada saat itu menganggap bangsa Arya di atas segalanya, sehingga bangsa Yahudi dinilai tidak pantas untuk berada di Jerman. Peristiwa tersebut masih berdampak hingga saat ini, yaitu terdapat ujaran dan tindakan rasisme terhadap kelompok minoritas. Film Berlin Alexanderplatz (2020) yang menjadi korpus data dalam penelitian ini menampilkan bagaimana kehidupan imigran kulit hitam bertahan hidup dan mencapai kehidupan yang layak, sehingga penelitian ini berfokus pada bagaimana rasisme ditampilkan dan kelompok minoritas direpresentasikan dalam film Berlin Alexanderplatz (2020). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kajian pustaka serta teori sinematografi Joseph V. Mascelli dan teori representasi Stuart Hall untuk mencari makna dari percakapan dan adegan dalam film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan rasisme dan representasi kelompok minoritas ditampilkan melalui tiga tahapan kehidupan yang dialami oleh Franz, yaitu ketika dirinya belum memiliki apa- apa, ketika dirinya telah berhasil mencapai kehidupan yang layak, dan ketika dirinya kembali ke tahap kehidupan awal yang tidak memiliki apa-apa. Pemaparan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok minoritas masih diperlakukan secara semena-mena dan keberadaannya dianggap remeh.

Racism has been a common society issue, especially for black people. In Germany racism had been uttered by Hitler since 1933, which the Aryans were on the top amongst the other. Therefore, the Jewish were not considered fit to live in Germany. The event still has an impact until now, namely there are racism actions and speech against the minorities. The film Berlin Alexanderplatz (2020) which is the corpus of this research shows how the lives of black immigrants survive and achieve a decent life, so this research focuses on how racism is showed and minority groups are represented in the film Berlin Alexanderplatz (2020). Theory of cinematography by Joseph V. Mascelli, theory of representation by Stuart Hall, qualitative methods and literature review are used to find the meaning of conversation and scenes in the film. The results show that act of racism and the representation of minorities showed through three Franz’s life stages, namely when he has nothing, when he has succeeded in achieving a decent life, and when he returns to his empty life. This research also shows that the minorities are still treated arbitrarily and their existence is underestimated. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jusfrandy Nicolas
"[ABSTRAK
Makalah ini membahas film Catching Fire dengan menggunakan konsep kekuasaan oleh French dan Raven (1959) serta konsep harapan oleh Drahos (2004) untuk menganalisa bentuk-bentuk kekuasaan yang direpresentasikan dalam film Catching Fire. French dan Raven, dalam konsep mereka tentang lima bentuk kekuasaan, menjelaskan bagaimana kekuasaan dapat diterapkan melalui lima bentuk tersebut. Dalam film Catching Fire, setidaknya terdapat dua bentuk kekuasaan yang ditunjukkan oleh karakter Presiden Snow. Kemudian, karakter Katniss juga menjadi ikon harapan yang menjelaskan isi pesan dari film tersebut. Jenis harapan yang seperti apa dan bagaimana signifikansinya juga dibahas dengan menggunakan konsep harapan dari Drahos.

ABSTRACT
This paper examines the film, Catching Fire, drawing on the concept of power by French and Raven (1959) and the concept of hope by Drahos (2004) to analyse what kinds of power are depicted in the movie. French and Raven, in their concept about five bases of power, explains how power is applied through those five bases, and in Catching Fire, there are, at least, two forms of power shown by the character of President Snow. The character of Katniss then becomes an icon of hope which explains the message of the film. In addition, what kind of hope is put upon her and its significance is also discussed using Drahos? concept of hope., This paper examines the film, Catching Fire, drawing on the concept of power by French and Raven (1959) and the concept of hope by Drahos (2004) to analyse what kinds of power are depicted in the movie. French and Raven, in their concept about five bases of power, explains how power is applied through those five bases, and in Catching Fire, there are, at least, two forms of power shown by the character of President Snow. The character of Katniss then becomes an icon of hope which explains the message of the film. In addition, what kind of hope is put upon her and its significance is also discussed using Drahos’ concept of hope.]"
2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Sutandio
"Dalam tesis ini, saya melakukan analisis pembacaan dekonstruktif dari empat novel karya Stephen King dalam konteks ideologi rasisme dan anti-rasisme. Saya tertarik melakukan analisis ini karena pendekatan dekonstruksi merupakan suatu pendekatan postsrukturalisme yang dinilai kontroversial. Selain itu, saya tertarik menerapkannya disebabkan oleh sifatnya yang `membangkang' terhadap paradigma-paradigma lama (dalam hal ini di negara Barat), sehingga banyak dikecam oleh pendekatan-pendekatan konvensional yang sudah ada. Empat novel yang saya pilih adalah IT, The Dark Tower II: The Drawing of the Three, The Green Mile dan Bag of Bones. Saya memilih empat novel ini dari kurang lebih 50 novel-novel King karena peranan tokoh-tokoh kulit hitam di dalamnya dominan dalam keseluruhan penceritaan, sehingga representasi mereka menarik untuk dianalisis.
Selain penggunaan pendekatan dekonstruktif, saya juga menerapkan satu teori sosiologi, terutama yang berhubungan dengan orang-orang kulit hitam dan orang-orang kulit putih, sebagai acuan dalam melakukan analisis. Didalamnya terdapat istilah representasi dan stereotipe yang merupakan dua istilah umum yang berkaitan erat dengan hubungan sosial antara orang-orang kulit hitam dengan orang-orang kulit putih.
Pendekatan lain yang saya terapkan dan juga berperan dalam analisis adalah pendekatan kajian budaya, terutama yang berhubungan dengan pemilihan novel populer. Ideologi juga merupakan konsep atau kategori penting dalam kajian budaya. Untuk menjelaskan istilah ideologi yang saya gunakan, saya meminjam definisi ideologi dari Anthony Fasthope dan Ben Agger, kemudian dihubungkan dengan analisis tesis.
Setelah menyelesaikan analisis pembacaan dekonstruktif empat novel yang dipilih dalam konteks ideologi rasisme dan anti-rasisme, saya berpendapat bahwa pendekatan dekonstruktif adalah suatu pendekatan yang menarik dan menantang untuk dilakukan. Saya berpendapat pendekatan ini telah memberikan warna baru dalam keragaman jenis kritik sastra yang telah ada.

In this thesis, I would like to do the analysis of deconstructive reading in four novels of Stephen King, in racism and anti-racism context. I am interested in doing this analysis because the deconstruction approach which is chosen is one of the post structuralism critical approaches that is considered to be controversial. One of the reasons is that one of its characteristics that `rebels' against the old-established paradigms (especially in the West). Later on, this caused criticism from other more conventional existed approaches. The four novels that have been chosen are IT,The Dark Tower II: The Drawing of the Three, The Green Mile and Bag of Bones. I chose these particular four novels out of about fifty novels written by King, for the reason that the roles of the black characters in these novels are quite dominant, thus their representation is interesting to analyze.
Besides the use of deconstructive approach, I also apply a sociology theory, particularly about the relation between the blacks and the whites. There are two significant terms in it, which are used in the analysis. They are representation and stereotype.
Another approach applied that also play important roles in the analysis is the cultural studies approach. This approach is particularly related to the popular novels which are chosen, and the ideology, which are ones of important concepts or categories in cultural studies. To explain the term ideology used, I borrow the definition from Anthony Easthope and Ben Agger, which later connected with the analysis.
After finishing the deconstructive reading of the four novels chosen in the context of racism and anti-racism ideology, I am of the opinion that deconstructive reading is a very challenging and interesting approach. I also believe that this approach has contributed a new insight to the variety of literary criticisms.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T7174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cockburn-Campbell, Thomas
Western Australia: Fremantle Arts Centre Press, 1985
920.71 COC l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>