Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223568 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Krismanto
"ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya pasar modal transaksi merger dan akuisisi semakin banyak dilakukan Di Indonesia isu merger dan akuisisi (M&A) ini sudah mulai berlangsung pada tahun 1970 yang dilakukan oleh bank bank dengan harapan agar dapat memperkuat struktur modal dan memperoleh keringanan pajak Untuk Kondisi di Indonesia ada yang menganggap bahwa penggabungan usaha terutama didorong oleh faktor likuiditas keinginan melakukan ekspansi personal hability keinginan pemilik untuk mengurangi beban kewajiban pihak ketiga dan keinginan mengatasi masalah internal perusahaan Pada umumnya tujuan dilakukannya M&A adalah untuk mendapatkan smergi atau nilai tambah Keputusan untuk M&A bukan sekedar menjadikan dua ditambah dua menjadi empat tetapi M&A harus menjadikan dua ditambah dua n^njadMima Nilai tambah yang dimaksud tersebut lebih bersifat jangka pmumigi dibanding nilai tambantyang hanya bersifat Oleh karena itu ada tidaknya sinergi suatu M&A tidak bisa dilihat beberapa setelah M&A terjadi tetapi diperlukan waktu yang relatif panjang Smergi yang teijadi
sementara saja saat sebagai akibat penggabungan usaha bisa berupa turunnya biaya rata rata per unit karena naiknya skala ekonomis maupun sinergi keuangan yang berupa kenaikan modal Akan tetapi keputusan M&A selain membawa manfaat juga tidak terlepas dari permasalahan diantaranya biaya untuk melaksanakan M&A yang relatif mahal dan hasilnya pun belum pasti sesuai dengan yang diharapkan Di samping itu pelaksanaan akuisisi juga
dapat memberikan pengaruh negatif terhadap dosisi keuangan dari acquiring company apabila strukturisasi dan akuisisi melibatkan cara pembayaran dengan kas dan melalui pinjaman Keputusan suatu perusahaan untuk melakukan penggabungan usaha ini nantinya diharapkan akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dan reaksi pasar dan investor dalam membuat keputusan investasi Reaksi positif dan negatif terhadap kejadian M&A
tergantung dan ketersediaan informasi bagi investor pada waktu pengumuman M&A serta persepsi pasar terhadap keptusan M&A tersebut
Objek penelitian im berjumlah 45 perusahaan publik yang melakukan M&A dan tahun 1997 sampai dengan tahun 2004 Penelitian ini menggunakan metode komparatif yang membandingkan volume perdagangan retum saham dan kinerja keuangan sebelum dan setelah perusahaan melakukan M&A
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan untuk variabel volume perdagangan saham pada priode 20 hari sebelum dan 20 hari sesudah merger dan akuisisi Kemudian untuk variabel retum saham tidak ditemukan adanya perbedaan yang sesudah merger dan akuisisi Dan untuk kinerja terdapat hanya pada Rasio Solvabilitas (Debt to Equity ratio dan leverage ratio) dan ratio profitabilitas (return of investment) Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan volume perdagangan saham untuk periode 20 hari untuk return saham tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah M&A Dan untuk kinerja keuangan perbedaan yang signifikan terdapat pada rasio
solvabilitas likuiditas dan profitabilitas untuk periode 1 dan 2 tahun sebelum dan sesudah M&A Saran untuk penelitian selanjutnya adalah pertama penelitian selanjutnya sebaiknya mengelompokkan perusahaan perusahaan yang melakukan M&A dengan perusahaan yang tidak M&A untuk diperbandingkan agar dapat Jebih jelas menggambarkan pengaruh
keputusan merger dan akuisisi Kedua Penelitian selanjutya juga diharapkan untuk memperhatikan aspek aspek non ekonomis yang mungkin berpengaruh terhadap kinerja perusahaan sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai kinerja perusahaan Dan yang terakhir untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk membedakan jenis merger dan akuisisi yang dilakukan apakah itu merger dan akuisisi vertikal honsontal atau konglomerat serta apakah itu merger dan akuisisi internal atau eksternal."
2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel ekonomi yang terdiri dari inflasi (INF) nilai tukar (KURS),tingkat bunga(IR) jumah uang yang beredar (JUB) dan pertumbuhan ekonomi terhadap return saham (AR) pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek jakarta....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azaria Gemilang
"Penelitian ini menganalisis mengenai dampak pengumuman dividen khususnya pada saat ex- dividend date di Bursa Efek Indonesia terhadap Harga dan Volume Perdagangan Saham dengan mengambil sampel 39 emiten. Periode penelitian selama 21 hari yakni 10 hari sebelum dan sesudah ex-dividend date. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah event study. Pengujian untuk harga saham diukur dengan menggunakan abnormal return, sedangkan untuk volume perdagangan diukur membandingkan average trading volume turnover sebelum dan sesudah periode penelitian. Dari hasil penelitian maka disimpulkan bahwa harga saham dan volume perdagangan saham bereaksi negatif terhadap informasi pengumuman dividen khususnya pada saat ex-dividend date.

This research aims to analyze the impact of the dividend announcement, especially at the ex- dividend date in Indonesia Stock Exchange on Stock Price and Trading Volume by taking a sample of 39 issuers. During the study period of 21 days, 10 days before and after the ex- dividend date. The method used in this research is event study. To tests for stock prices measured by using abnormal return, whereas trading volume average is measured by comparing turnover before and after the study period. From the research it was concluded that the stock price and trading volume of the stock reacted negatively to the announcement of the dividend information, especially at the ex-dividend date.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S61009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Pamularsih
"Model penentuan harga aset CAPM yang pertama kali dikembangkan oleh Sharpe (1964), Lintner(1965) dan Black (1966), menjadi model paling elegan dan dipercaya para akademisi dan praktisi untuk memprediksi return. Model CAPM hanya menggunakan beta sebagal proxy resiko. Berbagai kritikan terhadap model CAPM menyebabkan lahirnya model penentuan harga aset yang dianggap lebih mampu memprediksi tingkat return, yaitu multifactor model. Model ini beranggapan bahwa besarnya return tidak hanya dipengaruhi oleh beta saja tetapi ada faktor - faktor lain yang dianggap lebih powerful dalam menjelaskan tingkat return. Model multifaktor ini telah dikembangkan oleh banyak peneliti yang mencoba memasukkan berbagal variabel yang dianggap berpengaruh terhadap tingkat return. Variabe-variabel tersebut mempakan proxy resiko yang layäk dihargai1 sehingga perlu diberikan reward return.
Beberapa peneliti yang menentang keunggulan model CAPM antara lain Fama & French yang menggunakan variabel beta, size dan book to market untuk memprediksi tingkat return. Merton mengembangkan model yang merupakan pertuasan dan CAPM dengan memasukkan variabel beta, size, residual risk dan public availability of information about the asset. Selain itu Amihud cian Mendelsofl meneliti varlabel beta, likuiditas dan size untuk menjelaskan tingkat return. Hasil penelitlan Amihud dan Mendelson untuk saham ? saham di NYSE membuktikan bahwa likuiditas lebih powerful dalam menjelaskan return dibandingkan size, bahkan memiliki peranan yang sama pentingnya dengan beta.
Tujuan penelitian dalam karya akhir ini adalah untuk menguji powerful dan likuiditas tersebut dengan menggunakan model Amihud & Mendelson untuk saham ? saham di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian dalam karya akhir ini membuktikan bahwa likuiditas ternyata tidak secara signifikan mempengaruhi return saham tetapi size dan beta lebih powerful. Hal ini disebabkan karena kondisi pasar di Bursa Efek Jakarta masih lemah sehingga proxy resiko likuiditas tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi return, sementara kondisi pasar di NYSE jauh lebih etisien sehingga eksistensi likuiditas dihargal. Selain itu adanya faktor - faktor lain seperti kondisi politik, ekonomi, hukum dan keamanan yang masih belum stabil turut mempengaruhi pasar BEJ. Mengingat ketidakstabilan faktor - faktor tersebut sangat erat kaitarinya dengan kepercayaan investor, dimana kepercayaan inilah yang paling berpengaruh terhadap pasar BEJ.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan investor untuk Iebih mempertimbangkan variabel beta dan size daripada Iikuiditasnya. Selain itu penggunaan analisa teknis untuk memprediksi return saham di BEJ tetap harus dilakukan untuk rnendukung pemilihari investasi menurut beta dan size."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Stock split is a coporate action in which a company's existing shares are devided into multiple shares
"
MOJUEKB
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Junaedi
"The purpose of this study is to evaluate the effect of disclosure level to market indicators, such as trading volume activity (TVA) and stock returns. This study also tries to evaluate the difference in market indicators for companies with differences in disclosure level: comprehensive and non-comprehensive.
This study adopts content analysis approach in generating disclosure index, using data from annual reports affirms listed in the JSX in the periods of 2000 ? 2002. This study uses mean comparison analysis and regression analysis, both linear and logistic, in testing the effect of disclosure level to market indicators of companies with comprehensive and non-comprehensive disclosure.
This study does not provide empirical evidence to support the effect of disclosure level to both market indicators. However, this study finds that there is a difference in TVA between companies with comprehensive and non-comprehensive disclosure. These results lead to a conclusion that disclosure in the annual reports may still not be a matter of considerable interest and importance to investors. This study also finds that firm size and reported income affect disclosure level.
"
2005
JAKI-2-2-Des2005-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Junaedi
"Penelitian ini dilakukan untuk rnengetahui pengaruh dan besarnya pengaruh pengungkapan informasi perusahaan terhadap indikator pasar seperti return dan volume perdagangan saham serta perbedaan pengaruh tingkat pengungkapan informasi perusahaan terhadap indikator-indikator tersebut bagi perusahaan yang secara komprehensif melakukan pengungkapan dengan perusahaan yang tidak atau kurang komprehensif dalam melakukan pengungkapan informasi melalui laporan tahunan. Penelitian ini juga berusaha melihat kecenderungan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan content analysis dalam membuat indeks pengungkapan inforrnasi perusahaan dalam laporan tahunan selama periode tahun 2000-2002 yang merupakan indikator kinerja keuangan maupun non-keuangan perusahaan. Penelitian ini juga menggunakan indikator market-based return dalam mengukur pengungkapan infonnasi perusahaan. Analisa dalam penelitian ini menggunakan metode analisa perbedaan rata-rata dalam meneliti pengaruh dari variabel pengungkapan informasi perusahaan terhadap indikator market-based return. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode regresi linier dan regresi logistik untuk melihat perbedaan pengaruh pengungkapan informasi antara perusahaan yang secara komprehensif rnelakukan pengungkapan dengan perusahaan yang tidak atau kurang komprehensif dalam melakukan pengungkapan informasi serta kecenderungan pengungkapan infomasi yang dilakukan perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pengungkapan informasi terhadap kinerja keuangan baik terhadap volume perdagangan maupun return saham. Hasil peneiitian juga menyimpulkan tidak ada perbedaan abnormal return untuk kelompok perusahaan yang secam komprehensif melakukan pengungkapan informasi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak atau kurang komprehensif dalam meiakukan pengungkapan infomasi pada sekitar tanggal pengumuman namun terdapat perbedaan volume perdagangan saham antara kedua kelornpok perusahaan. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan melalui laporan tahunan kemungkinan belum dijadikan sebagai salah satu sumber infomaasi yang penting dan menentukan dalam proses pengambilan keputusan investasi oleh pam investor.
Penelitian ini juga menghasilkan kesimpulan bahwa skala perusahaan serta posisi laba yang dilaporkan menentukan tingkat pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan.

This research ins conducted to find out the effect of company's disclosure to market indicators such as share?s trading volume and retum and different effect of company?s disclosure level to those market indicators for the comprehensive- disclosurer and non-comprehensive-disclosurer companies. This research also tries to see the tendency of the companies in disclosing their infomation through annual reports.
This research adopts content analysis approach in generating the companies? disclosure index based on the period of 2000-2002 annual reports which is used as the indicator for the level of company?s disclosure. This research also uses some market-based indicators to see whether company's disclosure level affects or whether there is a different effect for both group of companies? disclosure level to those market indicators. A mean comparison analysis is used to find out the effect and effect difference of disclosure level to market indicators, whilst linear regression together with logistic regressions are used in this research to find out how significant is the association between the disclosure level and market-based indicators and the tendency of company?s diclosure, respectively.
The results of this study show that the company?s disclosure level does not affect market indicators such as share?s trading volume and return. There is also no different effect of disclosure level to those market indicators for both comprehensive and non-comprehensive diselosurer companies. These results conclude that the cornpany?s disclosure through annual report is probably still not a matter of condiserable interest and importance to the investors. Another new evidence found in this research is that the companies? level of disclosures are affected by the size of company and their reported income in the financial statements."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Tri Wahyu Kusumawardhani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jangka pendek aktivitas akuisisi dan merger terhadap return saham perbankan. Pengambilan sektor perbankan pada penelitian ini dipicu oleh salah satu kebijakan Bank Indonesia yakni Single Presence Policy yang ditetapkan tahun 2006 silam. Sampel yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling ini sebanyak 13 bank yang melakukan akuisisi dan merger periode 2006-2011 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta aktif diperdagangkan. Data yang digunakan meliputi data perusahaan yang melakukan akuisisi dan merger periode 2006-2011, tanggal akuisisi dan merger dilakukan, dan data abnormal return. Nilai abnormal return diperoleh dari selisih antara actual return dengan expected return, dimana expected return dihitung dengan menggunakan metode Single Index Market Model (SIMM). Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah one sample t-test dan paired sample t-test.
Hasil penelitian menujukkan 1) dari 61 hari periode pengamatan hanya terdapat 4 hari yang menghasilkan rata-rata abnormal return (AAR) signifikan, dan CAAR tidak ada satupun yang signifikan, ini mengindikasikan bahwa pasar tidak bereaksi terhadap aktivitas akuisisi dan merger. 2) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara AAR sebelum dan sesudah akuisisi dan merger dilakukan, artinya aktivitas tersebut tidak mempengaruhi perubahan return saham perbankan, dan hasil ini mendukung hasil hipotesis 1.

This study aimed to analyze the short-term effect of merger and acquisition (M&A) activities on bank stock returns. Intake of banking sector in this study triggered by one of Bank Indonesia’s policy, Single Presence Policy, which established in 2006. Samples’re taken by using purposive sampling method’s as many as 13 M&A banks on 2006-2011 period, listed on Indonesia Stock Exchange, and actively traded. Data used in this study include the M&A companies on 2006-2011 period, the date of M&A done, and data of abnormal return which’s obtained from the difference between actual return and expected return, where the expected return is calculated by using Single Index Market Model. The statistical methods used to test the hypothesis of this study’s one sample t-test and paired sample t-test.
The results showed 1) from 61 days observation period, there’re only 4 days which show the results of average abnormal return (AAR) is significant, none of CAAR is significant, it indicates that the market does not react to M&A activities. 2) there’s no significant difference between the AAR before and after M&A is done, it means that this activity doesn’t affect changes in banking stock returns, and these results support the hypothesis 1 results.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>