Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145262 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kuncoro Jati
"Pasar modal (capital market) menjadi bagian yang sangat penting bagi perkembangan perekonomian suatu negara, karena jika kondisi pasar modal suatu negara baik, dalam arti perkembangan harga saham relatif naik, maka dapat dikatakan bahwa perekonomian Negara tersebut juga baik, Pada masa krisis moneter hebat-hebatnya yaitu periode Januari 1998 sampai dengan Desember 2000, bursa saham mengalami tekanan yang sangat hebat, hal tersebut terlihat dari penurunan harga-harga saham yang luar biasa drastis. Hal tersebut tentunya sangat merugikan investor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebetulnya hubungan antara variabel-variabel ekonomi makro terhadap Imbal Hasil yang akan diterima oleh investor dalam hal ini diwakili oleh Imbal Hasil 1HSG dan Imbal Hasil LQ45. karena kedua indeks' tersebut mampu mewakili kinerja perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia khususnya yang listing di bursa saham.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh dari variabel-variabel makro tersebut tidaklah bersifat individu, namun secara bersama. Model untuk menduga hubungan antara Imbal Hasil IHSG dengan variabel ekonomi makro, sebaiknya menggunakan lag (Sakhowi, 1999; Suripno, 2002), sedangkan Imbal Hasil LQ45 menggunakan model tanpa lag."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanto Widodo
"Penelitian ini adalah untuk mengetahui diantara model pendugaan return saham bulanan : Standard CAPM (Sharpe, 1964, Lintner, 1965), Market Model (Sharpe, 1963), ICAPM (Merton, 1973), APT (Ross, 1976) dan Multifaktor Model. (Fama dan French, 1996, 1997, Campbell, Lo dan Kinley, 1997) yang mempunyai proporsi terbesar untuk menduga return saham yang listing di BEJ.
Periode pengamatan dibagi menjadi dua, bagian I yaitu antara Januari 1998 sampai dengan Desember 2001 dan bagian II yaitu Januari sampai dengan Desember 2002. Bagian 1 dipergunakan untuk pengujian signifikansi setiap perusahaan yang dijadikan contoh terhadap model yang dipergunakan sedangkan bagian II untuk menguji akurasinya dengan RMSE. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang listing sebelum Bulan Januari 1998 sampai dengan Desember 2002, tidak ada data yang kosong dan PBV tidak negatif (Utama, 1997); yang memenuhi syarat itu terdapat 70 perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 65,71 persen signifikan dengan Market Model, 51,43 persen dengan Standard CAPM, 70 persen dengan ICAPM, 70 persen dengan APT dan 58,57 persen dengan Model Multifaktor. Pengujian dengan Chi Square menunjukkan bahwa ICAPM dan APT mempunyai proporsi terbesar dibandingkan dengan model lain. Hasil penelitian Fama dan French (1996, 1997, 1998) menunjukkan bukti yang mendukung model multifaktor (ICAPM), Roll dan Ross (1980), Miff dan Johnson (1988) menunjukkan bukti yang mendukung APT. Tandelin (1997) mengemukakan bahwa variabel ekonomi makro lebih mampu menyerap systematic risk jika dibandingkan dengan variabel fundamental perusahaan.
Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa variable Rm, Rm-rf dan size merupakan variabel-variabel yang paling banyak signifikan pada perusahaanperusahaan yang diteliti, jika dibandingkan dengan variabel lain dan tandanya konsisten. Selain itu, variabel lain yang patut dipertimbangkan dalam menduga return saham bulanan yaitu : perubaaan nilai kurs Rp terhadap USD dan inflasi.
Pengujian akurasi dengan RMSE menunjukkan bahwa terdapat 17,14 persen akurat dengan Market Model 25,71 persen dengan Standard CAPM 14,29 persen dengan ICAPM 12,86 persen dengan APT dan 12,86 persen dengan Model Multifaktor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswin Reza
"Penelitian mengenai return saham dari bcrbagai sisi selalu mcnarik perhatian, terutama bagi investor. Dengan mengetahui volatilitas return saham maka dapat di pelajari dan antisipasi sebagai salah satu pcrtimbangan dalam keputusan investasi. Di dalam penelitian ini akan dilakukan analisa terhadap volatilitas pergerakan harga saham individual pada sektor perdagangan sejak Januari 1998 sampai dengan Desember 2005. Model yang digunakan untuk mengetahui volatilitas tergantung dari basil uji terhadap varian residual yang digunakan. Jika varian residual tersebut bersifat tidak konstan maka menggunakan model Autoregressive Hcteroskedastic (ARCH) dan Generalized Autoregressive Hereroskedasric (LARCH). Sedangkan untuk varian dari residual bersifat konstan maka akan digunakan model Ordinary Least Square, dalam penelitian ini model yang digunakan adalah Model AR ( Auto Regressivese), MA ( Moving Average ), dan AutoRegressive Moving Average (ARMA).
Berdasarkan basil pengolahan data selama periode penelitian ditemukan bahwa terdapat sepuluh emiten yang memiliki volatilitas bersifat homoscedasric yaitu Enseva! Putra Megatrading Tbk (EPMT), Great River International Tbk (GRIV), Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA), Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), Millennium Pharmacon Int. Tbk (SDPC). Tira Austenite Tbk (TIRA). AGIS Tbk (TMPI), Tunas Ridean Tbk (TURD, United Tractors Tbk (UNTR), dan Wicaksana Overseas Intl Tbk (WICO).
Sementara terdapat duabelas emiten yang bersifat heteroscedastic yaitu AKR Corporindo Tbk (AKRA), Hero Supermarket Tbk (HERO), Intraco Penta Tbk (INTA), Inter Delta Tbk(INTD), Perdana Bangun Pusaka Tbk (KON1), Lautan Luas Tbk (LTLS), Modern Photo Film Company Tbk (MDRN), Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), Metro Supermarket Realty Tbk (MTSM), Sona Topas Tourism Inds.Tbk (SONA), Tigaraksa Satria Tbk (TGKA), dan Toko Gunung Agung Tbk (TKGA). Tcrhadap kcduabelas emitcn ini akan dibuatkan estimasi model conditional variace dcngan metode ARCH/ GARCH untuk mcramalkan volatilitas replan saham emitcn yang bcrgcrak dalam sektor perdagangan.
Berdasarkan basil penelitian ini jugs ditemukan emitcn yang memiliki ARCHIGARCH yang volatilitasnya bersifat persisten yang ditandai dcngan nilai a + R I schingga mengurangi kestabilan model ARCHIGARCH. Emiten yang volatilitasnya bersifat persisten yaitu AK RA, KON1, MTSM, dan TGKA

Research towards stock's return from every aspect has always attracts attention, especially with respect for the investors. By be acquainted with the stock volatility returns there are a chance to examine and forecast event, as part of the investing consideration realization. In this research, the analysis will focus on the volatility movement on individual stock's price in retail sector from January 1998 until December 2005. The models that are applied to analyze the volatility depend on the output from the residual variances that are being analyzed. If the variance inconstant, consequently there is a need to use Autoregressive Heteroskedasticity (ARCH) and Generalized Autoregressive Heleroskedaslicity (GARCH).
In addition to constant residual variances, the model that are going to be used is Ordinary Least Square, whereas in this research the model that are going to be used are AR Model (Auto Regressive), MA model (Moving Average) and Auto Regressive Moving Average (ARMA).
Based on the data accumulation during the research period, it has been found that there are ten (10) items that has homoscedastic volatility. These items are Enseval Putra Megatrading Tbk (EPMT), Great River International Tbk (GRIV), Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA), Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), Millennium Pharmacon Int. Tbk (SDPC), Tira Austenite Tbk (TIRA), AGIS Tbk (TMPI), Tunas Ridean Tbk (TURI), United Tractors Tbk (LFNTR), and Wicaksana Overseas Int'l Tbk (WICO).
In contrary, there are twelve (12) items that are heteroscedastic. These items are AKR Corporindo Tbk (AKRA), Hero Supermarket Tbk (HERO), Intraco Penta Tbk (INTA), Inter Delta Tbk (1NTD), Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI), Lautan Luas Tbk (LTLS), Modem Photo Film Company Tbk (MDRN), Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), Metro Supermarket Realty Tbk (MTSM), Soria Topas Tourism lnds_Tbk (SONA), Tigaraksa Satria Tbk (TGKA), dan Toko Gunung Agung Tbk (TKGA). Relating to these twelve items, there is a need to make conditional variance estimation model with ARCHIGARCH method to predict stocks volatility return towards retail item.
This research also found that there are items that has ARCHIGARCH with persistent volatility that marked with a + ? 1 which decrease the ARCHIGARCH model stability. Items that are persistent in this research are AKRA, KONI, MTSM, and TGKA"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Handayani
"Adanya kecenderungan investor untuk melakukan investasi pada portfolio yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan serta meningkatnya ketertarikan investor pada investasi yang didasarkan indeks dibandingkan dengan bergantung pada active portfolio manager di Amerika, telah menjadi latar belakang penelitian Hakim dan Rashidian (2002) tentang risiko dan imbal hasil Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI) terhadap W5000 dan 3m Tbill. Sedangkan semaraknya perkembangan yang terjadi pada industri perbankan Syariah di Indonesia, yang kemudian menuju ke arah meningkatnya kebutuhan akan instrumen keuangan Syariah di pasar modal Indonesia telah menjadi latar belakang penulis untuk mereplikasi penelitian Hakim dan Rashidian mengenai risiko dan imbal hasil Jakarta Islamic Index (JII) terhadap IHSG, LQ45, dan SBI. Kedua penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana kinerja indeks saham Syariah, sebagai indeks yang calon emitennya perlu menjalani proses seleksi yang berdasarkan prinsip Syariah, jika dibandingkan dengan indeks saham konvensional dan alternatif investasi lain yang bebas risiko, dan kemudian mencoba menganalisis apakah terdapat hubungan kausalitas jangka pendek maupun jangka panjang di antara data lime-series. Untuk menganalisis kinerja antara JII, IHSG, LQ45, dan SBI periode Januari 2001 s/d Desember 2004 akan digunakan statistik deskriptif dan sharp ratio. Untuk menguji hubungan kausalitas, terlebih dahulu akan dilakukan uji unit root; dengan metode Augmented Dickey Fuller (ADF), dan uji kointegrasi; dengan prosedur yang dikembangkan oleh Johansen dan Juselius (1990) pada keempat data time-series. Sedangkan uji kausalitas akan dilakukan dengan mengestimasi dan menspesifikasi Vector Error Correction Model (VECM). Hasil penelitian yang dilakukan penulis tidak dapat memberikan dukungan sepenuhnya pada penelitian yang dilakukan oleh Hakim dan Rashidian (2002), hal ini dikarenakan adanya perbedaan karakteristik pada pasar modal dan pasar uang Amerika dan Indonesia. Tidak hanya itu, proses seleksi calon emiten indeks saham Syariah di Amerika berbeda dengan di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Wiriandhi
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas pergerakan saham individual pada sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi sejak Januari 1998 sampai dengan Desember 2005. Model yang digunakan untuk mengetahui volatilitas tergantung dari hasil uji terhadap varian residual yang digunakan. Jika varian residual tersebut bersifat tidak konstan maka menggunakan model Autoregressive Heteroskedastic (ARCH) dan Generalized Autoregressive Heteroskedastic (GARCH). Namun bila varian dari residual konstan akan menggunakan model Ordinary Least Square, dalam penelitian ini model yang sesuai adalah AutoRegressive Moving Average (ARMA).
Berdasarkan hasil pengolahan data selama periode penelitian ditemukan bahwa terdapat enam emiten yang volatilitasnya bersifat hornoscedastic, yaitu PT Berlian Laju Tanker (BLTA), PT Bukaka Utama (BUKK), PT Citra Marga Nusapala (CMNP), PT Petrosea (PTRO), PT Zebra (ZBRA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Untuk kondisi demikian maka digunakan model AutoRegressive Moving Average (ARMA).
Sementara terdapat enam emiten yang bersifat heteroseedastic yaitu PT Centris Multi Persada (CMPP), PT Humpus Intermoda (HITS), PT Indosat (ISAT), PT Rigs Tender (RIGS), PT Mitra Rajasa (MIRA) dan PT Steady Safe (SAFE), sehingga digunakan model ARCH dan GARCH. Selain itu, terdapat emiten yang memiliki ARCH/GARCH yang volatilitasnya bersifat persisten yang ditandai dengan nilai a + I yaitu RIGS (1998, 1999, 2000, 2001, 2002, 2004, 2005) HITS (1999), CMPP (2000). Adanya persistensi dalam volatilitas mengurangi kestabilan model ARCH/GARCH. Hal ini disebabkan sepanjang periode penelitian data return saham tersebut bersifat stagnan atau pergerakan return yang sangat tinggi dan tajam.

The objectives of this research are to recognize and measure factors affecting the volatility of individual shares movement in infrastructure, utility and transportation sector during January 1998 - December 2005. Model used to identify volatility depend on the result of the test of the varian of residual on the used data. Should the varian of the residual act inconstantly then we use Autoregressive Heteroskedastic (ARCH) and Generalized Autoregressive Heteroskedastic (GARCH) model. But if the varian of the residual act constantly then we use Ordinary Least Square model, which in this research the model that fit the data is AutoRegressive Moving Average (ARMA) model.
Base on the result of the data processing on the research period, it is found that there are six emitens whose volatility is homoscedastic, which are PT Berlian Laju Tanker (BLTA), PT Bukaka Utama (BUKK), PT Citra Marga Nusapala (CMNP), PT Pelrosca (PTRO), PT Zebra (ZBRA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Therefore model used for these emitens is Auto Regressive Moving Average (ARMA) model.
While there are six emitens whose volatility is heteroscedastic which are PT Centris Multi Persada (CMPP), PT Humpus lntermoda (HITS), PT Indosat (ISAT), PT Rigs Tender (RIGS), PT Mitra Rajasa (MIRA) dan PT Steady Safe (SAFE). Therefore model used for these emitens are either Autoregressive Heteroskedastic (ARCH) or Generalized Autoregressive Heteroskedastic (GARCH) model.
It is also found within the research that there are six emitens whose models has a value of a + b ≥ 1, which depicts a persistency. They are RIGS (1998, 1999, 2000, 2001, 2002, 2004, 2005) HITS (1999), CMPP (2000). The presence of a persistency of a model may decrease the stability of the ARCHIGARCH model. This problem may occur due to the movement of the data which are very fluctuate or too stagnant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irna Susanta
"Dalam berinvestasi saham mengharapkan keuntungan (return) dari pembagian deviden dan mendapat capital gain. Keuntungan dari deviden akan diperoleh jika perusahaan penerbit saham mendapatkan keuntungan dari hasil usahanya, sedangkan capital gain akan didapat dari selisih yang positif antara harga beli dan harga jual. Dan biasanya untuk mendapatkan capital gain seorang investor melakukan aktivitas perdagangan saham dipasar sekunder, dengan membeli saham pada saat harga saham mulai meningkat dan menjualnya pada saat harga saham akan turun. Sedangkan untuk memprediksi kapan harga saham akan naik ataupun akan turun itu tidak gampang. Pergerakan harga saham dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro dan ekonomi mikro. Untuk kondisi ekonomi mikro dapat dilihat pada kondisi fundamental perusahaan penerbit saham dan kondisi tersebut hanya dapat mempengaruhi harga saham tertentu. Adapun kondisi ekonomi makro akan berdampak pada pergerakan harga saham secara keseluruhan, termasuk harga saham di sektor pertambangan. Pergerakan harga saham sektor pertambangan di Jakarta Stock Exchange (JSX) cukup tinggi responnya terhadap perubahan kondisi ekonomi makro di Indonesia. Variabel-variabel utama yang signifikan mempengaruhi harga Saham Pertambangan adalah tingkat suku bunga riil SBI, permintaan saham pertambangan, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) dan tingkat suku bunga US$. Selama terjadi kenaikan tingkat suku bunga SBI dan suku bunga dollar Amerika Serikat ternyata menyebabkan penurunan harga saham sektor pertambangan di JSX. Permintaan saham pertambanan dan IHSG juga mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham pertambangan. Dari keempat variabel makro diatas variabel tingkat suku bunga SBI adalah variabel yang paling sensitive karena elastisitasnya paling besar, artinya pada saat terjadi perubahaan pada tingkat suku bunga SBI, maka harga saham pertambangan akan dengan cepat merespon terhadap perubahaan tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inda Avrini
"Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 1994 dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, paragraf 12, menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja Berta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan ingin melihat kandungan informasi yang terkandung dalam laba, komponen arus kas operasi dan akrual terhadap laba yang akan datang. Selain itu juga untuk mengetahui apakah harga saham dapat merefleksilcan informasi yang terkandung dalam laba, komponen arus kas operasi dan akrual.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu sampel sengaja dipilih dari kelompok industri manufaktur untuk menghindari perbedaan karakteristik dan pemilihan periode dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2001 guna menghindari distorsi krisis moneter. Sampel berjumlah 113 emiten yang diambil di Bursa Efek Jakarta.
Dari hasil pengujian empinis dalam melihat kandungan prediktif terhadap laba yang akan datang, dapat disimpulkan bahwa untuk ketiga tahun tersebut, secara umum laba dan arus kas operasi tahun berjalan positif dan signifikan sedangkan akrual tidak signifikan. Dalam melihat koefisien yang lebih besar antara laba dan arus kas operasi menunjukkan hasil laba positif dan signifikan juga mempunyai koefisien yang lebih besar dari arus kas operasi. Arus kas operasi jika dibandingkan dengan akrual juga mempunyai koefisien yang lebih besar dan signifikan.
Hubungan ketiga variabel akuntansi tersebut dengan imbal basil saham menunjukkan labs positif dan signifikan hanya pada dua tahun yaitu tahun 1999 dan 2000 sedangkan arus kas operasi tidak signifikan sama halnya dengan akrual. Laba mempunyai koefisien lebih besar, positif dan signifikan bila dibandingkan dengan arus kas operasi juga hanya pada tahun 1999 dan 2000. Sedangkan antara arus kas operasi dan akrual menunjukkan arus kas operasi mempunyai koefisien yang lebih besar , positif dan signifikan pada tahun 1999, 2000 dan pada pooled regresi.
Banyak keterbatasan yang dimiliki penulis dimana untuk penelitian lanjutan mungkin bisa dilakukan optimisasi variabel-variabel independen lain yang berpengaruh terhadap laba yang akan datang dan imbal basil saham. Periode yang terlalu singkat juga menjadi salah sate kelemahan penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Octavia
"Menurut Kenneth Lahn dan Anil K. Makhija dalam tulisannya yang berjudul ?EVA & MVA as Performance Measures and Signals For Strategic Change?, pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan nilai buku pada laporan keuangan seperti Return on Equity (ROE), tidak dapat mengukur penciptaan nilai perusahaan. Dengan kata lain, ROE tidak dapat menggambarkan penciptaan value bagi shareholders secara eksplisit. Kondisi ini yang menyebabkan kesulitan dalam mengambil kebijakan yang dapat memuaskan manajer maupun shareholders. Di satu sisi, manajer merasa tidak mendapat insentif yang sesuai dengan kinerjanya sehingga timbul kekecewaan yang dapat memicu moral hazard. Sedangkan di sisi lain, penilaian atau persepsi yang keliru dari shareholders terhadap kinerja perusahaan dapat mengakibatkan terganggunya laju kenaikan nilai saham perusahaan.
Pengukuran kinerja yang dipercaya mampu mengatasi hal tersebut adalah Economic Value Added (EVA). EVA dianggap mampu karena EVA dapat mengukur penciptaan nilai bagi kekayaan shareholders. Manajer akan dihargai sesuai dengan kemampuannya dalam menambah penciptaan value bagi shareholders sehingga memacu manajer dalam bertindak seolah-olah sebagai shareholders untuk selalu berusaha menambah penciptaan value perusahaan. Hal ini menguntungkan shareholders dengan memperoleh return yang terus meningkat.
Hal tersebut juga didukung adanya penelitian yang dilakukan Kenneth Lehn dan Anil K. Makhija (1996) bahwa EVA berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham dengan korelasi yang lebih tinggi dibanding ROA (Return on Asset), ROE, dan ROS (Return on Sales) yang digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan.
Pada tesis ini dipilih industri perbankan karena perbankan mempunyai peranan yang strategis dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, perbankan harus sehat agar dapat menjalankan fungsi dan peranannya sebagai bank seperti menghimpun dana (giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, serta tabungan); memberikan kredit, menerbitkan surat pengakuan utang; membeli; menjual atau menjamin surat-surat berharga, dan sebagainya.
Untuk mengetahui apakah, bank tersebut sehat atau tidak, maka bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi. Pengumuman neraca dan perhitungan laba rugi merupakan cerminan dari kinerja bank pada periode waktu yang tertera dalam laporan tersebut sedangkan bagaimana pengukuran penciptaan value bagi shareholders masih merupakan masalah karena bank masih menggunakan pengukuran kinerja yang tradisional. Oleh karena itu, EVA diyakini mampu memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian dalam thesis ini ingin menguji tiga hal. Pertama, apakah EVA perbankan yang telah go public berkorelasi dengan return sahamnya. Kedua, apakah terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Ketiga, apakah benar pengaruh EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Penelitian mengambil sampel pada perbankan yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten secara berkelanjutan di Bursa Efek Jakarta selama 5 periode yaitu dari 1999 sampai dengan 2003. Data sekunder lainnya selain laporan keuangan yang telah diaudit adalah harga penutupan harian harga saham masing-masing perbankan dengan periode tahun yang sarna, Indeks Harga Saham Gabungan, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan country risk premium.
Berkenaan dengan hal pertama, pengujian dilakukan dengan tingkat keyakinan sebesar 95% dengan menggunakan analisis korelasi antara EVA dengan return sahamnya. Sedangkan pengujian untuk hal kedua dan ketiga adalah dengan menggunakan Multiple Linier Regression dan tingkat keyakinan sebesar 95%.
Setelah melakukan pengujian, maka didapat hasil sebagai berikut guna menjawab permasalahan dalam penelitian:
1. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya. 3/5-nya membuktikan bahwa korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya adalah negatif. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya, dimana korelasi tersebut adalah negatif.
2. Sebanyak 3/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan sisanya, yaitu 2/5 membuktikan bahwa terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya.
3. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian menunjukan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan masing-masing sisanya, yaitu 1/5-nya menunjukan bahwa EVA dan ROE tidak signifikan terhadap return sahamnya, ROE lebih signifikan dibanding EVA terhadap return sahamnya, dan EVA dan ROE sama-lama signifikan terhadap return sahamnya Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya.
Hasil penelitian tersebut bukanlah sesuatu yang absolut, mengingat penelitian ini hanya menggunakan 11 bank sebagai sampel. Hal ini dikarenakan hanya terdapat 11 bank yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten berkelanjutan di BEJ selama 5 periode dari 1999-2003 sesuai dengan jangka waktu pengamatan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak sampel penelitian dan jangka waktu penelitian yang lebih panjang. Alasannya, dengan mendapatkan sampel yang lebih banyak dan jangka waktu pengamatan yang lebih panjang akan menghasilkan kesimpulan yang lebih baik. Kesimpulan tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang lebih baik bagi pihakpihak yang berkompeten.
Selain itu, industri yang dipilih untuk penelitian selanjutnya tidak terbatas pada industri perbankan saja. Hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah EVA akan berkorelasi positif dengan return saham dan masing-masing perusahaan yang telah go public yang berada dalam industri yang berbeda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Octaviani
"ABSTRAK
Harga minyak yang berfluktuasi dirasakan kuat mempengaruhi perekonomian negara berkembang yang mengandalkan minyak sebagai sumber energi utama. Hal tersebut membuat informasi harga minyak menjadi penting dalam pertimbangan investor pasar modal. Penelitian ini kemudian ingin menguji apakah terdapat pengaruh berbeda dari pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil saham Indonesia dengan memperhatikan sektor, lag, size, dan threshold effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pergerakan harga minyak tidak berdampak signifikan pada imbal hasil saham namun memperlihatkan arah berbeda pada pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil tiap sektor. Untuk lag, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat efek lag yang signifikan meskipun hanya terjadi pada beberapa perusahaan. Kemudian terkait size, terdapat pola unik dimana semakin besar size pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil menjadi negatif signifikan. Sedangkan treshold effect belum dapat dibuktikan terjadi karena variabel threshold turnover rate tidak memiliki dampak yang signifikan dalam memisahkan pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil.

ABSTRACT
Large fluctuation of oil price have a strong influence on emerging country economy that is depend on oil as their prior energy source. Thats why oil price information become important to investor. In this research, we examine whether growth oil price have a significant impact on stock return by examining sector, lag, size, and threshold effect. We find that in general, growth oil price have no significant impact on stock return but have a different sign of influence on each sector. There is no significant lag effect although we find it significant on some firm. Then, we find a unique tren that bigger the firm size, growth of oil price give more negative significant effect on return. Last, we find no threshold effect because the turnover rate as a threshold variable have no significant effect to divide the impact of growth oil price on return."
S47458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Indroyono
"Untuk mengukur perekonomian suatu negara, salah satu tolok ukurnya adalah tingkat investasinya dimana makin banyak investasi yang dilakukan di negara tersebut makin tinggi pula tingkat perekonomiannya. Berbicara mengenai investasi, banyak cara yang dapat dilakukan untuk melkkukan investasi di pasar modal. Seperti deposito, saham, obligasi, kurs, dan banyak instrumen lainnya yang menawarkan keuntungan bagi para investor. Yang menjadi subyek penelitian pada penelitian ini adalah investasi pada saham khususnya saham pads sektor rokok.
Dari data-data harga saham sektor rokok pada Bursa Efek Jakarta, dapat dilakukan perhitungan regresi sehingga dapat dilihat perbandingannya terhadap Indeks Harga Saharn Gabungan (IHSG) untuk mengukur tingkat expected return dan risk dari suatu sekuritas. Salah satu caranya dengan menggunakan metode yang sudah cukup popular seperti CAPM. Metode CAPM dapat membantu menentukan tingkat return dan risk dan suatu saham. Capital Asset Pricing Model ( CAPM) adalah suatu model keseimbangan yang menentukan hubungan antara risiko dan tingkat return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>