Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hauriah
"Pada tahun-tahun belakangan ini investasi semakin popular .di Indonesia sebagai salah satu bagian dari perencanaan hidup yang dilakukan masyarakat. Salah satu bentuk investasi yang sering digunakan adalah pembelian saham di bursa efek. Pembelian saham dapat memberikan return dalam bentuk dua keuntungan, yaitu capital gain dan pembagian dividen. Capital gain memberikan keuntungan dalam bentuk peningkatan harga saham, sedangkan dividen memberikan keuntungan dalam bentuk pembagian keuntungan perusahaan terhadap investor.
Valuasi atau penilaian terhadap harga saham dilakukan untuk mengetahui adanya kesalahan value pada harga pasar, sehingga dapat membantu investor dalam mengambil keputusan. Pada saat nilai intrinsik saham yang didapat dari hasil valuasi berada di atas harga pasar, maka harga saham dikatakan undervalued dan investor direkomendasikan untuk membeli (buy). Begitu juga sebaliknya.
Dalam melakukan valuasi diperlukan beberapa asumsi berkaitan dengan perkiraan potensi perusahaan di masa yang akan datang. Asumsi-asumsi tersebut berpengaruh pada hasil nilai intrinsik harga saham. Oleh itu perlu dilakukan analisis fundamental dengan pendekatan top down analysis.
Menurut Aswath Damodaran (Damodaran, 2002), terdapat tiga kategori pendekatan dalam melakukan penilaian usaha (business valuation) yaitu discounted cash flow valuation, relative valuation dan contingent claim valuation. Pendekatan discounted cash flow menghubungkan nilai suatu saham dengan mencari present value dan expected cash flow baik yang hanya berasal dari dividen (dividen discount model) atau dengan mencari arus kas bersih di masa yang akan datang (free cash flow). Relative valuation merupakan pendekatan dalam memperkirakan nilai saham dengan membandingkan harga suatu saham yang memiliki karakteristik usaha yang hampir sama seperti memperhatikan pendapatan, nilai buku atau penjualannya. Sedangkan pendekatan contingent claim khusus dikembangkan bagi penilaian opsi dan produk derivatif lainnya.
Karya akhir ini bertujuan untuk mengetahui nilai intrinsik dari saham PT MedcoEnergi Intemasional Tbk. dengan menggunakan metode analisis Discounted Cash Flow melalui pendekatan Free Cash Flow to The Firm dan metode relative Valuation melalui pendekatan Price to Sales Ratio. Dengan adanya nilai intrinsik tersebut, diharap dapat menjadi pegangan bagi investor dalam mengambil keputusan investasinya.
PT MedcoEnergi Intemasional Tbk, merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan minyak bumi. Perusahaan ini pertama kali berdiri pada 9 Juni 1980. Kegiatan utama perusahaan adalah produksi dan eksplorasi minyak dan gas bumi, drilling service, produksi methanol dan power generation. Saham PT MedcoEnergi Intemasional Tbk. terdaftar pada Jakarta Stock Exchange, Surabaya Stock Exchange, Singapore Stock Exchange, dan Luxemburg Stock Exchange dengan kode MEDC. Namun karya akhir ini dibatasi hanya bagi saham MedcoEnergi yang terdaftar di BEJ.
Berdasarkan analisis makro, diketahui bahwa pertumbuhan perekonomian dunia cenderung meningkat. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih lebih lambat dari pertumbuhan ekonomi dunia. Namun, pemerintah Indonesia terus mengupayakan berbagai perbaikan sehingga di masa yang akan datang perekonomian Indonesia diharapkan dapat membaik. Sedangkan analisis industri memberikan hasil bahwa industri pertambangan berada pada fase mature dari siklus bisnis dengan tingkat persaingan medium. Sejak tahun 2004, MedcoEnergi berencana untuk memiliki pertumbuhan yang tinggi. Berbagai strategi dilakukan secara agresif untuk mendukung pertumbuhan tersebut, antara lain dengan melakukan eksplorasi dan ekspansi.
Penentuan nilai intrinsik dengan pendekatan FCFF dilakukan melalui tiga skenario, yaitu pessimist, most likely dan optimist. Skenario pessimist menggunakan asumsi pertumbuh'an pada fase high growth sebesar 15% dengan besaran pertumbuhan terminal value sebesar 13,42%. Skenario most likely menggunakan asumsi pertumbuhan pada fase high growth sebesar 17% dengan besaran pertumbuhan terminal value sebesar 13,42%. Skenario optimist ruenggunakan asumsi pertumbuhan pada fase high growth sebesar 22,52% dengan besaran pertumbuhan terminal value sebesar 13,42%. Berdasarkan ketiga skenario, diperoleh nilai intrinsik saham MedcoEnergi menjadi sebesar Rp4,586,- per lembar saham. Sehingga disimpulkan bahwa harga saham MedcoEnergi berada pada posisi undervalued.
Valuasi dengan pendekatan Price to Sales (PS) rasio dilakukan dengan dua cara yaitu simple average dan adjusted average dengan menggunakan net profit margin dan sustainable growth sebagai variabel kontrol. Tes aplikasi simple average memberikan hasil nilai intrinsik saham MedcoEnergi sebesar Rp2.820,- per lembar saham. Sedangkan tes aplikasi adjusted average memberikan hasil nilai intrinsik saham MedcoEnergi sebesar Rp2.809,- per lembar saham (PSINPM) dan Rpl.385 per lembar saham (PSlg*). Sedangkan harga pasar dari saham MedcoEnergi per tanggal 29 Desember 2005 adalah sebesar RP3.375,- per lembar saham. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa harga saham MedcoEnergi berada dalam kondisi overvalued.
Penilaian dengan kedua metode memberikan hasil yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena metode DCF dapat menangkap potensi pertumbuhan di mesa yang akan datang sementara PS Ratio hanya menangkap kondisi saat penghitungan saja. Oleh karena itu direkomendasikan pada investor untuk mengambil posisi hold, menunggu arah perkembangan dari MedcoEnergi selanjutnya.

Lately, investment became a very popular activity in Indonesia as part of their life planning. One of the investment activities that can be done is stock buying. Stock buying could give return in two forms, which are capital gain and dividend. Capital gain gives return in the form of price appreciation, and dividend gives return in the form of profit given by the company.
Valuation or stock price valuing is the way to know errors in stock price in order to guide investor in making decision. Valuation gives stock intrinsic value as result. When intrinsic value is above market value, then it means that the price is undervalued, and the recommendation for investor is buying. Recommendation to sell is given in reversal situation which is intrinsic value is under market value.
Several assumptions are needed in determining intrinsic value. These assumptions had connection with the company's potential in the future. Fundamental analysis with Top Down approach is a way to determine assumptions.
According to Aswath Damodaran (Damodaran, 2002), there are three approaches to valuation. They are discounted cash flow valuation, relative valuation and contingent claim valuation. Discounted cash flow valuation relates the value of an asset to the present value (PV) of expected future cash on that asset, whether the cash flow came from dividend (dividend discount model), or from future free cash flow (free cash flow from equity/free cash flow to the firm). Relative valuation, estimates the value of an asset by looking at the pricing of comparable assets relative to a common variable such as earnings, cash flows, book value or sales. The last form, contingent valuation uses option pricing models to measure the value of assets that share options characteristic and other derivatives product. This final project is made in order to know intrinsic value of PT MedcoEnergi International Tbk 's. Stock by using Discounted Cash flow analysis with free cash flow to the firm approach. Meanwhile as comparison relative valuation with price to sales ratio approach is also done as analysis for MedcoEnergi intrinsic value. This intrinsic value could become guidance for investor to make decision in /heir investment activities.
PT MedcoEnergi Internasional Tbk is a company that works in the field of crude oil mining. This company was established at 9 June 1980. Its main activities are crude oil and gas exploration and production, drilling service, methanol production and power generation. MedcoEnergi's stock is listed in Jakarta stock exchange, Surabaya stock exchange, Singapore stock exchange, and Luxemburg stock exchange with code of MEDC. But, this final project is done only for the stock that is listed in Jakarta stock exchange.
According to macro analysis, the world economic growth relatively getting high. Meanwhile, Indonesia's economic growth is also growing but not as high as world growth. But, Indonesian Government always tries to make several reparations in order to increase economic growth. According to that, Indonesia's could predict to grow higher in the future. Meanwhile industry analysis gives result that mining industry is already in mature phase from business cycles with medium degree of rivalry. Since 2004, MedcoEnergy planned for high growth. The company does several aggressive strategies in order to pursue the high growth. Some of the strategies are exploration and expansion.
Determining intrinsic value by FCFF approach is done by three scenario, which are pessimist, most likely and optimist. Pessimist scenario using 15% as growth assumption in high growth phase and 13, 42% as terminal value's growth assumption. Most likely assumption using 17% as growth assumption in high growth phase and 13, 42% as terminal value's growth assumption. And optimist scenario using 22, 52% as growth assumption in high growth phase and 13, 42% as terminal value 's growth assumption. Based on those three scenarios, the intrinsic value of MedcoEnergi is Rp 4.586, - each stock MedcoEnergi 's stock market price in December 29'Th 2005 is Rp 3.375 for each stock Based on that, MedcoEnergi 's stock can be conclude as undervalued.
Valuation with price to sales approach is done with two ways, which are simple average and adjusted average. Adjusted average way, using net profit margin and sustainable growth as control variable. Based on application test in simple average way, the MedcoEnergi intrinsic value is RP 2.820, - fir each stock Based on adjusted average application test with net profit margin (PS/NPM) as variable control, the MedcoEnergi intrinsic value is Rp 2.809 and with sustainable growth as control variable (PS/g*), the MedcoEnergi intrinsic value is Rp1.385,- for each stock MedcoEnergi 's stock market price in December 29'Th 2005 is Rp 3.375, - for each stock So it can be conclude that MedcoEnergi stock price is overvalued.
Valuation based on those two approaches gives different result. This could happen because discounted cash flow valuation may catch the future growth potential of the company; meanwhile relative valuation could not do that. Ps ratio only determines real-time condition. Based on that situation, the recommendation given to investor is hold, waiting for curtain condition of MedcoEnergi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deinira Ratri Purwana
"Indonesia mengalami pertumbuhan di berbagai sektor termasuk dalam sektor ekonomi dan industri Kebutuhan bahan bakar merupakan suatu kebutuhan pokok karena itulah sumber energi untuk bergerak khususnya dalam transportasi Pompa bensin adalah tempat dimana masyarakat bisa membeli bahan bakar namun sayangnya saat ini bila dibandingkan negara lain Indonesia memiliki jumlah pompa bensin yang sangat sedikit yaitu 19 banding 1 juta penduduk sedangkan Malaysia memiliki 60 banding 1 juta penduduk Penelitian ini akan melibatkan analisis investasi dan finansial dari 3 sample pompa bensin yang terletak di tempat yang berbeda yaitu di ibu kota jalan tol dan di desa.
Dengan menganalisa Net Present Value NPV Internal Rate of Return IRR Payback Period and Profit Index didapatkan bahwa pompa bensin yang terletak di jalan tol memiliki nilai investasi yang paling baik dengan NPV 29 298 290 776 IRR 12 4 dan payback period 7 16 tahun Posisi berikutnya ditempati oleh pompa bensin di Ibu kota dengan NPV 4 822 801 775 IRR 5 1 and payback 12 63 tahun dan pompa bensin yang berlokasi di desa dengan NPV 915 739 039 IRR 3 2 and payback period 14 3 tahun Namun bila dibandingkan dengan bisnis lain pompa bensin memang bukan suatu investasi yang menarik beberapa model investasi akan di rekomendasikan untuk membuat pompa bensin yang ideal di Indonesia.

Indonesia has rapid development in many sectors including in the fields of economics and industries. Today, the need of gasoline is one of the main issues as it is the source of energy for the citizen?s daily needs. The gasoline station is an important facility as it the place where people can buy their gasoline, however in the present time Indonesia still has a shortage of gasoline stations when compared to its neighbor countries. Indonesia only has 19 gas stations for every 1 million citizens while Malaysia has 60 gas stations for every 1 million citizens. This research will conduct investment and financial analysis of gasoline station in East Java as an area sample and the data will be taken from three different locations/areas which are capital city, highway road, and the regencies.
By analyzing the Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period, and Profit Index, it is resulted that the Highway Road gasoline station has the best financial feasibility by having NPV of 29,298,290,776, IRR of 12.4% and payback period of 7.16 years. The position followed by the capital city with NPV of 4,822,801,775 , IRR of 5.1%and payback of 12.63 years and regencies gasoline station with NPV of 915,739,039, IRR 3.2%, and payback period of 14.3 years. However compare to another business the investment is not attractive. New ideal model of gasoline stations are suggested in order to make gasoline station investment feasible in broad range of area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adella Septikarina
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi pengadaan kendaraan dinas operasional dengan sistem pembelian dan sistem sewa. Penelitian ini menggunakan metode net present value NPV untuk analisis biaya dan dilengkapi dengan hasil wawancara dan kuesioner untuk menilai manfaat dari kedua proses pengadaan tersebut. Berdasarkan analisis NPV yang dilakukan pada data dan asumsi yang digunakan serta dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada, pembelian kendaraan dinas operasional lebih menguntungkan. Namun sistem sewa mempunyai beberapa keunggulan lainnya.

ABSTRACT
This research aims to analyze the efficiency of procurement on operational vehicles which are leasing or buying option using net present value NPV approach to define cost analysis. In addition, this research provides interviews and questionnaires report to determine the benefit of both buying or leasing method. According to NPV analysis with provided data and assumptions also regarding the limitation research scope, buying option is more favorable. However, there are several advantages on the leasing option"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Adityo Nugroho
"ABSTRAK
Tesis ini mencoba untuk mempelajari apakah portofolio yang dibentuk dengan menggunakan metode value investing, growth investing, dan GARP dapat menghasilkan return yang lebih baik daripada return pasar, yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia. Lebih lanjut lagi tesis ini juga mencoba untuk meneliti apakah metode GARP dapat menghasilkan return yang paling besar dari ketiga metode tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan ketiga portofolio berhasil menghasilkan return yang lebih baik dari pasar. Dari ketiga portofolio yang diteliti, ternyata portofolio yang dibentuk menggunakan metode GARP bukanlah yang terbaik dalam menghasilkan return, melainkan metode growth investing.

ABSTRACT
This thesis studies whether portfolios that made up using value investing, growth investing, and GARP could generate return exceeding those generated by market, as resembled by The Jakarta Composite Index. Further more, this study also trying to find out whether the GARP method is the best in generating return among those three methods being compared. This research find that all of those three portfolios outperform market, in term of returns. And the best method among those three are growth investing not GARP, respectively.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Dwi Cahyono
"Valuasi dilakukan untuk menghitung nilai suatu perusahaan. Hasil dari valuasi yang tepat dapat digunakan dalam pengambilan keputusaninvestasi. Tesis ni membahas tentang analisis fundamental dan penilaian nilai saham yang dilakukan dengan dua metode yaitu FCFE dan Relative Valiation. Data makro ekonomi, data industri dan data perusahaan digunakan dalam tesis ini untuk mendapatkan asumsi berkaitan dengan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang yang akan digunakan dalam melakukan valuasi dengan menggunakan metode FCFE. Valuasi menggunakan metode relative valuation dilakukan dengan pendekatan price to earnings ratio yaitu dengan mengambil rata-rata PER industri. Dengan dilakukan hal tersebut di atas diharapkan diketahui nilai instrinsik saham PT Medco Energi Internasional, Tbk.

Valuation is the way to predict value of the company. The result can be used as a recommendation to make investment decision. This thesis analyzes the company value to its stock by using two methods, FCFE and Relative Valuation. Macro economic, industry data, and company data analysis are used in this thesis to get the proper assumptions regarding the growth potential of the company in the future, the number and ratio will be used in projection of the FCFE. In relative valuation, price to earnings approach will be used by determining the average PER of the industri. Finally, by using those two methods, we will estimate the value of the PT Medco Energi Internasional, Tbk.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lauw Mince
"Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan investasi dengan metode APV dan IRR, menghitung titik impas dan menganalisa sensitivitas variabel. Investasi ini merupakan bagian dari program perbaikan infrastruktur pelabuhan Tanjung Priok. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui wawancara, website dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menyarankan investasi layak dilakukan dengan asumsi tingkat diskonto yang sama setiap tahun. APV lebih besar dari nol dan IRR lebih besar dari tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. Dengan menggunakan analisa sensitivitas didapatkan hasil bahwa pertumbuhan bongkar muat sangat mempengaruhi APV dan IRR.

This study aims to assess the feasibility of investment using APV and IRR, the breakeven point and sensitivity analysis. This investment is a part of the infrastructure improvement program of Tanjung Priok port. This research was conducted by collecting data through interviews, website and literature study. The investment is feasible with assumption that the discount rate is the same every year. APV is greater than zero and IRR is greater than the rate of expected return by investors. By using sensitivity analysis showed that the growth of throughput greatly affect the APV and IRR."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27781
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Riza Pahlevi
"Tujuan penulisan karya akhir ini adalah untuk menentukan nilai intrinsik (intrinsic value) saham PT. Indosat Tbk yang merupakan perusahaan terbuka yang sudah terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan Bursa Efek New York. PT. Indosat Tbk sendiri merupakan perusahaan jasa telekomunikasi yang telah cukup lama berkiprah di Indonesia dan memiliki pangsa pasar kedua terbesar setelah PT. Telkom Tbk. Penentuan nilai intrinsik ini digunakan sebagai dasar untuk membandingkan nilai intrinsik perusahaan dengan harga sahamnya di pasar. Dalam pasar yang tidak sempurna, perbe!aan nilai intrinsik dengan harga pasar sahamnya dimungkinkan terjadi. Sebelum sampai pada nilai saham, beberapa analisis hams dilalui untuk mengetahui kondisi bisnis perusahaan. Analisis demikian disebut analisis fundamental. Analisis fundamental adalah proses penentuan nilai pasar wajar (fair market- value) atau nilai intrinsik suatu saham. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (cumin' market value) untuk menentukan tindakan yang akan diambil: beli, jual, atau tahan. Hasil analisis fundamental yang dilakukan terhadap PT. Indosat Tbk menunjukkan bahwa fundamental perusahaan cukup kuat karena berada pada industri yang profitable dan high growth yaitu industri telekomunikasi dengan kontributor utama adalah telepon seluler. Telepon seluler diyakini masih akan tumbuh pesat mengingat tingkat penetrasi di negara Indonesia yang masih rendah sehingga masih banyak peluang untuk berkembang. Dari hasil perhitungan, nilai intrinsik per lembar saham PT Indosat Tbk adalah sebesar Rp. 4.107, sedangkan harga pasar pada penutupan tanggal 24 Maret 2006 adalah Rp, 4.950 per lembar saham. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga pasar saham PT Indosat Tbk diperdagangkan overti'ahred terhadap nilai intrinsiknya. Dengan posisi harga pasar yang overvalued terhadap nilai intrinsiknya sedangkan PT Indosat Tbk merupakan salah satu perusahaan terbesar pada industri telekomuniasi yang sedang mengalami pertumbuhan yang pesat_ maka disarankan bagi para investor yang telah memiliki saham perusahaan untuk mengambil posisi hold (tahan) untuk mengantisipasi potensi keuntungan yang masih terbuka. Investor yang belum memiliki saham perusahaan dapat mengambiI posisi short sell namun harus selalu siap melakukan cut-loss untuk menghindari gagal serah. Guna menjaga dan meningkatkan nilai perusahaan di masa depan, PT, Indosat Tbk diharapkan tetap konsisten dalam program pengelolaan biaya operasional agar pertumbuhan laba operasi bisa dipertahankan lebih tinggi dari pertumbuhan total revenue.

The purpose of this thesis is to determine the intrinsic value of PT. Indosat Stock, which is a publicly traded company listed in Jakarta Stock Exchange, Surabaya Stock Exchange, and New York Stock Exchange. PT. Indosat is a telecommunication service company in Indonesia and has the second biggest market share after PT. Telkom. The intrinsic value can be use as a base to compare it with the stock price in the market. In an inefficient market, difference between intrinsic value and market value is a common. Before getting to the stock price, a couple of analysis must be performed to understand company's business condition. Such analysis is called fundamental analysis. Fundamental analysis is a process to determine the fair market value or intrinsic value of a stock. This value can be compared with the current market value to find out which action should be taken: buy, sell, or hold. The result of fundamental analysis on PT Indosat shows that company's fundamental is fairly strong because of its profitable and high growth telecommunication industry. Revenues from cellular is assured to be the fastest growth since its low penetration in Indonesia so there are plenty of opportunities to grow. From calculation result, the intrinsic value of PT Indosat is Rp. 4.107 for each share, while the market closing price at March 24, 2006 was Rp. 4.950 for each share. So the market price of PT Indosat was overvalued to its intrinsic value. Eventhough it's traded overvalued, PT Indosat is known as one of the biggest company in fast growing telecommunication industry, hence the investors who already have the stock should take hold position to anticipate potential gain. For those who haven't have the stock should take short sell position but they must ready to cut-it-loss to provide the stock. To increase the company value in the future, PT. Indosat should continue its active cost management program with consistency in order to maintain its operating income growth higher than its total revenue growth.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pabunag, Maria Theresia Romeo
"Dana merupakan hal yang utama dalam rangka melaksanakan kegiatan investasi. Dana dapat berasal dari modal sendiri atau dari pinjaman. Namun dengan tersedianya dana tidak otomatis investasi dapat langsung dilakukan, karena sering ditemukan fakta bahwa investor mengalami kesulitan dalam menggunakan dana investasi yang dimilikinya atau diperolehnya dan salah satunya adalah mengenai pendistribusian dana investasi. Untuk masalah ini investor sering menghadapi dilema antara dua pilihan strategi, yaitu: Apakah pendistribusian dana tersebut lebih baik dilakukan sekaligus atau secara bertahap?
Di dalam dunia investasi, dikenal 2 strategi untuk pendistribusian dana investasi, yaitu strategi pendistribusian dana secara sekaligus yang disebut lump-sum (LS) dan strategi distribusi dana secara bertahap yang disebut dollar-cost averaging (DCA). Penerapan kedua strategi ini akan memberi dampak signifikan atas return yang akan diperoleh dan risk yang harus dihadapi. Dari kedua strategi ini sering dipertanyakan: Strategi manakah yang dapat memberikan return yang paling maksimal?
Untuk menjawab pertanyaan ini telah muncul berbagai studi dan penelitian yang membedah dan menyajikan perbandingan keunggulan dari penerapan kedua strategi ini. Banyak jumal ilmiah diterbitkan untuk melakukan pembuktian keunggulan salah satu dari kedua strategi ini. Beberapa karya akhir yang ditulis oleh mahasiswa MMUI sebelumnya juga telah menganisis keunggulan strategi LS dan DCA atas investasi dalam reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap di Indonesia.
Dalam karya akhir ini penulis mencoba melakukan perbandingan antara strategi LS dan DCA untuk investasi dalam saham di Indonesia. Fokus penelitian dalam karya akhir ini adalah untuk:
1. Mengetahui strategi distribusi dana inveslasi mana yang lebih unggul jika diaplikasikan dalam melakukan pembelian saham.
2. Mengetahui strategi distribusi dana investasi mana yang sesuai untuk sasaran investasi saham yang dipilih.
3. Mengetahui strategi distribusi dana investasi mana yang sesuai dengan sasaran investasi yang memiliki kinerja portofolio terbaik.
4. Menguji rumus dari Michael S. Rozeff tentang perbandingan keunggulan antara 2 strategi distribusi (LS dan DCA) dan mengetahui apakah rumus tersebut dapat diaplikasikan untuk menghasilkan return/wealth investasi yang maksimal.
Adapun manfaat dari penulisan karya akhir adalah untuk memberikan gambaran kepada para investor mengenai penerapan strategi LS dan DCA untuk investasi dalam saham di Indonesia.
Saham yang merijadi sasaran penelitian adalah saham PT. Indosat Tbk. (ISAT) dan saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dalam periode tahun 2001-2005. Adapun data yang digunakan adalah harga penutupan harian saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari BEJ dan suku bunga Surat Berharga Indonesia (SBI).
Penelitian ini menggunakan berbagai tools, meliputi antara lain tools untuk pengukuran kinerja portofolio investasi (Sharpe Ratio, Treynor's Measure, Jensen's Alpha, dan Information Ratio) dan rumus penghitungan terminal wealth, variance of terminal wealth, comparison of terminal wealth and variance of terminal wealth, dan equalization of return yang diajukan oleh Michael Rozeff dalam salah satu jumal ilmiahnya yang membahas tentang keunggulan salah satu strategi distribusi investasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi LS dan DCA 4 bulan unggul dalam memberikan return yang maksimal (27.85% dan 20.29% untuk saham ISAT, 73.92% dan 24.46% untuk saham TLKM, 64.45% dan 47.02% untuk portofolio 2 saham). Hal ini juga secara tidak langsung menyatakan bahwa semakin lama rentang waktu penanaman dana investasi maka imbal hasil yang diperoleh akan lebih baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa rumus-rumus yang diajukan oleh Michael Rozeff ternyata tidak dapat digunakan untuk mencapai return yang maksimal antara kedua strategi, khususnya dalam penerapannya untuk investasi saham di Indonesia.
Berdasarkan analisis tersebut maka disarankan bahwa untuk melakukan distribusi sebaiknya menggunakan strategi LS atau DCA dengan rentang waktu investasi yang panjang, dengan didasarkan pada pertimbangan bahwa waktu yang panjang diyakini cukup untuk mengumpulkan return selama pasar melakukan penyesuaian kondisi setelah melalui beberapa gejolak.
Penerapan salah satu strategi tetap dibutuhkan kedisiplinan tinggi. Jika telah memilih satu strategi maka harus tetap digunakan selama satu investment horizon yang telah ditetapkan, misalnya 1 tahun. Juga disarankan untuk menerapkan strategi LS dan DCA 4 bulan atas saham atau portofolio saham berkinerja tinggi.
Selain itu dalam melakukan penerapan salah satu strategi tidak diperlukan melakukan penyetaraan dana investasi yang telah ditetapkan, karena basil yang kelak diperoleh tidak akan maksimal.

Fund is an important element to execute investment activities. Source of fund can be self-funded or from loan-financing. However, well-prepared fund does not automatically smoothing the investment activities. Investors often face dilemma to decide how to distribute the fund: Should it better to invest the fund all at once or gradually?
Investment fund distribution can be executed in 2 strategies, that are Lump-sum (LS) and Dollar-cost averaging (DCA). In LS investment fund is distributed all at once, while in DCA the fund is distributed gradually in fixed amount and fixed time intervals within one investment horizon. Applying one of the strategies will give significant impact in investment return, which gives the reason why they are often be the subject in lots of studies to find out which one is more superior.
This thesis tries to find out which strategy is more superior, if applied in stock equities investment in Jakarta Stock Exchange (JSX) during year 2001-2005. This thesis also wants to give another perspective in the benefit of applying investment fund distribution strategy in stock equity investment, especially in Jakarta Stock Exchange. Besides using usual tools such as risk & return portfolio analysis and investment portfolio performance analysis, a set of investment performance tools specifically generated by Michael S. Rozeff to compare superiority between both strategies is also used.
Equity stocks within the period of year 2001-2005 of PT. Indosat Tbk. (ISAT) and PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) become the subject of examination and analysis. Data used as raw material for calculation is the historical monthly closing price. Another data sources are the monthly closing price of JSX price index and Bank Indonesia monthly interest rate. All data are inputted into the calculation tools, and then results are being analyzed.
Tests and analysis results show that LS and DCA 4 months are superior in giving maximum returns (27.85% and 20.29% on ISAT, 73.92% and 24.46% on TLKM, 64.45% and 47.02% on portfolio combination of both stocks). Results also give evident proof that long time intervals within one investment horizon in investing fund will give higher return. The portfolio performance test and analysis also shows that TLKM gives the highest performance. Results also shows that the performance tool set from Rozeff cannot be applied for fund distribution strategy for equity stock in Indonesia.
Based on the conclusion, this thesis then recommends that long time intervals within one investment horizon in applying fund investment distribution strategy is suggested to achieve high return. LS and DCA 4 month strategies are recommended for equity stock that has high performance. Applying the fund investment distribution strategy needs military discipline to achieve desired return, and once a strategy is applied investor cannot move to another strategy in the middle of the investment horizon. Another recommendation is that to achieve maximum return, investment performance tools from Rozeff is not needed.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tugas akhir ini secara umum bertujuan untuk membahas cara menentukan harga wajar forward saham dan harga wajar futures saham dengan menggunakan metode valuasi risiko netral. Kontrak forward dan kontrak futures mempunyai definisi yang sama, yaitu perjanjian untuk membeli atau menjual suatu aset berisiko pada waktu tertentu dimasa depan dengan harga yang telah disepakati pada awal perjanjian, yang disebut dengan harga forward/futures. Meskipun demikian, dalam mekanismenya terdapat beberapa perbedaan diantara kedua kontrak tersebut. Kontrak forward dan kontrak futures yang diamati adalah kontrak dengan aset dasar berupa saham. Secara umum, keuntungan atau kerugian yang mungkin dialami para pemegang kontrak adalah selisih antara harga forward/futures dengan harga saham yang berlaku di bursa pada saat jatuh tempo. Sehingga akan ditentukan harga forward/futures yang wajar untuk meminimumkan selisih yang akan terjadi. Dengan menggunakan metode valuasi risiko netral, diperoleh kesimpulan bahwa harga wajar forward saham dan harga wajar futures saham merupakan nilai ekspektasi dari harga saham dimasa depan dengan menggunakan probabilitas risiko netral. "
Universitas Indonesia, 2007
S27727
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sulaksono
"Dengan seiring tuntutan investasi PT Freeport Indonesia Company (P.T. F.I.C.) terhadap optimalisasi penerimaan negara, pemenuhan kebutuhan tembaga dalam negeri, alih teknologi canggih peleburan tembaga, konservasi dan pelestarian lingkungan serta harmonisasi masyarakat di lingungan tambang, maka perlu upaya peningkatan sektor ekonomi dengan mengoptimalkan kepentingan nasional dan iklim investasi tetap terjaga.
Pada kontrak karya generasi kelima PT F.I.C. yang diberikan tambahan kewajiban harus mendirikan pabrik peleburan tembaga (smelter), dengan melakukan metode aliran kas didiskon (discount cash flow method) untuk analisa investasi akan diperoleh hasil economic return perusahaan yang masih menguntungkan dan optimalisasi penerimaan negara bagi Pemerintah dengan berpegang pada penelitian pakar-pakar tambang serta membandingkan kontrak pertambangan dari segi keekonomian dengan negara-negara lain.
Dari hasil analisa investasi PT FIC pada Kontrak Karya Generasi kelima, diperoleh tingkat pengembalian modal 15 % lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman 10,7 %, nilai sekarang bersih positip sebesar US$. 54.835.95 ribu dan indek keuntungan lebih besar dari satu yaitu 1,09 maka perusahaan layak melakukan investasi di Indonesia. Dan nilai yang diterima keseluruhan pemerintah dibanding dengan nilai perusahaan sebelum pajak dari tahun 1997-2000 sebesar 45,86 %, 41,51 %, 45,43 %, 57,83 % lebih kecil dari 60 % maka produk kontrak karya generasi kelima cukup menarik. Dan ini sebagai dasar pembuatan produk kontrak karya akan datang dari segi keekonomian dengan tanpa membebani lagi aspek keuangan dan perpajakan pada perusahaan, tentunya aspek lain juga mendukung sektor Pertambangan.

In line with the investment demand of PT FIC toward the optimalization of the state revenue, the fulfillment of domestic copper demand, the transfer of high-technology copper melting, conservation and preservation of environment and development of the people near the mining location, an effort to improve the economic sector is needed to optimize the national interest and maintain the investment climate.
In the fifth generation production sharing, PT FIC is given additional obligation to establish copper smelling factory (Smelter), by performing with discount cash flow method for investment analysis to obtain economic return which is still profitable and optimize the state revenue to be received by the government based on researches of mining experts and compare the mining contract in economic term with other countries.
From the investment analysis PT FIC of the fifth generation profit sharing is obtained internal rate of return is 15 % exceeds MARL, net present value is US$. 54,835.95 and profitability index is 1,09, that PT FIC feasible for mining to Indonesia. And the economic return obtained net effective tax rate from years 1997-2000 is 45,86 %, 41,51 %, 45,43 %, 57,83 % not exceeds is 60 %, that the fifth generation profit sharing is quite profitable. And this is the base of the next production sharing contract in economic terms without burdening the finance and tax aspect to company, certainly other aspects are also conducive for the mining sector."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T10775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>