Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104031 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Retnoadi
"Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk peningkatan etos kerja bagi auditor di instansi ABC, sehubungan dengan permasalahan akibat adanya perubahan organisasi yaitu restrukturisasi, reposisi dan redifinisi peran internal auditor. Perubahan ini memunculkan sikap penolakan. Sikap penolakan ini muncul pada beberapa perilaku yang kurang mendukung kelancaran tugas-tugas organisasi antara lain adalah tidak aktif berusaha, masih ingin merdapatkan pelayanan dari orang lain, maupun sangat rendah kinerjanya. Perilaku yang menunjukkan gejala penolakan terhadap perubahan organisasi ini juga nampak pada etos kerja pejabat fungsional auditor di instansi ABC yaitu adanya penurunan beberapa Perilaku kerja yang berdampak pada kurang lancarnya tugas-tugas mereka.
Teori yang dirujuk sebagai dasar dalam pembuaian rancangan program peningkaran etos kerja ini adalah teori tentang perubahan organisasi, teori tentang etos kerja. teori tentang sikap, dan teori tentang training. Instansi ABC merupakan unit organisasi pengawasan intern pemerintah yang telah melakukan perubahan organisasi yang sangat mendasar, di mana sebelumnya organisasi ini mempunyai kewenangan penuh dari pemerintah dalam menjalankan tugas auditnya, kemudian saat ini penugasan-penugasan itu hanya berdasarkan permintaan dari "klien".
Ketika suatu organisasi niengalami perubahan, maka banyak aspek yang juga dituntut mengalami perubahan, diantaranya adalah mindset atau pola pikir karyawan. Salah satu strategi yang digunakan untuk melakukan intervensi dalam hal ini adalah melalui training. Oleh karena itu adanya perubahan organisasi di instansi ABC ini perlu dilakukan juga perubahan pola pikir auditornva melalui training."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Retnoadi
"ABSTRAK
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk peningkatan etos kerja bagi auditor di Instansi ABC, sehubungan dengan permasalahan akibat adanya perubahan organisasi yaitu restrukturisasi, reposisi dan redefinisi peran internal auditor. Perubahan ini memunculkan sikap penolakan. Sikap penolakan ini muncul pada beberapa perilaku yang kurang mendukung kelancaran tugas-tugas organisasi antara lain adalah tidak aktif berusaha masih ingin mendapatkan pelayanan dari orang lain, maupun sangat rendah kinerjanya. Perilaku yang menunjukkan gejala penolakan terhadap perubahan organisasi ini juga nampak pada etos kerja pejabal fungsional auditor di instansi ABC yaitu adanya penurunan beberapa perilaku kerja
yang berdampak pada kurang lancarnya tugas-tugas mereka.
Teori yang ditunjuk sebagai dasar dalam pembuatan rancangan program peningkatan etos kerja ini adalah teori tentang perubahan organisasi, teori tentang etos kerja, teori tentang sikap, dan teori tentang training.
Instansi ABC merupakan unit organisasi pengawasan intern pemerintah yang telah melakukan perubahan organisasi yang sangat mendasar, di mana sebelumnya organisasi ini mempunyai kewenangan penuh dari pemerintah dalaln menjalankan tugas auditnya, kemudian saat ini penugasan-penuganan itu hanya berdasarkan pemiintaan dari "klien?.
Ketika suatu organisasi mengalami perubahan, maka banyak aspek yang juga dituntul rnengalami perubahan, diantaranya adalah mindset atau pola pikir karyawan. Salah satu strategi yang digunakan untuk melakukan intervensi dalam hal ini adalah melalui training. Oleh karena itu adanya perubahan organisasi di instansi ABC ini perlu dilakukan juga perubahan pola pikir auditornya melalui training."
2006
T 18581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Retnoadi
"ABSTRAK
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk peningkatan etos kerja
bagi auditor di Instansi ABC, sehubungan dengan pemmasaiahan akibat
adanya perubahan organisasi yairu restrukturisasi, reposisi dan reditinisi
peran internal auditor. Perubahan ini mcmunculkan sikap penolakan. Sikap
penolaskan ini muncul pada beberapa perilaku yang kurang mendukung
kelan<:aran lugas- tugas organisasi antara lain adalah tidak aktif berusaha.
:nasih ingin mendapatkan pelayanan dari orang Iain, maupun sangal rendah
E
perubahan organisasi ini juga nampak pada ctos kcrja pejabat fungsional
nudiior di fl`|Sldl1Si ABC yaitu adanya penurunan bebcrapa fmerilaku kerja
yang bcrdampak pada kurang lancamya tugas-tugas mercka.
Teori yang dirujuk sebagai dasar dalam pcmbuatan rancangan
program peningkatan elos kcrja ini adalah teori tenlang perubahan
organisasi. teori tentang elos kerja. leori tentang sikap, dan zcori ncmang
1mim'ug_
lnslansi ABC merupakan unit organisasi pcngawasan inlem
{)Cl'lE?!`iUl&h yang tclah mclakukan pcrubahan organisasi yang sangal
mendasaiz di mana sebelumnya organisasi ini mempunyai kcwenangan
pcnuh dari pcmcrintah dalam menjalankan lugas auciitnya. kcrnudian saal
ini pe|1ugasan-penuganan im hanya berdasarkan permintaan dari "klicn". `
Ketika sutu organisasi mcngalami perubahan, maka banyak aspck
yang juga dituntut mengalami pembahan, diantaranya adalah mmdsel atau
pola pikir karyawan. Salah satu strategi yang digunakan untuk melakukan
inler\'ensi dalam hal ini adalah melalui training. Oich karena ilu adanya
pcrubahan organisasi di instansi ABC ini perlu dilakukan juga perubahan
poia pikii' auditornya melalui training.

"
2006
T34033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tulus Budi Sulistyo Radikun
"Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 152 tahun 2000, Universitas STUV ditetapkan sebagai Badan Hukum Milik Negara agar dapat menjalankan misinya sebagai perguruan tinggi negeri yang mandiri. Dengan status tersebut, Universitas STUV diharapkan: mampu membangun perguruan tinggi sebagai kekuatan moral dalam pembangunan masyarakat yang demokratis dan mampu bersaing secara global; dan mampu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni yang berwawasan global. Dengan demikian, Universitas STUV menghadapi tantangan yang berat dalam mencapai visinya menjadi universitas riset yang mandiri, modern, dan berkualitas internasional. Dari segi mutu pendidikan dan lulusannya, Universitas STUV masih jauh tertinggal oleh universitas-universitas negara-negara tetangga sesama negara di Asia Tenggara, apalagi bila dibandingkan dengan universitas-universitas di tingkat dunia. Agar efektif mencapai tujuannya, nampaknya Universitas STUV perlu berbenah diri dan menyesuaikan organisasinya dengan situasi lingkungan saat ini maupun situasi lingkungan masa depan. Untuk itu, pendekatan Pengembangan Organisasi (Organization Development) dipakai sebagai kerangka pemecahan masalah agar Universitas STUV dapat mencapai tujuannya yaitu menjadi universitas yang unggul dan diperhitungkan di kalangan internasional. Untuk itu dilakukan intervensi proses manusia (human process interventions) yang ditujukan kepada unsur pimpinan Universitas STUV karena pemimpin merupakan unsur penting penggerak organisasi untuk mencapai tujuan atau visi organisasi, yaitu melalui program pelatihan kepemimpinan berjiwa wirausaha (entrepreneurial leadership). Melalui para pemimpin berjiwa wirausaha (entrepreneurial leaders), diharapkan Universitas STUV mampu bangkit dan mampu mengatasi hambatan atau tantangan yang menghadang demi tercapainya visi Universitas STUV, yaitu menjadi universitas riset yang mandiri, modern, dan berkualitas internasional yang mampu bersaing di kawasan global."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linggarsari Suharso
"Sebagai akibat dari akuisisi tersebut dilakukanlah perubahan struktur organisasi, sistem kerja dan konsep dasar dari Bank X disertai pula perubahan visi dari bank. Simptom yang terlihat adalah adanya penurunan dari profitabilitas pada tahun 2005 (dari Rp 690 M di tahun 2004 menjadi Rp 390 M di tahun 2005), karyawan merasakan suasana kerja yang kurang kondusif dan resah serta penurunan motivasi pada kinerja mereka, kerjasama terlihat kurang memadai, cost efficiency terjadi di segala bidang, namun di sisi lain pemilik mendatangkan tenaga kerja asing yang silih berganti dalam melakukan implementasi sistem maupun konsep yang baru, sehingga dapatlah disimpulkan bahwa telah terjadi resistensi terhadap perubahan organisasi dan sistem kerja dari Bank X.
Dengan memperhatikan uraian mengenai masalah tersebut di atas, maka penulis merekomendasikan rancangan program Transformational Leadership Team yang dirasakan cukup komprehensif karena melibatkan seluruh unit kerjadengan mengoptimalkan fungsi dari para pimpinan sebagai change leader berdasarkan pada Human Process Intervention dan Human ResourceManagement Intervention."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandar Luwias
"PT X adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Information Technology khususnya di sektor pariwisata. Selain web programming, saat ini PT X telah mengembangkan usahanya dibidang media cetak dan travel agent. Dengan demikian di dalam organisasi di PT X terdapat tiga divisi sesuai bidang tersebut di atas namun bukan merupakan profit center yang terpisah, fungsi-fungsi penunjang seperti keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia masih ditangani oleh satu manajemen.
Keluhan dan gejala yang dialami oleh manajemen PT X adalah hambatan dalam kerja sama antar karyawan maupun antar bagian/ unit kerja, sehingga sulit mencapai hasil kerja yang optimal. Manajemen berusaha untuk meningkatkan hubungan kerja sama dengan cara mengaktifkan rapat-rapat koordinasi, namun yang terjadi malah sebaliknya, hambatan sering timbul karena masing-masing bagian/ unit kerja ingin agar pendapatnya yang diterima dan dipakai sebagai solusi dari persoalan yang ada. Hal lain yang menjadi hambatan organisasi PT X dalam mencapai hasil kerja yang
optimal adalah komunikasi antar departemen/ unit kerja belum efektif, sehingga informasi tidak tersebar sebagaimana mestinya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahala Pangihutan S.
"ABSTRAK
Perubahan-perubahan pada masa konstruksj adalah suatu yang normal dan hampir tidak dapat dihindari. Perubahan pada masa masa konstruksi adalah suatu modifikasi atau yang berdampak kepada proyek yang mana menambah atau mengurangal Iingkup kerja kontrak awal atau yang mempengaruhi waktu atau biaya penyelesaian lingkup kerja awal.
Perubahan pada masa konstruksj mungkin diprakarsai atau disebabkan oleh pemilik proyek, perancang, dan kontraktor. Selain disebabkan oleh pemilik, perancang, dan kontraktor perubahan-perubahan mungkin disebabkan hal-hal lain seperti tindakan atau kelalaian pihak ketiga , kondisi tapak yang berbeda dan yang digambarkan, cuaca yang luar blasa, kondisi moneter, dli.
Perubahan pada masa konstruksi menjadi perubahan kontrak (change condition) bila sifat dan pekerjaan yang dihadapi pada suatu proyek berbeda secara significant dan yang digambarkan dalam dukumen kontrak, seperti kondisi fisik atau kondisi pekerjaan di lapangan sesungguhnya berbeda dan gambar dan spesifikasi yang diperkirakan. Apabila terjadi perubahan kontrak maka perlu dilceluarkan change order, yaitu sebagai mekanisme untuk melakukan perubahan kontrak.
Perubahan yang terjadi pada masa konstruksi akan dapat memberikan dampak pada biaya dan/atau waktu proyek dan mempengaruhi kineija proyek, karena perubahan akan menyebabkan dikeluarkannya atau digunakannya biaya danlatau waktu tambahan.
Karena perubahan kontrak ini ini dapat mempengaruhi biaya dan waktu dan dapat menuninkan kinerja dan pelaksanaan konstmksi, maka perubahan lingkup keija ini hanis dikelola dengan balk oleh kontraktor. Kontraktor hams berusaha untuk mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan biaya dan waktu ekstra yang dikeluarkan akibat dan perubahan kontrak tersebut. Mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan adanya perubahan kontrak yang disebabkan pemilik atau tanggung jawab pemilik melalui change order adalah merupakan bagian dalam pengendalian perubahan lingkup kerja. Jadi dengan peningkatan kualitas pengendalian change order diharapkan akan dapat memngkatkan kinerja proyek.
Tujuan penelitian ini meithat adanya hubungan secara kuantitatif melalui analisis regresi berganda pengaruh pengendalian pembahan lingkup kerja (change order) kepada kinerja akhir dan pelaksanaan proyek konstruksi Kinerja yang hendak diamati adalah kinerja biaya dan waktu, seclangkan proyek konstruksi yang menjadi sampel adalah proyek bangunan bertingkat yang berada di wilayah Jakarta.
Pengumpulan data dilakukan dengan nienggunakan kuesioner yang ditujukan kepada project manager, general superintendent (site manager), atau engineering manager dan proyek bangunan bertingkat di Jakarta yang telah dikelolanya. Total 28 sampel dikumpulkan. Kemudian terhadap data yang dikumpulkan dilalwkan analisis statitistik untuk akhirnya mendapatkan model regresi berganda tentang hubungan antara variabel pengendatian perubahan lingkup keija terhadap kinerja biaya maupun kinerja waktu pelaksanaan proyek.
Model regresi yang diperoleh menunjukkafl bahwa ada korelasi yang positif antara variabel-variabel pengendalian lingkup kerja pada kinerja biaya dan juga terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek konstruksi bangunan bertingkat di Jakarta."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Harimulyadi
"Munculnya organisasi lokal (local organization) sebagai salah satu instrumen yang berupaya membantu masyarakat didalam mengatasi permasalahan-permasalahan akibat krisis multi dimensional perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak khususnya Pemerintah, karena organisasi tersebut merupakan modal sosial (social capital) dan alat terpenting bagi upaya pemberdayaan masyarakat. Melalui organisasi, aspirasi masyarakat dapat diperjuangkan secara bersama-sama dan seluruh potensinya bisa disinergikan sehingga menghasilkan "social energy" yang lebih besar dan lebih kuat. Oleh karena itu, Pemerintah wajib memfasilitasi organisasi tersebut serta memberikan "power share" yang memadai. Di sisi lain seluruh warga masyarakat sebaiknya tergabung dan aktif terlibat dalam organisasi masyarakat.
Namun demikian, hasil penelitian di lima (5) wilayah di DKI Jakarta yang dilakukan oleh Yayasan Kesuma Multiguna-DFID, menunjukkan bahwa dinamika hubungan diantara organisasi tersebut kurang memadai sehingga kurang terjadi komunikasi, koordinasi dan kerjasama diantara organisasi tersebut. Akibatnya potensi-potensi warga tidak dapat disinergikan secara memadai atau kurang dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai "social energy" bagi upaya pemberdayaan masyarakat setempat. Oleh karena itu Yayasan Kesuma Multiguna mencoba melakukan upaya memberdayakan organisasi masyarakat setempat dengan mengembangkan lembaga pengembangan masyarakat yang mampu mensinergikan kekuatan-kekualan yang ada, baik Pemerintah, swasta maupun masyarakat (civil society). Lembaga tersebut disebut Forum Warga yang dibentuk baik di tingkat RW maupun di tingkat Kelurahan.
Upaya pemberdayaan organisasi lokal sebagai upaya pemberdayaan masyarakat yang sejalan dengan "People Centered Development" dan "Reinventing Government" bukan merupakan hal yang mudah, karena banyak faktor yang perlu diperhatikan baik faktor internal yang meliputi kondisi dan karakteristik organisasi masyarakat setempat serta faktor eksternal yang meliputi kegiatan, strategi dan metodeteknik, peranan dan keterampilan profesional CD Workers sebagai pendamping program serta peranan aktor pembangunan yang lain (LSM, Lembaga Donor, Perguruan Tinggi dan Pemerintah). Oleh karena itu, ruang lingkup permasalahan tesis ini meliputi: Bagaimanakah proses kegiatan pemberdayaan organisasi lokal?; Strategi serta metodeteknik yang digunakan?; Peranan dan keterampilan profesional yang dibutuhkan oleh community development workers (CD workers)?; Peranan organisasi lokal dan aktor eksternal lainnya serta bagaimana hasil yang dicapai dari proses kegiatan pemberdayaan organisasi lokal tersebut?.
Unluk mengetahui gambaran proses pcmberdayaan organisasi lokal tersebut, dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi tidak berstruktur terhadap pelaksanaan proses kegiatan pemberdayaan, wawancara tidak berstruktur kepada pihak-pihak yang terlibat didalam pelaksanaan proses kegiatan serta studi dokumentasi terhadap data-data serta laporan-laporan kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan. Data yang diperoleh, kemudian dianalisis secara kualitalif.
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa proses kegiatan pemberdayaan organisasi masyarakat lokal melipuli: Kegiatan Sosialisasi Program; Persiapan Sosial (Social Preparation); Kegiatan Pengorganisasian Masyarakat melalui Sosialisasi dan Pembentukkan Forum Warga di tingkat RW dan di tingkat Kelurahan, Implementasi Perencanaan Program Forum Warga melalui Program Aksi serta Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan dan jaringan Kerja Forum Warga baik di tingkat RW maupun di tingkat Kelurahan.
Strategi serta metode/teknik yang digunakan terdiri dari metode/teknik yang partisipatif, meliputi: Ceramah, diskusi/tanya jawab serta dialog di dalam pertemuan sosialisasi secara bertingkat baik formal maupun informal; Refleksi, dinamika kelompok dan brainstorming serta ZOPP (Ziel Orientette Project Planning) dalam proses penyadaran dan pelibatan organisasi masyarakat di dalam perencanaan partisipatif; Manajemen partisipatif, pelatihan partisipatif, cost sharing serta membuat networking dengan aktor pembangunan lain di dalam pelaksanaan program aksi; serta presentasi/ceramah, tanya jawab, brainstorming di dalam pertemuan-pertemuan rutin dan kegiatan studi banding.
Hasil yang dicapai antara lain: Masyarakat memahami dan menyadari pentingnya program pemberdayaan organisasi lokal dan bersedia menerima/mendukung serta berpartisipasi di dalam setiap proses kegiatan program; Masyarakat mendapatkan pengalaman belajar dan terlibat aktif di dalam perencanaan dan manajemen program secara partisipatif; Terbentuknya Forum Warga baik di tingkat RW maupun di tingkat Kelurahan sebagai lembaga pengembangan dan pemberdayaan masyarakat; dan Terjadinya dinamika perubahan sosial di tingkat komunitas yang memberikan arti penting bagi kehidupan mereka.
Faktor--faktor lain yang mendukung kelancaran pelaksanaan program tersebut adalah: peranan dan ketrampilan CD Workers, antara lain: Peranan fasilitatif meliputi: Kemampuan melakukan animasi sosial, mediasi dan negosiasi, memberikan support, membangun konsensus, memfasilitasi kelompok, berorganisasi serta memanfaatkan keterampilan dan sumber; Peranan edukarif meliputi: Kemampuan menumbuhkan kesadaran, memberikan informasi dan pelatihan-pelatihan; Peranan representasi meliputi: Kemampuan memperoleh sistem/sumber, melakukan hubungan masyarakat, membentuk jaringan kerja dan melakukan advokasi; Peranan teknis meliputi: Kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data serta melakukan presentasi baik lisan dan tulisan.
Selain itu, peranan organisasi masyarakat lokal (akar rumput), LSM/Yayasan dan lembaga-lembaga donor, Perguruan Tinggi serta lembaga-lembaga pemerintah baik di tingkat lokal maupun regional sebagai aktor pembangunan juga sangat mendukung kelancaran dan keberhasilan program pemberdayaan ini, baik sebagai pemberi Jaya (empowering, enabling) dan pemberi kemudahan (facilitating) maupun keterlibatannya secara aktif di dalam setiap proses kegiatan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pusparani Hasjim
"PIA Ardhya Garini adalah organisasi istri Angkatan Udara yang lahir di Bandung tanggal 25 November 1956, merupakan organisasi di bawah pembinaan TNI Angkatan Udara dan berinduk pada organisasi Dharma Pertiwi. Pada struktur organsiasi TNI Angkatan Udara, kedudukan PIA Ardhya Garini merupakan kedudukan non-struktural, artinya PIA Ardhya Garini tidak memiliki garis komando di dalam kedinasan TNI Angkatan Udara, organisasi PIA Ardhya Garini hanya mendukung tugas pokok TNI Angkatan Udara dalam meningkatkan kesejahteraan anggota TNI Angkatan Udara dan keluarganya.
Anggota PIA Ardhya Garini saat ini berjumlah ± 25000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia, berdomisili di pangkalan-pangkalan udara tipe A, B, C, D dan sekitarnya. Istri perwira berjumlah 5382 (Penyebaran anggota PIA Ardhya Garini terdapat pada lampiran 1).
Seorang wanita yang menikah dengan anggota TNI Angkatan Udara secara otomatis akan menjadi anggota PIA Ardhya Garini. Artinya apabila ia mempunyai profesi atau keahlian tertentu ia akan menyandang peran tambahan, selain sebagai istri dari seorang suami yang TNI Angkatan Udara, ia juga mempunyai peran tambahan lain sebagai anggota organisasi PIA Ardhya Garini dan peran anggota masyarakat dengan profesi tertentu. Apabila ia mernpunyai anak maka tambahan peran lainnya adalah seorang ibu, mengurus suami, anggota organisasi PIA Ardhya Garini, anggota masyarakat dan mempunyai profesi tertentu, dan seterusnya.
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah tertangkap keluhan :
  1. Anggota PIA mengalami konflik internal tentang peran ganda dalam kapasitas sebagai isteri prajurit. Di satu sisi sebagai istri yang dinikahi oleh prajurut TNI-AU secara otomatis terikat dengan "kebiasaan" dalam organisasi TNI-AU sebagai anggota dari isteri prajurit (PIA). Di sisi lain sebagai seorang istri, tambahan peran yang merupakan konsekuensi dari tambahan status baru sebagai seorang wanita mungkin kurang dihayati dan ditangkap sebagai hal yang positif, sehingga yang bersangkutan merasakannya "kebingungan" untuk mengelola peran yang menimbulkan konflik internal.
  2. Seorang prajurit, terutama perwira TNI-AU yang menetapkan untuk berkeluarga, memperoleh wanita pendamping dalam perjalanan hidup dan karir di TNI-AU, mungkin kurang mampu membayangkan konsekuensi-konsekuensi yang akan dialami pasangannya sejak mereka terikat dalam status perkawinan. Mereka (suami) lebih mengenal dengan baik peran yang akan diembang pasangannya sebagai isteri dalam tata cara kebiasaan budaya yang ada di Indonesia (isteri dikenal sebagai ?kanca wingking?). Dengan konsep yang demikian dapat dimengerti bila anggota TNI-AU bersikap kurang supportif terhadap peran istri dalam organisasi isteri prajurit, khususnya sebagai pengurus. Sikap yang kurang supportif kemungkinan menggambarkan terjadinya disonansi kognitif (pembenturan kognitif) pada perwira yang pada gilirannya memperkuat gejala di butir pertama tentang : terdapat kerancuan tentang peran ganda isteri (sebagai istri dari pasangan dan sebagai istri perwira yang otomatis menjadi anggota PIA).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setya Widhi Rumpoko
"Memiliki kehidupan yang lebih baik merupakan kebutuhan dasar bagi umat manusia yang membutuhkan proses perubahan dari masa kini menuju kehidupan yang lebih baik di masa depan. Kebutuhan akan perubahan dalam suatu tatanan organisasi perusahaan dipicu oleh evolusi perubahan jaman dan terobosan teknologi. Fenomena ini menyebabkan pergeseran paradigma sehingga mengakibatkan perubahan tata cara dalam lingkungan bisnis.
Kondisi pasar lokal yang lesu karena krisis multi dimensi di Indonesia menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan proyek yang mengakibatkan revenue perusahaan menurun. Kombinasi dari kondisi ini dan tuntutan perubahan jaman di atas menjadikan pemicu dan latar belakang perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar dapat menaiki kurva kedua masa depan yang lebih baik.
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, penulis sebagai salah satu karyawan perusahaan melihat ada beberapa hal menarik untuk diteliti sebagai masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah seluruh level organisasi sudah mengetahui, memahami dan siap dalam menerima suatu program perubahan?
2. Apakah seluruh level organisasi sudah mempunyai komitmen yang cukup kuat terhadap program perubahan?
3. Adakah korelasi antara faktor-faktor perubahan?
4. Diantara faktor yang ada, faktor manakah yang harus diprioritaskan dalam pelaksanaan program perubahan?
5. Bagaimana pendekatan yang cocok untuk diaplikasikan sebagai panduan langkah-langkah perubahan kedepan?
Kerangka alur proses perubahan memakai pendekatan LaMarsh: , The Managed Change Process, dimana kerangka ini dipakai untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan komitmen dari stakeholders terhadap perubahan, mempersiapkan perubahan, merencanakan perubahan, implementasi perubahan serta bagaimana membuat perubahan dapat berkelanjutan (sustain).
Untuk itu diperlukan pengukuran tingkat korelasi dari faktor-faktor perubahan kemudian dilakukan gap analysis untuk mengetahui gap antara kondisi masa kini dan harapan masa depan, sehingga dapat disusun prediksi prioritas perubahan dan rencana tindak lanjut perbaikan terhadap faktor-faktor perubahan.
Setelah ditentukan susunan Skala prioritas dan rencana perbaikan yang diperlukan, selanjutnya dengan dikombinasikan dengan kriteria MBNQA (Malcolm Baidridge - National Award) dapat disusun urutan langkah-langkah perubahan beserta target skor yang harus dicapai dan jadwal tahapan pelaksanaannya, sebagai rencana tata kelola suatu proses perubahan
Dengan tata kelola perubahan yang terencana dengan baik diharapkan dapat mengurangi cycle time, mengurangi cost of change dan. meningkatkan quality of change, sekaligus mewujudkan skor perusahaan kelas dunia (world class company) sesuai dengan sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.
Metoda penelitian yang digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan perubahan (change readiness) dan tata kelola perubahan adalah memakai survey kesiapan organisasi dengan cara mengukur persepsi stakeholders terhadap faktor-faktor perubahan. Teknik sampling memakai stratified random sampling, mengingat populasi organisasi yang heterogen berlapis-lapis dengan ukuran sample (sample size) yang disesuaikan secara proporsional berdasarkan masing-masing lapisan jabatan. Dengan demikian persepsi disemua level bisa terwakili sehingga seluruh persepsi responden yang mewakili potret perusahaan secara keseluruhan dapat diketahui.
Kesimpulan penelitian dapat diketahui tingkat kesiapan dari stakeholders dalam menerima perubahan dan juga diketahui bahwa semakin rendah tingkat korelasi maka gap akan semakin besar. Dengan demikian dapat disusun urutan prioritas langkah perubahan dimana faktor perubahan dengan tingkat korelasi paling rendah dengan gap paling besar diletakkan pada urutan pertama, sedangkan faktor perubahan dengan tingkat korelasi paling tinggi dengan gap paling kecil diletakkan pada urutan terakhir dalam upaya perbaikan.
Rancangan ini menghasilkan suatu road map program perubahan beserta analisisnya dan rekomendasi langkah-langkah komprehensif yang dapat dipakai serta solusi yang ditawarkan didalam mengelola perubahan di suatu perusahaan bisnis. Hal inilah yang disebut sebagai upaya perbaikan dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaan yang baru berdasarkan landasan praktis, data potret perusahaan serta teori manajemen perubahan yang didapatkan oleh penulis selama menjalankan penelitian dan mengikuti perkuliahan bidang studi administrasi bisnis internasional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>