Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187530 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emma Siamuljati Tjakradinata
"Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas transparency di pasar modal adalah melalui penerapan prisip-prinsip governance pada perusahaan-perusahaan yang tercatat (listed companies) yaitu dengan cara peningkatan yang terus menerus pada kualitas pengungkapan (disclosure) perusahaan tercatat. Peyediaan informasi yang memadai sangatiah penting untuk mengurangi terjadinya informasi asymmetry sehingga pemodal dapat melakukan keputusan investasinya dengan baik.
Penelitian empiris dan teoritis terdahulu menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan perusahaan dipengaruhi oleh serangkaian variabel karakteristik perusahaan yang antara lain meliputi ukuran aset, tingkat laba, jumlah pemegang saham, jenis industri. skala kantor akuntan publik (KAP), status pencatatan dan tingkat pngembaiian. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki ukuran aset relatif besar, tingkat laba dan tingkat pengembalian yang relatif tinggi, serta jumlah pemegang saham yang relatif banyak, memiliki kualitas pengungkapan yang lebih baik. Disamping itu, perusahaan dari kelompok industri manufaktur, perusahaan yang tercatat pada lebih dari satu bursa dan yang menggunakan jasa KAP dalam kelompok lima terbesar (the big frve), juga cenderung memiliki kualitas pengungkapan yang lebih baik.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 64 perusahaan yang tercatat pada PT BEJ untuk tahun 1998, namun untuk tujuan analisa hubungan antara kualitas pengungkapan dan karakteristik perusahaan, maka digunakan sebanyak 49 perusahaan yang terdiri atas 35 perusahaan dalam kelompok industri manufaktur dan 14 perusahaan
dalam kelompok industri non-manufaktur. Analisis kualitas pengungkapan (disclosure quality) dilakukan terhadap 49 laporan tahunan perusahaan untuk tahun 1998. Hasil analisis menunjukkan bahwa perusahaan pada kelompok industri manufaktur memiliki rata-rata kualitas pengungkapan, yaitu 27.20%, dan kelompok industri non manufaktur sebesar 24.94% atau perbedaannya sebesar 2.26%. Skor rata-rata kualitas pengungkapan seluruh perusahaan adalah sebesar 26.56%.
Keseluruhan hasil pengujian atas pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kualitas pengungkapan laporan tahunan atas perusahaan yang tercatat pada SE3 dalam tahun 1998 menunjukkan bahwa hasil pengujian atas lima karakteristik perusahaan konsisten dengan hasil penelitian teoritis dan empiris sebelumnya. Kelima karakteristik tersebut adalah tingkat laba, jumlah pemegang sahan, jenis pencatatan, jenis IKAP dan jenis industri. Namun demikian, hanya dua karakteristik saja yang hasil pengujiannya tidak sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yaitu ukuran perusahaan dan tingkat pengembalian.
Selanjutnya, hasil analisis atas pengaruh kualitas pengungkapan terhadap dispersi harga saham menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan secara negatif dan signifikan mempengaruhi dispersi harga saham. Hal ini mengimplikasikan bahwa semakin tinggi tingkat kualitas pengungkapan perusahaan, semakin rendah dispersi harga saham perusahaan. Implikasinya adalah bahwa semakin baik tingkat pengungkapan perusahaan, maka semakin rendah tingkat resiko (cost of equity capital) yang dicerminkan dengan rendahnya dispersi harga saham. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian teoretis dan empiris terdahulu.
"
2000
T20384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Kirana
"ABSTRAK
Informasi mengenai harga saham maupun faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham sangat penting untuk diketahui oleh investor sebelum memutuskan investasi di pasar modal. Pada umumnya fluktuasi nilai pasar saham disebabkan oleh perubahan dalam pendapatan/laba perusahaan yang tercermin dalam kinerja perusahaan. Hal ini menyebabkan
'nilai perusahaan' menjadi ukuran yang sangat penting bagi investor dalam mengambil keputusan pembelian suatu saham.
Penelitian ini dibuat untuk menghitung kinerja perusahaan-perusahaan Farmasi yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (2000-2002) yang kemudian diregresi terhadap harga sahan1. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan (EVA, ROE, PER, DER dan PBV) berpengaruh terhadap harga saham.
Hasil dari penelitian ini didapat ditarik kesimpulan bahwa harga saham di pasar modal tidak hanya dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang tercermin pada, ROE, PER, PBV, DER dan EVA, karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil regresi, tidak lebih dari 47% dari perubahan harga saham yang dipengaruhi oleh ROE, PER, PBV, DER, dan EVA, 53% dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti sentimen pasar, rumor, kondisi pasar uang Indonesia, faktor internal selain fundamental ekonomi, suku bunga deposito, devaluasi, pertumbuhan ekonomi, kondisi ekonomi makro, situasi politik dan perubahan kebijakan pemerintah baik dalam biAang ekonomi industri maupun dunia usaha nasional.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggreini
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S26387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh struktur kepemilikan terhadap luas pengungkapan tanggungung jawab sosial perusahaan (CSR dislosure) pada laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2006. Variabel dependen penelitian ini adalah CSDI dengan menggunakan indikator GRI. Selanjutnya, variabel independen terdiri dari struktur kepemilikan asing dan kepemilikan institusi pada perusahaan. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan dengan proksi asset yang di-Log, tipe industri, serta kategori BUMN dan Non BUMN. Unit analisa dalam penelitian ini adalah perusahaan publik di BEJ, sedangl-can data yang digunakan adalah Iaporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan untuk tahun 2006. Sampel yang digunalcan adalah sebanyak 107 perusahaan.
Kepemilikan asing dapat menjadi faktor yang mendorong pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, karena jika perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders baik dalam ownership dan trade, maka perusahaan akan lebih didukung dalam rnelakukan pengungkapan tanggung jawab sosial. Sehingga hipotesis yang digunakan adalah kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam Iaporan tahunan 2006.
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat rnenghalangi perilaku opportunistic manager. Kepemilikan institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang rnemonitor perusahaan. Sehingga hipotesis yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusi berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan 2006.
Teori yang mendasari dalam menguji pengaruh struktur kepernilikan dengan luas pengungkapan CSR perusahaan yaitu Organizational Legitimacy Theory, terutama untuk struktur kepemilikan asing. Seperti kita ketahui, bahwa negara-negara asing memiliki perhatian yang lebih terhadap isu sosial dan lingkungan, sehingga kepemilikan asing dalam perusahaan Indonesia akan lebih concern terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal yang sama juga mendasari pentingnya CSR bagi institusi, dimana jika mereka mempertimbangkan kriteria sosial dan lingkungan dalam investasi, maka institusi juga akan memerlukan pengungkapan tanggung jawab sosial.
Hasil pengujian statistik dengan regresi menunjukkan hasil bahwa kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Marwata (2006). Pengujian statistik juga mernperlihatkan kepemilikan institusi tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Mani (2004) serta penelitian Barnae dan Rubin (2005).
Selanjutnya untuk variabel kontrol, ukuran perusahaan signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil ini mendukung penelitian penelitian-penelitian terdahulu bahwa semakin besar perusahaan maka inisiatif dalam melakukan serta mengungkapkan CSR akan semakin tinggi yaitu penelitian Chow dan Wong-Boren (1987) serta Tanimoto dan Suzuki (2005). Variabel kontrol tipe industri juga menunjukkan signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Hackstone dan Milne (1996) dan penelitian Kasmadi dan Susanto (2006). Kategori BUMN dan Non BUMN sebagai variabel kontrol menunjukkan hasil tidak signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan.

The objectives of this research observed the ownership structure that are considered by corporate to disclose social responsibility at annual report 2006. Dependent variable at this research used CSDI that observed six indicators in GRI for corporate social responsibility disclosure. Then I examined the factors that are considered by corporate to disclose social responsibility disclosure. I identified ownership structures that may be considered.
Ownership structure at this study use foreign shareholder (ownership) and institutional ownership. The study hypothesizes that the foreign shareholder and institutional ownership have positive affects to the extent of Corporate Social Responsibility disclosure. This hyphotestees presumes that foreign shareholder more awareness than others ownership Structure abaout CSR disclosure, because foreign country like European Union and United Stated more concern with social and environment issues.
In this research also used three control variable. These are company size that proxy with total assets, type of industry, and categories BUMN or Not. The data used in this research were pooling data for 107 firms.
This study based on Organizational Legitimacy Theory to see impact ownership structure to corporate social responsibility, especially for the structure of foreign to ownership. As we know, that foreign nations have more attention to environmental and social issue, so that foreign ownership in company of Indonesia will be more wide of concern to social responsibility. Same thing also constitute importantly of CSR to institution, where if them consider environmental and social criterion in invesrnent, hence institution also will need social responsibility disclosure.
The test result for the first hyphotesis indicated that the impact of foreign ownership to CSR disclosure was not significant. The test result for the second hyphotesis indicated that the impact of institution ownership to CSR disclosure was not significant too. These means the both of structure ownership in this study haven't concern with CSR disclosure to make investment decision. Thus, all of the test result consistent with the research of Marwata (2006), Mani (2004) and Bamae & Rubin (2005).
While for the variable of control, size that proxy with total assets have significant to CSR disclosure social. This result support research of Chow and Wong-Boren (1987) and also Tanimoto and Suzuki ( 2005) that is ever greater of company hence initiative in doing/ conducting and also lay open CSR disclosure. Variable control industrial type also show significant to CSR disclosure of company in annual report. This result consistence with research of Hackstone and Milne (1996) and research of Kasmadi and Susanto (2006). Category BUMN and Non BUMN as control variable show result not signifikan to social responsibility expression of company in annual report."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25093
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Sari
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk inenguji pengaruh tingkat kelengkapan disclosure terhadap cost elf debt, serta untuk mengetahui arah huhungan tersebut. Karena penelitian ini difokuskan untuk meneliti pengaruh disclosure terhadap cost of debt maka pertanyaan yang ditelaah pada penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh negatif peningkatan level disclosure terhadap cost of debt.
Karena fokus penelitian pada cost of debt maka penelitian ini menggunakan obligasi sebagai objek penelitian. Obligasi yang digunakan adalah obligasi yang diterbitkan dari tahun 1997-2000. Sedangkan untuk perhitungan disclosure didapatkan melalui laporan tahunan perusahaan yang menerbitkan obligasi dari tahun 1996-1999.
Penelitian ini menggunakan variabel independen utama yaitu kelengkapan urcwdatory disclosure dan variabel kontrol yang diperkirakan mempengaruhi cost of debt. Dasar penentuan indek kelengkapan disclosure digunakan peraturan BAPEPAM No:17/Bapepam11996. Sedangkan variabel kontrol yang digunakan antara lain margin laba, jumlah total aktiva perusahaan, dan waktu jatuh tempo obligasi (Lang dan Lundholm. 1993 ; Ziebart dan Rieter. 1997).
Variabel dependen penelitian ini adalah cost of debt. Penelitian ini inendefinisikan cost of debt melalui dua pendekatan. Pendekatan tersebut adalah Yield lo Maturity (YIELD) dan serta tingkat bunga efektif (BUNGA) obligasi yang pertama kali terbit pada t+l. Proksi untuk YIELD dan BUNGA ini digunakan berdasar penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sengupta (1998).
Pengujian atas model pertama (BUNGA) dan model kedua (YIELD) dilakukan dengan metode regresi linear berganda dengan tehnik OLS (ordirnny least square). Regresi dilakukan antara variabel independen berupa tingkat kelengkapan disclosure heserta variabel kontrol dengan variabel dependen berupa Yield to Maturity (YIELD) serta tingkat bunga efektif (BUNGA). Hasil pengujian model pertama menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif kelengkapan disclosure terhadap cost of debt yang signifikan pada tingkat alpha 5% (tanda negatif ini sesuai dengan ekspektasi tanda sebeluninya). Sedangkan pada model kedua juga menunjukkan basil yang sama yaitu terdapat pengaruh negatif yang signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarli kredilor akan mempertimbangkan kelengkapan disclosure pada mandatory disclosure dalam melihat risiko adanya default. Sehingga apabila hal lain diasumsikan tidak berubali maka perusahaan yang memiliki tingkat kelengkapan yang hesar akan dapat menikmati cost of debt yang yang kecil."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Junaedi
"Penelitian ini dilakukan untuk rnengetahui pengaruh dan besarnya pengaruh pengungkapan informasi perusahaan terhadap indikator pasar seperti return dan volume perdagangan saham serta perbedaan pengaruh tingkat pengungkapan informasi perusahaan terhadap indikator-indikator tersebut bagi perusahaan yang secara komprehensif melakukan pengungkapan dengan perusahaan yang tidak atau kurang komprehensif dalam melakukan pengungkapan informasi melalui laporan tahunan. Penelitian ini juga berusaha melihat kecenderungan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan content analysis dalam membuat indeks pengungkapan inforrnasi perusahaan dalam laporan tahunan selama periode tahun 2000-2002 yang merupakan indikator kinerja keuangan maupun non-keuangan perusahaan. Penelitian ini juga menggunakan indikator market-based return dalam mengukur pengungkapan infonnasi perusahaan. Analisa dalam penelitian ini menggunakan metode analisa perbedaan rata-rata dalam meneliti pengaruh dari variabel pengungkapan informasi perusahaan terhadap indikator market-based return. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode regresi linier dan regresi logistik untuk melihat perbedaan pengaruh pengungkapan informasi antara perusahaan yang secara komprehensif rnelakukan pengungkapan dengan perusahaan yang tidak atau kurang komprehensif dalam melakukan pengungkapan informasi serta kecenderungan pengungkapan infomasi yang dilakukan perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pengungkapan informasi terhadap kinerja keuangan baik terhadap volume perdagangan maupun return saham. Hasil peneiitian juga menyimpulkan tidak ada perbedaan abnormal return untuk kelompok perusahaan yang secam komprehensif melakukan pengungkapan informasi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak atau kurang komprehensif dalam meiakukan pengungkapan infomasi pada sekitar tanggal pengumuman namun terdapat perbedaan volume perdagangan saham antara kedua kelornpok perusahaan. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan melalui laporan tahunan kemungkinan belum dijadikan sebagai salah satu sumber infomaasi yang penting dan menentukan dalam proses pengambilan keputusan investasi oleh pam investor.
Penelitian ini juga menghasilkan kesimpulan bahwa skala perusahaan serta posisi laba yang dilaporkan menentukan tingkat pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan.

This research ins conducted to find out the effect of company's disclosure to market indicators such as share?s trading volume and retum and different effect of company?s disclosure level to those market indicators for the comprehensive- disclosurer and non-comprehensive-disclosurer companies. This research also tries to see the tendency of the companies in disclosing their infomation through annual reports.
This research adopts content analysis approach in generating the companies? disclosure index based on the period of 2000-2002 annual reports which is used as the indicator for the level of company?s disclosure. This research also uses some market-based indicators to see whether company's disclosure level affects or whether there is a different effect for both group of companies? disclosure level to those market indicators. A mean comparison analysis is used to find out the effect and effect difference of disclosure level to market indicators, whilst linear regression together with logistic regressions are used in this research to find out how significant is the association between the disclosure level and market-based indicators and the tendency of company?s diclosure, respectively.
The results of this study show that the company?s disclosure level does not affect market indicators such as share?s trading volume and return. There is also no different effect of disclosure level to those market indicators for both comprehensive and non-comprehensive diselosurer companies. These results conclude that the cornpany?s disclosure through annual report is probably still not a matter of condiserable interest and importance to the investors. Another new evidence found in this research is that the companies? level of disclosures are affected by the size of company and their reported income in the financial statements."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Junaedi
"The purpose of this study is to evaluate the effect of disclosure level to market indicators, such as trading volume activity (TVA) and stock returns. This study also tries to evaluate the difference in market indicators for companies with differences in disclosure level: comprehensive and non-comprehensive.
This study adopts content analysis approach in generating disclosure index, using data from annual reports affirms listed in the JSX in the periods of 2000 ? 2002. This study uses mean comparison analysis and regression analysis, both linear and logistic, in testing the effect of disclosure level to market indicators of companies with comprehensive and non-comprehensive disclosure.
This study does not provide empirical evidence to support the effect of disclosure level to both market indicators. However, this study finds that there is a difference in TVA between companies with comprehensive and non-comprehensive disclosure. These results lead to a conclusion that disclosure in the annual reports may still not be a matter of considerable interest and importance to investors. This study also finds that firm size and reported income affect disclosure level.
"
2005
JAKI-2-2-Des2005-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Mefayan
"Corporate Social Responsibility (CSR), dewasa ini dianggap sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan modern. Pelaksanaan CSR adalah tanggung jawab perusahaan sebagai lisence to-operate dalam menjalankan fungsi good corporate citizenship bagi suatu perusahaan yang memposisikan reputasi dan citra perusahaan sebagai intangible assets bernilai strategis dalam meningkatkan daya saing menuju terciptanya keberlanjutan perusahaan (towards a sustainable business).
Penelitian ini dilakukan dengan dua tujuan orientasi penelitian, baik yang tidak berhubungan Iangsung yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi luasnya pengungkapan tanggung j awab sosial perusahaan, maupun orientasi penelitian berhubungan langsung mengenai pengaruh tanggung jawab sosial yang diungkapkan oleh perusahaan terhadap kinerja pasar modal yang diukur dengan earnings response coefficient (ERC) untuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2006.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta tahun 2006, dengan total sampel sebanyak 107 perusahaan. Dengan adanya dua tujuan penelitian, maka penelitian ini dibagi menjadi dua model penelitian yang dilakukan dengan pengujian regresi berganda untuk masing-masing model.
Hasil penelitian untuk model I menunjukkan diantara 4 variabel yang diuji (size, komisaris independen, umur, dan auditor) hanya variabel size yang berpengaruh positif ferhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Sedangkan u ntuk model II, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial berpengaruh negatif terhadap ERC yang diukur dengan CAR.

Nowadays, CSR is assumed as a part of modem corporate business strategy. Implementation of CSR is a form of corporate responsibility as license-to-operate in running corporate function as good corporate citizenship, to positioning their reputation and image as an intangible assets which is stretegic valued to improve their competitive advantage, toward a suistainable business.
This research has two research study orientations. First, orientation on analysis factors that affecting the width of CSR Disclosure, and the effects of CSR Disclosure on Earnings Response Coefficient (ERC) for companies listed in Jakarta Stock Exchange (JSX) on 2006.
Population in this research is all the companies listed in JSX on 2006, with total sample 107 companies. This research used multiple regression with two models for two research study orientations.
The results f or the first model showed that only one variable (size) from four variables (size, independent commissioner, age and auditor) that has positive significant effect to CSR Disclosure. For the second modet the result showed that CSR Disclosure has negative effect to ERC measured by Cummulative Abnormal Return (CAR).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 25272
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Iswardani
"Penelitian ini membahas tentang pengaruh tingkat keluasan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan terhadap earnings response coefficient yang menggambarkan hubungan antara laba dengan imbal hasil saham. Penelitian ini membuat hipotesis bahwa pengumuman laba dan pengungkapan sukarela bekerja secara bersama-sama dalam mempengaruhi imbal hasil saham.
Hipotesis ini menjelaskan bahwwa investor akan menggunakan seluruh informasi dalam laporan tahunan bersama dengan laba yang dilaporkan perusahaan untuk membuat keputusan investasi. Pengujian hipotesis ini menggunakan model regresi antara imbal hasil saham dengan perubahan laba. Sampe yang digunakan adalah perusahaan yang tercatat di BEI pada periode 2009-2010.
Penilaian pengungkapan sukarela dilakukan dengan menggunakan metode disclosure index. Sedangkan item pengungkapan sukarela dikembangkan berdasarkan Soeripto (1992), Botosan (1997), Sitanggang (2002), Lementis dan Weetman (2004), Adhariani (2005), Hossain dan Hammami (2009) dengan penyesuaian pada Kep-134/BL/2006 dan KNKG 2006.
Hasil penelitian mendukung hipotesis bahwa pengungkapan sukarela dan laba bekerja secara bersama-sama dalam mempengaruhi imbal hasil saham seperti yang telah dibuktikan pada penelitian-penelitian sebelumnya terkait earnings response coefficient. Uji sensitivitas dengan periode yang berbeda memberikan hasil yang berbeda dalam penelitian ini.

This study examines the impact of voluntary disclosure level in annual report on earnings response coefficient which defines the relationship between earnings and return. The study hypothesizes that the informativeness of earnings and voluntary disclosure is working complementay to affect return.
This hypothesis assumes that investor will the information provided in annual report together with information in earnings to make an investment decision. To test the hypothesis, current stock returns are regressed against curent earnings changes. The sample consist of 84 manufacturing companies listed in BEI with period on 2009-2010.
The amount of voluntary disclosure is measured using disclosure index. Meanwhile, checklist of voluntary disclosure items developed by Soeripto (1992), Botosan (1997), Sitanggang (2002), Lementis dan Weetman (2004), Adhariani (2005), Hossain dan Hammami (2009) and also adjusment with Kep-134/BL/2006 and KNKG 2006.
The findings of the test of the differences support the hypothesis that voluntary disclosure and informativeness of earnings work together to affect return that have been identified in previous studies regarding earnings response coefficient. The findings give different result in different holding period.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Priba Rani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas tingkat pengungkapan terhadap manajemen laba. Pengungkapan merupakan langkah akhir dalam penyajian informasi yang berguna untuk mengambil keputusan bisnis. Pengukurannya berdasar index of disclosure themes. Penelitian menggunakan perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI tahun 2013 ndash; 2015 yang mana diolah melalui regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas tingkat pengungkapan berpengaruh signifikan negatif terhadap manajemen laba.

This study aimed to analyze the influence of the quality level of disclosure on earnings management. Disclosure is the final step in the presentation of useful information for making business decisions. The measurement is based on the index of disclosure themes. The study used a manufacturing company listed on the Stock Exchange in 2013 2015 which is processed by multiple linear regression. The results showed that the quality level of disclosure of significant negative effect on earnings management."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S65911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>