Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133164 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emy Trimahanani
"ABSTRAK
Investasi dalam portfolio adalah merupakan salah satu cara mengembangkan dana. Di mana dana yang ditanam dalam sekumpulan aset atau surat berharga tersebut diharapkan akan memberikan hasil maksimum pada tingkat resiko tertentu, atau resiko minimum pada tingkat hasil tertentu. Kehadiran dan kemajuan pasar modal di Indonesia sangat membantu para calon investor atau fund manager dalam mengelola sumber pembelanjaan. Karena melalui penempatan dana di pasar modal, khususnya dalam bentuk saham, ada berbagai kemungkinan keuntungan yang dapat diperoleh, antara lain capital gain, dividen, nilai saham itu sendiri, ataupun jaminan kredit.
Permasalahan yang dihadapi calon investor adalah, dengan begitu banyaknya saham yang ditawarkan di bursa efek (khususnya Bursa Efek Jakarta), dengan hasil dan resiko yang beragam pula, bagaimanakah investasi portfolio akan dilakukan agar memberikan hasil optimal ?
Berdasarkan pada permasalahan tersebut di atas maka penelitian ini mencoba menerapkan teknik optimasi untuk membantu memudahkan penentuan portfolio saham yang optimal, dengan suatu cara yang relatif mudah tetapi diharapkan hasilnya cukup dapat diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta ( PT. BEJ ) dan aktif diperdagangkan sejak bulan Januari sampai dengan Agustus 1994. Untuk mendapatkan saham-saham yang paling aktif diperdagangkan, dipilih peringkat saham yang disusun oleh PT. BEJ berdasarkan " 20 Most Active Stocks In The Regular Market by Trading Volume ", yang kemudian setelah disaring diperoleh 20 saham calon unggulan portfolio.
Model yang digunakan untuk menentukan portfolio optimal adalah model Goal Programming ( Charles & Cooper ), yaitu suatu pengembangan dari model linear programming, yang dapat memaksimumkan beberapa tujuan sekaligus.
Komputasi dilakukan dengan menggunakan program LINDO ( Linear
Interactive Discrete Optimizer ). Sedangkan uji terhadap korelasi antar saham calon unggulan dilakukan dengan mengukur koefisien korelasi, menggunakan program Microstat.
Hasil temuannya adalah : dengan menggunakan model dan data tersebut di atas maka dari 20 saham calon unggulan temyata terpilih 8 saham yang akan membentuk portfolio dengan hasil optimal. Apabila dimisalkan dana yang tersedia adalah sebesar Rp. 100.000.000 maka setiap rupiah dana akan kembali dan akan memberikan hasil yang optimal setelah ditanamkan pada 8 saham tersebut dengan proporsi tertentu.
Penggunaan Goal Programming untuk menentukan portfolio optimal ternyata memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah model ini sangat praktis digunakan untuk menentukan portfolio saham yang optimal karena parameter nya dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan. Kelebihan lainnya adalah model ini memungkinkan calon investor memaksimumkan beberapa sasaran sekaligus dan menyusunnya sesuai prioritas. Sedangkan kelemahan model ini adalah, akurasi hasilnya sangat tergantung pada pemilihan saham-saham calon unggulan.
Bagi para calon investor atau fund manajer yang akan menggunakan model ini, disarankan untuk benar-benar teliti dalam menentukan dasar pemilihan calon saham unggulan. Demikian juga harus memperhatikan korelasi hasil atau return antar saham calon unggulan, apabila ingin mendapatkan hasil yang terbaik."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhita Yukihana Rahmayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan mencari kombinasi aset portofolio investasi yang dapat diterapkan pada perusahaan asuransi jiwa, khususnya pada cabang asuransi syariahnya. Penelitian diarahkan pada lima instrumen syariah yang telah ada, yakni Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), deposito bank syariah, reksadana syariah, obligasi syariah, dan saham-saham terpilih yang tercatat di Jakarta Islamic Index.
Dalam hal ini, penelitian dilakukan di BRingin Life Syariah (BLS). Sesuai dengan penelitian, portofolio yang ada di BLS, belum optimal memanfaatkan kelima instrumen investasi tersebut. Model dengan pendekatan Teori Markowitz menghasilkan komposisi yang lebih baik, yakni dengan return (tingkat imbal hasil) yang lebih tinggi, tingkat risikonya dapat lebih rendah.
Ketika analisis diperluas dengan lima instrumen yang tersedia, dengan target return di atas 12%, portofolio investasi menghasilkan tingkat risiko yang lebih tinggi karena memasukkan aset saham-saham HI terpilih. Aset saham-saharn memang mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Oleh karena itu, pada saat ingin meminimalisir tingkat risiko yang ada, aset saham-saham 7II lebih sering tidak masuk ke dalam portofolio investasi, sehingga mendapatkan portofolio yang optimal dengan tingkat risiko yang rendah.

This research study has devoted to give picture and to find a combination of investment portofolio asset which may be applied to the life insurance company, especially to its sharia insurance division. The research was conducted accordings to the existing five sharia instruments, that are Wadiah Certificate of Bank Indonesia (SWBI), sharia bank deposits, sharia mutual funds, sharia bonds, and selected stocks which registered in the Jakarta Islamic Index (III).
For this purpose, the research was being conducted in BRingin Life Syariah (BLS). Accordings to the results of this research, portofolio existing in BLS, does not optimally used the above mentioned five sharia instruments. The model using Markowitz Theory approximation has resulted better composition, with the more higher return, and with lower risk level.
When the analysis was expanded with the existing five instruments, by using return target higher than 12%, the resulted investment portofolio was shown having higher risk level due to the insertion of the selected JII securities assets. Asset-securities actually contain high risk level. 'Consequently, in order to minimize the existing risk level, El asset securities infrequently are included into the investment portofolio, which resulted in optimal portofolio with lower risk level.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rofiadi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio optimal atas saham syariah yang konsisten pada Jakarta Islamic Index (JII) periode 2003 s.d. 2006. Berdasarkan latar belakang bahwa saham-saham yang masuk dalam JII selalu berubah setiap 6 bulan, kita akan memperoleh dua kelompok data saham yaitu yang konsisten dan tidak konsisten. Suatu saham dikatakan konsisten apabila namanya selalu masuk dalam JII selama periode penelitian. Pilihan terhadap saham JII yang konsisten didasari pertimbangan: (1) Bila berpedoman pada aturan main yang dibuat untuk saham JII, maka saham konsisten kecenderungannya lebih baik daripada saham yang tidak konsisten (2) Perlunya mengukur kinerja saham-saham syariah yang saat ini ada di JII.
Penelitian diawali dengan upaya mengetahui saham apa yang konsisten dalam JII selama periode 2003-2006 yang menghasilkan 9 saham yang konsisten. Variabel¬variabel yang dilakukan perhitungan meliputi return, varians, kovarians korelasi, dan beta saham, baik secara individual maupun dalam bentuk portofolio. Dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Markowitz untuk menyelesaikan persamaan minimalisasi dari fungsi objektif yang merefleksikan risiko serta kendala-kendala yang bersesuaian, maka diperoleh alternatif alokasi saham yang dapat menghasilkan imbal hasil yang optimal.
"
2007
T 20676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sunarto Widjajamukti
"ABSTRAK
Tujuan dari penulisan kaiya akhir mi dengan judul "CARA MEMPERKECIL RISIKO
INVESTASJ DI DALAM PASAR MODAL DAN VALAS INDONESIA MELALUI MODEL
MANAJEMEN PORTFOLIO" , yaitu untuk membenikan gambaran secara jelas cara
memperkecil nsiko investasi di dalam pasar modal dan valuta asing. Risiko tersebut timbul
akibat fluktuasinya harga saham dan nilai tukar mata uang asing. Karya akhir mi berupa sebuah
penelitian kecil dari 127 saham yang beredar di Bursa Effek Jakarta, dan 7 mata uang yang
beredar di masyarakat umum. Dimana data-data yang digunakan diperoleh dan:
1. Untuk kurs saham , majalah Info Pasar Modal dari bulan Mel 1991 sampai dengan
Desember 1993.
2. Untuk kurs valuta asing, BPS (Biro Pusat Statistik) dari bulan Mel 1991 sampai dengan
Desember 1993.
Di dalam penelitian mi penulis berusaha untuk mencari faktor-faktor makro apa saja yang
mempengaruhi tingkat pendapatan pasar modal dan uang asing. Dimana faktor-faktor makro
tersebut dibataskan hanya terdirl atas:
1. Untuk pasar modal terdiri atas : cadangan devisa, jumlah Ml, tingkat bunga deposito
dalam rupiah, harga emas, ekspor, tingkat inflasi, harga migas, impor, mlai tukar rupiah
terhadap US$, nilai tukar rupiah terhadap Yen, nilai tukar rupiah terhadap DM dan nilai
tukar rupiah terhadap Sin$.
2. Untuk pasar mata uang asing terdiri atas : cadangan devisa, jumlah uang beredar Ml,
tingkat bunga deposito rupiah per bulan, harga emas, ekspor, tingkat inflasi, harga minas,
impor dan pendapatan dan pasar modal.
Faktor-faktor makro tersebut sangat berguna di dalam menentukan alternatif model investasi
yang akan dipilih. Di samping itu, penulis berusaha mengkaitkan keadaan ekonomi Indonesia di
masa yang akan datang, di dalam menentukan model investasi tersebut.
Untuk menentukan model investasi, penulis menggunakan portfolio approach; singel index
model yang di ajukan oleh William Sharpe, dengan menggunakan metode cut-off rate di dalam
menentukan saham-saham mana saja, yang masuk ke dalam portfolio tersebut.
Dari hasil penelitian tersebut ditemukan beberapa hal:
1. Sampai saat mi pasar modal Indonesia masih dalam keadaan random walk. Hal mi
ditunjukkan dan 127 saham yang diteliti hanya 33(26 %) saham yang tidak random walk
sedangkan 94 saham (74 %) random walk Tingkat pendapatan investasi di pasar modal
memang sangat mengiurkan, sebagai contoh; Sekar laut (81.11% per bulan), Suba Indah
(49.13 % perbulan), Modernland Reality (47.68 % per bulan). Di samping tingkat
pendapatan yang tinggi, saham-saham yang disebut di atas memiliki tingkat risiko yang
tinggi pula.
2. Tingkat pendapatan dari pasar modal untuk saat mi ditentukan oleh; harga minas, nilai
tukar rupiah terhadap US$, harga emas, cadangan devisa dan nilai tukar rupiah terhadap
Yen.
3. Dibandingkan dengan pasar modal, pasar valuta asing lebih dapat di prediksi. Path saat
mi, mata uang asing Yen, yang memberikan tingkat pendapatan yang paling besar
dibandingkan dengan ke enam mata uang asing lainnya. Tetapi dilihat dari faktor risiko,
ternyata mata uang asing Yen justru yang mempunyai tingkat risiko yang paling besar.
4. Untuk saat im tingkat pendapatan pasar valuta asing dipengaruhi oleh faktor-faktor makro
cadangan devisa, harga minas dan tingkat inflasi.
5. Model investasi yang di pilih oleh penulis yaitu suati model investasi yang menupakan
gabungan antara beberapa alternatif (lihat pada Sub-bab IV.3-3 MODEL INVESTASI
YANG DISARANKAN).

"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Setioko
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai perbandingan kinerja reksa dana etis dengan kinerja reksa dana konvensional di Indonesia. Dalam perbandingan kinerja dilakukan dalam 2 hal, yaitu membandingkan kinerja indeks dan kinerja reksa dana.
Dalam perbandingan indeks ini yaitu IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), HI (Jakarta Islamic Index) dan LQ45 dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2003 terdapat dua pengujian hipotesis. Hipotesis pertama untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara return AI dengan return LQ45. Sedangkan hipotesis kedua untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara return HI dengan return IHSG. Hasil perbandingan indeks LQ45 dan Jakarta Islamic Index tidak menunjukkan adanya perbedaan kinerja yang signifikan. Uji t menunjukkan -0,529 pada taraf signitkan 5% sedangkan t hitting tabel adalah 2,042. Hipotesis diterima, karena t output terletak pada daerah penerimaan terhadap Ho. Hal ini menandakan bahwa Jakarta Islamic index di pasar modal tidak mempengaruhi kinerja indeks LQ45, begitu juga sebaliknya. Sedangkan hasil perbandingan indeks IHSG dan indeks Jakarta Islamic Index juga tidak menunjukkan adanya perbedaan kinerja yang signifikan. Uji t menunjukkan -1,270 pada taraf signifkan 5% sedangkan t hitung tabel adalah 2,042. Hipotesis diterima, karena t output terletak pada daerah penerimaan terhadap Ho. Hal ini juga menandakan bahwa Jakarta Islamic Indeks di pasar modal tidak mempengaruhi kinerja indeks IHSG, begitu juga sebaliknya.
Dalam perbandingan kinerja reksa dana akan dilakukan dua pengujian hipotesis. Hipotesis ketiga adalah untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksa dana etis dengan kinerja pasar. Sedangkan hipotesis keempat adalah untuk menguji apakah terdapat perbedaaan yang signifikan antara kinerja reksa dana etis dengan kinerja reksa dana konvensional. Hasil perbandingan reksa dana syariah (etis) terhadap indeks pasar yaitu LQ45 menunjukkan tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Uji t menunjukkan -0,400 pada taraf signifikan 5% sedangkan t hitung tabel adalah 2,060. Hipotesis diterima, karena t output terletak pada daerah penerimaan terhadap Ho. Oleh sebab itu, dapat diketahui dengan adanya reksa dana syariah di pasar modal tidak mempengaruhi kinerja indeks LQ45. Dengan kata lain indeks pasar tidak terganggu dengan keberadaan reksadana syariah tersebut. Reksa dana Bima merupakan yang mewakili reksa dana konvensional karena memiliki beta yang mendekati beta reksa dana syariah dengan selisih 0,0071. Hasil pengujian reksa dana syariah dan reksa dana konvensional menunjukkan tidak terjadi perbedaan yang signifikan secara statistik. Dimana Uji t menunjukkan -0,137 pada taraf signifikan 5% sedangkan t hitung tabel adalah 2,060. Hipotesis diterima, karena t output terletak pada daerah penerimaan terhadap Ho.
Secara umum penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja reksa dana syariah (etis) tidak jauh berbeda dengan kinerja reksa dana konvensional. Akan tetapi reksa dana syariah tidak dapat beradaptasi secara cepat terhadap perubahan makro karena ada batasan reksa dana syariah yaitu untuk tidak melakukan daily trading karena akan menjurus pada spekulasi khususnya pada reksa dana syariah yang berpendapatan saham.

This research aim is to get description about comparison of performance Islamic fund with performance conventional fund in Indonesia. The comparison would be dividing in two things namely, comparing of index performance and comparing of mutual fund performance.
In comparison of index performance, namely IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), ill (Jakarta Islamic Index) and LQ45, from year 2001 up to year 2003 there are two-hypothesis examination. The first hypothesis is to test whether there are differences significant between return of JII and return of LQ45. Meanwhile the second hypothesis to test whether there are differences significant between return of JII and return of IHSG. The result of comparison index of LQ45 and Jakarta Islamic Index not show performance difference existence which significant. The test t showing -0,529 at confidence interval 5% meanwhile the t count base on table is 2,042. Hypothesis accepted, because t output lay in acceptance area of Ho. This matter indicated that Jakarta Islamic Index in capital market not influence of index LQ45 performance, so also on the contrary. Meanwhile comparison result of index IHSG and Jakarta Islamic Index not show performance difference existence which significant. The test t showing -1,270 at confidence interval 5% meanwhile the t count base on table is 2,042. Hypothesis accepted, because t output lay in acceptance area of Ho. This matter indicated that Jakarta Islamic Index in capital market not influence of index IHSG performance, so also on the contrary.
In comparison of mutual fund performance, there are two-hypothesis examinations; the third hypothesis is to test whether there are differences significant between ethical fund performance and market performance. Meanwhile the second hypothesis to test whether there are differences significant between ethical fund performance and conventional fund performance. The result of comparison ethical fund with index of LQ45 not show performance difference existence which significant. The test t showing -0,400 at confidence interval 5% meanwhile the t count base on table is 2,060. Hypothesis accepted, because t output lay in acceptance area of Ho. On that account, knowable with existence Islamic fund in capital market not influence performance of index LQ45. In other words, market index not disturb existence of ethical fund (Islamic fund), so that the contrary. Bima fund represent of conventional fund because owning near beta which near beta of Islamic fund with difference 0,0071. The result of examination between Islamic fund and conventional fund, show not happened the difference which significant statically. Where test oft show -0,137 at confidence interval 5% meanwhile the t count base on table is 2,060. Hypothesis accepted, because t output lay in acceptance area of Ho.
In general this research concludes that performance of Islamic fund (ethical fund) not far differ from performance of conventional fund. However, Islamic fund (ethical fund) cannot adapt quickly to macro change because Islamic fund cannot do daily trading which aim toward to speculation especially for Islamic fund of share earning equity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellyanora Valentina
"Pada saat ini, kehadiran perusahaan-perusahaan asing dan produk-produk yang bersifat global sangat dirasakan keberadaannya. Investasi merupakan upaya untuk memperluas perusahaan ke negara lain agar dapat memanfaatkan sember daya yang dimiliki negara tersebut secara maksimal. Dalam pasar yang semakin bersifat global, kegiatan-kegiatan perusahaan-perusahaan asing tidak mengenal batas negara. Arus investasi asing langsung (FDI) menjadi aliran modal terbesar dalam perekonomian dunia. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan taraf hidup di negara-negara berkembang membuka peluang untuk pengembangan pasar bagi perusahaan-perusahaan multinasional.
Peningkatan kemudahan akses ke pasar modal dunia telah memacu perusahaan-perusahaan multinasional mengarahkan investasi mereka ke negara-negara berkembang. Liberalisasi yang didukung oleh kebijakan investasi asing yang lebih berorientasi pasar di negara-negara berkembang menciptakan iklim investasi yang lebih menarik FDI. Berkurangnya hambatan dalam kegiatan investasi di negara-negara berkembang turut memperbaiki iklim investasi. Bhagwati (1978) berpendapat bahwa manfaat yang diperoleh dari kehadiran investor-investor asing sangat ditentukan oleh kebijakan yang ditempuh pemerintah setempat. Manfaat kehadiran investasi-investasi asing lebih dapat dirasakan jika pemerintah menerapkan strategi yang berorientasi ekspor dengan persaingan yang lebih terbuka daripada jika menerapkan strategi substitusi import dengan memberikan perlindungan yang berlebihan kepada perusahaan-perusahaan lokal.
Kajian ini akan membahas dampak yang dihasilkan dalam penerapan kedua strategi tersebut di Indonesia. Semula pemerintah Indonesia menganut kebijakan substitusi import yang didukung oleh harga minyak yang tinggi hingga sekitar akhir tahun 1981. Kemudian, jatuhnya harga minyak dunia dan beberapa pendapatan penting lainnya memaksa pemerintah untuk beralih pada kebijakan yang berorientasi ekspor. Untuk menilai dampak dari kehadiran perusahaan-perusahaan asing, selain memperhatikan kondisi perekonomian secara makro juga perlu melihat kondisi mikro dan perbaikan iklim investasi secara keseluruhan. Perusahaan-perusahaan asing tersebut menj adi sumber pengembangan teknologi dan inovasi produk sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan lokal dan iklim industri domestik dalam menghadapi persaingan di dunia internasional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Uncok Guruh R.J.T.
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Pasar modal Indonesia telah berkembang dengan pesat sebagai salah satu
institusi keuangan bukan bank. Hingga akhir tahun 1997, tercatat 231
perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakal'ta
seiring meningkat pula keinginan investor baik institusi maupun perorangan
menginvestasikan dananya di bursa efek.
Untuk mendapatkan pengembalian yang diharapkan dalam jumlah relatif
tetap, investor berinvestasi tidak hanya pada satu macam saham tapi
beragam saham lainnya. E. J. Elton, M. J. Gruber, dan M. W. Padberg
mengembangkan persamaan-persamaan untu k memperoleh portofolio
saham yang optimum. Pada karya akhir ini, persamaan-persamaan tersebut
digunakan, yaitu dengan cara membandingkan antara rasio kelebihan
pengembalian terhadap beta dengan nilai tertentu (cutoff rate). Jika rasio
kelebihan pengembalian terhadap beta lebih besar dari cutoff rate, maka
saham tersebut terpilih sebagai bagian dari saham portofolio, namun hila
sebaliknya, maka saham tersebut tidak termasuk dalam portofolio.
Persamaan-persamaan tersebut dipergunakan untuk memilih saham dan.
menentukan proporsi dana tiap saham.
Dalam karya akhir ini pula akan diamati proses diversivikasi dan
pengaruhnya terhadap rata-rata standard deviasi dimana rata-rata resiko
portofolio berkurang secara signifikan ketika sejumlah saham ditambahkan
dalam portofolio. Dari beherapa kombinasi dua saham akan diamati pula
pengaruh koefisien korelasi terhadap diversivikasi saham.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawardi
"Penelitian ini akan menganalisis dampak kebijakan investasi Pemerintah Daerah Jawa Barat pada sektor industri terhadap struktur penyerapan tenaga kerja di Propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan daerah lainnya. Pemilihan Propinsi Jawa Barat sebagai basis penelitian dikarenakan Propinsi tersebut merupakan salah satu sentra industri yaitu di wilayah Bandung, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Botabek). Menarik untuk dijadikan kajian karena Botabek merupakan daerah penyangga Propinsi DKI Jakarta yang notabene merupakan pusat aktivitas perekonomian Indonesia.
Kurang lebih 60% pembangunan sektor industri di Indonesia didominasi oleh sektor industri pengolahan dan berada di Propinsi Jawa Barat. Kebijakan tersebut diharapkan dapat berdampak pada penyerapan jumlah tenaga kerja sekaligus mengurangi tingkat pengangguran regional. Konsekuensi logis adanya interregional effect akan berdampak pula pada daerah sekitarnya.
Investasi yang dilakukan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat di dalam penelitian ini bukanlah investasi yang sebenarnya, melainkan hanya merupakan skenario alternatif kebijakan investasi yang mungkin diambil, untuk menstimulasi pihak swasta sebagai pelaku utama dalam pembangunan sektor industri. Pemilihan skenario kebijakan investasi Pemerintah Daerah Jawa Barat tersebut berdasarkan kebutuhan msayarakat akan peluang memperoleh lapangan kerja di berbagai sektar industri pengolahan.
Adapun skenario yang dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan sektor-sektor industri padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja. Setor-sektor yang dimaksud adalah sektor industri tekstil (sektor 9), industri kertas (sektor 11) dan industri barang dari logam (sektor 15). Pertimbanganya adalah ketiga sektor tersebut merupakan sektor penyumbang terbesar ketiga yaitu 17,3% bagi penyerapan tenaga kerja di Propinsi Jawa Barat setelah sektor pertanian 29,69% dan sektor perdagangan 24,96%.
Data awal yang digunakan untuk menganalisis dampak tersebut adalah Tabel Input-Output Antar Daerah (IRIO) Tahun 2000 hasil pemutakhiran data Input-Output Antar Daerah (IRIO) Tahun 1990 yang disusum oleh Bappenas.
Dari hasil simulasi dapat dikatakan bahwa kebijakan yang dilakukan Pemerintah Daerah Jawa Barat dengan mendorong pihak swasta untuk lebih banyak berperan dalam pembangunan ekonomi, terutama disektor industri tekstil (sektor 9), industri kertas (sektor 11) dan industri pengolahan barang dari logam (sektor 15) memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Barat, akan tetapi kurang signifikan dampaknya terhadap Propinsi DKI Jakarta dan daerah lainnya. Hal ini disebabkan karena keterkaitan antara sektor-sektor ekonomi di Propinsi DKI Jakarta dan lainnya relatif rendah bila dibandingkan dengan sektor-sektor sejenis di Propinsi Jawa Barat. Hal ini ditunjukan oleh rendahnya nilai keterkaitan kebelakang (backward linkages), keterkaitan kedepan (forward linkages) dan pure linkages. Dengan kata lain, dampak interregionalnya kecil atau kurang berarti."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Bina Brahmana
"Penelitian ini menunjukkan dua kemungkinan misspesifikasi dalam pengukuran kemampuan market timing dan stock picking manajer reksa dana saham Indonesia. Pertama, misspesifikasi karena perbedaan penggunaan frekuensi (harian dengan bulanan) yang bisa terjadi apabila dinamika aktifitas manajer reksa dana yang sifatnya day-to-day dan seharusnya diukur dengan menggunakan data harian namun diukur dengan data bulanan. Karenanya peneliti memakai data harian agar mampu menangkap kontribusi aktifitas timing manajer reksa dana saham terhadap kinerja portfolionya. Kedua, misspesifikasi karena perbedaan penggunaan timing fiinction/strategy oleh manajer reksa dana dan peneliti yang bisa menyebabkan pelanggaran asumsi regresi dalam cara yang mungkin tidak dapat diketahui (unknown) dan dengan cara yang berbeda-beda menurut waktu (time-varying way). Akibatnya metode koreksi yang biasa/standar untuk masalah heteroscedasticity dan serial correlation mungkin tidak mampu menangkap efek dari pelanggaran pelanggaran tersebut terhadap standard error dari koefisien regresi. Untuk mengatasinya penulis menggunakan Bootstrapping Technique dan metode estimasi ML-ARCH GARCH.
Penelitian yang memusatkan perhatian pada reksa dana saham (Equity Funds) dan mengadaptasi Carhart's four factor model (1997) ini menguji kemampuan market liming dan stock picking manajer reksa dana saham Indonesia dengan menggunakan frekuensi harian dan membandingkannya dengan frekuensi bulanan. Hasilnya konsisten dengan penelitian Bollen & Busse (2001) di mana pengujian dengan data harian jauh lebih powerful dan memperlihatkan kemampuan timing signifikan yang lebih banyak dibanding pengujian dengan data bulanan. Model HM (TM) memperlihatkan sebanyak 23.53% (29.41%) dari seluruh sampel reksa dana saham dideteksi memiliki stock picking ability positif signifikan. Sementara dalam analisis dengan data bulanan, kedua model TM dan HM hanya mampu mendeteksi 5.88% saja dari seluruh sampel reksa dana saham. Menggunakan data harian, sebanyak 17.65% (5.88%) dari seluruh sampel reksa dana saham ditemukan memiliki market timing ability positif signifikan dari model HM (I'M), namun dengan data bulanan hanya model HM yang mampu mendeteksi sebanyak 5.88% saja reksa dana yang memiliki timing ability sedangkan model TM tidak mampu mendeteksi sama sekali.
Untuk mengurangi/menghilangkan kemungkinan bias dalam pengukuran kinerja portfolio dan mengantisipasi pengaruh sifat-sifat yang sangat dinamis dari perubahan harga saham yang sangat cepat terhadap kinerja reksa dana, penelitian ini mencoba menggunakan pendekatan yang memperhitungkan varabel ekonomi makro sebagai control variable untuk melihat interaksinya terhadap kinerja market timing dan stock picking manajer reksa dana saham Indonesia, namun seeara urnum variabel-varabel ini ternyata tidak memberikan kontribusi dalam memperlihatkan market timing dan stock picking ability yang lebih baik, karena hasil yang diperoleh identik dengan model tanpa indikator makro. Konsisten dengan banyak penelitian reksa dana saham, baik di luar negeri maupun di Indonesia, secara keseluruhan rata-rata manajer reksa dana saham Indonesia tidak memiliki market timing dan stock picking ability. Ini dibuktikan dengan maksimum hanya 29.41% dan 23.53% saja dari seluruh sampel reksa dana saham dalam penelitian yang remiliki stock picking dan market timing ability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nurfadhilah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan utang jangka panjang sebagai kontrol agar tidak terjadi overinvestment dalam dua jenis aset, yaitu kas dan aset riil. Sampel penelitian ialah 224 perusahaan non-keuangan yang listed di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2011. Penelitian ini menggunakan proxy dari utang jangka panjang yang berbeda-beda, yaitu variabel dummy perusahaan yang setahun sebelumnya belum menggunakan utang jangka panjang kemudian menggunakan utang jangka panjang, peningkatan utang jangka panjang 20%, 30%, 60%, 80%, dan 90%. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa pada tingkat utang jangka panjang berapapun mampu mengontrol kecenderungan overinvestment dalam bentuk kas. Sedangkan pada model investasi aset riil tidak terdapat indikasi untuk mengontrol kecenderungan overinvestment, karena pengaruh yang didapatkan selalu positif. Terdapat gejala peran utang jangka panjang yang juga sebagai sumber pembiayaan bagi investasi aset riil perusahaan. Selain itu, penelitian ini melakukan penyesuain industri terhadap perusahaan yang memiliki kecenderungan overinvestment pada tiap industrinya kemudian dilakukan analisis pengaruh atas peluang investasi, arus kas operasional, ukuran perusahaan, modal kerja bersih, pembayaran dividen, pertumbuhan penjualan, dan pembayaran pajak terhadap kecenderungan overinvestment.

This study aimed to analyze the effect of using long-term debt as a control in order to avoid overinvestment in two types of assets, cash, and real assets. The samples are 224 non-financial firms listed on the Indonesia Stock Exchange during 2005-2011. This research using different proxy of long-term debt and then using long-term debt; long-debt term; 20%, 30%, 60%, 80%, and 90%. The result obtained at any rate of long-term debt can control the tendency of overinvestment in cash. Whereas in real asset investment models at any level of long-term debt there is no indication to control the tendency of overinvestment, because of positive effect. There are symptoms the role of long-term debt which is also as a source to finance their investment in real assets. In addition, this research conducted with industry adjustment to the firm that has a tendency to do overinvestment in their respective industries then analyze the effect on investment opportunities, operating cash flow, firm's size, net working capital, dividend payments, sale growth, and tax payments toward overinvestment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>