Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170375 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eravianti
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan pengguna terhadap penyelenggaraan Program Khusus D-III Keperawatan dan hal-hal apa yang mempengaruhi kebutuhan ini.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-November tahun 2005 di lima Kota di Indonesia yang mempunyai lulusan Program Khusus D-III Keperawatan terbanyak di Jurusan Keperawatan Politeknis Kesehatan di bawah binaan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesiaa yaitu: Lampung, Semarang, Surabaya, Makasar, Samarinda. Responden (informan) pada penelitian ini adalah pengguna langsung dan pengguna tidak langsung lulusan Program Khusus D-III Keperawatan yang bekerja di rumah sakit pemerintah dan puskesmas.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan menggunakan metode kuantitatif untuk memperoleh inforrnasi tentang kebutuhan pengguna terhadap Program Khusus D-III Keperawatan dan juga melakukan penelitian kualitatif untuk memperoleh jawaban atau informasi yang mendalam tentang pendapat dan perasaan seseorang yang dapat memperkaya informasi.
Hasil yang didapatkan pada penelitian tentang kebutuhan pengguna terhadap Program Khusus D-Ill Keperawatan sama antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengguna langsung dan pengguna tidak langsung lulusan Program Khusus D-III Keperawatan sebagian besar masih membutuhkan Program Khusus D-III Keperawatan. Dengan adanya keinginan pengguna untuk mengirimkan kembali stafnya untuk mengikuti pendidikan pada Program Khusus D-III Keperawatan, ataupun merekomendasikan pada orang lain untuk mengirimkan stafnya yang masih SPK/SPR/Suplementary untuk mengikuti pendidikan pada Program Khusus D-III Keperawatan karena untuk melanjutkan pendidikan dengan Program Regular tidak mungkin dilakukan karena harus meninggalkan tugas.
Sementara basil penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif untuk faktor-faktor yang meyebabkan pengguna membutuhkan Program Khusus D-III Keperawatan Baling mendukung. Adapun faktor-faktor tersebut seperti kepuasan, kebijakan pemerintah tentang tenaga keperawatan lulusan SPK/SPR/Suplementary harus menjadi D-III keperawatan, pendanaan, rencana organisasi, desain organisasi, dan persediaan tenaga memberikan kontribusi yang menyebabkan pengguna membutuhkan Program Khusus D-III Keperawatan.
Dan hasil penelitian ini disarankan bagi Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI supaya tetap mempunyai kebijakan agar Program Khusus D-III Keperawatan diteruskan sampai tidak ada lagi tenaga lulusan SPK/SPR/Suplementary di rumah sakit, puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya dengan selalu meningkatkan peran evaluasi dan koordinasi. Juga agar Politeknik Kesehatan Jurusan Keperawatan melakukan peningkatan mutu yang berkelanjutan agar pengguna tetap puas dan akan terus mengirimkan tenaga keperawatannya untuk mengikuti pendidikan pada Program Khusus D-III Keperawatan.

This research purpose is to find the user needs toward the conducting of Nursing D-III Special Program, and things that affect these needs. This research done in October-November 2005 in five country on Indonesia that have the largest number of Nursing D-M Special Program with Health Polytechnic in Nursing Majors under health staff education centre of health Department RI which are Lampung, Semarang, Surabaya, Makasar, and Samarinda. Respondent in research is direct user and non-direct user from Nursing D-III Special Program that work in government hospital and public health centre.
This research is study case research, by using quantity method to get information about user needs toward Nursing D-111 Special Program, and also using qualitative to get answers or deeper information according to someone opinion and feeling that can excess the information from quantity research.
Result from research about user needs toward Nursing D-III Special Program is equal between quantity and qualitative research. Most of user directly and non-directly from Nursing D-III Special Program, user still need Nursing D-III Special Program. With the present of user will to send back his staff to follow Nursing D-III Special Program education, or recommend other to send his staff that equal to SPI/SPR/Supplementary to follow education in Nursing D-III Special Program because continuing education with Regular Program is impossible to do because they'll leaving the job behind.
Meanwhile the quantitative and qualitative researches for factors that cause the user need Nursing D-III Special Program support each other. Those factors are satisfaction, government policy toward SPK/SPR/Supplementary graduate has to continue their education to Nursing D-III Special Program, financing, organization planning, organization design, and personnel supply, give contribution that cause user need Nursing D-III Special Program.
From this research result suggested to Health Staff Education Centre of Health Department RI constantly have policy that makes Nursing D-III Special Program continues, until there is no SPK/SPR/Supplementary graduate in hospital, public health centre, and other health services, and always conduct evaluation and coordination. Moreover, make Health Polytechnic in Nursing Majors gradually increasing the quality in order to satisfy the user and constantly send their nursing staff to follow Nursing D-III Special Program education.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Solichatin Yatminah
"Era globalisasi, yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pads persaingan pasar kerja, termasuk di sekter keperawatan, sehingga mendorong profesi keperawatan di Indonesia untuk meningkatkan profesionalisme (pendidikan minimal D-III Keperawatan) dan meningkatkan mutu pelayanannya berorientasi pada manajemen mutu layman kesehatan yang tinggi. Tenaga keperawatan (PNS Depkes, 2002) terbesar lulusan SPKl sederajat 73.6 persen. Keterbatasan tenaga pelaksana di pelayanan menjadi masalah utama bagi pengelola untuk mengijinkannya perawat mengikuti pendidikan D-III dengan meninggalkan dinas. Untuk mengakomodasi kebutuhan di atas, dibuat Program Khusus D-III Keperawatan, pagi had mereka tetap dinas di RSIPuskesmas, dan sore harinya mengikuti kuliah. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 1997, untuk itu perlu dilakukan pemantauan mutu pendidikan guna menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Tujuan umum penelitian untuk mengetahui mute pendidikan Program Khusus D Ill Keperawatan ditinjau dari persepsi lulusan tentang kinerjanya, mutu input dan Proses Belajar Mengajar (PBM) di Institusi Pendidikan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, menggunakan rancangan cross sectional. Populasi penelitian lulusan tahun 2000 sampai 2005 di lima provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sarnpel penelitian ini lulusan Pendidikan D-III Keperawatan Program Khusus di Poltekes Makasar, Samarinda, Tanjong Karang, Semarang dan Surabaya. Jumlah sampel lulusan 166 orang, atasan 54 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner diisi langsung oleh responden. Analisis menggurtakan univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian: kinerja lulusan menurut persepsi lulusan maupun atasan lebih dari separuh responden menyatakan baik. Namun yang perlu perbaikan guna peningkatan mutu outcome pendidikan adalah: pelaksanaan tindakan keperawatan lanjut, keperawatan kesehatan masyarakat, pendidikan kesehatan dan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah penelitian keperawatan. Persepsi Input pendidikan: lebih dan separuh lulusan menyatakan ketenagaan dan sarana prasarana pendidikan baik, sebagian besar menyatakan kurikulum pendidikan dan administrasi pendidikan baik, namun yang dibiayai penuh oleh instansi hanya 21.1 persen. Sarana prasarana hubungannya paling signifikan dengan kinerja (nilai OR = 2.63) menjadi prioritas utama, yaitu kelengkapan buku referensi terbaru di peerpustakaan. Persepsi PBM pendidikan: lebih dari separuh lulusan menyatakan kesiapan institusi, kesiapan dosen, kesiapan pembimbing klinik baik. Interaksi dosen-mahasiswa dan metode pembelajaran sebagian besar menyatakan baik. Kesiapan dosen menjadi faktor yang paling signifikan hubungannya dengan kinerja lulusan (nilai OR = 3.56), maka variabel ini menjadi prioritas utama yang perlu perbaikan, terutama dalam ketepatan jam mengajar dosen.
Berdasarkan hasil di atas, maka saran bagi Pusdiknakes agar Program Khusus D-Ili Keperawatan tetap dilanjutkan, dan mempertimbangkan penambahan kurikulum tentang after care service dalam pelayanan keperawatan, guna persiapan praktik mandiri perawat profesional, serta melakukan uji kompetensi dosen secara berkala. Dalam upaya continuous quality improvement Pendidikan D-III Keperawatan maka Pusdiknakes, Poltekes dan Dinas Kesehatan/RS agar melaksanakan supervisi langsung secara berkala guna memonitor input dan PBM Pendidikan-III Keperawatan. Bagi Program Studi Keperawatan agar melengkapi sarana prasarana (buku-buku terbaru, alat di laboratorium klinik, penyediaan dosen dan pembimbing klinik yang kompeten), Serta memonitor pelaksanaan PBM oleh dosen terutama ketepatan mengajar, pengajaran di laboratorium klinik, dan kedatangan pembimbing akademiklklinik ke lahan praktik.

Globalisation Era, indicated by the development of science and technology caused work market competition in the world, also at nursing sector. This condition urged the nurses to be a professional ones by continued their study minimum at Diploma III Degree. In 2002 there were about 73.6 percent of the Nurses who works as a government employer in Indonesia, their education background from SPK (similar with Senior High School). They couldn,t continued their study caused by the implementer nurse in hospital or community public health is limited. So the manager prohibited them continued their study at Diploma III in Nursing Reguler Program. In compliance with the matter, the nurses could continued their study in the afternoon at The Diploma III of Nursing Education Special Program, but they still working in the morning. This Program has been working from 1997 until now; so it needed quality monitoring in order to produce qualified improvement graduation .
General objective of this research is to find out information about quality of the Diploma III Nursing Education Special Program from the graduates perception about their competency and its relation with quality of input and process at the education in the institution when they studied there. This is a quantitative survey research using cross sectional design. Population of this research is graduation of the Diploma III Nursing Education Special Program in the year 2000 - 2005, from five Capital Province (Makasar, Samarinda, Tanjungkarang, Semarang and Surabaya). The amount of sample is 166 graduates and 54 graduate managers. Data collected is primary data using questionnaire that is filled in directly by the respondence themselves. Analysis conducted is univariate, bivariate, and multivariate.
The result of this research shows that competency performanced of the graduates more than fifty percent of the responders is good (67.5 percent according to the graduates and 53.7 percent according to the manger). In order to promote continuous quality improvement in the institution, the area of graduates competency which need improvement are: community health nursing care, advanced nursing care, health education and nursing research identification. The result of Institution Input according to the graduates: more than fifty percent graduates said the man power and equipment is good (60.8 and 59.0 percent), the majority curriculum and administration is good (81.9 and 90.0 percent), but only 21.1 percent institution which pay for their education fee fully. Equipment is the most significant related to graduates performanced (OR = 2.63), is the first priority to be improve, specially supply of the new literature reference books in the library and nursing equipment in clinical laboratory. The result of education process: more than fifty percent graduates said institution, lecturer and clinical instructor preparation is good (65.7, 72.9 and 66.9 percent), and the majority lecturer inter-action and teaching methodology is good (84.3 and 86.7 percent). Lecturer preparation is the most significant related to graduates performanced (OR = 3.56) is the first priority to be improve, specially on time in class exactness.
Based on the research result, it is advised for Pusdiknakes to conilnue Diploma III Nursing Education Special Program, and considered to add curriculum of after care service in nursing, in order to prepare independence clinical nursing practice. Also implemented lecturer competency test periodically. In related with continuous quality improvement of the education, it is advised for Pusdiknakes, Poltekes, Province/Territory Health DepartmentlHospital Board of Director monitored the input and education process in the institution. For Board of institution director fulfilled qualified equipment, competence lecturer and clinical instructor. Monitoring lecturer and clinical instructor individually during educational process, especially on time when they teach in class."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: W.B. Saunders, 2002
371.712 LEW m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Turdja`i
"Seperti diketahui, prestasi belajar mahasiswa khususnya pada mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti masih tergolong rendah. lni dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa yang mendapat nilai C yaitu sekitar 75%. Bila prestasi yang kurang baik tersebut dibiarkan dan tidak diperhatikan secara serius, maka hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan lulusan/tenaga perawat dalam melakukan pelayanan kesehatan, dan khususnya terhadap citra penyelenggaraan pendidikan tenaga keperawatan itu sendiri Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang hubungan karakteristik mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi atau gambaran tentang prestasi belajar mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti dan hubungannya dengan karakteristik mahasiswa.
Disain studi adalah kross seksional dengan menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara terhadap responden yang terpilih jadi sampel penelitian. Jumlah sampel adalah 217 mahasiswa tingkat III (semester VI) yang telah menyelesaikan perkuliahan mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti (M.A. 213).
Dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik. Prestasi belajar mahasiswa mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti dengan kategori tinggi sebesar 55,3%. Dari hasil analisis bivariat, faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa adalah nilai ujian masuk (p=0,400), tempat tinggal (p=0,034), sosial ekonomi (p=4,014), motivasi belajar (p=0,039), serta hasil ini bermakna secara statistic. Dari hasil analisis multivariat, faktor yang paling dominan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah keperawatan kesehatan komuniti adalah nilai ujian masuk (OR= 18,81 ; 95% CI = 9,19 - 38,46).
Dalam rangka peningkatan mutu lulusan pendidikan tenaga D III kesehatan maka nilai ujian masuk perlu mendapat perhatian dalam kebijakan penerimaan calon mahasiswa baru. Nilai ujian masuk perlu diperhatikan karena pada lembaga pendidikan tinggi tujuannya antara lain untuk memilih mahasiswa yang terbaik kemampuannya.

Correlation between Characteristic of Student Diploma III Program with Study Performance on Subject Health Community NursingAs we know, study performance especially on subject health community nursing is generally low. 75 % of students get "C" score for this subject. If this condition not taken seriously, it can impacted to quality of alumni of this institution on doing their jobs in health service after graduate from their school, it also impact to performance of education institution. According to this situation, it should be studied: Correlation between Characteristic of student Diploma III Program with Study Performance on Subject Health Community Nursing.
This study is to find out the information or description of study performance on subject community health nursing and the correlation with student characteristic.
Study design of this research is cross sectional, the data is primary and getting from questioner of respondent of the sample study. The numbers of sample are 217 students on (III) third grade or Semester VI that has finished subject community health nursing (Code 213). This study statistically using uaivariate, bivariate and multivariate analysis with logistic regression.
Study performance on community health nursing with high level gets 55,3 %. Bivariate analysis; variable which is connection with study performance is examination grade score (p=0,000), living place (p=0,034), socio-economic (p=0,014), study motivation (p=0,039), and this result is statistically significant. The result from multivariate analysis; the dominant variable that correlate with study performance on subject community health nursing is examination grade score (OR = 18,81;95 % CI = 9,19 - 38,46).
According to develop the quality of graduate from diploma III of Nursing, this study gives recommendation to the regulation of application process for new student. Examination grade score is important on every education institution to choose the eligible student on their best performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T9339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Ali Amin
"Pada lahun 1992, penyakit gigi menempati kedudukan urutan kedua penyakit terbanyak di puskesmas (Depkes, 1992). Pada tahun 1993, 60-80% penduduk Indonesia menderita karies dengan Decayed Missing, Filled Treatment (DMF-T) =2,8.60% anak usia 8-14 tahun yang tinggal di perkotaan menderita gingivitis dengan OHIS-1,5, prevalensi karies 62%, dengan DMFT=2. Sedangkan yang tinggal di pedesaan 55% prevalensi karies dengan DMF-T= 1,5, Dari perhitungan dengan pendekatan beban penyakit yang diukur dengan Disability Life Year (DALY) menunjukkan angka 2.246.552 DALY, yang merupakan urutan ke- 7 dari 12 penyakit utama (Depkes, 1996).
Pelaksanaan program UKGS di Banda Aceh sudah dimulai sejak tahun 1976, namun data tentang persentase penduduk pendenta karies dengan besar DMFT-nya belum tersedia. Demikian pula evaluasi tentang bagaimana program ini dilakukan belum terlaksana. Berdasarkan kenyataan ini maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam tentang manajemen pelaksanaan program UKGS di 5 puskesmas dalam Kota Banda Aceh pada bulan Juni tahun 2000.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui teknik wawancara mendalam terhadap 5 orang kepala puskesmas dan 5 orang dokter gigi serta diskusi kelompok terarah terhadap 21 orang perawat gigi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program UKGS memang telah dilaksanakan di puskesmas yang meliputi, perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi, namun pelaksanaan keempat fungsi manajemen ini belum sesuai dengan pedoman pelaksanaan program UKGS. Diharapkan puskesmas memasukkan program UKGS ke dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang kemudian disahkan menjadi Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) puskesmas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frilya Rachma Putri
"Latar belakang: Pada saat ini belum terdapat instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi alasan penolakan sekolah oleh anak Sekolah Dasar di Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas School Refusal Assesment Scale - Revised (SRAS-R) dalam bahasa Indonesia.
Metode: 100 anak-anak dan 100 orang tua dari SDN Sumur Batu 04 Pagi Kemayoran Jakarta Pusat berpartisipasi dalam penelitian ini. Uji validitas dilakukan untuk menilai konten dan membangun validitas. Uji reliabilitas juga dilakukan dalam penelitian ini. SPSS Windows diterapkan untuk menganalisis seluruh data.
Hasil: Versi SRAS-R Indonesia kuesioner anak (Cronbach s α = 0,836) dan kuesioner orang tua (Cronbach s α = 0,827). Kesahihan isi (content validity) untuk item dan skala juga menunjukkan validitas yang kuat. Analisis komponen utama (PCA) menunjukkan kesesuaian data yang dengan nilai kolerasi yang kecil dari model keempat faktor pada SRAS-R asli. Kesahihan konstruksi (construct validity) menghasilkan 4 komponen yang mewakili kuesioner orangtua dan 3 komponen dalam kuesioner anak.
Kesimpulan: Kesahihan isi (content validity) dan kesahihan konstruksi (construct validity) versi SRAS-R Indonesia telah dikonfirmasi melalui penelitian ini. Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut, versi SRAS-R Indonesia merupakan instrumen potensial yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi alasan penolakan sekolah pada anak di Indonesia.

Background: Recently there is no instrument to identify the reason for school refusal among primary school students in Indonesia. Therefore, this study aimed to obtain the validity and reliability of School Refusal Assesment Scale-Revised (SRAS-R) in Indonesian language.
Methods: 100 children and 100 parents from Sumur Batu 04 Pagi public elementary school Kemayoran Jakarta participated in the study. Validity tests were conducted to assess the content and construct validity. Reliability test was also conducted in this study. SPSS for Windows was applied to analyze the whole data.
Results: SRAS-R Indonesian version showed an excellent internal consistency for the reliability test in children questionnaire (Cronbach s α = 0.836) and parent questionnaire (Cronbachn s α = 0.827). Content validity for items and scales also indicated a strong validity. Principal component analysis (PCA) indicated poor data suitability from the four-factor models of the original SRAS-R. Construct validity obtained 4 components that represent the parent s questionnaire and 3 components in the children s questionnaire.
Conclusion: Content and construct validity of the SRAS-R Indonesian version is confirmed from this study. Although further research is required, the SRAS-R Indonesian version was found to be a potential instrument in identifying the reason of school refusal in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frieda Ayu Prihadini
"Dalam menjawab keluhan perawat mengenai besarnya beban kerja di ruang rawat inap Cattleya B RSU Bhakti Yudha, perlu dilakukan analisis kebutuhan tenaga perawat dengan menggunakan beberapa formula yaitu, Workload Indicator Staff Needs (WISN), formula Gillies, PPNI, dan formula Ilyas. Penelitian dilakukan di ruang rawat inap Cattleya B menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan melakukan observasi terhadap aktivitas perawat menurut metode work sampling serta in-depth interview pada 21-30 Mei 2012.
Hasil penelitian menyatakan beban kerja perawat pada kategori produktif (80%) dengan hanya 33.98% yang merupakan aktivitas keperawatan langsung dan 47.4% merupakan aktivitas keperawatan tidak langsung. Penggunaan waktu untuk kegiatan pribadi dan non produktif perawatmasih di dalam standar ILO (14.98%) Formula Gillies dan PPNI, dan Ilyas tidak menggambarkan sejumlah kegiatan keperawatan tidak langsung dari perawat seperti administrasi dan pencatatan laporan, yang justru pada saat observasi membutuhkan proporsi yang lebih besar. Sebaliknya metode WISN yang menghasilkan jumlah perawat sebesar 35 orang ditambah dengan 1 kepala ruangan dianggap lebih tepat dan sesuai dengan RS karena menggambarkan beban kerja nyata.
Diharapkan pihak manajemen dapat memberikan toleransi seperti pemberian hari kepelatihan bagi perawat, menambah jumlah tenaga baik perawat dan non perawat sesuai kebutuhan untuk meningkatkan mutu pelayanan.

In order to answer the concern of high workload nursing care at Cattleya B Ward of Bhakti Yudha Hospital, there is a need to analyze the requirement of nursing staff with some formulas:Workload Indicator Staff Needs (WISN), Gillies?, PPNI, and Ilyas? Formula. This Research was held in Cattleya B Ward of Bhakti Yudha Hospital on May 21st-30th 2012 using Quantitative and Qualitative approach with an observation to nursing activity based on work sampling method and also in-depth interview with some informants to gain any information for analysis.
The result of this research proved that nursing workload is in productive state (80%) with only 33.98% are direct nursing care activities and 47.4% are indirect nursing care activities. The usage of time for individual activity and non-productive activity are still in the ILO Standard (14.98%) Gillies?, PPNI, and Ilyas? Formula did not described some of indirect activity like administration, and making nursing report which in observation need higher proportions than others. In the contrary, WISN, which results 35 nurses as staff with 1 additional nurse as the head of Cattleya B ward, is suitable with hospital because described the real work load in the ward.
In the future, hopefully manager can give any tolerance like training day for nurse; add some staff both nursing staff and non-nursing staff as needs for service quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31800
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Afrilia Ardinda
"Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan sekolah filial yang ada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Palembang. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivis dan metode kualitatif untuk menjelaskan mengenai analisis implementasi kebijakan sekolah filial yang ada di LPKA Palembang dengan melihat aspek konten dan konteks sebagai suatu kebijakan. Untuk menganalisis kebijakan sekolah filial, maka peneliti menggunakan teori implementasi kebijakan dari Merilee S Grindle serta Mazmanian dan Sabatier untuk mendukung proses analisis implementasi yang mempengaruhi penyelenggaraan pembinaan anak didik pemasyarakatan yang berbasis pendidikan di LPKA Palembang. Hasil penelitian menunjukkan kendala-kendala penyelenggaraan sekolah filial yang belum efektif. Dari aspek konten kebijakan diketahui bahwa permasalahan anggaran merupakan permasalahan utama dalam implementasi kebijakan sekolah filial di LPKA Palembang. Selain itupun, masa hukuman peserta didik yang berbeda-beda dan relatif singkat juga mempengaruhi implementasi kebijakan sekolah filial. Kebijakan ini akan lebih terasa manfaatnya bila dilaksankan di luar LPKA Palembang. Bila diluar LPKA anak didik pemasyarakatan bisa berinteraksi dengan pihak lain dan konsepsi dari pemasyarakatannya sendiri akan semakin terasa. Dari aspek konteks kebijakan diketahui bahwa belum adanya kepedulian dari pimpinan atas. Sehingga menyebabkan belum adanya mekanisme penegakan aturan yang jelas dalam kebijakan sekolah filial untuk lingkup nasional serta ditambah belum adanya suatu sistem yang dapat mendorong pelaksanaan kebijakan sekolah filial yang lebih efektif.

This study aims to investigate policy implementation of filial school at Palembang Child Correctional Institution (LPKA Palembang). It uses post-postivist approach and qualitative method to explain the policy implementation of filial school at Palembang Child Correctional Institution. It analyzes the content and context aspects of the policy. Policy implementation theories by Merilee S. Grindle and by Mazmanian and Sabatier are used to support analysis process of implementation that influence the enforcement of education-based coaching for correctional students at LPKA Palembang. The results indicated contraints to organizing filial school that have not been effective. From the content aspect of policy, it is known that budget problem is the main problem in filial school policy implementation at LPKA Palembang. Students sentece periods which are vary and relatively short also affect the implementation of filial school policy. The policy will be more beneficial if implemented outside LPKA Palembang. Outside correctional institution, correctional students can interact with other parties and the concept of correctional itself will be more felt. Context aspect of policy discovered that there is no concern yet from the top leadership. It causes there has been no clear enforcement mechanism in filial school policy for the national scope, and also the absence of a system that can encourage the more effective implementation of filial school policy."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T53047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meidivera
"Sampai saat ini, permintaan tenaga perawat untuk bekerja ke luar negeri masih terbuka lebar. Namun, Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan perawat dari aspek kuantitas karena kualitas sumber daya manusia tenaga keperawatan di Indonesia masih dibawah standar internasional. Terdapat kesenjangan yang cukup lebar antara perawat yang mendaftar untuk bekerja di luar negeri dengan perawat yang berhasil lulus seleksi.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelulusan seleksi lulusan D-111 Keperawatan yang mendaftar untuk bekerja di luar negeri tahun 1999.
Desain penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Lokasi penelitian adalah di Jakarta, di lingkungan Departemen Kesehatan RI di tempat diadakannya ujian seleksi perawat untuk bekerja di Uni Emirat Arab. Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuesioner pada responden sebesar 203 orang. Sedangkan dalam penelitian ini sampel yang digunakan hanya sebanyak 185 orang atau responden yang lulusan D-III Keperawatan saja. Variabel-variabel yang diteliti adalah: faktor Kelulusan Seleksi, Umur, Status Perkawinan, Asal Kota, Asal Institusi, Pelatihan, Status Pekerjaan, Nilai Bahasa Inggris, Nilai Mutu, Proporsi Waktu Belajar, Motivasi, dan Frekuensi Ikut Seleksi. Analisis data terdiri dari analisis data univarial dan analisis data bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pelatihan, status pekerjaan, nilai mutu dengan kelulusan seleksi. Pada hasil uji estimasi resiko, didapat nilai Odds Ratio (OR) pelatihan = 3,455 artinya responden yang pernah mengikuti pelatihan kemungkinan untuk lulus adalah 3,455 kali lebih tinggi dari responden yang tidak pernah mengikuti pelatihan, dan nilai OR status pekerjaan = 3,886 artinya responden yang belum bekerja kemungkinan untuk lulus seleksi adalah 3,886 kali lebih tinggi dari responden yang sudah bekerja.
Saran yang diusulkan: Memberi kesempatan kepada perawat yang belum bekerja untuk mengikuti ujian seleksi; Pelatihan yang berbentuk bimbingan tes perlu diberikan pada semua peserta ujian seleksi; Pelatihan dengan sistem yang sesuai dengan kebutuhan perawat yang ingin bekerja di luar negeri.
Selanjutnya, perlu diteliti lebih jauh tentang pengaruh jenis dan lama pelatihan, serta instrumen pengukuran bahasa Inggris menggunakan tes kemampuan bahasa Inggris. Dalam hal persyaratan, sebaiknya Departemen Kesehatan membuat simplifikasi persyaratan yang akan dipakai dalam persyaratan perawat yang ingin bekerja di luar negeri.

Up to present, the high demand for local nurses to work overseas is still exist. However, it is difficult for Indonesia to fulfill the required quantity since the existing quality of the local nurse is still under the international standard quality. The total number of nurse who register to work abroad far below the total number of nurses who finally passed the exam.
Due to the above facts, this research is aimed to study further details on the factors related to the selection graduates of nurses graduated with Diploma III from Nurses Academy to work overseas in 1999.
The design of the research is cross sectional survey. The research is taken place in Jakarta, at Department of Health, Republic of Indonesia, the same place where the test for nurses to work in United Emirates Arab is located. The collection of primary data is conducted by distributing questionnaires to 203 respondents. On this research, samples being used is only 185 samples or total number of nurses who graduates with D-11I from Nurse Academy only. Variables being researched are: Selection Graduates, Age, Marital Status, Birth Origin, Institution, Training, Work Status, English Score, Quality Score, Proportion of Study, Motivation, and Number of Test Taken. Data analysis categorized into Univariate data analysis, and Bivariate data analysis.
The result of the analysis showed that there is positive correlation betweentraining, work status, quality score with selection graduates. The risk estimate test showed Odds Ratio (OR) for training = 3,455, which means that the probability of respondent with prior training to pass the test is 3,455 times greater than respondent with no prior training. The OR for Work Status = 3,886 which means that the probability of respondent (who has work experience less than 1 year or has no prior job experience) to pass the test is 1886 times greater than respondent who has work experience.
The proposed recommendations are as follows: To give the opportunity and priority to those nurses who currently do not work to take the test. Training in a form of preparation test is deemed necessary to be given to the test participants; such training is designed to meet the required needs for the nurses to work overseas.
Furthermore, additional research is required to further understand the affect of type and length of the training, and the measurement being used to test the English skills. Lastly, in regards to the rules and requirements, it is highly recommended that the Department of Health to simplify the requirements for nurse to work overseas.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Haryadi
"Wajib belajar 9 tahun adalah salah satu program prioritas pemerintah. Pemerintah mentargetkan anak usia 7-15 tahun harus bersekolah. Fakta yang ada adalah masih banyak masyarakat yang tidak dapat bersekolah di jenjang pendidikan dasar karena alasan ekonomi dan bahkan kemudian menjadi pekerja jalanan. Sekolah Dasar Kelas Layanan Khusus (KLK) adalah salah satu dari program pemerintah yang ditujukan memberi kesempatan kepada anakanak yang putus sekolah untuk bisa kembali bersekolah. Program ini sudah dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia dengan menggunakan dana APBN, hanya kota Surabaya yang bisa melaksanakan dengan menggunakan dana APBDnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tujuan mendeskripsikan bagaimana implementasi program dan faktor-faktor yang mendukung yang ada di Kota Surabaya sehingga program SD KLK ini bisa di laksanakan dengan baik . Program SD KLK di dua SD sampel di Kota Surabaya dengan menggunakan dana APBD ini juga bisa mengembalikan anak yang putus sekolah sebanyak 60 anak dan 30% diantaranya bias dikembalikan ke kelas regular. Diharapkan program ini bisa dikembangkan ke Kabupaten/Kota lain dengan menggunakan dana APBD masingmasing Kabupaten/Kota.

Nine year compulsory basic education is one of the priorities programme in Indonesia. The government targeted that all children age 7-15 years should go to school. In fact, many children are drop out and lives in the street due to economic problem. Special education service through providing special class is a program to enroll the street children in accessing education. This has been implementing in several districts including Surabaya City, the only district who provided local budget to support this program. This research aims to describe the implementation of the special class services at Dupak I and Banyu Urip III/364 primary schools in Surabaya. It is found that these schools succeed to enroll 60 out of school children and about 30% of them has been joined to the regular classes. It is recommended that this program could be implemented broader and supported by local governments."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29769
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>