Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149700 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Siswaji
"Perkembangan harga saham di bursa dipengaruhi oleh faktor domestik dan faktor internasional. Secara relatif, besarnya pengaruh faktor internasional seperti pengaruh bursa asing, peran investor asing dan kurs valuta asing terhadap perkembangan suatu bursa menunjukkan tingkat integrasi bursa tersebut dengan pasar modal internasional. Bursa yang lebih terintegrasi dengan pasar modal dunia, yakni yang lebih terpengaruh oleh faktor intemasional, potensial dapat menikmati harga saham yang lebih tinggi dibanding bursa yang tersegmentasi. Di sisi lain, interdependensi/linkage dengan bursa internasional dapat mengakibatkan peningkatan fluktuasi harga saham yang berarti peningkatan risiko investasi di bursa tersebut dan penurunan daya tarik bursa tersebut sebagai tujuan diversifikasi investasi internasional. Dengan demikian, pemahaman tentang pengaruh faktor internasional seperti pengaruh bursa asing dan kurs US$- terhadap suatu bursa, termasuk BE), adalah penting, baik bagi kepentingan praktis maupun kepentingan akademis.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) membuktikan adanya pengaruh dari indeks bursa regional (Singapura, Malaysia, Thailand dan Pilipina) serta bursa internasional (Hongkong, Jepang dan Amerika Serikat) terhadap IHSG di BEJ), sekaligus memvalidasi sebagian hasil penelitian Lim, Lee dan Liew (2003) dan Ibrahim (2004), khususnya yang menyangkut integrasi BEJ dengan bursa ASEAN, yang kesimpulannya bertentangan; (2) mengeksplorasi perbedaan pengaruh indeks bursa regional dan internasional tersebut di alas terhadap IHSG di BEJ, untuk periode sebelum, selama dan setelah krisis; (3) membuktikan adanya pengaruh dari kurs US$ (Rupiah/US$) terhadap IHSG di BEJ, sekaligus memvalidasi sebagian hasil penelitian Phylaktis dan Ravazzolo (2000), khususnya yang menyangkut hubungan dinamis antara kurs USS dengan harga saham di BEJ; (4) mengeksplorasi perbedaan pengaruh kurs USS (pasar valuta asing) terhadap IHSG di BEJ, untuk periode sebelum, selama dan setelah krisis.
Selain IHSG BEJ yang lebih dilihat dalam posisinya sebagai variabel yang dipengaruhi, penelitian ini mencakup delapan variabel lain yang dilihat pengaruhnya terhadap IHSG, yakni tujuh variabel indeks bursa asing (KLCI-Malaysia, STISingapura, SET-Thailand, PSE-Pilipina, Hangseng-Hongkong, Nikei-Jepang dan SP500-AS) dan satu variabel kurs US$. Jangka waktu penelitian meliputi kurun waktu dari 2 Januari 1993 hingga 29 April 2005, dengan pengamatan dilaksanakan sebanyak empat kali, yakni untuk seluruh periode penelitian (2 Januari 1993 - 29 April 2005) dan tiga periode yang Iebih pendek, yakni periode sebelum krisis (2 Januari 1993 - l Juli 1997), selama krisis (2 Juli 1997 - 31 Desember 1999) dart setelah krisis (1 Januari 2000 - 29 April 2005).
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Economic Statistic-Econstatst, Statistik Ekonomi Moneter Bank Indonesia, Pusat Informasi Pasar Modal, dan Pusat Data dan Analisis Bisnis. Pengujian dan analisis yang dilakukan mencakup: (I) pengolahan statistik deskriptif, (2) correlation analysis (analisis korelasi), (3) unit root test (uji akar unit), (4) cointegration test (uji kointegrasi), (5) Granger causality test (uji kausalitas Granger), dan (6) variance decomposition analysis.
Berdasarkan pengujian dan analisis yang dilakukan, penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh indeks bursa regional dan internasional terhadap IHSG BEJ yang terbukti dari hasil uji kausalitas Granger dan variance decomposition analysis, yang juga didukung oleh hasil analisis korelasi; (2) terdapat perbedaan pengaruh bursa regional dan internasional terhadap IHSG diantara periode sebelum, selama dan setelah krisis, yang terbukti dari uji kausalitas Granger dan variance decomposition analysis, yang jugs. didukung oleh hasil analisis korelasi; (3) uji kointegrasi tidak dapat secara meyakinkan membuktikan adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara MSG dengan indeks bursa regional dan internasional, sehingga hasil penelitian ini lebih sesuai dengan hasil penelitian Ibrahim (2004) dan kurang sesuai dengan basil penelitian Lim, Lee dan Liew (2003); (4) pengaruh kurs US$ terhadap IHSG BEJ terbukti dari variance decomposition analysis dan uji kausalitas Granger, serta didukung oleh hasil analisis korelasi; (5) pengaruh kurs US$ terhadap IHSG terbukti bervariasi diantara periode sebelum, selama dan setelah krisis; (6) uji kointegrasi tidak dapat secara meyakinkan membuktikan adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara IHSG dengan indeks bursa regional dan internasional, sehingga hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Phylalctis dan Ravazzolo (2000).
Dengan demikian, walaupun tidak terjadi hubungan keseimbangan jangka panjang antara IHSG dengan indeks bursa asing dan kurs US$, namun terdapat pengaruh indeks bursa asing dan kurs US$ terhadap MSG yang bersifat jangka pendek dan berbeda antara periode sebelum, selama dan setelah krisis ekonomi. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka BEJ dapat dijadikan sebagai tujuan diversifikasi imvestasi intemasional, khususnya untuk horizon investasi jangka panjang.

Stock price movement in a stock market is influenced by domestic and international factors. Relatively, degree of influence of international factor ?i.e, foreign stock market influence, role of foreign investor and foreign exchange rate- to a stock market indicates integration level of the stock market to international capital market. A more integrated stock market that is more influenced by international factors, potentially enjoys higher stock price compared to a segmented stock market On the other hand, linkages/interdependencies between a stock market with international capital market can result on higher volatility of stock price that leads to increased investment risk and decreased interest of international investor to diversify investment to the stock market. Hence, knowledge on how international factor - especially foreign stock market and USS exchange rate- influence a stock market like BEJ, is important to practical purposes as well as academic purposes.
The objectives of this research are: (1) To prove the existence of influence of regional stock market index (Singapore, Malaysia, Thailand and Philipine) and international stock market index (Hongkong, Japan dan USA) to BEJ index, altogether with validating part of research done by Lim, Lee and Liew (2003) and Ibrahim (2004), that resulted on contradictory conclusion related to the integration of BE) with ASEAN stock market; (2) To explore the difference of degree of influence of regional and international stock market indexes to BEY index, among period of before, during and after the crisis; (3) To prove the existence of influence of US$ exchange rate to BEJ index, altogether with validating research result done by Phylaktis and Ravazzolo (2000) on dynamic relationship between foreign exchange rate and stock price in BE3; (4) To explore the difference of degree of influence of USS exchange rate to BEJ index, among period of before, during and after the crisis.
Beside BEJ index that is studied on its role as dependent variable, this research covers eight variables that are seen on the position of independent variables: seven factors of foreign stock market indexes (KLCI-Malaysia, STI-Singapore, SET-Thailand, PSE-Philipine, Hangseng-Hongkong, Nikei-Japan dan SP500-USA) and one factor of US$ exchange rate. This research covers the period of January 2, 1993 - April 29, 2005, with four sampling period: the entire research period (January 2, 1993 -- April 29, 2005) and three shorter period, that are: before the crisis period ( January 2, 1993 - July 1, 1997), during the crisis period (July 2, '1997 - December 31, 1999) and after the crisis period (January I, 2000 - April 29, 2005).
This research is done based on the secondary data collected from Economic Statistic-Econstat, Statistik Ekonomi Moneter Bank Indonesia, Stock Market Information Center (Jakarta) and Pus-at Data dan Anali.is Bisnis_ The test and analysis take the following steps: (1) descriptive statistics processing, (2) correlation analysis, (3) unit root test, (4) cointegration test, (5) Granger causality test; and (4) variance decomposition analysis.
Based on those tests and analysis, this research concludes: (1) the existence of influence of regional and international stock market indexes to BEJ index is proven by Granger causality test and variance decomposition analysis, with the support of correlation analysis; (2) the difference of degree of influence of regional and international stock market indexes to BET index, among period of before, during and after the crisis is proven by Granger causality test and variance decomposition analysis, with the support of correlation analysis; (3) long term cointegration relationship between BET index and regional and international stock market indexes can not be proven consistently based on the cointehration test, hence, this research result is similar with the research result of Ibrahim (2004), but contradictory with the research result of Lim, Lee dan Liew (2003); (4) the existence of influence of US$ exchange rate to BET index is proven by Granger causality test and variance decomposition analysis, with the support of correlation analysis; (5) the differences of degree of influence of US$ exchange rate to BEJ index, among period of before, during and after the crisis is proven; (6) long term cointegration relationship between US$ exchange rate can not be proven consistently based on the cointegration test, hence, this research result is similar with the research result done by Phylaktis and Ravazzolo (2000).
Conclusively, BEJ index does- not cointegrate with foreign stock market index and US$ exchange rate. However, there exist short term influence of foreign stock market index and US$ exchange rate to BET index, which is different among the period of before, during and after the economic crisis. Based on this research result, BET is recommended as diversification target of international investment, especially for the long term horizon of investment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakarsa Panjinegara
"Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk melihat seberapa jauh pengaruh perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar terhadap tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode sebelum krisis moneter yang diambil sejak periode Januari 1995 sampai dengan Juni 1997, dibandingkan dengan periode krisis moneter yang diambil sejak periode Juli 1997 sampai dengan Desember 1999 yang dianalis dengan menggunakan data mingguan pada periode tersebut.
Selain daripada itu penelitian ini juga melihat pengaruhh tingkat pengembalian pasar (return IHSG), perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga SBI, perubahian nilai tukar Rupiah atas US Dollar terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat portofolio industri di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Pada periode sebelun krisis tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Salim Gabungan (IHSG) dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat suku bunga SBI, sedangkan pada periode krisis return IHSG dipenganihi secara signifikan oleh
perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar.
Hasil penelitian juga menunjukkan dengan mengggunakan analisis multi faktor yang merupakan sintesa antara model Arbitrage Pricing Theory (APT) dengan model Capital Asset Pricing Mode! (CAPM) didapat adanya perbedaan pengaruh yang nyata antara periode sebelum krisis rnoneter dan periode krisis moneter antara pengaruh perubahan variabel ekonomi makro yang digunakan pada penelitian terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian portofolio industri di Bursa Efek Jakarta.
"
2000
T20609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mujiati
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji perubahan return dan likuiditas yang diukur dengan volume, frekuensi dan bid ask spread di sekitar pengumuman perubahan komposisi Indeks LQ45 dan Jakarta Islamic Index (Jll) di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dengan metode studi kejadian (event study). Tesis ini mendapatkan hasil kenaikan return yang signifikan pada saham yang masuk indeks LQ45 dan penurunan return yang signifikan pada saham yang keluar dart indeks LQ45 dan JII. Selanjutnya penelitian ini juga menemukan penurunan volume dan frekuensi perdagangan pada saham yang keluar dari indek LQ45 dan JII. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bid ask spread yang turun signifikan pada saham yang masuk ILQ45 dan naik signifikan pada saham yang dikeluarkan dari JII.
Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji pengaruli return, volume, frekuensi, pengumuman perubahan komposisi saham dalam indeks dan pengenalan future indeks LQ45 terhadap bid ask spread, dengan menggunakan metode analisa regresi multivariat karat lintang. Konsisten dengan penelitian terdahulu, return, volume dan frekuensi berpengaruh secara signifikan pada bid ask spread. Tetapi pengumuman perubahan komposisi saham dalam indeks hanya berpengaruh pada bid ask spread saham yang masuk indeks LQ45. Selain itu, ditemukan pula bahwa pengenalan future indeks LQ45 berpengaruh pada bid ask spread baik pada saham-saham yang masuk maupun keluar indeks LQ45.

This study examines changes in stock and liquidity as measured by the volume, bid ask spread and frequency surrounding announcement of changes in the composition of the liquidity (LQ)45 and Jakarta Islamic Index (JII) at Jakarta Stock Exchange, by event study. The paper presents evidence of significant increase in the return upon LQ45 Index addition and significant decrease in the return upon LQ45 Index dan JII deletion. Furthermore, the study presents evidence of significant decrease in the trading volume and frequency upon LQ45 Index and JII deletion. Otherwise, the study presents evidence of significant decrease in the bid ask spread upon LQ45 Index addition and significant increase in the bid ask spread upon JII deletion.
This study also examines the effect of return, volume, frequency, announcement of changing index composition and introduction of LQ45 Index future on bid ask spread, by cross section multivariate regression analysis. Consistent to listing studies; return, volume and frequency have significant impact on bid ask spread. But announcement of changing index composition only impact on bid ask spread at LQ45 Index addition. Otherwise, LQ45 Index future introduction impact on the bid ask spread at both LQ45 Index addition and LQ45 Index deletion.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Ariyati Dewi
"Metodologi Event Study diterapkan pada penelitian ini untuk menyelidiki pengaruh pengumuman pembentukan Indeks FTSE/ASEAN pada hari Rabu, 21 September 2005 terhadap return dan volume transaksi saham. Negara-negara ASEAN5 (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura) bekerjasama dengan grup FTSE meluncurkan dua indeks yang baru terbentuk ; Indeks FTSE/ASEAN (AWASEAN) yang terdiri dari 180 perusahaan yang akan menjadi benchmark bagi kelima bursa dan Indeks FTSE/ASEAN 40 (ASEAN40) yang terdiri dari 40 perusahaan berkapitalisasi terbesar dari indeks tersebut. Diharapkan event ini akan membawa pengaruh yang positif karena akan mempermudah investor asing untuk melihat saham yang bagus di lima bursa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham Indonesia yang masuk ke dalam kedua indeks. Untuk menyelidiki pengaruh dari pengumuman tersebut, penulis menggunakan tiga model untuk mendapatkan abnormal return : Mean-adjusted, Market-adjusted dan Market model bagi setiap indeks.
Hasil menunjukkan bahwa untuk kedua indeks, model mean-adjusted pada umumnya menghasilkan nilai AAR yang negatif, sementara pada model market-adjusted untuk indeks AWASEAN tidak terdapat satupun nilai AAR yang signifikan sepanjang periode penelitian, tetapi untuk indeks ASEAN40 model ini menghasilkan dua AAR yang signifikan, bemilai positif dan negative. Hasil dari market model adalah sama untuk kedua indeks, tidak ditemukan adanya AAR yang signifikan. Untuk keseluruhan indeks dan model menunjukkan basil yang sama, bahwa rerata AAR sebelum event tidak lebih kecil dibandingkan sesudah event. Sedangkan baik untuk kelompok AWASEAN dan ASEAN40, rerata Trading Volume Activity sebelum event tidak lebih kecil dibandingkan sesudah event."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmeang, Chandra
"Pengaruh dan hubungan makroekonomi terhadap pasar modal telah lama menjadi fokus berbagai penelitian. Penelitian-penelitian ini berdasarkan pemahaman bahwa pasar modal yang memperdagangkan saham sebagai salah satu instrumen investasi utama merupakan representasi dari unit usaha yang melakukan aktifitasnya dalam lingkungan makroekonomi suatu negara, sehingga makroekonomi sebagai gambaran aktifitas perekonomian dalam suatu negara seharusnya berpengaruh terhadap saham atau pasar modal secara keseluruhan. Tesis ini berusaha meneliti pengaruh dan hubungan indeks harga saham terhadap Produk Domestik Bruto dengan menekankan analisis terhadap perbedaan pengaruh dan hubungan tersebut antara indeks kategori defensive stock dan cyclical stock.
Metode penelitian yang digunakan untuk melakukan analisa serta penarikan kesimpulan adalah analisa bivariat dengan model regresi log-log dan korelasi sederhana. Produk Domestik Bruto (PDB) digunakan sebagai proxy kegiatan makroekonomi, sedangkan untuk proxy pasar modal secara keseluruhan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Proxy saham kategori defensive stock menggunakan indeks pertanian serta indeks utilitas, infrastruktur dan transportasi, sedangkan untuk proxy saham kategori cyclical stock menggunakan indeks properti dan real estat serta indeks keuangan. Periode penelitian mencakup tahun triwulan I tahun 1996sampai triwulan IV tahun 2003.
Model yang menggunakan lag time 2 (dua) triwulan merupakan model yang paling optimal menjelaskan pengaruh dan hubungan indeks harga saham terhadap PDB. Hai ini berarti indeks pada saat t-2 dapat memprediksi dan memiliki hubungan yang kuat dengan PDB pada saat t, sehingga dapat dikatakan prediksi PDB, yang dilakukan pada saat t-2 mempengaruhi keputusan investasi pada saat t-2. Indeks properti dan real estat serta indeks keuangan mempengaruhi PDB secara signifikan, sementara indeks pertanian serta indeks utililas, infrastruktur dan transportasi tidak mempengaruhi nilai PDB pada lag time optimal. Uji korelasi yang digunakan untuk melihat perbedaan hubungan antara kategori indeks yang diteliti menunjukkan hubungan indeks harga saham kategori cyclical stock dengan PDB lebih besar dibandingkan hubungan indeks harga saham kategori defensive stock dengan PDB. Semua indeks yang digunakan sebagai variabel penelitian kecuali indeks pertanian mempunyai hubungan yang positif, sementara indeks pertanian menunjukkan hubungan negatif yang tidak signifikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhian Febrianto
"Salah satu cara pencarian dana yang saat ini sering kita dengar dan sudah banyak dilakukan di banyak perusahaan besar, adalah dengan mengeluarkan saham. Saham merupakan sebuah sertifikat kepemilikan alas perusahaan, di mana kepemilikan ini periodenya tergantung pemegang saham tersebut, bisa dalam jangka pendek maupun jangka panjang, tetapi umumnya kepemilikan saham untuk jangka panjang. Dalam penelitian ini, penulis mengambil satu perusahaan telekomunikasi yang posisi sahamnya cukup stabil di Bursa Efek, yakni PT Indosat.
Mencermati pergerakan jual - beli saham di sektor telekomunikasi dalam kurun waktu 2002-2004, posisi Indosat masih cukup kuat dalam jajaran 10 besar perusahaan terbuka. Hal itu terjadi karena perusahaan Indosat merupakan salah satu perusahaan yang berkapitalisasi besar, sehingga mampu menunjukkan eksistensi yang menjanjikan di dunia pertelekomunikasian. Berbagai fenomena mempengaruhi pergerakan penjualan sahamnya, mengingat saham merupakan salah satu bentuk investasi yang banyak diminati dan tidak terlalu fluktuatif seperti halnya kurs dollar ataupun suku bunga Bank.
Berdasarkan pada permasalahan yang diangkat, sorta keterbatasan waktu, maka penulis mencoba menganalisa hal sebagai berikut, dengan menggunakan data laporan tahunan Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta :
a. Faktor yang berpengaruh pada volume perdagangan saham, meliputi nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia 1 bulanan dalam periode 2002 - 2004.
b. Faktor terpengaruh adalah volume perdagangan saham PT. Indosat di bursa efek jakarta dalam periode 2002 - 2004.
Dari penelitian dan penganalisaan data tersebut diatas diperoleh hasil bahwa dalam periode 2002 - 2004 pergerakan volume penjualan saham di bursa efek Jakarta, khususnya saham PT.Indosat, dipengaruhi oleh kurs dollar amerika dan suku bunga SBI, tapi pengaruh yang diberikan sangatlah lemah.. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikan penelitian lebih kecil dari pada nilai signifikan hitung untuk kurs dollar secara parsial maupun secara simultan, yakni parsial sebesar 0.74 dan simultan sebesar 0.56. Begitu pula untuk suku bunga SBI pengaruhnya sangat lemah, hal ini juga disebabkan nilai signifikan penelitian lebih kecil dari pada nilai signifikan hitung balk secara parsial maupun secara simultan, yakni parsial sebesar 0.16 dan simultan sebesar 6.66.
Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan dengan menggunakan return sebagai variabel terikatnya, didapat kesamaan dalam hal pengaruhbaik kurs dollar maupun variable SBI memberikan pengaruh yang positif, hal ini bertentangan dengan penelitian terdahulu yang memberikan pengaruh yang negatif . Dengan berbagai masukan penelitian terdahulu, penulis berkesimpulan bahwa baik menggunakan return saham maupun volume perdagangan saham akan didapatkan pengaruh yang sama dari variabel kurs dollar, sedangkan dari variabel SBI akan didapat nilai pengaruh yang berbeda.

Old perception thought that telecommunication just to build and smoothness the business. But presently, telecommunication not just for the business, a very fast revolution in technology take over a junction of telecommunication as an entertainment , information provider tools, etc. One of the big companies in Indonesia who always develop their telecommunication market is Indosat Corporation, which sure need a big sources too finding their expanding plan. One of the many ways is through stocks or shares.
Shares, is the certificate which issued by the company with the nominal should be pay and period limitation on it. The public holders who have this certyicate have a contribution with the company as long as the period on it. There is mutual benefit between holder and issuer until the end of period agreed through the stock letters, during 2002 - 2004, Indosat always in top ten of Big companies in Jakarta Stock Exchange. Since Indosat is a big company, many phenomenons in economic and politic both outside and inside Indonesia take apart in influences their shares trade, but the prospect of this company is quit strong to be ignored by the investor. This bright side of Indosat, made the writer would like to know more about their transaction shares fluctuation in BEJ for period 2002 - 2004 in view of the exchange rate fluctuation of Indonesia currency versus US dollar and interest of Bank Indonesia certificate for the some period January 2002 up to December 2004.
Based on those data which taken from Annual report issued by Bank Indonesia, and using E Views and SPSS application to calculated and analyzed it got the result that The exchange rate fluctuation both partially or simultaneous give a very weak signyicantly impact to Indosat transaction shares fluctuation, partially at 0.74 and simultaneous at 0.56. Same result for interest of Bank Indonesia certnicate at 0.16 and 6.66. But there are unknown variable beside above which is give a big influence in Indosat transaction shares fluctuation at 37.42 percentage.
Comparing with previous research in shares returned in view of the exchange rate fluctuation of Indonesia currency versus US dollar and interest of Bank Indonesia certnicate, it also give a result that both factors give a positive impact to the return of shares. From this and some of previous research can be concluded that during the period 2002 - 2004, both exchange rate of Indonesia currency versus US dollar and the Interest of Bank Indonesia certificate give a positive influence to the Indosat transaction shares fluctuation, even so weak.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi makro terhadap return saham khususnya pada industri otomotif dan komponennya di Bursa Efek Jakarta. Penelitian terdahulu atas pengaruh kondisi makro terhadap return saham telah banyak dilakukan pada sektor industri yang berbeda-beda. Seperti penelitian yang dilakukan Manurung dan Saragih (2004) tentang pengaruh makro terhadap return saham farmasi. Penelitian ini menghasilkan bahwa variabel makro tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham farmasi, tetapi variabel market return berpengaruh signifikan terhadap return. Ati (2004), melakukan penelitian tentang pengaruh market return, Inflasi, SBI, Kurs, Harga emas dan jumlah uang beredar (M2) terhadap return saham industri barang konsumsi. Hasilnya menerangkan bahwa variabel yang paling berpengaruh pada induslri ini adalah variabel market return, sedangkan variabel SBI tidak berpengaruh terhadap mayoritas return saham sektor industri konsumsi.
Peneliti mengambil sampel 12 saham yang tergolong dalam industri otomotif dan komponennya dalam rentang periode tahun 2000-2003. Variabel makro yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, SBI, Inflasi, Kurs dan Uang beredar. Variabel ini adalah variabel makro yang sering digunakan peneliti untuk mengetahui pengaruh variabel terhadap return saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel makro berpengaruh signifikan terhadap return saham otomotif dan komponennya, tetapi secara individu atau uji t diketahui variabel SBI dan Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham otomotif dan kornponennya. Sedangkan variabel IHSG, Kurs dan uang beredar berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel IHSG merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap return saham. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Manurung dan Saragih (2004).
Pengaruh variabel makro pada industri ini sangat kecil sekitar 5.46%, artinya seluruh variabel independen hanya mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen-nya sebesar 5.46%, sedangkan 94.54% dijelaskan oleh variabel lain. Pengaruh lain diduga dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya para investor, calon investor, mahasiswa dan peneliti yang ingin melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berguna bagi semua pihak.

The goal of this research is to find out about the influences of macro conditions to stock return, especially for listed companies in automotive industry. Previous researches have been done for many kinds of industries. Manurung and Ferdinand (2004), learnt about the influence of macro condition to stock return in Pharmachy industries. The outcome shows that variable macro does not influence the stock return significantly, but market return variable has the strongest influence to stock return. Ati (2004), did the same research about market return, Inflation, SBI, exchange rate, Price of Gold and Money supply to the stock return for consumption industries. The result again shows that market return has the strongest influence to stock return.
Researcher takes 12 companies in automotive industry as sample and the time frame is between 2000-2003. Macro variables used in this research are IHSG, SBI, Inflation rate, exchange rate and money supply. These are the common variables used by many past researchers.
The final result of this research shows that all variables have small influence to the stock return. IHSG, especially has the strongest influence among all. But t-test shows that SBI and inflation rate do not influence stock return significantly. Exchange rate and money supply have small significant influence. IHSG as a market retum is the strongest factor to influences stock return. This result supports the previous research by Manurung and Saragih (2004).
The influence of macro variables in this industry is very small It is about 5.46% and it means that all independent variables only explain the variation of the dependent variable for 5.46%. Meanwhile 94.54% are explained by another variable and It is not explained in this research.
The researcher expects this research to give a big contribution for everyone especially the investor, potential investor, colleges and the fellow researchers who Want to continue the research in other industries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T16977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardo Ryan Dwitanto
"Tujuan dari penelitian ini meliputi lima hal. Pertama, menguji apakah terdapat hubungan simultan (bidirectional) antara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (ldrus). Kedua, menguji apakah terdapat hubungan relasional jangka panjang (kointegrasi) antara Idrus dan lHSG. Ketiga, mempelajari pola hubungan kointegrasi antara Idrus dan IHSG, jika terdapat hubungan kointegrasi antara keduanya. Keempat, mempelajari pengaruh variabel-variabel lag IHSG dan variabel-variabel lag ldrus terhadap IHSG dan ldrus. Kelima, mempelajari pola pengaruh Dow Jones Industrial Averages (DJIA) ienhadap IHSG dan Idrus.
Penelitian ini memasukkan IHSG dan ldrus sebagai variabel-variabel endogenus, serta DJIA (indeks saham Dow Jones) sebagai variabel eksogenus. Semua data ditransformasikan ke dalam logaritma natural (Ln). Sampel Penelitian dibagi menjadi dua periode yaitu periode sebelum krisis ekonomi (19 Mei 1996-29 Juni 1997) dan periode selama krisis ekonomi (4 Januari 1998-9 September 2001). Analisis data meliputi tujuh langkah. Pertama, uji simultanitas. Kedua, pra-uji umuk menentukan order integrasi. Ketiga, penentuan panjang lag dalam VARL. Keempai, uji kointegrasi dengan metode Johansen. Kelima, analisis hasil estimasi. Keenam, uji kausalitas Granger. Ketujuh, innovation accounting.
Untuk periode sebelum krisis ekonomi, data generating process menggunakan Vector Autoregressive in Differenced (VARD) lag 3 atau VARD(3). Sedangkan, untuk periode selama krisis ekonomi menggunakan Vector Error Correction Model (VECM) lag 7 atau VECM(7).
Hasil uji simultanitas series dalam level menunjukkan adanya pengaruh timbal balik antara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan IHSG pada kedua periode. Pada periode sebelum krisis ekonomi tidak ada hubungan kointegrasi antara kedua variabel endogenus, karena nilai tukar selama periode tersebut berdasarkan managed floating. Hasil VARD(3) menemukan tidak ada hubungan timbal balik antara perubahan IHSG atau D(LnIHSG) dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS atau D(Lnldrus) dalam jangka pendek. Variabel eksogenus atau D(LnDJIA) tidak berpengaruh terhadap D(Ln1}-ISG) maupun D(Ln1drus) karcna perbedaan metode perhitungan indeks maupun karena nilai tukar berdasarkan managed floating.
Pada periode selama krisis ekonomi terdapat hubungan kointegrasi antara kedua variabel endogenus. Hasil VECM(7) menunjukkan pengaruh negatif LnIdrus terhadap LnIHSG dalam jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam jangka panjang lebih rentan terhadap infaltion disturbance. Hasil uji kausalitas Granger menemukan hubungan searah dimana IHSG mempengaruhi Lnldrus. Hal ini berarti IHSG merupakan leading indicator dalam jangka pendek. Perubahan indeks saham Dow Jones atau D(LnDJIA) berpengaruh negatif terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat atau D(Lnldrus) dimana perhitungan nilai tukar menggunakan free floating. Namun, D(LnDJIA) tidak berpengaruh terhadap perubahan IHSG atau D(LnlHSG), karena perbedaan metode perhitungan. Hasil ini konsisten dengan periode sebelum krisis ekonomi.

This research has five objectives. First, investigate whether simultaneous is in Jakarta Composite Stock Price Index (JKSE) and rupiah - U.S. dollar exchange rate (ldrus) relationship. Second, investigate whether co-integrating relationship between Idrus and JKSE. Third, study the relationship between ldrus and JKSE in the long run. Fourth, study the eiiects of lagged values of JKSE and lagged values of ldrus on JKSE and Idrus, respectively. Fifth, study the effect of Dow Jones Industrial Averages (DJIA) on JKSE and Idrus, respectively.
JKSE and ldrus are treated as endogenous variables. DHA is treated as exogenous variable. All of series are transformed to natural logarithmic (Ln). Period of research is divided to two periods, before crisis period (19 May 1996-29 June 1997) and during crisis period (4 January 1998-9 September 2001). The analysis of data will be done in seven steps. First, test of simultaneous. Second, pre-test for determining the order of integration for each series. Third, determine lags of Vector autoregressive in Level (VARL). Fourth, Johansen co-integration test. Fifth, analyze the estimate parameters. Sixth, test of Granger causality. Seventh, do innovation accounting.
For before economic crisis period, data generating process use Vector autoregressive in Differenced (VARD) lag 3, while, for during economic crisis period, it use Vector Error Correction Model (VECM) lag 7.
Test of simultaneous with series in level found bidirectional relationship between Jakarta Composite Stock Price Index (JKSE) and rupiah - US dollar exchange rate (Idrus) in both period. There is no co-integrating relationship between Lnldrus and LnJKSE in before economic crisis period because of managed floating exchange rate. Analysis of parameters of VARD lag 3 found no bidirectional short-run relationship between rupiah - US dollar differential or D(LnIdrus) and IKSE differential or D(LnJKSE). DJIA differential or D(LnDJIA) doesn?t affect D(LnJKSE) because of difference in determination method. D(LnDJIA) doesn?t affect D(LnIdrus) also because rupiah - US dollar exchange rate was managed.
There is co-integrating relationship between Lnldrus and LnJKSE in during economic crisis period. Analysis of parameters of VECM lag 7 found negative long-run relationship between Lnldrus and Ln]KSE. It suggests that Idrus - IKSE relationship in the long-run has more exposure to inflation disturbance. Granger causality runs only one way from LnJKSE to Lnldrus. It suggests that JKSE is a leading indicator in the short-run. DJIA differential or D(LnDJIA) has negative effect on D(Lnldrus), which is rupiah - US dollar exchange rate is free floated, D(LnDJIA) has no effect on D(LnlHSG) because of difference in determination method. lt is consistent with the result of before economic crisis period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Mulawarman
"Tesis ini membahas pengaruh dari empat indeks saham (variabel bebas), yaitu: DJIA(Amerika), DAX (Jerman), NKY (Jepang) dan FSSTI (Singapore) terhadap JCI (Indonesia) sebagai variabel terikat. DJIA mewakili Indeks saham global sementara DAX, NKY dan FSSTI mewakili indeks saham regional. Hipotesa: Pengaruh ke-4 variabel bebas tersebut terhadap JCI diperkirakan signifikan pada periode krisis subprime mortgage di AS dan krisis surat utang di UE. Analisis ini menggunakan metodologi uji korelasi, uji regresi OLS dan uji kausalitas Granger. Hasil yang diperoleh ternyata dalam kedua periode pengujian, hanya DJIA dan FSSTI yang berpengaruh signifkan terhadap JCI.

This thesis analyzes the influence of the four stock indices (independent variables): DJIA (USA), DAX (Germany), NKY (Japan) and FSSTI (Singapore) to JCI (Indonesia) as the dependent variable. The DJIA represents global stock index while DAX, NKY and FSSTI represent regional stock indices. Hypothesis: All of independent variable would influence the independent variables significantly in the period of the sub-prime mortgage crisis in the USA and debt crisis in the EU. This analysis uses correlation test methodology: OLS regression test and Granger causality test. The results show that only DJIA and FSSTI influence JCI significantly on both period tests."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38628
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Khairani
"Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh board governance dan cash holdings terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan uji analisis Fixed Effect Model (FEM). Variabel independen pada penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan saham orang dalam, dan kepemilikan kas, sedangkan variabel dependen adalah nilai perusahaan yang diproksikan oleh logaritma harga saham penutupan akhir tahun.
Penelitian ini menggunakan data panel sejumlah 378 observasi dari sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, dan kepemilikan saham orang dalam memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, (2) komite audit dan kepemilikan kas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

The main objective of this research is to analyze the effect of board governance and cash holdings on firm value. This research are analyze with Fixed Effect Model (FEM). The Independent variables in this research are the board size, board independence, audit committee, insider ownership and cash holdings, for the dependent variable is firm value that proxied by log of year end share prices.
This study use a panel data sample of 378 observations listed firms in the Indonesia Stock Exchange for the period 2005-2010. The results showed that: (1) board size, board independence, and insider ownership doesn?t have significant effect on firm value, (2) audit committee and cash holdings have significant effect on firm value."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>