Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Antonia Retno Tyas Utami
"Indonesia mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) polio pada tahun 2005. Di tiga kabupaten Lebak, Serang dan Sukabumi merupakan 58,9% kasus KLB nasional. Tujuan penelitian ialah diketahuinya besar risiko spesimen yang tidak memenuhi ketepatan waktu ambiI terhadap risiko basil pemeriksaan negatif virus polio di laboratorium nasional polio di Bandung dan Jakarta.
Pada studi potong lintang (cress-.seclionalO terhadap semua sampel spesimen yang pertama yang diambiI dari kasus acute fkrcid paralysis (AFP) selama tahun 2005 dari tiga kabupaten. Data berasal dari laboratorium nasional polio tentang identitas kasus AFP, tanggal lumpuh, tanggal' ambil spesimen, tanggal kirim, tanggal diterima, kondisi diterima, tanggal proses, tanggal dan basil uji. Di samping itu dilakukan konf rmasi lapangan untuk data tempat pengambilan spesimen, fasilitas, dan tenaga surveilans. Analisis faktor-faktor risiko terhadap risiko relatif (RR) basil pemeriksaan negatif virus polio menggunakan regresi Cox.
Prevalensi basil negatif dari sampel adalah 31,46%, Hasil negatif pada masa awal KLB Februari-April (60%) dan akhir KLB Juli-Desember 2005 (66,2%), dan yang terendah pada bulan Mei-Juni (15,5%). Faktor-faktor yang berkaitan secara signifikan terhadap risiko basil pemeriksaan negatif virus polio pada spesimen meliputi faktor tidak tepat waktu ambit spesimen, kabupaten asal spesimen, dan periode bulan pengambilan. Keterlambatan pengambilan spesimen mempertinggi risiko basil pemeriksaan negatif virus polio sebesar 70% dibandingkan dengan spesimen yang diambil tepat waktu [risiko relatif suaian (RN = 1,70; 95% interval kepercayaan (CI): 1,01 - 2,88).
Selama masa awal dan akhir KLB, perhatian khusus harms diberikan terhadap ketepatan waktu pengambilan spesimen dan kabupaten asal spesimen untuk memperkecil risiko basil pemeriksaan negatif virus polio.

In 2005 Indonesia had a polio outbreak of positive wild polioviruses (WPV). The three districts namely Lebak, Serang and Sukabumi contributed 59.% of total national cases. The aim of this study was to identify the risk of late collection of stool specimen for negative detection of poliovirus.
A cross sectional study conducted on all acute flaccid paralysis (AFP) surveillance's stool speciment from the three districts tested for polio virus in Bandung and Jakarta national polio laboratory in 2005. Data derived from laboratory registry books for case identity, date of paralysis onset; spesiment collection: sent; recieved; testing process; and result of test. In addition, field visits were conducted to the three districts for confirmation on data collecting methods, and human resources. Analysis was using Cox regression method for relative risk (RR).
The prevalence of negative results was 31,46%. Negative results during early stage of outbreak in February -April was 60% and late stage July- December was 66.2%, while in May -June was Ioweer (15.5%). Factors that significantly associated with the risk of poliovirus negative results were late of speciment collection, district origin of speciment and period of month speciment collection. Late than on time collection for first stool speciment had 70% increased risk to be negative results (adjusted relative risk =-1.70; 95% confidence intervals = 1.01 - 2.88).
During early and late stage of polio outbreak, special attention should be taken for timing of speciment collection and district origin of speciment to minimize risk of negative detection of poliovirus.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahmawati
"Pencegahan dan pemberantasan penyakit, merupakan prioritas pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal ini tidak hanya terbatas pada upaya pengobatan, melainkan juga pencegahan terhadap kematian dan kecacatan. Menurut WHO, polio merupakan salah satu penyakit penyebab kecacatan. Pada tahun 1992, diperkirakan adanya 140.000 kasus baru kelumpuhan akibat poliomyelitis diseluruh dunia, dimana jumlah anak-anak yang menderita lumpuh sebesar 10 sampai 20 juta orang. Sedangkan jumlah kasus AFP (Accute Placcid Paralysis yaitu kasus lumpuh layuh yang belum tentu polio) yang ditemukan sampai dengan tanggal 15 Desember 2005 adalah 1.351 anak di bawah usia 15 tahun.
Polio adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus polio, dan dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Walaupun penyakit ini dapat menyerang semua kelompok umur, namun kelompok umur yang paling rentan adalah umur < 3 tahun (50-70% dari semua kasus polio). Pelaksanaan surveilans AFP tahun 2005?2006 menemukan 305 kasus polio yang tersebar di 47 Kabupaten/Kota pada 10 Provinsi. Surveilans AFP dilakukan melalui tata laksanan kasus AFP dan penegakan diagnosis oleh laboratorium. Sampai sejauh ini belum diketahui bagaimana validitas penapisan AFP untuk diagnosis polio.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas penapisan AFP untuk diagnosis polio di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder Surveilans AFP Depkes tahun 2005. Populasi penelitian ini adalah semua anak usia kurang dari 15 tahun yang mengalami kelumpuhan secara tiba-tiba dan terjaring oleh petugas surveilans daerah yang mendapatkan pemeriksaan spesimen di laboratorium untuk menegakkan diagnosis polio yaitu sebanyak 1.601 pasien. Sedangkan, sampel penelitian adalah anak usia kurang dari 15 tahun yang mengalami kelumpuhan secara tiba-tiba dan terjaring oleh tenaga surveilans daerah (n = 1.601).
Gejala penapisan AFP berupa layuh, akut, dan kelumpuhan mempunyai sensitivitas 98,5%, gejala demam mempunyai sensitivitas 91,7%, sedangkan gejala gangguan rasa raba mempunyai sensitivitas 21,9%. Nilai Prediksi Positif (NPP) yang paling tinggi terdapat pada gejala demam (29,4%), kemudian diikuti dengan gejala gangguan rasa raba. Nilai ini menunjukkan sebanyak 29,4% pasien penapisan AFP dengan gejala demam yang ternyata menunjukkan polio positif.
Nilai Prediksi Negatif (NPP) tertinggi terdapat pada gejala gangguan rasa raba (75%) dan yang paling rendah adalah gejala kelumpuhan dan demam (60%). NPP menunjukkan bahwa 75% pasien penapisan AFP diagnosis polio negatif tidak memiliki gejala gangguan rasa raba. Dari gejala yang ada, yang mempunyai likelihood rasio positif (LR+) tertinggi adalah gejala demam (1,205) artinya gejala demam 1,205 kali lebih banyak ditemukan pada pasien penapisan AFP diagnosis polio positif. Persentase diagnosis polio pada penapisan AFP ini sebesar 0,256.
Tujuan surveilans AFP adalah untuk menjaring sebanyak-banyaknya penderita AFP, sehingga yang perlu diperhatikan adalah nilai sensitivitas gejala penapisan AFP untuk diagnosis polio.Dari penelitian ini disimpulkan bahwa empat gejala (flaccid, akut, kelumpuhan, dan demam) cukup sensitif untuk diagnosis polio positif pada penapisan AFP. Sedangkan gejala gangguan rasa raba kurang sensitif untuk diagnosis polio positif pada penapisan AFP. Peningkatan sensitivitas pada gejala gangguan rasa raba dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas data gejala gangguan rasa raba. Peningkatan keahlian tenaga kesehatan dalam diagnosis gejala klinis penderita AFP dapat melalui pendidikan dan pelatihan mengenai anamnesis penyakit."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agusdini Banun Saptaningsih
"Telah dilakukan penellUan aktivitas antibakteri dari getah tumbuhan EtLphorba ant iquorvin. Linn terhadap kuman Pseticloraon.as aer-ugnosa ATCC 27853 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan
antijamur terhadap jamur Tr?Lcophyton rubrvJrL. dan Cand?Lda aLbtcans,
yaitu dengan menentukari aktivitas anti bakteri dan antijamur
dengan metoda cakram serta menentukan kadar hambat minimal dengan
metoda pengenceran tabung.
Dalam penelitian mi diunakan getah segar dan getah yang
di k er I ngk an. Penyar I an dli ak uk an dengan menggunak an sothl et
dengan pelarut petroleum benzefi, kloroform, etanol dan air.
Hasil penelitlan menunjukkan báhwa getah segar, sari etanol
95°% dan sari air menunjukkan aktivitas antibakteni terhadap kuman
Pseudoraonas aeruetnosa ATCC 27853 dan StaphyLococcvs avreus ATCC
26923 dan aritijamur terhadap jamur Tricophyton rubrwn, sedangkan
sari petroleum benzen dan sari kloroform tidak mempunyai
aktivitas antlbakteri dan antijamur terhadap kuman dan jamur uji.
Dari seiuruh sari dan getah segar E'uphorbiLa ant iquoruin Linn
yang diuji, kadar hambat minimal yang terendah adalah 488,28
g,/cc., yaltu dari sari etanol dan getah segar terhadap
Staphylococcus aureus dan getah segar terhadap TriLcophyton
rubrum.. Kadar hambat minimal yang ten ti nggi adal ah 31,25 mgVcc
yaltu kadar hambat minimal getah segar, sari ètanol 95°% dan sari
air dari getah EuphorbiLa ant Lquorvia Linn terhadap Psezidomonas
aerunosa ATCC 27853."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Martini Puteri
"Menurut teori moral credential penghukuman terhadap pelaku pelanggaran ditentukan oleh domain pelanggaran. Penelitian ini membuktikan bahwa moral credential berupa keringanan hukuman terjadi pada kondisi pelanggaran dengan korban yang tidak terlihat jelas invisible victim dan penghukuman menguat pada pelanggaran dengan visible victim. Penelitian terdiri dari 4 studi yang melibatkan 893 partisipan dengan metode mixed methods, qual-Quant. Tiga penelitian kuantitatif dilakukan dengan population based-survey experiment yang membandingkan pelanggaran gratifikasi korban tidak terlihat jelas vs korban terlihat jelas , ngebut korban tidak terlihat jelas vs korban terlihat jelas . Prosedur partisipan diberi narasi tugas mulia Polisi/Dokter/Guru kondisi moral credential , selanjutnya ditugaskan memberikan penghukuman pidana yang tepat terhadap vignette pelanggaran menerima gratifikasi, dan memberi reaksi sosial terhadap pelanggaran ngebut. Pelanggaran di domain yang berbeda terbukti bahwa moral credential berpengaruh pada keringanan penghukuman pidana hanya pada pelanggarn dengan korban yang tidak terlihat jelas invisible victim , dan moral credential melemah pada pelanggaran dengan korban yang terlihat jelas visible victim sehingga pelaku dihukum berat. Polisi yang menerima gratifikasi dengan korban dihukum lebih berat oleh pengamat dan kelompoknya, akan tetapi secara sosial pelaku tetap dipandang sebagai orang bermoral dan profesional. Tingkat identifikasi sosial dan nilai berbuat baik tidak terkonfirmasi secara statistik, tetapi perbedaan profesi berperan sebagai moderator. Penghukuman anggota Polisi didasarkan pada mekanisme Black Sheep Effect BSE , sedangkan penghukuman kelompok Dokter menggunakan mekanisme Devil Protection Effect DPE . Kontribusi dan implikasi teori dijelaskan dalam diskusi.

According to moral credential theory, the punishment of offenders is decided by the domain of offenses. This research attempts to prove that moral credential, in the form of punishment leniency, happens in offenses with invisible victims, while stronger punishment appears in offenses with visible victims. This research consists of four studies, involving 893 participants with mixed methods qual rarr;Quan. Three quantitative research used population based-survey experiment, comparing gratification offenses invisiblet victims vs. visible victims and speeding invisiblet victims vs. visible victims . Narratives on the honorable duty of Police/Doctors/Teachers are given in participant rsquo;s procedure, followed with a task to give proper criminal punishment to the vignette of gratification offenses, and social reactions to speed violations. Offenses in the different domain proved that moral credential affected leniency in criminal punishment, only in offenses with invisible victims, while moral credential weakened in offenses with visible victims, resulting in heavier punishment for the offenders. Police who received gratifications with the victim is punished heavier by observers and his/her group. However, the offender is still seen as a moral and professional person. Social identification and meaning of good deeds are not confirmed statistically, but the different of job type consider as moderator. Punishment of Police is based on the Black Sheep Effect BSE mechanism, while the punishment of Doctors is using Devil Protection Effect DPE mechanism. Contributions and implications of the theory are explained in discussion."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
D2531
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Godjali
"Latar Belakang: Dalam identifikasi odontologi forensik, diperlukan penentuan jenis kelamin dan ras.
Tujuan: Menenentukan jenis kelamin dan ras berdasarkan ukuran mesiodistal (MD) dan bukolingual (BL) gigi kaninus rahang bawah, beserta nilai referensinya.
Metode: Dilakukan pengukuran MD dan BL gigi C RB pada populasi suku Batak dan Tionghoa, selanjutnya ditetapkan nilai referensinya.
Hasil: Ditemukan perbedaan signifikan ukuran MD dan BL pada pengujian antar jenis kelamin (p<0,05). Pada pengujian antar ras ditemukan perbedaan signifikan ukuran MD, namun tidak pada ukuran BL. Pada penentuan jenis kelamin nilai referensi ukuran MD 6,942 mm dan BL 7,527 mm. Pada penentuan ras, nilai referensi pada laki-laki ukuran MD 7,529 mm dan BL 7,845 mm, sedangkan perempuan MD 6,643 mm dan BL 7,210 mm.
Kesimpulan: Ukuran MD dan BL gigi kaninus rahang bawah dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin dan ras.

Background: In odontologic forensic identification, determining sex and race are important.
Objectives: To determine race and sex by using mesiodistal (MD) and buccolingual (BL) measurements of mandibular canines and to obtain their reference points.
Methods: Measured MD and BL mandibular canines measurements of Batak and Chinese in Indonesia, then calculated the reference points.
Results: There is significant difference of MD and BL measurements between sex (p<0,05). There is significant difference of MD measurement between races but there isn’t on BL measurement. To determine sex, reference point for MD measurement is 6,942 mm and BL is 7,527 mm. To determine race, reference point for men is 7,529 mm for MD and 7,845 mm for BL, for women is 6,643 mm for MD and 7,210 mm for BL.
Conclusions: Mesiodistal and buccolingual measurements can be used to determine sex and race in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariek Bramantyo Putro
"Sidik jari merupakan salah satu bagian tubuh manusia yang unik, artinya mempunyai karakteristik tertentu yang dapat diberdakan. Pengenalan sidik jari (fingerprint recognition) menggunakan pola bukit (ridge) dan lembah (valley) pada sidik jari. Ada 2 struktur sidik jari yang dapat diambil untuk pengenalan, yaitu struktur lokal dan struktur global. Pada pengenalan sidik jari dengan menggunakan struktur global, perlu dicari letak titik referensi yang merupakan titik pusat (core point) dari pola sidik jari. Titik ini akan digunakan sebagai titik referensi untuk tahap pengolahan citra sidik jari berikutnya. Jika sistem melakukan kesalahan pendeteksian titik referensi tersebut, maka sistem pengenalan sidik jari akan gagal melakukan proses pencocokan (matching). Sistem pengenalan sidik jari berdasarkan struktur global menggunakan set filter Gabor untuk mengekstrak sidik jari dengan pola orientasi bukit tertentu. Sistem ini juga dikenal sebagai pengenalan sidik jari berbasiskan Filterbank. Hasil dari pemfilteran dengan filter Gabor dihitung rata-rata deviasi mutlaknya untuk mendapatkan feature yang dijadikan template. Pengujian dilakukan dengan menguji sidik jari yang berasal dari Unibo dan Neurotechnologija. Berdasarkan hasil pengujian, untuk database Unibo diperoleh FMR sebesar 2,143 %, 2,143 % dan 2,857 % serta FNMR sebesar 13,571 %, 11,428 % dan 7,857 %. Untuk database Neurotechnologija diperoleh FMR 0 %, 1,086 % dan 3,260 % serta FNMR sebesar 27,173 %, 16,204 % dan 13,043 %. Masing-masing berurutan untuk threshold sebesar 1000, 1100 dan 1200. Hasil sistem pengenalan sidik jari ini cukup memuaskan untuk dapat diaplikasikan pada sisem pengamanan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Nurhadi
"Sistem bio-metrik merupakan sistem identifikasi identitas berbasis karakteristik biologis pada manusia seperti wajah, sidik jari, dan iris mata. Iris mata merupakan salah satu karakteristik yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi untuk identifikasi seseorang. Pengembangan sistem pengenalan iris mata dengan performa kecepatan dan akurasi yang baik masih terbilang sedikit. Perancangan sistem dengan metode Half Polar Iris Localization dan Normalization bertujuan untuk meningkatkan performa proses segmentasi iris mata. Akurasi dari fungsi lokalisasi dan normalisasi iris pada dataset CASIA-IrisV1 sebesar 95,68 dan performa pengenalan dengan nilai batas Hamming distance sebesar 0.42 memiliki tingkat penolakan sebesar 100 dan tingkat penerimaan sebesar 83,17.

Biometric systems is an identification for identity systems based on biological characteristics in humans such as face, fingerprint, dan iris. Iris is one characteristic that has high degree of reliability for the identification of a person. Development of open source iris recognition system with great accuracy and performance is still small. System design with Half Polar Iris Localization and Normalization method aims to increase performance of iris segmentation process. Accuracy of localization and normalization function with CASIA IrisV1 dataset is 95.68 and recognition performance with Hamming distance threshold value of 0.42 has 100 of rejection rate and 93.17 of acceptance rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toby Rufeo
"Skripsi ini membahas penggunaan arsitektur Long Short-Term Memory (LSTM) dalam merancang sebuah model identifikasi. Riset ini membahas pengaruh hyperparameter seperti jumlah hidden layer, jenis fungsi aktivasi, tipe optimizer, dan hyperparameter lainnya terhadap kinerja arsitektur neural network. Selebihnya, Skripsi ini juga membandingkan model Long Short Term Memory (LSTM) dengan arsitektur Convolutional Neural Network (CNN) dan Artificial Neural Network (ANN). Hasil dari penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa arsitektur Long Short Term Memory menunjukkan hasil yang optimal pada sistem yang time dependent dan dinamis.

This paper discusses the application of Long Short-Term Memory Networks in designing a identification model. Firstly, this paper discusses the effect of different hyperparameters such as but not limited to: number of hidden layers, type of activation function, type of optimizer used on the performance of the neural network. Furthermore, this paper also compares the performance and effectiveness of different neural networks such as Convolutional Neural Network (CNN) and Artificial Neural Network (ANN) to a LSTM model. The result of this research shows that a Long Short-Term Memory (LSTM) network performs optimally in systems that are time-dependent and dynamic.>i/>
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belyana
"Studi geologi dan geokimia tanah dilakukan untuk menentukan potensi dan prospek mineralisasi bijih di Daerah “X”, Sulawesi Utara sebagai salah satu daerah yang berpotensial mengandung mineralisasi logam ekonomis. Penelitian dilakukan dengan mengintegrasikan data geologi dan data pemercontohan tanah (oil sampling) oleh PSDMBP yang masih perlu diolah secara geostatistik. Studi geologi dilakukan melalui integrasi terhadap data sekunder dari PSDMBP dengan analisis geomorfologi, kelurusan, dan petrografi untuk menentukan kondisi geomorfologi, litologi, struktur, zona alterasi, serta kelurusan urat kuarsa. Analisis geostatistik dilakukan dengan analisis univariat dan multivariat untuk menentukan persebaran anomali unsur dan asosiasi antar unsur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki satuan geomorfologi berupa satuan perbukitan tinggi vulkanik berlereng curam dan satuan perbukitan vulkanik berlereng agak curam-curam. Litologinya terdiri atas satuan dasit, satuan andesit, satuan tuff, dan satuan batupasir dengan struktur geologi berupa pola kelurusan dengan orientasi barat laut – tenggara. Zona alterasi pada daerah penelitian meliputi zona alterasi argilik (fasies kaolinit + kuarsa + ilit + ilit-smektit) dan zona alterasi propilitik (fasies klorit + illite-smektit + kalsit + epidot). Terdapat tiga jalur urat kuarsa berorientasi barat daya – timur) laut yang teridentifikasi pada daerah penelitian, yaitu Urat Kuarsa X (bagian tenggara), Urat Kuarsa Y (bagian barat), dan Urat Kuarsa Z (bagian barat laut). Hasil analisis statistik terhadap empat unsur yang dapat diteliti (Cu, Au, Sb, Hg) menunjukkan masing-masing nilai ambang sebesar 72.44 ppm, 16 ppb, 3.39 ppm, dan 551.72 ppb. Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya satu asosiasi unsur pada daerah penelitian, yaitu Au-Sb-Hg. Persebaran anomali unsur logam bijih kemudian diketahui secara umum memiliki pengayaan disekitar urat kuarsa dan mengalami proses dispersi pada unsur Cu, Sb, dan Hg. Potensi mineralisasi bijih pada daerah penelitian berasal dari sistem endapan epitermal sulfidasi rendah dengan prospek mineralisasi sebagian besar berada pada ketiga jalur urat kuarsa dan bagian timur laut serta selatan daerah penelitian. Prospek bagian timur laut dan selatan diindikasikan sebagai kehadiran urat kuarsa di bawah permukaan yang tertutup oleh tanah dan tidak terpetakan.

Soil geology and geochemical studies were carried out to determine the potential and prospects for ore mineralization in “X” area, North Sulawesi as one of the areas with the potential for economic metal mineralization. The research was conducted by integrating geological and soil sampling data by PSDMBP which still needed to be processed geostatistically. Geological studies was conducted through integration of secondary data from PSDMBP with geomorphological, lineaments and petrographic analyzes to determine geomorphological conditions, lithology, structure, alteration zones, and alignment of quartz veins. Geostatistic analysis was carried out using univariate and multivariate analysis to determine the distribution of elemental anomalies and associations between elements. The results showed that the study area has geomorphological units of high volcanic hill units with steep slopes and volcanic hill units with rather steep slopes. The lithology consists of dacite, andesite, tuff, and sandstone with geological structure from lineament analysis shows a northwest-southeast orientation. The alteration zones in the study area include argillic alteration zones (kaolinite + quartz + illite + illite-smectite facies) and propylitic alteration zones (chlorite + illite-smectite + calcite + epidote facies). There are three southwest-northeast oriented quartz veins identified in the study area, namely the X Quartz Vein (southeast), Y Quartz Vein (western part), and Z Quartz Vein (northwestern part). The results of the statistical analysis of the four elements that can be studied (Cu, Au, Sb, Hg) show that each threshold value is 72.44 ppm, 16 ppb, 3.39 ppm and 551.72 ppb. The results of the multivariate analysis showed that there were one elemental associations in the study area, namely Au-Sb-Hg. The distribution of anomalous metal ore elements is then known to generally have enrichment around quartz veins and undergo a dispersion process in Cu, Sb, and Hg elements. The potential for ore mineralization in the study area originates from a low sulfidation epithermal deposit system with the prospect of mineralization being mostly in the third lane of the quartz vein and the northeastern and southern parts of the study area. The prospects for the northeast and south are indicated by the presence of subsurface quartz veins that are covered by soil and are not mapped."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yulianti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkat konsumsi gas pipa domestik di
Indonesia menggunakan metode Neural Network, ARIMAX, dan Multiple Linear
Regression (MLR). Peramalan dilakukan hingga periode Desember 2025 dengan
menggunakan data historis tingkat konsumsi gas pipa domestik, inflasi, selisih
harga minyak dan gas, serta selisih harga batubara dan gas periode Januari 2007
sampai dengan September 2012 sebagai prediktor. Hasilnya metode ARIMAX
memberikan hasil yang paling akurat dengan nilai MAPE 3.89%. Metode Neural
Network memberikan hasil forecasting dengan nilai MAPE 6.34%, sedangkan
metode MLR mempunyai tingkat error terbesar dengan MAPE 8.39%. Kapasitas
produksi gas Indonesia cukup besar, tetapi jumlah gas yang dikonsumsi untuk
keperluan domestik masih tergolong sedikit. Hasil forecasting ketiga metode
menunjukkan ke depannya tingkat konsumsi gas akan terus meningkat.
Perbandingan antara hasil forecasting ketiga metode dan Neraca Gas Indonesia
cukup besar. Hal ini menunjukkan meskipun Indonesia memiliki potensi
cadangan gas alam yang sangat melimpah, tetapi permintaan domestik belum
terpenuhi secara maksimal.

ABSTRACT
This study aims to predict the level of domestic pipeline gas consumption in
Indonesia using Neural Network, ARIMAX, and Multiple Linear Regression
(MLR). Forecasting is done until the period of December 2025 using historical
data of domestic pipeline consumption rate, inflation, the difference price of oil
and gas, as well as the difference price of coal and gas from the period January
2007 until September 2012 as predictor. The result ARIMAX method gives the
most accurate results with the value of MAPE 3.89%. Neural Network method
gives forecasting result with MAPE 6.34%, while the MLR method has the largest
error rate with MAPE 8.39%. Indonesia gas production capacity is quite large, but
the amount of gas consumed for domestic use is still relatively small. The third
method of forecasting results indicate the future gas consumption will continue to
increase. Comparison between the results of the three forecasting methods and
Neraca Gas Indonesia is quite large. This shows even though Indonesia has very
abundant potential reserves of natural gas, but domestic demand has not been met
maximally."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>