Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143395 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitepu, Margaretha
"Salah satu kebijakan ketenagakerjaan yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah dengan memperkenankannya sistem kontrak dalam ketentuan perekrutan pekerja/buruh. Sistem kontrak itu diimplementasikan ke dalam jenis perjanjian kerja kontrak yang dikenal dengan istilah Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).
Krisis yang bermula dari efek penularan (contagion effect) akibat krisis moneter mata uang Thailand (Bath) tersebut segera meluas menjadi krisis di berbagai bidang ekonomi bahkan dapat dikatakan sebagai krisis total atau krisis sistemik. Begitu luas cakupan dari krisis sistemik tersebut membuat krisis itu tidak dapat diatasi dalam waktu singkat dan membutuhkan komitmen dari pemerintah untuk mengatasinya secara menyeluruhl.
The World Bank Group menyatakan agar dapat keluar dari krisis tersebut maka syarat-syarat utama yang harus dipenuhi Indonesia adalah:
1. Adanya stabilitas politik; dan
2. Bantuan keuangan dari dunia internasional
Pemerintah Indonesia harus membenahi berbagai kebijakan di bidang ekonomi antara lain kebijakan bidang keuangan, bidang penanaman modal baik asing maupun dalam negeri, bidang pajak,dan terutama perbaikan kebijakan dibidang ketenagakerjaan.
Masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah
1. Bagaimana kedudukan pemerintah Indonesia dalam penerapan PKWT berdasarkan teori dan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003?
2. Bagaimana penerapan ketentuan-ketentuan PKWT bagi para pihak dan penyelesaian perselisihannya?
3. Perlindungan hukum apakah yang dapat diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan..."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhara Mauritzka Syafrizal
"Pandemi COVID-19 telah menyebabkan gangguan yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar tenaga kerja, dan memahami dampaknya terhadap jam kerja sangatlah penting. Tesis ini menyajikan analisis mendalam tentang perubahan jam kerja selama pandemi di Indonesia dengan menggunakan regresi logistik terurut. Metodologi yang digunakan adalah regresi logistik terurut dengan tiga model. Model pertama mengkaji dampak alasan pandemi terhadap perubahan jam kerja. Model kedua mengeksplorasi hubungan antara variabel sosio-demografi dan penyesuaian jam kerja. Model ketiga menyelidiki interaksi antara alasan pandemi dan tempat tinggal perkotaan, wilayah Jawa, dan gender dalam mempengaruhi perubahan jam kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel terpilih signifikan, dengan mayoritas mengalami penurunan jam kerja. Pandemi COVID-19 secara signifikan memengaruhi jam kerja di Indonesia, dengan alasan pandemi memainkan peran penting dalam mendorong perubahan. Dinamika gender dan faktor sosio-demografis lainnya selanjutnya mempengaruhi penyesuaian ini. Memahami hubungan ini sangat penting untuk pembuatan kebijakan yang terinformasi dan mendukung tenaga kerja selama krisis.

The COVID-19 pandemic has led to unprecedented disruptions in the labor market, and understanding its impact on working hours is crucial. This thesis presents an in-depth analysis of changes in working hours during the pandemic in Indonesia using ordered logistic regression. The methodology used is ordered logistic regression with three models. The first model examines the impact of pandemic reasons on changes in working hours. The second model explores the relationship between socio-demographic variables and working hour adjustments. The third model investigates the interaction between pandemic reasons and urban residence, Java region, and gender in influencing changes in working hours. The results show that all selected variables are significant, with the majority experiencing a decrease in working hours. The COVID-19 pandemic significantly affected working hours in Indonesia, with pandemic reasons playing a crucial role in driving changes. Gender dynamics and other socio-demographic factors further influenced these adjustments. Understanding these relationships is vital for informed policymaking and supporting the workforce during crises. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi Kynansyahputra
"Pandemi COVID-19 mendorong negara-negara, termasuk Indonesia, untuk menerapkan pembatasan dan lockdown. Pengadopsian kerja hybrid melibatkan kombinasi work from home (WFH) dan bekerja di kantor, yang mengubah pola perjalanan dan mempengaruhi biaya transportasi serta value of time. Penelitian ini menyelidiki dampak sistem kerja baru sejak pandemi Covid-19, khususnya work from home (WFH) dan pengaturan kerja hybrid, terhadap value of time dan perilaku transportasi para pekerja di Sudirman Central Business District, Jakarta. Untuk mengestimasi value of time, digunakan binary choice (logit) model yang memanfaatkan konsep kesediaan membayar untuk pengurangan waktu perjalanan. Stated Preference digunakan untuk mengumpulkan pilihan dan preferensi pengguna terhadap berbagai alternatif perjalanan yang disajikan dalam skenario hipotetis. Data preferensi yang didapatkan kemudian dianalisa menggunakan model logit untuk mengestimasi value of time dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi waktu perjalanan seseorang. Temuan penelitian ini melihat dampak positif WFH dan sistem kerja hybrid terhadap value of time, karena pekerja jarak jauh menunjukkan penghargaan yang lebih besar terhadap efisiensi waktu. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa semakin lama waktu perjalanan dan semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin tinggi value of time

The COVID-19 pandemic prompted countries, including Indonesia, to implement lockdowns and social restrictions. In response, many companies in Indonesia, including those in DKI Jakarta, shifted from full work from the office (WFO) to hybrid work arrangements. The adoption of hybrid work involved a combination of work from home (WFH) and office-based work, resulting in altered travel patterns and affecting transportation costs and the value of time. This research investigates the impact of new work systems since Covid-19 specifically work from home (WFH) and hybrid work arrangements, on the value of time and transportation behavior of workers in Sudirman Central Business District, Jakarta. To estimate the value of time a binary choice (logit) model is employed, utilizing the concept of willingness to pay for the reduction of travel time. The stated preference approach is employed to gather user choices and preferences on various travel alternatives presented in hypothetical scenarios. The stated preference data is then analyzed using the logit model to estimate the Value of time and understand the factors influencing individuals' travel time preferences. The findings highlight the positive impact of WFH and hybrid work arrangements on the value of time, as remote workers demonstrate a greater appreciation for time efficiency. Moreover, the study reveals that longer travel times and higher income levels correspond to a higher value of time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jati Prayogo
"Selama lebih dari lima dekade, manajer konstruksi telah menggunakan analisis jaringan untuk merencanakan dan mengendalikan proyek. Keputusan strategis memiliki visibilitas yang kuat dalam perusahaan dan industri umum. Keputusan strategis juga dapat membuat beberapa dampak pada pembangunan proyek, baik dampak jangka panjang atau dampak jangka pendek. Selain itu, metode yang disederhanakan dari evaluasi program dan teknik tinjauan (PERT) untuk perencanaan proyek dikembangkan dan diuji. Metode baru ini dikembangkan untuk mengurangi jumlah perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk jangka waktu kegiatan dari 3 perkiraan waktu, seperti optimis, waktu pesimis, dan kemungkinan besar waktu, menjadi 2 perkiraan waktu, yaitu waktu pesimis dan kemungkinan besar waktu. Ini akan menggunakan distribusi normal daripada menggunakan distribusi beta. Metode PERT yang disederhanakan dikenakan kesalahan lebih besar dari sepuluh persen (10%) ketika kemencengan distribusi aktual lebih besar dari 0,28 atau kurang dari - 0,48. Dalam menganalisis jangka waktu proyek dan variasi, dan probabilitas durasi proyek, baik metode PERT disederhanakan dan metode PERT konvensional akan menghasilkan nilai yang sama, berdasarkan pada jaringan 12 proyek yang diamati.

For more than five decades, schedule manager have used network analysis to plan and control a project. Strategic decisions have strong visibility within a corporation and general industry. Strategic decisions also can make several impacts on the project construction, either long term impact or short term impact. Furthermore, a simplified method of program evaluation and review techniques (PERT) for project planning is developed and tested. The new method is developed to reduce the number of required time estimates for activity durations from 3 time estimates, such as optimistic time, pessimistic time, and most likely time, becomes 2 time estimates, those are pessimistic time and most likely time. It will use the normal distribution rather than use beta distribution. The simplified PERT method is subjected to errors of greater than ten percent (10%) when actual distribution skewness is greater than 0.28 OR less than - 0.48. In analysing project durations and variances, and project duration probabilities, both the simplified PERT method and the conventional PERT method will generate the same value, based on 12 project network observed."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S61761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Widjajanto
"Ditinjau dari sejarahnya dapat dikatakan bahwa bidang kesehatan kerja dan keamanan kerja merupakan perintis dari terbentuknya hukum perburuhan, dalam arti perlindungan dari Negara, bagi pihak ekonomi yang lemah (buruh) terhadap majikan yang tidak jarang mengeksploitasi buruhnya. Perlindungan Negara bagi warga negaranya yang lemah (buruh) dimulai dengan kelompok anak, disusul kelompok remaja/muda dan wanita. Perlindungan dibidang kesehatan kerja dan keamanan kerja yang merupakan asas dasar yang ditujukan kepada semua buruh dalam keseluruhannya, baik laki-laki maupun wanita, baik muda maupun dewasa dijelmakan terutama kedalam ketentuan yang mencakup waktu kerja, waktu mengaso dan waktu istirahat serta tempat kerja. Perlindungan buruh khususnya bidang kesehatan kerja dan keamanan kerja awalnya dimulai dari Negara Inggris dengan adanya revolusi industri pada sekitar abad ke 18 dimulai dengan peraturan legislasi menyangkut perlindungan bagi pekerja anak dan wanita, terus menyebar ke Eropa daratan/continental, Rusia dan ke Indonesia melalui masa penjajahan Hindia Belanda. Perkembangan di Indonesia terakhir melalui Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan juga peraturan pelaksanaannya, undang-undang ini hanya mengatur sebagian saja, tidak selengkap Undang-undang sebelumnya. Pembatasan waktu kerja, waktu mengaso dan waktu istirahat merupakan hak asasi dari pekerja, dimana pekerja dapat meningkatkan harkat dan martabatnya. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang ada/berjalan masih jauh dari yang diharapkan, untuk itu pengawasan dari pengawas instansi yang berwenang sangat diharapkan dapat bekerja secara maksimal agar perlindungan kepada buruh/pekerja dapat tercapai sesuai tujuannya.

Review from its history, it can be said that health work and safety work is a pioneer of labor law formed, in the sense of protection from the State for the weak economy party(labor) against employers who usually explore the labor. State protection for the weak citizen (labor) begins with a group of children, followed by groups of teenagers/young and women. The protection of health work and safety work which is the basic principle that is addressed to all workers in the whole, both men and women, young and adults, especially incarnated into the regulations that include working time, rest time and work place. Protection of labor, especially the health and safety work started with the British industrial revolution in the 18th century which start with the legislation concerning the protection of children and women workers, continue to spread to mainland Europe/continental, Rusia and to Indonesia through the colonial period through Dutch East Indies. Development in Indonesia last through Act No. 13 Year 2003 About Employment regulations and also the implementation, this law only applies to part of the course, not complete as the previous Act. Limiting working time and rest time is the human rights of workers, where workers can improve the dignity. Implementation of regulations that have/are still running away from the expected so that the supervision of the authorized supervisory is expected to work maximum so protection to the labor/workers can be achieved according to the obyective."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pradini Ajeng Gemellia
"Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada periode 2020-2035 dimana kualitas sumber daya manusia dapat menentukan kesejahteraan penduduk Indonesia di masa tersebut. Kognitif anak digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia yang dapat memprediksi pendapatan di saat dewasa. Salah satu faktor yang paling besar memengaruhi kognitif anak adalah investasi orangtua yaitu waktu, energi dan sumber daya yang diberikan kepada anak. Penelitian ini menggunakan jam kerja orangtua sebagai variabel utama karena mayoritas pekerja Indonesia saat ini bekerja di atas jam kerja normal serta jam kerja orangtua berkaitan dengan investasi orangtua.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jam kerja orangtua terhadap kognitif  anak di Indonesia. Unit analisis penelitian ini adalah anak berusia 7-14 tahun yang masih memiliki dan tinggal bersama orang tua. Penelitian ini menggunakan data IFLS tahun 2007 dan 2014. Dengan menggunakan metode estimasi OLS, hasil penelitian ini menunjukan bahwa baik jam kerja ayah maupun jam kerja ibu pada saat anak usia dini ataupun saat anak usia sekolah berpengaruh signifikan terhadap kognitif anak usia sekolah. Jam kerja ayah maupun ibu pada saat anak usia dini memiliki pengaruh yang paling besar dalam mengurangi kognitif anak di usia sekolah.

Indonesia will experience a demographic bonus peak in 2020-2035 where the quality of human resources can determine the welfare of the Indonesian population at that time. The cognitive of children is used to measure the quality of human resources that can predict earnings in adulthood. One of the factors that most influences a child's cognitive is parental investment, such as the time, energy and resources that provided to the child. This study uses parental working hours as the main variable because the majority of Indonesian workers currently work above the normal working hours as well as parental work hours related to parental investment.
This study aims to study the effect of parental working hours on the cognitive of children in Indonesia. The unit of analysis of this study is children aged 7-14 years who still have and live with their parents. This study uses IFLS 2007 and 2014. Using the OLS estimation method, the results of this study indicate that both father's working hours and mother`s working hours during early childhood or when children in school-age have a significant effect on the cognitive of children in school-age. Father and mother's working hours during early childhood have the greatest influence in reducing the cognitive abilities of children in school-age."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arvin Imamsatria Widijanto
"Studi ini menyelidiki hubungan kompleks antara jam kerja dan gejala depresi di kalangan karyawan di Indonesia, dengan menggunakan data dari gelombang keempat dan kelima RAND Indonesian Family Life Survey (IFLS). Dengan fokus khusus pada berbagai kelompok sosial ekonomi dan demografi, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan yang signifikan dalam literatur yang ada dengan memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana jam kerja mempengaruhi kesehatan mental dalam konteks sosial budaya dan ekonomi yang unik di Indonesia serta mencoba mengatasi masalah kausalitas terbalik (yang sebagian besar diabaikan dalam studi lain di Indonesia). Analisis ini menggunakan model regresi logit untuk memeriksa efek deviasi dari rata-rata jam kerja sektoral terhadap gejala depresi, dengan perhatian khusus pada hubungan non-linier. Temuan utama menunjukkan hubungan kurva berbentuk “U” untuk kelompok utama dan subkelompok perempuan, yang mana penyimpangan dari rata-rata jam kerja awalnya mengurangi gejala depresi tetapi secara signifikan meningkatkannya setelah melewati ambang tertentu. Untuk subkelompok usia 15-25 tahun dan subkelompok pendapatan “miskin”, hubungan kurva eksponensial positif diamati, menunjukkan bahwa gejala depresi meningkat lebih tajam dengan penyimpangan dari rata-rata jam kerja. Temuan ini menekankan pentingnya intervensi dan kebijakan kesehatan mental yang ditargetkan, dengan mempertimbangkan perubahan sosial ekonomi yang lebih luas yang dapat mempengaruhi kesehatan mental.

This study investigates the complex relationship between working hours and depressive symptoms among employees in Indonesia, utilizing data from the fourth and fifth waves of the RAND Indonesian Family Life Survey (IFLS). With a specific focus on various socioeconomic and demographic groups, this research aims to fill a notable gap in existing literature by providing a nuanced understanding of how working hours impact mental health within the unique socio-cultural and economic context of Indonesia and while attempting to address reverse causality issues (mostly glossed over in other studies in Indonesia). The analysis employs a logit regression model to examine the effects of deviations from sectoral average working hours on depressive symptoms, with particular attention to non-linear relationships. Key findings indicate a U-shaped curve relationship for the main group and female subgroup, where deviations from average working hours initially reduce depressive symptoms but significantly increase them beyond a certain threshold. For the 15-25 age subgroup and “poor” income subgroup, a positive exponential curve relationship is observed, indicating that depressive symptoms increase more sharply with deviations from average working hours. These findings underscore the importance of targeted mental health interventions and policies considering broader socio-economic changes that may impact mental health."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yose Daniel
"Konflik pekerjaan-keluarga merupakan konflik antar-peran seseorang di keluarga dan/atau pekerjaan yang dapat mengakibatkan penurunan performa hingga depresi. Petugas sampah Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur rentan mengalami konflik dengan bekerja hingga 8 jam sehari atau lebih dari 40 jam/minggu. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan lama kerja objektif dan masa kerja terhadap terjadinya konflik pekerjaan-keluarga pada Petugas Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur. Penelitian cross sectional dilakukan pada 61 petugas sampah di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur melalui consecutive sampling dimana responden mengisi kuesioner konflik pekerjaan-keluarga untuk menentukan adanya konflik pekerjaan-keluarga pada subjek. Uji chi square dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara lama kerja objektif dan masa kerja dengan konflik pekerjaan-keluarga. Rata-rata lama kerja objektif pekerja yaitu 49,31 jam/minggu dan masa kerja 7 tahun. Prevalensi konflik pekerjaan-keluarga 29,5%. Pekerja dengan lama kerja objektif ≥ 49,5 jam/minggu mengalami kejadian konflik pekerjaan-keluarga lebih tinggi dibanding dengan lama kerja objektif ≤ 49,5 jam/minggu (p=0,015; OR 6,667; CI 95% 1,45 – 30,75). Masa kerja di bawah atau di atas 7 tahun tidak berhubungan bermakna dengan terjadinya konflik pekerjaan-keluarga (p=0,757; OR 0,74; CI 95% 0,2 – 2,7)
.Work-family conflict is an inter-role conflict on a person where either family interferes with work or work interferes family which in turn can cause performance decrement and depression due to the problems occuring. Trashbin crews at Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur work for 8 hours daily up to 40 hours/week which makes them vulnerable to work-family conflict. The aim of this study is to observe the interaction between working hours and organisational tenure to the occurrence of work-family conflict in trashbin crew at Dinas Lingkunan Hidup Jakarta Timur. This study uses 61 sample of trashbin crew using consecutive sampling by asking the respondent to fill out the work-family conflict questionnaire to determine the presence of work-family conflict in a subject. Chi-square test is used to find out the correlation between working hours and organisational tenure with work-family conflict. Mean of working hours of sample is 49,31 hours/week and organisational tenure of 7 years. Crew with working hours more than 49,5 hours/week experienced more work-family conflict than those who works less(p=0,015; OR 6,667; CI 95% 1,45 – 30,75). Organisational tenure above or below 7 years have no significant relation with the occurrence of work-family conflict (p=0,757; OR 0,74; CI 95% 0,2 – 2,7)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devira Putri Ayuningrum
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26503
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Athira Askari
"ABSTRACT
Flexible Work Arrangements: The Perceived Impact of Alternative Work Schedule and Flexible Workplace on Job Satisfaction Balancing work and life circumstances have become a critical aspect of businesses today. This study provides the first investigation of two essential forms of flexible work arrangements, mainly alternative work schedule and flexible workplace, and the relationship with job satisfaction. Drawing on Herzbergs two-factor theory, spillover, and work-family enrichment theory, this study proposes that flexible work arrangements are positively related to job satisfaction. A final sample of 31,212 workers in the 28 EU Member States were utilized to test the interrelationships between alternative work schedule, flexible workplace, and job satisfaction; using data from the 6th European Working Condition Survey (2015). The research finds that the relationship between alternative work schedule and job satisfaction is positive. The relationship of a flexible workplace and job satisfaction is also positive. These findings emphasize the importance of different forms of flexible work arrangements to increase satisfaction on job-related aspects.

ABSTRACT
Menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan telah menjadi suatu aspek kritis dalam bisnis masa kini. Studi ini memberikan investigasi pertama mengenai dua bentuk esensial aransemen kerja yang fleksibel, yaitu jadwal kerja alternatif dan tempat kerja yang fleksibel, dan hubungannya dengan kepuasan kerja. Mengacu kepada teori dua faktornya Herzberg, spillover, dan teori elvetica work-family enrichment, studi ini mengajukan bahwa aransemen kerja yang fleksibel memiliki: Helvetica hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja. Sampel akhir dari 31.212 pekerja di 28 Negara Anggota Uni Eropa (UE) digunakan untuk menguji hubungan timbal balik antara jadwal kerja alternatif, tempat kerja yang fleksibel, dan kepuasan kerja; menggunakan data dari Survei. Kondisi Kerja Eropa ke-6 (2015). Riset tersebut menemukan bahwa hubungan antara jadwal kerja alternatif dan kepuasan kerja adalah positif. Hubungan tempat kerja yang fleksibel dan kepuasan kerja juga positif. Temuan ini menekankan pentingnya berbagai bentuk aransemen kerja yang fleksibel dalam meningkatkan kepuasan pada aspek yang terkait dengan pekerjaan."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>