Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194885 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herman Kusbiantoro
"Latar Belakang. Prevalensi asma terus meningkat dalam 30 tahun terakhir balk di negara maju maupun negara berkembang. Di Indonesia terutama di Jakarta kondisi polusi udara semakin parah. Asumsi yang berkembang di masyarakat mengatakan polusi udara mengganggu kesehatan. Pasien asma sering mengalami serangan pada seat musim dingin dan hujan. Di Jakarta belum ada data mengenai hubungan polusi udara den perubahan cuaca dengan kejadian serangan asma.
Tujuan. Mengetahui hubungan antara kadar polusi udara (03, PMIO, SO2, NO2 dan CO) dan perubahan cuaca (suhu, kelembaban dan curah hujan) dengan kejadian serangan asma di DKI Jakarta.
Metodologi. Dilakukan pencatatan kejadian serangan asma dari status IGD di lima rumah sakit di DKI Jakarta terhadap pasien yang tinggal di Jakarta dengan umur 14-50 tahun. Kemudian dibandingkan dengan parameter kadar polusi udara dan perubahan cuaca selama satu tahun (Nopember 2002-Oktober 2003). Dilihat kecenderungan antara polusi udara dan perubahan cuaca dengan kejadian serangan asma. Penelitian dilakukan sejak Januari-Juni 2005.
Hasil.Terkumpul sebanyak 521 pasien yang mengalami 631 kali serangan terdiri dari Laki-laki 36,5 % dan Perempuan 63,5% dengan usia rerata 32,3 tahun. Sebagian besar mempunyai riwayat asma sebelumnya (87,7%) dengan faktor pencetus yang tercatat sebesar 15,8% , ISPA merupakan pencetus paling sering (70%) diikuti oleh paparan asap 18% dan udara dingin kurang dari 12%. Keeenderungan kunjungan serangan asma naik pada bulan Pebruari dan Juli. Kenaikan pada bulan Pebruari seiring dengan faktor cuaca meskipun secara statistik keseluruhan tidak bermakna hanya suhu udara menunjukkan korelasi negatif derajat sedang (r = -0,49; p> 0,05). Kecenderungan kenaikan serangan asma bulan Juli tidak menunjukkan hubungan bermakna dengan polusi udara hanya terhadap 03 menunjukkan korelasi negatif derajat sedang (r = -0,50; p> 0,05).
Simpulan. Kejadian serangan asma pada dewasa paling banyak adalah perempuan. Dari faktor pencetus yang tercatat terbanyak adalah ISPA, diikuti paparan asap dan udara dingin. Tingginya kunjungan serangan asma pada musim hujan tidak dipengaruhi polusi udara, tetapi kecenderungan seiring dengan faktor cuaca. Kunjungan serangan asma pads musim kemarau kecenderungannya seiring dengan polusi udara, meskipun dari uji statistik tidak bermakna hanya menunjukkan korelasi negatif seperti yang ditunjukkan oleh 03.

Background. Prevalence asthma increases for the last 30 years either in developed or developing countries. In Indonesia especially in Jakarta the condition of air pollution becomes worst. Peoples think that the air pollution affect to the health. Persons with asthma often having attack in cold air and rainy season. In Jakarta haven't got any data about the relation of air pollution and weather changing with asthma attack happened.
Aims. To know relation between levels of air pollution (03, PMIO, S02, N02 and CO) and weather changes (Temperature, Humidity and Rainfall) with asthma attack in Jakarta.
Methods. We perfomed registration of asthma attack in 5 emergency rooms in Jakarta to the patients who lives in Jakarta in age 14-50 years old. It is compared with the parameter of air pollution and weather change in a year (November 2002- October 2003). We observe the relation between air pollution and weather change with asthma attack.
Results. During the study period, January - June 2005, there were 521 patients who got 631 attack, they were 36,5% men and 63,5% women, with the mean of age is 32,3 years old. Most of them have a history of asthma before (87,7%) with trigger factors only 15,8% recorded, most of them is upper respiratory tract infection ( 70%) followed by smoke exposed (18%) and cold air less than 12%. The trend visit of Asthma attack is increase in the month of February and July. The increases in February consecutive to the weather even though according to statistic is not significant, only air temperature showing negative corelation (r = -0.49; p> 0.05). The trend visit of asthma attack which increase in July doesn't show significant relation with air pollution only to the 03 showing the negative corelation with medium degrees (r = -0.50; p= > 0.05).
Conclusions. Most of asthma attack in adult happened in women. Trigger factors are upper respiratrory tract infection, smoked exposed and cold air. The increasing of asthma attack in rainy season is not related to air pollution but the trend consecutive to the weather. The trend visit asthma attack in dry season consecutive to the air pollution especially to the 03 statistically is not significant, only negative relation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Utami Iriani
"Polusi udara di DKI Jakarta terus menunjukkan peningkatan bahkan beberapa polutan telah melewati nilai ambang batas. Meningkatnya kadar polutan di udara menimbulkan serangan asma dan bronkitis pada masyarakat. Tahun 2001 penyakit saluran napas bawah adalah termasuk penyakit 10 besar di Indonesia dan di Jakarta berada pada peringkat 15 besar.
Studi ekologi dengan analisis time trend ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi parameter ISPU dengan serangan asma/bronkitis. Data yang digunakan adalah data skunder harian iklim (radiasi matahari, kelembaban, suhu arah angin, kecepatan angin), parameter ISPU (PM10, SO2, 03, NO2) dari BPLHD DKI Jakarta dan kunjungan rawat jalan dan rawat inap dari pasien yang terserang asma/bronkitis dari 5 RS (Fatmawati, Pasar Rebo, Koja, Sumber Waras, Cipto Mangunkusumo) yang masing-masing mewakili wilayah di DKI Jakarta.
Dan data per minggu selama tahun 2002-2003 ditemukan radiasi matahari di Jakarta 151,65 W/m2, kelembaban 75,68 %, suhu 27,95°C, arah angin 159,93°, kecepatan angin 1,83 m/s. Rata-rata per minggu PM10 73,95 µg/m3, SO2 38,72 µg/m3 , 03 53,21 µg/m3 , NO2 40,56 µg/m3, ISPU 87,99 dan 67,9 % dalam kategori sedang. Rata-rata per minggu kunjungan asmalbronkitis 47 kali. Radiasi matahari mempunyai korelasi positif dengan 03 dan ISPU. Kelembaban mempunyai korelasi negatif dengan PM10, SO2, 03, NO2 dan ISPU. Suhu mempunyai korelasi positif dengan PM10, SO2, 03, NO2 dan ISPU. Arah angin mempunyai korelasi negatif dengan PM10, SO2, 03, NO2 dan ISPU. Kecepatan angin berkorelasi positif dengan NO2 dan berkorelasi negatif dengan PM10, SO2, dan 03. Asma dan bronkitis mempunyai korelasi positif dengan NO2 dan berkorelasi negatif dengan 03. Hasil analisis time trend dalam periode tiga bulanan didapatkan pola kunjungan asma dan bronkitis tidak mengikuti pola konsentrasi kualitas udara ambien dan ISPU.
Disimpulkan bahwa keadaan suhu dan kelembaban di Jakarta masih nyaman dengan radiasi matahari yang cukup. Arah angin Selatan Tenggara dengan kecepatan sepoi lembut. Semua parameter ISPU masih di bawah baku mutu dan sebagian besar udara Jakarta selama tahun 2002-2003 dalam kategori sedang. Tingginya konsentrasi NO2 di udara sejalan dengan meningkatnya jumlah kunjungan pasien yang terserang asrna/bronkitis. Perlu adanya kerjasama lintas sektor untuk membuat suatu sistem kewaspadaan dini bagi penderita asmalbronkitis tentang buruknya kualitas udara. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam hubungan kausalitas diperlukan penelitian lebih lanjut dalam waktu yang lama dan dengan desain kohort.

Relationship Between Climate, Pollutant Standard Index (PSI) and Asthma Bronchitis Attack in DKI Jakarta 2002-2003 (Ecology Time Trend Study in 5 General Hospitals in DKI Jakarta)Air pollution in DKI Jakarta increases continuosly every year even some pollutant have been over threshold limit value. This can cause asthma attack and bronchitis to people whose exposed. In 2001, chronic respiratory diseases still in 10 big diseases class in Indonesia and 15 in Jakarta.
Ecology study with time trend analysis is aimed at finding relationship between parameters of PSI with asthma attack and bronchitis. Climate data such as sun radiation, humidity, temperature, wind direction and wind speed is get from BPLHD Jakarta. Parameters of PSI such as PM10, SO2, 03, NO2 is get from BPLHD also. Asthma attack and bronchitis visit is get from 5 general hospitals in Jakarta which each hospital represent every district.
From 2002-2003, it is found that the weekly average of sun radiation in Jakarta is 151,65 W/m2, humidity 75,68 %, temperature 27,95°C, wind direction 159,93°, wind speed 1,83 m/s. Weekly average of PM10 is 73,95 µg/m3, SO2 38,72 µg/m3, 03 53,21 µg/m3, NO2 40,56 µg/m3, ISPU 87,99 and 67,9 % data still in middle category, The weekly average of asthma /bronchitis attack visit is 47 times. Sun radiation have positive correlation with 03 and PSI. The humidity negative correlation with PM10, SO2, 03, NO2 and PSI. The temperature have positive correlation with PM10, SO2, 03, NO2. The wind direction in Jakarta from 2002-2003 have negative correlation with PM10, S02, 03, NO2 and PSI. The wind speed have positive correlation with NO2 and negative correlation with PM10, SO2, and 03. Asthma attack and bronchitis have positive correlation with NO2 and negative correlation with 03. The result of time trend analysis in 3 months period show that the trend pattern of asthma /bronchitis attack visit doesn't follow the trend pattern of PSI parameters.
It is conclude that the temperature and humidity of Jakarta still comfort for human with enough radiation intensity. Wind direction is South East and in slow speed. All PSI parameters still under treshold limit value and most of the air condition of Jakarta in 2002-2003 is still in the middle category. The highest concentration of NO2 is, the more asthma/bronchitis patient's visit. It is need over sector cooperation to make early detection system for asthma/bronchitis sufferer about how bad the air quality. To get better conclusion of causality it is need more research in long term, for instance (5-10) years and in cohort design.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fajar Subechi
"Pekerja di pintu masuk pelabuhan Tanjung Priok (petugas penjualan pas masuk dan petugas keamanan) beresiko untuk terkena gangguan kesehatan saluran pernafasan akibat dari polusi udara terutama dari pajanan konsentrasi PM10 diudara ambien.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara konsentrasi PM10 di udara ambien terhadapa kejadian gangguan kesehatan saluran pernafasan (serangan asma dan bronkitis kronis) setelah dikontrol oleh umur, masa kerja, kebiasaan merokok dan penggunaan APD masker pada saat bekerja. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional pada 75 pekerja di pintu masuk Pelabuhan Tanjung Priok yaitu di Pos 1, Pos 3, Pos 8 dan Pos 9.Pengumpulan data dilakukan secara observasi, wawancara dan pengukuran kualitas udara. Analisa data menggunakan uji chi-square dan hasil analisa menunjukan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara konsentrasi PM10 diudara ambien dengan kejadian bronkitis kronis, p=0,049 dengan OR=4,301.Disarankan untuk mengurangi jumlah jam kerja sesuai dengan ketentuan dan melakukan rotasi pekerja secara berkala.

Officers who works at Tanjung Priok entrance gate (entrance ticketing officers and security) at risks of respitory health problems as an bad effects of air pollutants especially from PM10 concentration expose in air ambient. This research intented to analyze the relation on PM10 concentration in air ambient on respitory health problems occurences (asthma and chronic bronchitis) referred to ages, years of works, smoking habits and the use of APD masks at work. This research is a cross-sectional study on 75 officers who works at Tanjung Priok entrance gate such as Gate 1, Gate 3, Gate 8 and Gate 9. The data of research collected by observation, interview and air quality measurement. Data analysis using chi-square test and analysis results indicate a statistically significant relation between PM10 concentration in air ambient with chronical bronchitis, p=0,049 with OR=4,301. It is recommended to reduce the number of working hours based on applicable requirements and perform periodic rotation of officers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Budi Riandini
"Ozon merupakan salah satu polutan yang dapat pemicu penyakit asma. Konsentrasi ozon di Kecamatan Jagakarsa tinggi dan terjadi peningkatan penyakit asma selama tahun 2010 sampai 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi ozon di udara ambien dan penyakit asma di Kecamatan Jagakarsa. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi time trend. Data yang digunakan adalah data harian pemantauan udara oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta dan laporan harian penyakit asma di puskesmas. Data yang berhasil dikumpulkan sejumlah 377 data kasus harian asma dan 377 data konsentrasi ozon. Variabel lain yang diteliti adalah konsentrasi NO2 dan faktor iklim. Analisis dilakukan dengan uji regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi ozon berhubungan secara signifikan dengan konsentrasi NO2, suhu, dan kelembaban udara. konsentrasi ozon pengukuran 1 jam maksimum, dan 8 jam sudah melebihi baku mutu. Hasil ini mengindikasikan konsentrasi ozon di Kecamatan Jagakarsa sudah tidak sehat bagi masyarakat terutama untuk kelompok rentan, termasuk penderita asma. Akan tetapi hasil uji statistik antara konsentrasi ozon tidak berhubungan secara signifikan dengan jumlah kasus maupun prevalensi asma. Hal ini dapat dikarenakan data asma keterbatasan data asma dan minimnya titik sampling ozon. Konsentrasi ozon di Kecamatan Jagakarsa sudah tidak sehat bagi masyarakat khususnya kelompok rentan, termasuk orang-orang yang mempunyai riwayat penyakit asma.

Ozone is a pollutant which can trigger asthma. Ozone concentration in Kecamatan Jagakarsa is beyond threshold and asthma cases increase during 2010 to 2011.This research is aimed to identify association between ozone concentration and asthma in Jagakarsa. This research is time trend ecological study. Data was collected from daily air quality monitoring from Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah of DKI Jakarta Province and from daily report of asthma in Puskesmas. Total data is 377 consists of 377 data of daily asthma cases, and 277 data of daily ozoe concentration. Rresearcher also collected data of NO2 concentration and climate components. To analyse we used simple linear regression model. The result shows that concentration of ozone is related significantly with concentration of NO2, temperature, and humidity. 1-hour maximum and 8-hour ozone was exceed the treshhold. It indicates concentration of ozone in Jagakarsa was not healthy for population notably for susceptible population include people who suffering asthma. However, there is no significant relation between concentration of ozone and asthma (both total cases and prevalence). It can be caused by lack of accurate data of asthma and lack of the number of sampling site. Concentration ozone of asthma in Jagakarsa was not healthy for population especially among susceptible group, include people who suffers asthma.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risya Fitri Salsabilla
"Polusi udara di Jakarta termasuk dalam kategori tidak sehat atau sensitif dan berada di posisi nomor satu dengan PM2,5 terburuk se-Asia Tenggara (KLHK, 2019; IQAir, 2023). Hal tersebut berdampak buruk untuk kesehatan pernapasan para pekerja di jalanan, terkhusus ojek online yang berkendara dengan durasi rata-rata 10 jam per hari. Dibutuhkan perilaku kesehatan yang baik untuk diterapkan oleh para pekerja untuk melindungi sistem pernafasannya agar tidak terdampak paparan polusi udara, terutama kebiasaan penggunaan masker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang polusi udara terhadap kebiasaan penggunaan masker pada pekerja ojek online di Jakarta Selatan. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 107 pekerja ojek online. Penelitian ini menggunakan kuesioner modifikasi tingkat pengetahuan tentang polusi udara dan kebiasaan penggunaan masker. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang polusi udara dengan kebiasaan penggunaan masker (ρ value (0,016) < α (0,05); n = 107). Perawat kesehatan kerja perlu memberikan perhatian lebih terhadap status kesehatan pekerja ojek online dengan upaya promotif dan preventif keperawatan.

Air pollution in Jakarta is the unhealthy or sensitive category and is in number one position with the worst PM2,5 in Southeast Asia (KLHK, 2019; IQAir, 2023). This has a negative impact on the respiratory health of road workers, especially online motorcycle taxi drivers who drive an average of 10 hours per day. Workers need to implement good health behavior to protect their respiratory system from being affected by exposure to air pollution, especially the habit of wearing masks. This research aims to determine the relationship between the level of knowledge about air pollution and the habit of using masks among online motorcycle taxi workers in South Jakarta. The research design used was quantitative with a cross sectional approach on 107 online motorcycle taxi workers. This study used a modified questionnaire on the level of knowledge about air pollution and mask usage habits. The results showed that there was significant relationship between the level of knowledge about air pollution and the habit of using masks (ρ value (0,016) < α (0,05); n = 107). Occupational health nurses need to pay more attention to the health status of online motorcycle taxi workers with promotive and preventive nursing efforts."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin
"Pencemaran udara merupakan masalah yang terjadi di kota besar seperti Jakarta, dimana hal ini dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan pada manusia. Gangguan kesehatan berupa penyakit saluran pernafasan yang dapat terjadi antara lain adalah penyakit ISPA, Bronkitis dan Asma.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kecenderungan kejadian pencemaran udara dan kecenderungan penyakit pernafasan serta untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi pencemaran udara dengan kejadian penyakit saluran pernafasan di DKI Jakarta Tahun 2003-2004. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan disain studi ekologi.
Konsentrasi rata-rata tahunan zat pencemar udara adalah SO2 (4,9 ppb), NO2 (26,5 ppb), NO adalah (40,1ppb), NOx ( 64,8 ppb) dan partikulat (TSP) (92,79 ug/m3) . Rate penyakit saluran pernafasan per 100.000 penduduk memiliki rata-rata untuk ISPA adalah 1682,2, bronkitis 18,3 dan asma 56,3. Hubungan yang signifikan terjadi di beberapa kecamatan. Parameter yang signifikan di beberapa kecamatan adalah SO2 dengan ISPA, SO2 dengan bronkitis, NO dengan bronkitis, NO dengan asma, dan NOx dengan ISPA.
Kejadian penyakit saluran pernafasan kemungkinan disebabkan oleh pencemaran udara Penanggulangan dapat dilakukan dengan penyediaan transportasi umum yang nyaman dan substitusi bahan bakar kendaraan dengan bahan bakar yang ramah lingkungan serta pengaturan tata guna lahan dan tata ruang perkotaan.
Daftar Pustaka : 47 (1993-2004)

The Correlation Between Ambient Air Quality and Cases of Acute Respiratory Infection, Bronchitis, and Asthma in DKI Jakarta During 2003 ? 2004 (An Ecological Study in 15 Sub Districts)Air pollution is a problem commonly in large cities such as Jakarta and cause various respiratory problems such as acute respiratory infections (ARI), bronchitis, and asthma.
This study aims to determine the concentration of air pollution and the tendency of respiratory problems, as well as to determine the correlation between concentration of air pollution and incidence of respiratory infections in DKI Jakarta during 2003-2004. This study is descriptive in nature and is an ecological study in design.
The air pollutants annual are SO2 (concentration of 4.9 ppb), NO2 (26.5 ppb), NO (40,.ppb), NOx ( 64.8 ppb) and particulate matter (TSP) (92.79 uglm3) . The average rate of incidence per 100.000 people is 1682,2 for ART, 18,3 for bronchitis and 56,3 for asthma. Significant correlation of parameters in several districts are SO2 with ARI, SO2 with bronchitis, NO with bronchitis, NO with asthma, and NOx with ARI.
Respiratory problem are caused by air pollution. Means to minimize the number of cases include a better arrangement of land use, the available of pubic transport and substituting gasoline fuel with environment friendly fuel.
Bibliography: 47 (1993-2004)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo
"ABSTRAK
Asma merupakan penyakit kronis yang memengaruhi fisik, psikis, emosi dan kualitas hidup penderitanya. Asma tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol dengan menjaga pola hidup sehat melalui latihan fisik senam asma . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keteraturan mengikuti senam asma dan kualitas hidup penderita asma anggota klub asma di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik korelatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 59 orang. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner tentang keteraturan mengikuti senam asma dan AQLQ Asthma Quality of Life Questionnaire Standardised . Analisa data yang digunakan yaitu Pearsons correlation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara keteraturan mengikuti senam asma dengan kualitas hidup penderita asma p value < 0,05 . Penelitian ini menyimpulkan bahwa senam asma yang dilakukan secara teratur dapat memengaruhi kualitas hidup penderita asma. Rekomendasi dari penelitian ini adalah senam asma dapat dijadikan sebagai terapi tambahan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita asma.

ABSTRACT
Asthma is a chronic disease that may affect individual rsquo s physical, psychological, emotional, and quality of life. Asthma is incurable yet controllable by maintaining health lifestyle through exercise asthma gymnastic . This study aimed to identify relationship between asthma gymnastic routinity and quality of life of asthma club members in Jakarta. The study design was analaytical correlative with cross sectional approach. Total sample was 59 respondents. Questionnaire of asthma gymnastic regularity and Asthma Quality of Life Questionnaire Standardised AQLQ were employed in this study. Data were analyzed by using Pearson analysis. The result indicated that there was significant correlation between asthma gymnastic regularity and quality of life of patient with asthma p value"
2017
S68723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Agustin
"Particulate Matter (PM10) dan Nitrogen dioksida (NO2) diketahui sebagai faktor pemicu timbulnya asma. PM10 dapat masuk ke dalam pernapasan manusia. Nilai ambang batas PM10 adalah 150 μg/m3. Konsentrasi PM10 rata-rata tahunan di Jakarta Pusat mulai dari tahun 2007 hingga 2011, ada yang melebihi nilai ambang batas, yaitu pada tahun 2010 dan 2011. Sedangkan nilai ambang batas NO2 adalah 0,05 ppm. Terdapat nilai konsentrasi NO2 rata-rata tahunan yang melebihi nilai ambang batas, yaitu pada tahun 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkorelasikan PM10 dan NO2 dengan jumlah asma di Jakarta Pusat 2007-2011. Desain studi yang digunakan adalah studi ekologi dengan menggunakan data sekunder dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat dan Badan Meteorologi dan Geofisika.
Penelitian ini menghasilkan hubungan yang kuat dan negatif antara curah hujan dan kelembaban dengan konsentrasi PM10, kuat dan positif dengan lama penyinaran matahari, dan tidak signifikan dengan kecepatan angin. Tidak dihasilkan hubungan signifikan antara faktor iklim dengan konsentrasi NO2, antara konsentrasi PM10 dan jumlah asma, namun didapatkan hubungan sedang dan signifikan antara NO2 dan jumlah asma.
Curah hujan dan kelembaban tidak signifikan dengan jumlah asma. Kesimpulan dari penelitian ini, tidak ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM10 dengan jumlah kasus asma (p > 0,05), tetapi ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi NO2 dengan jumlah kasus asma (p = 0,048).
Particulate Matter (PM10) and Nitrogen dioxide (NO2) are known as trigger factors of asthma. PM10 can enter human respiration airway. The threshold limit value of PM10 is 150 μg/m3. From the yearly average PM10 concentration calculation in Jakarta Pusat from 2007 to 2011, it was found that in 2010 and 2011, the concentration of PM10 was more than threshold limit value. NO2 can be inhaled and also enter human respiration airway. The thresold limit value of NO2 is 0,05 ppm. From the yearly average NO2 concentration calculation in Jakarta Pusat from 2007 to 2011, it was found that in 2008, the concentration of NO2 was more than threshold limit value.
This study aimed to correlate the concentration of PM10 and NO2 with the total of asthma case. Ecological study with secondary data from Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat and Badan Meteorologi dan Geofisika, are used for this study.
The result of this study are, there is a strong and negative relationship between rainfall and humidity with the concentration of PM10, strong and positive with solar radiation, but not significant with wind speed. There is no significant relationship between climate factors with the concentration of NO2 and between the concentration of PM10 with asthma, but there is a moderate and negative relationship between the concentration of NO2 and asthma.
There is no significant relationship between rainfall and humidity with asthma. In conclusion, there is no significant relationship between the concentration of PM10 with the total of asthma case (p > 0,05), but there is a significant relationship between the concentration of NO2 with the total of asthma case (p = 0,048)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Minar Indriasih
"Sejak pertama kali dilaporkan pada Desember 2019 di Kota Wuhan, China, infeksi SARS-CoV-2 telah menjadi pandemi global dan mengancam kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu episenter kasus COVID-19 di Indonesia. Hingga tanggal 25 September 2022, DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus tertinggi yaitu sebanyak 1.422.965 kasus, dengan 15.553 kasus yang berakhir dengan kematian. Dari total kasus positif di DKI Jakarta per tanggal 25 September 2022 tersebut, Kota Administrasi Jakarta Pusat menyumbang sebanyak 131.410 kasus dengan mortality rate yang paling tinggi yaitu sebesar 1,35%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor iklim (suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin) dan pencemaran udara (PM10, PM2.5, SO2, NO2) dengan kasus COVID-19, menganalisis faktor yang paling dominan dan membuat model prediksi kasus COVID-19 berdasarkan faktor iklim dan pencemaran udara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain studi ekologi berdasarkan waktu (time trend). Penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2023 menggunakan data iklim, data pencemaran udara dan data insidens kasus COVID-19 di Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2020-2022. Data dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat serta hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Hasil uji bivariat dengan korelasi spearman menunjukkan bahwa suhu (p = 0,000; r = -0,291) dan kecepatan angin (p = 0,001; r = 0,265) berhubungan signifikan dengan kasus COVID-19. Hasil uji multivariat dengan regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan signifikan dengan kasus COVID-19 adalah suhu, kecepatan angin dan PM2.5, dimana faktor yang paling dominan adalah PM2.5. Model prediksi kasus COVID-19 adalah ln(Y) = 22,330 - 0,875(X1) + 1,806(X2) + 0,053(X3) + e dengan R2 = 0,225. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan antara faktor iklim dan pencemaran udara dengan kasus COVID-19 di Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2020-2022. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian di tingkat individu dengan desain studi kohort untuk membuktikan hubungan antara iklim dan pencemaran udara dengan kasus COVID-19.

Since it was first reported in December 2019 in Wuhan, China, SARS-CoV-2 infection has become a global pandemic and threatens public health worldwide. DKI Jakarta Province is one of the epicenters of COVID-19 cases in Indonesia. As of September 25 2022, DKI Jakarta is the highest contributor of cases, namely 1,422,965 cases, with 15,553 cases ending in death. From the total positive cases in DKI Jakarta as of September 25 2022, the Central Jakarta Administrative City contributed 131,410 cases with the highest mortality rate, which was 1.35%. This study aims to determine the relationship between climatic factors (temperature, humidity, rainfall, wind speed) and air pollution (PM10, PM2.5, SO2, NO2) with COVID-19 cases, to analyze the most dominant factors and to create a case prediction model.
This research is a quantitative study using a time trend ecological study design. The research was conducted in April-June 2023 using climate data, air pollution data and COVID-19 case incidence data in the Administrative City of Central Jakarta for 2020-2022. Data were analyzed using univariate, bivariate and multivariate analysis.
The results of the bivariate test with spearman correlation show that temperature (p = 0.000; r = -0.291) and wind speed (p = 0.001; r = 0.265) are related significantly to COVID-19 cases. The results of the multivariate test with multiple linear regression show that the variables that had a significant relation on COVID-19 are temperature, wind speed and PM2.5, where the most dominant factor is PM2.5. The COVID-19 case prediction model is ln(Y) = 22.330 - 0.875(X1) + 1.806(X2) + 0.053(X3) + e with R2 = 0.225. This study concludes that there is a relationship between climate factors and air pollution with COVID-19 cases in the Administrative City of Central Jakarta in 2020-2022. It is suggested to future researchers to conduct research at the individual level with a cohort study design to prove the relationship between climate and air pollution with COVID-19 cases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Fitrial
"ABSTRAK
Data konsentrasi rata-rata bulanan NO2, SO2 dan TSP dari tahun 2009 sampai 2012 di tiga stasiun pemantau polusi udara di Jakarta telah dianalisis dengan menggunakan metode Biplot. Tujuannya adalah untuk menentukan hubungan antara polutan, pengaruh musim terhadap polusi udara dan untuk menggambarkan evolusi polusi udara di kota ini. Metode Biplot dipilih untuk menganalisis karena metode ini dapat digunakan untuk menampilkan variabel dan kasus secara bersamaan. Dengan menggunakan metode Biplot, hubungan antar variabel, kesamaan antar kasus dan posisi relatif variabel dan kasus dapat ditunjukkan.
Evolusi polusi udara di Jakarta menunjukkan suatu perubahan kecenderungan dalam tingkat polusi selama periode pengamatan, dimana konsentrasi TSP dan NO2 cenderung untuk menurun, sementara itu konsentrasi SO2 cenderung meningkat. Biplot juga menunjukkan bahwa musim tidak mempengaruhi tingkat polusi di Jakarta dan tidak ada korelasi yang signifikan diatara jenis-jenis polutan yang berbeda.

ABSTRACT
The data of monthly average concentration of NO2, SO2 and TSP from 2009 to 2012 in three air pollution monitoring stations in Jakarta have been analyzed by using Biplot methods. The objective is to determine the relationship among pollutants, the effect of seasons on air pollution and to describe the evolution of air pollution in the city. Biplot method was chosen to conduct the analysis because it could be used to present the variables and cases simultaneously. By using Biplot method, the relationship among the variables, the similarity among the cases and the relative positions of variables and cases can be shown. Evolution of air pollution in Jakarta shows a change of trend in the pollution levels during the observation periods, where the concentration of TSP and NO2 tends to decrease, while the concentration of SO2 tends to increase. Biplot also shows that seasons do not affect the air pollution level in Jakarta and there was no significant correlation between the different types of pollutants."
Lille: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2014
T41889
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>