Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118168 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boncau Fakkari Maza
"Sebagai salah satu pilihan investasi, reksa dana pada umumnya memiliki tingkat return di atas instrumen investasi perbankan, seperti tabungan dan deposito. Hal ini dikarenakan para pengelola reksa dana sesuai dengan peraturan pemerintah diberi keleluasaan yang lebih lugs dalam mengelola dana nasabahnya dibandingkan dengan para pengelola dana di perbankan. Ditambah lagi sampai saat ini laba bersih yang diterima oleh pemegang unit penyertaan bukan merupakan obyek pajak penghasilan, tidak seperti tabungan dan deposito.
Reksa dana saham adalah reksa dana yang pada 80% portofolionya menempatkan dana pada saham. Adanya indikasi bahwa saham memberikan tingkat pengembalian tertinggi bila dibanding instrumen pasar modal lainnya membuat reksa dana saham menjadi pilihan investasi yang sangat menarik. Karena itulah penulis ingin mengkaji kinerja reksa dana saham di Indonesia.
Reksa dana pada dasarnya merupakan suatu portofolio sehingga untuk mengukur kinerjanya dapat digunakan metode pengukuran portofolio. Ada tiga metode yang lazim digunakan untuk mengukur kinerja portofolio, yaitu: Sharpe, Traynor, dan Jensen. Reksa dana yang menjadi obyek penelitian ini adalah reksa dana saham, yaitu reksa dana yang menempatkan invcstasitiya minimal 80% pada saham.
Dalam mengukur kinerja reksa dana, penelitian hanya pada pengukuran kinerja berdasarkan data keuntungan historis, sehingga tingkat keuntungan rnasing-masing reksa dana dapat dibandingkan antara sate dengan lainnya, serta dengan tingkat keuntungan pasar dan deposito. Pengukuran kinerja reksa dana saham dilakukan dengan membandingkan tingkat risiko dan tingkat keuntungannya. Reksadana saham tersebut kemudian dibandingkan dengan LQ45 dan deposito.
Reksa dana saham pada umumnya memiliki kinerja yang lebih baik dari kinerja pasar saham karena reksa dana saham merupakan portofolio dari saham-saham yang dikelola dengan baik dan profesional. Sebagai portofolio yang sudah diracik sedemikian rupa, maka risiko reksa dana saham menjadi lebih kecil karena hanya mencakup risiko yang bersifat sistematik, dengan kata lain resikoyang bersifat nonsistematik dapat diminimalisir. Return reksa dana saham juga diharapkan lebih tinggi karena tujuan dari pembentukan portofolio reksa dana saham adalah untuk mengoptimalkan return.

As one of the investment preference, in general managed-fund owns extent return on banking investment instrument such as deposit and giro. It is caused by managers of managed-fund have been provided the wide opportunity in managing their customer's fund compared with other fund's manager in the banking. In addition that up to present, the net return received by unit shareholder does not constitute object of income tax both like deposit and savings.
The stock of Reksadana is managed-fund which about 80% of its portfolio place the fund on the stock. There is indication that stock provides extent of high return compared with instrument of other capital market results in managed-fund of stock becomes interesting investment, and so that the researcher would like to observe the performance of managed-fund of stock in Indonesia.
Reksadana, basically is a portfolio and in order to measure its performance might be needed a method of portfolio measurement. There are three main methods used to measure the performance of portfolio, such as Sharpe, Treynor, and Jansen. Reksadana that become object of this study is stock managed-fund that is managed-fund placing its investment at least 80% of its stock.
In measuring the performance of managed-fund, the researcher only measure the performance based on historical advantage, till the extent of advantage of each managed-fund might be compared with one another, and the extent of savings and deposit. The measurement of stock managed-fund is performed by comparing risk extent and extent of its advantage. Reksadana then is compared with LQ45 and deposit.
In general, the stock Reksadana owns better performance than performance of stock market due to stock managed-fund is portfolio of stocks that managed well and professional. As portfolio that has been formalized as such, so risk of managed-fund becomes smaller because only covers the systematic risk. In other word, the non-systematic risk is minimally.,The managed-hind return is also expected to be higher because the objective of managed-fund stock portfolio is to get optimum return.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18251
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Zetira
"Dampak pandemi Covid-19 di pasar saham menyebabkan pergerakan indeks JII dan LQ45 sangat fluktuatif, sehingga mempengaruhi return dan risiko portofolio saham syariah dan konvensional. Penelitian ini menganalisis volatilitas portofolio JII dan LQ45, membandingkan kinerja kedua portofolio, dan merekomendasikan portofolio dengan keuntungan optimal. Penelitian dilakukan pada periode Maret 2020-2021 dengan metode kuantitatif risk adjusted return, serta uji signifikansi dengan uji Mann-Whitney. Hasil pengolahan data dan analisis adalah return, volatilitas, indeks Sharpe, Treynor, Jensen, dan Sortino, portofolio JII lebih baik dibanding portofolio LQ45, dengan selisih masing-masing 0,004%, 0,034%, 4,866%, 1,111%, 0,203% dan 0,756%. Artinya, portofolio JII lebih menguntungkan untuk berinvestasi di masa pandemi karena sektor yang terdapat dalam portofolio JII lebih tahan terhadap ketidakpastian ekonomi, terutama sektor pertambangan yang kinerjanya meningkat signifikan. Sementara indeks Roy menunjukkan portofolio JII lebih buruk dibanding portofolio LQ45 dengan selisih -0,032% karena portfolio JII tidak mampu memaksimalkan keuntungan dengan asumsi MAR 0%. Hasil uji signifikansi adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada return, Sharpe, Treynor, dan Jensen antara kedua portofolio, dengan nilai z masing-masing -0,310, -1,560, -1,227, dan -1,214. Artinya, pandemi tidak berpengaruh pada return dan kinerja karena saham syariah yang terdaftar di indeks JII beririsan dengan saham di LQ45. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan pada volatilitas, Sortino, dan Roy antara kedua portofolio, dengan nilai z -4,103, 19,730, dan 19,730. Artinya, volatilitas portofolio JII lebih tinggi karena terjadi peningkatan return portofolio JII. Indeks Sortino menunjukkan kinerja portofolio JII lebih baik karena mampu menekan kerugian saat risiko kerugian sangat tinggi. Indeks Roy menunjukkan kinerja portofolio JII lebih buruk karena portofolio JII tidak terdapat empat saham bank terbesar di Indonesia yang memiliki kapitalisasi pasar sangat besar, likuiditas sangat tinggi, dan secara fundamental sangat baik sehingga dapat bangkit lebih cepat di masa pemulihan ekonomi. Penelitian ini merekomendasikan portofolio JII kepada investor syariah, khususnya di masa krisis, karena kinerjanya yang baik.

The emergence of Covid-19 pandemic has led to an increased volatility of JII and LQ45 indices, therefore affecting the performance of Islamic and conventional stock portfolios, especially returns and risks. This study attempts to analyze the volatility of JII and LQ45 portfolios, to compare the performances of the two portfolios, and to recommend portfolio with the optimal return. The period of analysis is from March 2020 to March 2021 with quantitative methods, which are risk adjusted return and the significance test using the Mann-Whitney test. Data processing and analysis find that the return, risk, and Sharpe, Treynor, Jensen, and Sortino indices of JII portfolio are better than LQ45 portfolio, with the differences of 0.004%, 0.034%, 4.866%, 1.111%, 0.203%, and 0.756%, meaning that JII portfolio is more profitable because JII sectors are more resilient during economic uncertainty, especially mining sector whose performance increases significantly. However, Roy index shows that JII portfolio is worse than LQ45 portfolio with the difference of -0.032% because JII portfolio is unable to make a positive profit above 0%. Further, the significance test shows that there is no significant difference between returns of JII and LQ45, and among Sharpe, Treynor, and Jensen indices of both portfolios, with z values of -0.310, -1.560, -1.227, dan -1.214. This means that pandemic has no effect on returns and performance because Islamic stocks listed in the JII index coincide with stocks in LQ45. However, there are significant differences in JII and LQ45 portfolio risk, also shown in Sortino and Roy indices with z value of -4.103, 19.730, and 19.730. This means that the volatility of the JII portfolio is higher due to an increase in the return of the JII portfolio. Sortino index shows JII portfolio performance is significantly better because it has the ability to suppress losses when the risk of loss is very high. Roy index shows that JII portfolio performance is worse because JII portfolio does not contain the four largest bank stocks in Indonesia which have very large market capitalization, very high liquidity, and very good fundamentals so that they can rise faster during the economic recovery period. This study recommends JII portfolio to Islamic investors, especially during crisis due to robust portfolio performance.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lora Ayuda Minerva
"Mengutip pernyataan bahwa "pertumbuhan ekonomi pada 2006 akan terus melambat dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya" (Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah, Bisnis Indonesia, 22 November 2005), maka pembuatan karya akhir ini ditujukan untuk melihat sisi terbaik yang harus dicapai dari pencarian dua macam jenis kinerja portfolio yang tergolong saham teraktif dan saham defensive stocks diakhir tahun 2005 melalui pendekatan teori Efficient Frontier dan Single Index Model.
Pembahasan menitikberatkan pada pencarian saham portfolio yang akan dibentuk pada awal tahun 2005 untuk dapat mencerminkan kekonsistensian terhadap perhitungan kinerja portfolio yang baik diakhir tahun 2005. Saham portfolio yang dibentuk pada awal tahun tersebut merupakan hasil analisis saham terpilih dari data historikal tahun-tahun sebelumnya, dan perhitungan kinerja portfolio tersebut merupakan hasil atau prestasi berinvestasi selama satu tahun di 2005,yang nilai akhirnya dapat diterima sebagai alternatif kelanjutan ataupun sebagai strategi untuk berinvestasi diawal tahun 2006.
Periode penelitian yang dipakai adalah dari bulan .lanuari 2002 sampai dengan bulan Desember 2005, di mana data yang diperoleh dari pihak-pihak terkait merupakan data sekunder, scperti adjusted closing price dari JSX weekly statistic dan data suku bunga periode satu bulanan yang diambil dari website Bank Indonesia.
Data-data tersebut diolah dan menghasilkan beberapa alternatif saham portfolio pada awal tahun 2005 dan satu kinerja portfolio terbaik pada akhir tahun 2005. Nilai yang didapat dari dua model pembentukan portfolio dan model Sharpe bagi perhitungan kinerja dua portfolio terscbut,adalah merekomendasikan pemakaian saham portfolio LQ45 dengan dasar perhitungan teori Single Index Model. Bilamana keadaan yang akan datang adalah sama dengan keadaan 2005, dimana ramalan pergerakan ekonomi yang tetap melambat terjadi, maka hasil pemilihan portfolio dan perhitungan kinerja LQ45 tersebut merupakan rekomendasi yang dapat diusulkan kepada para investor untuk melakukan pendekatan diversitikasi sahamnya sebagai bentuk investasi diawal tahun 2006, dengan harapan keuntungan yang optimal tetap dapat diperoleh lewat hasil analisis tersebut.
Kecenderungan untuk dapat diterimanya rekomendasi diatas, dapat diasumsikan dari perhitungan hipotesis yang menjelaskan bahwa kinerja saham portfolio LQ45 memang memiliki cukup bukti untuk dapat dikatakan lebih besar dari kinerja saham portfolio consumer goods.Dengan mengasumsikan nilai interval keyakinan 95% maka anggapan tersebut dapat diperhitungkan.

According to the Central Bank Governor's statement, the economic growth during 2006 will continue to slow down compared to past projection". The purpose of this thesis is to seek which portfolio, between stocks that are classified in LQ45 (considered as most liquid stocks) and consumer goods (considered as defensive stock), could come out with the best performance taking into account the current macro economic situation using the Efficient Frontier and Single Index Model Theory.
The main of focus of this study is to elucidate the stock portfolio originated during the beginning of 2005 and seeks the outcome it will achieve by the end of the year. This portfolio of 2005 consists of stocks with the best performance based on its historical data, where as the portfolio performance based on the investment during 2005. Meanwhile it would be used for investment during 2006 as an investment strategic.
The data's used in this research consists of the stocks adjusted closing price quoted from JSX weekly statistics and the monthly interest rate quoted from Bank Indonesia's website during the period from January 2002 until December 2005. The data that were scrutinized resulted a solution that the stock portfolio with the best performance and considered for the 2006 investment portfolio are the stocks classified in LQ 45 using the single index model theory as an approach.
The recommendation to investors who plans to invest during the beginning of 2006 is to focus on LQ 45 stock portfolio. Therefore considering the dawdling economic growth that economist has forecasted this portfolio could come up with the optimum investment during 2006. The reception of this recommendation can be assumed from the hypothesis that vindicates LQ 45's performance resulted in a better performance compared to consumer goods portfolio. Considering the 95% confidential level, this assumption could be accountable."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Permata Wulandari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandtngan kinerja reksadana saham syariah Indonesia dan Malaysia dengan menggunakan indeks Sharpe, Treynor, Jensen Alpha dan Appraisal ratio dilengkapi dengan model Treynor Mazuy untuk menganalisis kemampuan market timing dan stock selection reksadana. Berdasarkan hasil pengnjian telah ditemukan bahwa sepanjang tahun 2008, reksadana saham syariah Malaysia lebih unggul dari Indonesia berdasarkan Sharpe Treynor, dan Jensen serta memiliki kemampuan stock selection dan market timing lebih baik. Pada tahun 2009, reksadana saham syariah Malaysia lebih unggul berdasarkan Sharpe, Treynor dan Jensen tetapi tidak pada pengukuran appraisal ratio dan kemampuan stock selection. Tidak ada yang signifikan dalam melakukan market timing. Pada periode 2008-2009, reksadana saham syariah Malaysia unggul dari Indonesia berdasarkan Sharpe, Treynor, Jensen dan appraisal ratio serta memiliki kemampuan stock selection dan market timing yang lebih baik.

This research purpose to analyze comparative perfonnance between syariah stock mutual fund in Indonesia and Malaysia using Sharpe Treynor. Jensen Alpha and appraisal ratio index completed with Treynor Mazuy model to analyze market timing and stock selection mutual fund perfonnance. Based on result found that for the year 2008, syariah stock mutual fund in Malaysia better in performance based on Sharpe, Treynor, Jensen, stock selection and market timing. For the year 2009, syariah stock mutual fund in Malaysia better in performance based on Sharpe, Treynor, Jensen, but not for appraisal ratio and stock selection measurement No one has significant market timing performance. For the year 2008-2009, syariah stock mutual fund Malaysia better on the whole performance measurement and also have better stock selection and market timing performance."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T33662
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Ridwan Zamzany
"ABSTRACT
This study aims to compare the performance of conventional stock mutual funds and Islamic stock mutual funds with the Sharpe Index method, Treynor Index, and Jensen Index. This study aims to determine whether there are differences in performance between conventional mutual funds and Islamic mutual funds. The population in this study is mutual funds managed by Investment Managers who manage both subcategories of conventional and sharia mutual fund types of shares. This type of research is comparative research. The data used are secondary data obtained from published reports by the Financial Services Authority (OJK). The results of the study using Sharpe, Treynor and Jensen methods show that the performance of conventional and Islamic equity funds has a performance above risk-free investment performance. With these three results, the performance of conventional and Islamic stock mutual funds does not have a significant difference."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018
657 ATB 11:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Renita Fatma, Author
"Reksadana adalah salah satu bentuk investasi di pasar modal yang telah dan masih terus berkembang pesat. Setelah sempat ikut terpuruk pada masa krisis moneter pada tahun 1997, seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi di awal tahun 2000, bisnis reksadanapun menggeliat kembali.
Jenis reksadana yang paling berkembang pesat adalah reksadana pendapatan tetap, sedangkan reksadana dengan pertumbuhan yang paling kecil adalah reksadana saham. Begitupun dengan jumlah penelitian terhadap kinerja reksadana, kinerja yang selama ini paling banyak diteliti adalah kiner:ja reksadana pendapatan tetap. Penelitian ini ingin melihat gambaran kinerja reksadana saham yang dikelola oleh manajer investasi di Indonesia selama tahun 2002-2004, sehingga dapat dijadikan pertimbangan bagi para investor bahwa kinerja reksadana saham juga relatif bisa diandalkan sebagai tempat investasi.
Dalam karya akhir ini, pengukuran reksadana saham dibatasi hanya menggunakan metode Sharpe Measure, karena dalam metode ini risiko yang diukur telah mencakup risiko sistematis dan tidak sistematis. Setelah ukuran kinerja diperoleh, maka untuk menentukan apakah kinerja tersebut baik atau tidak akan dibandingkan dengan benchmark-nya yaitu kinerja pasamya, dalam hal ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga telah diukur kinerjanya menggunakan metode yang sama. Jika outperformed terhadap pasar berarti kinerja reksadana baik, sedangkan sebaliknya jika underperformed berarti buruk. Terakhir dilakukan pengujian ada tidaknya hubungan antara kinerja reksadana saham dengan umur reksadana.
Hasil yang didapat penulis, temyata sejak talmn 2002 hingga tahun 2004, kinerja reksadana saham yang dikelola oleh Manajer lnvestasi di Indonesia berdasarkan metode Sharpe, cukup baik tetapi tidak stabil. Pada tahun 2002 dan 2004, diatas 70% reksadana saham outperformed terhadap kenerja pasar, tetapi pada tengah periode yang diteliti yaitu pada tahun 2003 justru terjadi sebaliknya dimana hanya 23,5% yang outperformed terhadap kinerja pasar. Reksadana yang memiliki kinerja positif dan melebihi kinerja pasar serta selama tiga tahun berutut-turut berada di peringkat 10 teratas adalah Schroder Dana Prestasi Plus, Bahana Dana Prima, Rencana Cerdas, Citi Reksadana Ekuitas dan Reksa Dana Mawar.
Adapun dari hubungan antara umur reksadana dengan kinerja reksadana, ternyata tidak terdapat korelasi yang signifikan dengan tingkat keyakinan 95%.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rachmawati
"Menurut Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995, pasal 1 ayat 27, reksadana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat investor yang kemudian akan diinvestasikan dalam portfolio efek oleh manajer investasi. Berdasarkan sudut pandang hukum, produk reksadana terbagi atas reksadana konvensional dan reksadana syariah. Saat ini lebih dari dua puluh perusahaan investasi tercatat dalam situs BAPEPAM, yang telah menerbitkan produk reksadana dari sub kategori syariah disamping mengeluarkan produk reksadana konvensional. Berdasarkan adanya fakta tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana kinerja reksadana bebasis syariah jika dibandingkan dengan reksadana berbasis konvensional, dari masing-masing perusahaan investasi maupun secara keseluruhan, baik dari kategori reksadana saham, campuran maupun kategori reksadana pendapatan tetap. Selain menggunakan risk-adjusted return yang dihitung menggunakan Sharpe ratio, penelitian ini menambahkan tiga unsur baru dalam melakukan penilaian kinerja reksadana. Ketiga unsur itu adalah besarnya AUM (Asset Under Management), pertumbuhan AUM, dan biaya reksadana. Penilaian kinerja reksadana yang melibatkan keempat unsur tersebut, dilakukan dengan menggunakan metode ?normal Z score?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sebagian besar perusahaan investasi yang menjadi objek penelitian, kinerja produk reksadana berbasis syariah yang dikelolanya lebih unggul dibandingkan dengan kinerja reksadana berbasis konvensionalnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The issue of Indonesian mutual fund crisis in 2005 has not been resolved satisfactority. many investors may reluctant to invast in mutual fund market due to the lack of knowledge about the risk and return
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Irfan Zulkifli
"Reksa Dana sebagai salah satu instrumen investasi yang akan berkembang dengan baik dimasa mendatang hendaknya perlu perhatian khusus oleh investor yang memerlukan sarana investasi yang tidak diperlukan suatu pengamatan secara terus-menerus dan tidak memerlukan banyak biaya. Dengan mulai membaiknya keadaan ekonomi sekarang adalah keadaan yang paling tepat untuk memulai investasi diReksa Dana dengan membeli NAB/unit dengan harga yang rendah dengan memetik keuntungan yang tinggi dimasa depan. Investor memerlukan suatu alat untuk mengukur kinerja guna memilih Reksa Dana yang memiliki kinerja yang baik dan memberikan keuntungan tinggi bagi investor dimasa depan. Skripsi ini membahas salah satu dari sekian metode yang ada guna membahas kinerja Reksa Dana. Penulis memilih metode Component Investment Performance karena tertarik akan kemampuan metode tersebut dalam menganalisaa Reksa Dana. Metoda Component Investment Performance tidak hanya melihat apakah Reksa Dana mampu outperform dengan tingkat resiko sama terhadap indeks pasar, namun juga melihat apakah Reksa Dana tersebut telah terdiversifikasi dengan baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
S19398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
MDB 6:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>