Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215332 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulina Vidyanti
"Kepuasan pelanggan masih menjadi topik utama dalam menjalankan bisnis perusahaan yang bergerak di semua jenis industri karena kepuasan pelanggan dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang merasa mendapatkan value dari pemasok, produsen, atau penyedia jasa. Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Salah satu faktor yang dapat mendorong tercapainya kepuasan pelanggan adalah kualitas layanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggannya. Trend terhadap Service Quality diawali pada tahun 1980an ketika para pemar menyadari bahwa kualitas produk tidak menjamin terpeliharanya competitive advantage.
Beberapa dekade terakhir, kegiatan monopoli di bidang telekomunikxasi di Indonesia telah berubah dan pasar lebih terbuka dan lebih kompetitif. Sebagai hasil, banyak perubahan baik yang sifatnya mendasar dan fungsional telah terjadi di reformasi telekomunikasi Indonesia dan industri telekomunikasi Indonesia telah berkembang termasuk PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional II yang merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi yang menjalankan bisnisnya secara monopoli. Sejak menjadi perusahaan milik publik, Telkom menghadapi tantangan baru, yaitu bagaimana memenangkan kompetisi karena banyak operator baru yang menjadi pesaing. Oleh karena itu, Telkom telah mengganti strateginya dengan menggunakan pendekatan customer-centric. Strategi ini diambil karena era konvergensi digital temyata menghasilkan kebijakan baru dimana suksesnya pemain tidak hanya terletak pada penguasaan teknologi, kepemilikan jaringan, atau kemampuan memproduksi layanan, melainkan kemampuan dalam memahami kebutuhan, masalah, dan harapan pelanggan. Untuk menjadi perusahaan yang berbasis pelanggan, maka seluruh kegiatan operasional TELKOM harus fokus ke pelanggan. Dengan rumusan strategi Telkom yang baru yang bebasis pelanggan, seharusnya pelayanan yang diberikan semakin baik. Selama ini perusahaan belum pernah mengukur bagaimana kualitas pelayanan yang mereka berikan kepada pelanggannya. Ada beberapa kejadian yang semakin berkembang bahwa persepsi pelanggan terhadap service quality mempengaruhi kencenderungan perilaku mereka. Kecenderungan dalam berperilaku merupakan hasil dari pengalaman dengan jasa atau informasi mengenai pelayanan tersebut. Sikap ini dilihat sebagai faktor yang menentukan perilaku konsumen terhadap penawaran di masa yang akan datang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut dari Service Quality Telkom yang panting bagi pelanggan, mengetahui gap antara harapan pelanggan dengan pengalaman pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh Telkom, mengetahui pengaruh antara Service Quality dengan Customer Behavioral Intention.
Metode yang digunakan adalah SERVQUAL merupakan salah satu alat pengukuran kualitas jasa yang paling popular dan banyak dijadikan acuan dalam riset manajemen dan pemasaran. Alat ini dikembangkan oleh A. Parasuraman, Valerie A. Zeithaml, dan Leonard L. Target responden adalah pelanggan Telkom yang berusia minimal 17 tahun dan bertempat tinggal di wilayah Telkom Divre II dengan total sampel sebanyak 174 responden. Cara penarikan sampel yang digunakan adalah dengan teknik convenience sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis multirespon, analisis crosstab, analisis kepentingan - kinerja, analisis faktor, dan analisis regresi.
Hasil penelitian terlihat bahwa atribut-atribut yang dianggap panting oleh pelanggan adalah ketepatan waktu pelayanan, kepastian waktu pelayanan yang akan diberikan kepada pelanggan, pelanggan menerirna pelayanan yang telah dijanjikan dari karyawan TELKOM, dan TELKOM mengutamakan pelanggan dalam pelayanannya. Sedangkan menurut metode ServQual. masih terdapat kesenjangan antara ekspektasi pelanggan atau harapan pelanggan dengan pelayanan yang diterima pelanggan TELKOM yaitu sebesar 0.602 dan dimensi yang paling besar gapnya adalah reliability. Dari hasil perhitungan, terdapat pengaruh persepsi terhadap CBI sebesar 14.9%.
Saran yang dapat diberikan sebagai perusahaan yang berbasis pelanggan dan untuk meminimalisasi gap yang akan berdampak kepada perilaku pelanggan adalah Manajemen Telkom perlu mengkomunikasikan "kalau saya membuat janji, maka haruslah saya penuhi. Saya sadar bahwa kesalahan sedikit sungguh berarti banyak buat perusahaan" kepada karyawannya dan mengkomunikasikan kepada pelanggan mengenai proses pelayanan yang diberikan sehingga pelanggan dapat mengetahui secara pasti kapan komplain mereka akan diselesaikan. Telkom perlu meminimalisasi kesalahan dengan memberikan pelayanan "no mistake" melalui pelatihan secara terus-menerus dan menekankan kerja teamwork agar komplain dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat sehingga pelanggan merasa tidak di ping pang, dan pelayanan dapat diberikan sesuai dengan yang dijanjikan. Untuk dapat senantiasa mengutamakan pelanggan dalam pelayanannya, sebaiknya Telkom memperbaiki data pelanggan dan memaksimalkan penggunaannya sehingga program-program yang berhubungan dengan peningkatan empathi pelanggan dapat dijalankan secara optimal. Untuk atribut-atribut yang berada di kuadran D, dinilai terlalu berlebihan oleh pelanggan. Oleh karena itu sebaiknya atribut-atribut yang berada di kuadran D dikurangi tingkat pelayanannya minimal sama dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan sehingga investasi yang ditanamkan untuk atribut-atribut yang berada di kuadran D dapat dialihkan guna meningkatkan kualitas pelayanan atribut-atribut yang berada di kuadran A. Apabila perusahaan ingin secara berkesinambungan memperbaiki kualitas pelayannya, sebaiknya dilakukan penelitian SERVQUAL secara rutin.

Customer satisfaction is still become a leading topic in every industries since customer satisfaction can influence the company's financial performance. A satisfied customer is a customer who feels that they gain values from the supplier, producer, or service provider. These values were originated from the products, services, systems or something that is emotional. One of the factor that leads to customer satisfaction is the quality of services that offered by a company to its customers. The Service Quality trend was began on 1980s where marketer realized that product quality did not guarantee competitive advantage. On the last few decades, Indonesian telecommunication monopoly has changed and the market became more open and competitive. As the result, a lot of fundamental and functional changes occurred in the Indonesian telecommunication reformation era and Indonesian telecommunication industry is developing, including PT Telekomunikasi Indonesia. Tbk Divisi Regional II - one of the telecommunication companies that run its business by monopolized the market. Since it?s became a public company, Telkom faced a new challenge, i.e. how to win the competition since many new operators arouse into competitors. Therefore, Telkom has changed its strategy by using customer-centric approach. This strategy was taken because digital convergence era resulting new policies where the player's success not only caused by technological capabilities, networking or service production, but rather on the ability to understand customer's needs, problems and expectations. To be a customer based company, all part of Telkom's operational activities have to be focused on its customer. Using this new strategy, the service should become better.
So far, the company never measures their customer service quality. Some developing cases showed that customer's perception about service quality influence their behavioral tendencies. These behavioral tendencies are the results from their experience that related to the service or information. This attitude viewed as a determining factor of consumer behavior in the future.
This research's purposes were to find out the most important Customer Service Quality attributes for Telkom, the gap between customer's expectation and customer's experience with Telkom's services, the relationship between Service Quality and Customer Behavioral Intention.
The method used in this research was SERVQUAL, i.e. one of the most popular and referred service quality measurement tools in management and marketing research. This tool was developed by A. Parasuraman, Valerie A. Zeithaml, and Leonard L. The respondent target was Telkom's customer, with minimum age 17 and domiciled in Telkom Divre I1 Area. Total sample was 174 respondents. The sampling method was convenience sampling while the analysis method used was descriptive analysis, multi responses analysis, cross tab analysis, interest-performance analysis, factor analysis, and regression analysis.
The result showed that for customers the most important service quality attributes are punctuality of service time, assurance of allocated service time for the customer, customer received the promised service from Telkom employee, and Telkom prioritized its customer on its service. While according to SERVQUAL method, there was a gap between customer's expectation and the service provided by Telkom, i.e. 0.602 and reliability dimension has the biggest gap. From the calculation we can see that all of five dimensions of service quality influenced customer behavioral intention with total numbers 14.9%.
Advice could be given to Telkom as a customer based company and to minimalized the gap that will affected customer's behavior is Telkom Management needs to communicate to their employee that "When i made promises, i have to fulfilled it. I realized that small mistakes mean so much for the company." And also to communicate to their customers about the service process provided by Telkom until the customers knew exactly when their complained can be settled. Telkom needs to minimalize mistakes by providing "no mistake" service through continous training and emphasized teamwork. Therefore, customer's complaints can be settled in a short time and services performed as promised. To be able to prioritize its customers, Telkom should improve the customer data base and maximalized the usage. Therefore all programs related to customer's empathy improvement can be optimized. The attributes found in D quadrant, were marked as too excessive by the customers. Therefore, those attributes need to be decreased at least to the level where the customer's expectation can be achieved so the investment made for the attributes in Quadrant D can be allocated to increase the service quality of attributes on Quadrant A. If the company wants to continuously improve its service quality, it should perform SERVQUAL research in a routine basis.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfari Nabawi Putra Aji
"Penelitian ini menguji pengaruh kualitas layanan elektronik terhadap minat beli kembali konsumen melalui kepuasan konsumen pada e-commerce Zalora Indonesia. Variabel yang akan diuji pada penelitian ini adalah variabel e-service quality, variabel repurchase intention dan variabel customer satisfaction. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana data penelitian ini dikumpulkan melalui survei dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden yang merupakan Pria ataupun Wanita berusia 18 tahun keatas yang berdomisili di Jabodetabek dan minimal pernah membeli produk melalui Zalora Indonesia sebanyak satu kali. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear, regresi berganda, uji analisis jalur dan uji sobel. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa customer satisfaction berhasil memediasi e-service quality untuk meningkatkan customer repurchase intention pada Zalora Indonesia.

This study examines the effect of e-service quality toward customer repurchase intention through customer satisfaction on e-commerce Zalora Indonesia. The variable that used in this research is e-service quality, repurchase intention and customer satisfaction. This research uses quantitative approach and the data collected through survey by distributing questionnaires to 100 respondents who are man or woman age above 18 years old, lived in Jabodetabek area and have bought a product from Zalora Indonesia at least once. The analysis technique used in this research is linear regression, multiple regression, path analysis, and sobel test. The result shows that customer satisfaction did mediated e-service quality to increase customer repurchase intention."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrianda Syah Putra
"Beberapa faktor yang mempengaruhi behavioral intention dari penumpang maskapai penerbangan domestik, yang terdiri dari service quality, perceived value, perceived image, satisfaction, dan customer engagement. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap behavioral intention dari penumpang maskapai penerbangan komersial domestik yang dipengaruhi oleh service quality yang ditawarkan oleh maskapai penerbangan komersial domestik, perceived value pelanggan terhadap layanan dari maskapai penerbangan komersial domestik, perceived image dari maskapai penerbangan komersial domestik, satisfaction yang ditawarkan oleh maskapai penerbangan komersial domestik, serta customer engagement yang dilakukan dan dirasakan oleh pelanggan maskapai penerbangan komersial domestik. Sebanyak 355 responden diperoleh melalui kuesioner online. Hipotesis kemudian diuji melalui metode structural equation modelling (SEM).
Hasil empiris menunjukkan bahwa service quality memiliki pengaruh positif terhadap perceived image, satisfaction, dan perceived value. Satisfaction memiliki pengaruh positif terhadap customer engagement. Perceived value memiliki pengaruh positif terhadap customer engagement. Customer engagement, satisfaction, dan perceived image memiliki pengaruh yang positif terhadap behavioral intention. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perceived image tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap perceived value dan customer engagement, kemudian perceived value tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap behavioral intention.

There are some factors that influence behavioral intention of domestic commercial airline passengers, which consist of service quality, perceived value, perceived image, satisfaction, and customer engagement. This study aims to analyze the behavioral intention of domestic commercial airline passengers affected by the service quality offered by domestic commercial airlines, the perceived value of customers to services from domestic commercial airlines, perceived image of domestic commercial airlines, satisfaction offered by domestic commercial airlines, and customer engagement carried out and felt by domestic commercial airline passengers. A total of 355 respondents were obtained through an online questionnaire. The hypothesis is then tested through the method of structural equation modeling (SEM).
Empirical results show that service quality has a positive influence on perceived image, satisfaction, and perceived value. Satisfaction has a positive influence on customer engagement. Perceived value has a positive influence on customer engagement. Customer engagement, satisfaction, and perceived image have a positive influence on behavioral intention. The results of this study also show that perceived image does not have a positive influence on perceived value and customer engagement, then perceived value does not have a positive influence on behavioral intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Dwi Paskah
"Skripsi ini membahas pengaruh kualitas pelayanan restoran terhadap kepuasan dan niat perilaku pembelian kembali melalui citra restoran dan nilai yang dirasakan pelanggan pada restoran Jepang Sushi Tei di Pusat Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain konklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk meningkatkan citra restoran perlu adanya pelayanan yang berkualitas, sajian makanan yang berkualitas, dan lingkungan fisik restoran yang baik dan nyaman. Sedangkan untuk mencapai nilai yang dirasakan pelanggan restoran Jepang Sushi Tei, perlu adanya kontribusi dari kualitas pelayanan yang diberikan kepada para pelanggan. Kemudian guna memperoleh tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi, diperlukan terciptanya citra restoran yang baik. Secara akumulasi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan mempengaruhi niat perilaku pembelian kembali pelanggan restoran Jepang Sushi Tei.

The thesis discusses the impact of service quality restaurant on satisfaction and behavioral intention through the restaurant's image and customer perceived value at a Japanese restaurant Sushi Tei in Central Jakarta. This study is conclusive quantitative research design. The results showed that to improve the image of the restaurant there needs to be quality service, quality food dish, and the physical environment the restaurant was good and comfortable. Meanwhile, to achieve the customer's perception of value Japanese restaurant Sushi Tei, there needs to be the contribution of the quality of service provided to customers. Then to obtain a high level of customer satisfaction, required the creation of the image of a good restaurant. Cumulatively, these results indicate that customer satisfaction influences customer repurchase intention behavior on the Japanese restaurant Sushi Tei.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kussusanti
"Untuk menjelaskan service recovery pada transaksi online, belum banyak ditemukan penelitian yang memasukkan informational justice sebagai dimensi keadilan. Padahal, dalam proses pemulihan layanan, perusahaan harus memberikan informasi yang beralasan, tepat waktu dan jelas kepada pelanggan. Ditambah dengan keterbatasan saluran komunikasi yang digunakan, upaya membangun hubungan dengan pelanggan online menjadi lebih sulit. Penelitian ini akan dimulai dengan menggali persepsi pelanggan online mengenai interactional dan informational justice, kemudian melihat pengaruhnya terhadap post recovery satisfaction, dengan dimoderasi oleh customer assertiveness. Selanjutnya akan diteliti pengaruh post recovery satisfaction terhadap behavioral intention dari pelanggan, yakni repurchase intention dan positive e-word-of-mouth intention yang dimoderasi oleh service failure severity. Dengan metode penelitian kuantitatif, analisa data akan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi ilmu pemasaran, khususnya mengenai service recovery dan justice theory dalam transaksi online. Kontribusi praktis diberikan dalam hal strategi pemulihan layanan yang baik, guna menghasilkan kepuasan pelanggan dan dampak lanjutnya.

To explain service recovery on online transactions, there has not been much research that includes informational justice as a dimension of justice theory. In fact, in the service recovery process, the company is needed to provide reasonable, timely and clear information to the customer. Unfortunately, it becomes a limitation in online communication that makes the effort to build relationships with online customers become more difficult. Therefore, this research starts with exploring online customer perceptions of interactional and informational justice, then looking at its effect on post-recovery satisfaction that will be moderated by customer assertiveness. Furthermore, we will examine the effect of post-recovery satisfaction on customer behavior intention, including repurchase intention and positive e-word-of-mouth intention, and will be moderated by service failure severity. Structural Equation Modeling (SEM) will be used as the quantitative research methods. This research is expected to contribute to marketing science, especially in online transactions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
D2635
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagea Ganianada Jungjunan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh E-Service Quality terhadap repurchase intention melalui customer satisfaction pada JD.ID. Penelitian dilakukan terhadap pengguna JD.ID di wilayah Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, structural equation modeling serta analisis jalur untuk metode penelitiannya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa E-Service Quality mempunyai pengaruh terhadap customer satisfaction. E-Service Quality tidak memiliki pengaruh langsung terhadap repurchase intention. Akan tetapi penelitian ini menunjukan pengaruh tidak langsung EService Quality terhadap repurchase intention melalui customer satisfaction.

The objective of this study is to analyse the effect of E-Service Quality on repurchase intention with customer satisfaction acts as a mediator on e-commerce JD.ID. The study was conducted on JD.ID customer in Jabodetabek area. This study is a quantitative research using structural equation modeling (SEM) and path analysis as the analysis methods. The study shows that E-Service Quality directly influences customer satisfaction but does not influence repurchase intention directly. However, when customer satisfaction acts as a mediating variable the study shows that E-Service Quality indirectly influence repurchase intention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Andika Priohutomo
"Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap service quality. Selanjutnya peneliti mengukur pengaruh srvice quality, value dan satisfaction terhadap behavioral intention. Dari penelitian yang telah dilakukan, hasil yang didapatkan adalah terdapat dua dari tujuh dimensi yang berpengaruh positif terhadap service quality, dimana dua dimensi yang berpengaruh antara lain connection quality dan contextual quality. Sedangkan yang tidak berpengaruh positif adalah interaction, device, content, custumer service dan privacy. Hasil lain yang didapatkan adalah bahwa service quality dan satisfaction mempengaruhi behavioral intention, sedangkan value tidak mempengaruhi behavioral intention.

The focus of this study is to invenstigate the factors which influence service quality. After we get the which factors influence service quality, we assess the effect of service quality, value and satisfaction toward behavioral intention. This research shows there are two of seven dimension which influence service quality positively. The two dimension which influence service quality are connection quality and contextual quality, and the rest which not influence are interaction, device, content, customer service and privacy. Another result that gained by this study is that service quality and satisfaction are influencing behavioral intention positively, whether value is not influence behavioral intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Agnes Corlyn
"ABSTRAK
Dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat, perusahaan selalu berusaha untuk menerapkan strategi dan kiat-kiat baru untuk memenangkan suatu persaingan. Salah satunya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan adalah melalui outsourcing. Outsourcing adalah masa untuk mengontrakkan suatu kegiatan pada pihak luar umuk memperoleh layanan pekerjaan yang dibutuhkan, sehingga perusahaan dapat lebih fokus pada core activity-nya dan memanfaatkan kemampuan outsourcer-nya dalam mengerjakan non core activity-nya.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) merupakan contoh perusahaan jasa telekomunikasi yang menerapkan outsourcing dalam usaha meningkatkan daya saingnya melalui pelayanan yang optimal.
Dalam karya akhir yang berjudul Analisis Strategi Outsourcing Untuk Optimalisasi Pelayanan Customer Service 147 Pada PT Telekomunikasi lndonesia Tbk ini penulis bermaksud menganalisis penerapan strategi outsourcing yang diterapkan Telkom, serta menyarankan optimalisasi pelayanan Customer Service 147 dalam rangka outsourcing, sehingga dapat menunjang keinginan perusahaan sebagai customer centric company.
Aktivitas yang dioutsourcing adalah pada unit layanan Call Center, yaitu Customer Service 1.47, tujuan yang dioutsourcing adalah layanan agent (operator) nya. Customer Service yang berkualitas tinggi membutuhkan investasi awal yang bila berjalan dengan baik dapat mengurangi biaya. Alasan Telkom untuk melakukan outsourcing pada layanan agent (operator) nya karena semakin banyaknya kebutuhan pelanggan yang harus terpenuhi dengan terbatasnya sumber daya yang dimiliki oleh Telkom, sehingga untuk mengatasinya,
Telkom perlu menambah sumber dayanya melalui provider yang merupakan rekanan dari Telkom yaitu Kopegtel Bintang. Sebagai perusahaan outsourcer yang menyediakan tenaga kerja dan secara teknis menyediakan layanan operator, dapat memenuhi keinginan Telkom untuk meningkatkan layanannya kepada pelanggan sehingga lebih optimal.
Tujuan Telkom melakukan outsourcing ini adalah untuk efektivitas dan efisiensi serta untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan, sehingga dapat lebih fokus pada core business-nya sebagai penyelengga jasa dan jaringan telekomunikasi nasional.
Keuntungannya dengan melakukan outsourcing ini bagi Telkom. adalah dapat melepaskan pekerjaan yang bukan menjadi core-nya, sehingga dapat memberikan kinerja layanan yang lebih kompeten. Kuntungan lainnya adalah dapat mengoptimalisasi jumlah SDMnya, sehingga cost yang dikc!uarkan oleh perusahaan lebih kecil. Sedangkan kerugian dengan melakukan outsourcinf; ini adalah adanya transfer knmrledge kepada perusahaan outsourcer dan menyebabkan pemsahaan menjadi sangat bergantung untuk menunjang core business-nya.
Aspek penting untuk memenangkan persaingan dalam bisnis telekomunikasi adalah dapat mempertahankan kesetiaan pelanggannya. Jika dikaitkan dengan budaya perusahaannya "The Telkom Way 135" dengan asumsi dasamya adalah "Committed 2U", maka yang harus dilakukan oleh seorang agent (operatomya) adalah dapat menepati komitmennya kepada pelanggan, yaitu dengan menangani segala masalah dari pelanggannya baik berupa upaya untuk memperoleh informasi maupun keluhan dan saran.
Dari hasil analisis ini didapatkan bahwa penilaian keberhasilan setiap agent (operator) dapat dilihat dari tercapainya Service Level Guarantee (SLG) yang menjadi tolak ukur dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Setiap agent (operator) tersebut harus memperhatikan Key Performarnce Indicator dalam memenuhi kebutuhan pelanggannya. Outsourcing tidak dilakukan secara operasional penuh karena resikonya tinggi dan ada pinalti yang lebih besar yang harus dibayarkan. Jadi Telkom, khususnya unit Layanan Call Center untuk customer service 147, melakukan outsourcing hanya service-nya saja yaitu berupa layanan operator, karena resikonya kecil dan masih memiliki margin.
Persoalan yang dijumpai pada karya akhir ini adalah apakah dengan menerapkan strategi outsourcing ini dapat mengoptimalisasi pelayanan customer service 147 sehingga dapat menunjang keinginan perusahaan sebagai customer centric company. Saran mengenai hal-hal yang dapat dilakukan Telkom untuk merjngkatkan penerapan outsourcing, adalah meningkatkan kinerja layanannya dengan membuat penilaian tertulis dan terstandarisasi untuk mengontrol kinerja agent (operator) nya, serta saran kepada perusahaan outsourcer (Kopegtel Bintang) adalah memberikan penciidikan dan ketrampilan dengan latihan-latihan yang lebih optimal agar memiliki kepastin kualitas dan dapat memenuhi pedoman kerja dan standar operasi. Outsourcing dapat dilakukan bukan hanya di customer service 147, tetapi juga pada bidang-bidang lain yartg ada di unit Call Center, memotivasi karyawannya dengan membangun tim kerja serta meningkatkan promosinya agar lebih dikenal dan membantu memudahkan untuk memperoleh informasi.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ristina Dian Astuti
"Dalam online shopping, ketiadaan interaksi face-to-face antara konsumen dengan perusahaan membuat konsumen tidak dapat melakukan penilaian terhadap elemen fisik perusahaan. Konsumen hanya dapat melakukan penilaian terhadap kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan secara online atau disebut juga dengan e- service quality. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh e-service quality terhadap repurchase intention melalui customer satisfaction sebagai variabel perantara. Sampel penelitian ini adalah 120 responden yang pernah membeli album musik Kpop di online shop Gasoo Galore yang diambil menggunakan teknik penarikan sampel purposive sampling, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah Path Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-service quality tidak memberikan pengaruh secara langsung yang signifikan terhadap repurchase intention, namun terdapat pengaruh yang positif dan signifikan apabila melalui customer satisfaction sebagai variabel perantara.

Lack of face-to-face interaction between customer and online seller causes it`s hard for customer to evaluating the seller`s physical elements. Customer evaluating the seller based on the quality of their service or it known as e-service quality. This research was conducted to analyze the impact of e-service quality to customer repurchase intention through customer satisfaction as intervening variable. This research took 120 customers who ever bought Kpop music album from Gasoo Galore as the respondents. All respondents are collected using purposive sampling technique. The data were being analyzed using Path Analysis. The result of this research indicate that e-service quality didn`t directly affects repurchase intention, but it give significant and positive effect when it through customer satisfaction as intervening variable."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Syafitri
"Skripsi ini membahas mengenai pelaksanaan pembinaan UMKM dalam program Kemitraan PT. Telkom Indonesia Divre II sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan serta dampaknya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembinaan UMKM oleh PT. Telkom Indonesia telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-05/ MBU/2007, meskipun masih memiliki beberapa kekurangan. Pembinaan tersebut diberikan dalam bentuk pemberian motivasi kewirausahaan dan bantuan perluasan akses pasar. Pembinaan ini memberikan dampak yang nyata bagi peningkatan usaha maupun kualitas diri mitra binaan sebagai pelaku wirausaha.

This thesis discusses the development of SMEs in the implementation of PT Telkom Indonesia Divre II partnership program as a form of corporate social responsibility and the impact. The approach used in this research is qualitative with case study research type. The results show that the development of SMEs by PT. Telkom Indonesia has implemented in accordance with the Regulation of Minister of State Owned Enterprises Number: PER-05 / MBU/2007, although it still has some shortcomings. Guidance is given in the form of entrepreneurial motivation and support expansion of market access. By doing this development, it gives a significant impact for business improvement and quality of trained partners as entrepreneurs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>