Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213199 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiwiek Natalya
"Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan untuk menggali pengalaman mekanisme dan strategi koping pada orang dengan HIV/AIDS ( ODHA ) dalam mengahadapi stres akibat penyakitnya di Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah ODHA yang tercatat dalam Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Yogyakarta. Jumlah sampel keseluruhan dalam penelitian ini adalah 22 partisipan, yang terbagi dalam wawancara mendalam 9 orang dan focus group discussion 13 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan mengalami stres saat pertama kali mengetahui diagnosis penyakitnya. Sebagian besar dari mereka tidak mempercayai status penyakitnya saat itu. Sumber stres terbesar pada ODHA adalah kematian, efek samping obat, diskriminasi, ditinggal oleh orang yang disayang dan diketahuinya status HIV/AIDS oleh orang-orang terdekat atau yang disayangi. Mekanisme koping yang digunakan adalah reaksi yang berorientasi pada ego, sebagian besar partisipan melakukan denial, projeksi, dispacement, isolasi dan menyembunyikan status. Reaksi yang berorientasi pada verbal yang banyak dilakukan adalah meremas dan diam, sedangkan reaksi yang berorientasi pada masalah partisipan lebih banyak mencari tahu tentang HIV/AIDS dengan membaca buku atau menanyakan pada orang yang lebih tabu tentang HIVIAIDS.
Kesimpulan penelitian ini adalah pengalaman mekanisme dan strategi koping pada ODHA berbeda-beda, ada yang adaptif dan maladaptif. Hal ini dapat terjadi karena faktor penghambat dan pendukung koping dari masing-masing partisipan berbeda. Untuk itu diperlukan upaya mengarahkan mekanisme koping dan strategi koping yang tidak merugikan din sendiri maupun orang lain. Penggunaan konsep model Betty Neuman dalam asuhan keperawatan komunitas terhadap ODHA dapat membantu pembentukan strategi koping yang adaptif.

This research is a qualitative research with phenomenology approach that has intention to dig experience of the coping strategy to Man with HIV/AIDS (MWHA) in facing stress as a consequence of the illness in Yogyakarta. This research population is the MWHA who is registered in the Commission of AIDS Tackling in Yogyakarta. The number of the whole samples in this research is 22 participants, which is divided into deep interview 9 people and focus group discussion 13 people. The data analysis used is constant comparative method.
The result of the research showed that the participants get stress at the first time they knew the illness diagnosis. Most of them did not believe their illness statues at the time. The biggest stress sources towards the MWHA are discrimination, death, medicine side effect, left by close friend, and people know about the statues of HIV/AIDS. Coping mechanism used, is reaction oriented to egoistic, most of the participants make a denial, projection, displacement, isolation, impulsive and hiding their statues. Coping strategy used by MWHA comprise strategy focused on problems and strategy focused on emotion. Strategy focused on problems includes carefulness for instance looking for information from media, instrumental action for example looking for self medicinal treatment a negotiation. While strategy focused on emotion includes self resignation such as praying, reinterpretation as a colleague of MWHA and social support for example family.
The conclusion of the research is the experience of the coping strategy to each MWHA is different; one of the possibility reasons is stigmatization and discrimination to HIV/AIDS. Therefore, efforts are needed to direct the coping mechanism and coping strategy that do not give any harm to us and others. The use of concept of Betty Neuman's model in upbringing of community care to MWHA is need to be considered to be more examined, especially in forming a good coping strategy to MWHA.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17473
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Albana Wahyudi
"Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar bagi seluruh dunia. Hal ini mempengaruhi tingkat stres yang dialami semua orang termasuk mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres yang dialami dan mekanisme koping yang digunakan mahasiswa saat sebelum dan selama terjadi Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan adalah 114 mahasiswa S1 Reguler FIK UI tahun 2019 dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres adalah Perceived Stress Scale-10 yang dikembangkan oleh David L. Cohen (1994) dan mengetahui mekanisme koping yang digunakan menggunakan The Brief COPE oleh Carver (1997). Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa mengalami stres sedang saat sebelum (78,1%) dan selama terjadi Covid-19 (82,45%). Mekanisme koping yang digunakan yaitu problem focused coping saat sebelum (75,4%) dan selama terjadi Covid-19 (67,5%) serta adaptive coping saat sebelum (92,1%) dan selama terjadi Covid-19 (90,4%)/ Meskipun terdapat sedikit penurunan antara sebelum dan selama terjadi Covid-19. Hal ini perlu diperhatikan melihat dampak stres yang mungkin terjadi pada mahasiswa. Namun dilihat dari hasil penelitian, meskipun mayoritas mahasiswa memiliki tingkat stres sedang, masih dapat mengatasi stresnya dengan baik karena mayoritas memiliki mekanisme koping yang berfokus pada masalah daripada berfokus pada emosi dan adaptif daripada maladaptif.

Pandemic Covid-19 has a big impact on the whole world. This affects the level of stress experienced by everyone including college students. This study aims to identify the description of the stress levels and the coping mechanism used by college students before and during COVID-19. This study used a descriptive research design. The sample used was 114 FIK UI undergraduate students class of 2019 with total sampling techniques. The instrument used to measure stress levels is Perceived Stress Scale-10 developed by David L. Cohen (1994) and to determine the coping mechanism used by respondents using The Brief COPE questionnaire by Carver (1997). The results showed that the college students experienced moderate stress before Covid-19 (78.1%) and during COVID-19 (82.45%). And the coping mechanisms used are Problem Focused Coping before Covid-19 (75.4%) and during COVID-19 (67.5%) and adaptive mechanisms before Covid-19 (92.1%) and during COVID-19 (90, 4%) Although there is a slight decrease between before and during COVID-19. These results needs to be considered to see the impact of stress that may occur on college students. But from the results of the study, although students have a majority of moderate stress levels, can still handle their stress well because the majority of college students have a coping mechanism that focuses on problems rather than focusing on emotions and adaptive rather than maladaptive."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Thelly Ruban
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah coping humor pada Orang Dengan HIV/AIDS ODHA memiliki kontribusi terhadap family functioning dan dimensi-dimensinya. Penelitian ini dilakukan pada 64 ODHA dengan rentang usia 21-49 tahun. Peneliti menggunakan Coping Humor Scale CHS yang disusun oleh Martin 1996 untuk mengukur tingkat coping humor serta Family Assesment Device FAD yang disusun oleh Epstein et. al 1983 untuk mengukur tingkat family functioning.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa coping humor tidak memiliki berkontribusi terhadap family functioning secara umum. Secara lebih spesifik, coping humor memiliki kontribusi yang signifikan terhadap dimensi roles, namun tidak berkontribusi terhadap dimensi lainnya.

This study was conducted to examine the contributions of coping humor in people living with HIV AIDS towards family functioning and each dimensions of it. Data was collected from 64 respondents with 21 49 range of age. Coping humor was measured by Coping Humor Scale CHS which developed by Martin 1996 and family functioning was measures by Family Assessment Device FAD which developed by Epstein, et al. 1983.
The result indicated no significant contributions of coping humor towards family functioning. More specifically, it was also found significant contributions of coping humor towards dimension of roles, but none in the other dimensions.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalasari
"ABSTRAK
Ulkus diabetikum merupakan komplikasi yang paling banyak terjadi pada pasien diabetes mellitus. Bertahan dengan penyakit dalam jangka waktu seumur hidup tentu menjadi stressor bagi penderita. Berbagai macam strategi koping akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi demi memperoleh kenyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan strategi problem focused coping dengan emotional focused coping terhadap tingkat kenyamanan pada pasien diabetisi dengan ulkus diabetikum. Metode menggunakan desain penelitian cross sectional pada 81 pasien di Praktik Keperawatan wilayah Jabodetabek, Indonesia. Instrumen yang digunakan yaitu Brief-Cope dan Discomfort Evaluation of Wound Instrumen. Hasil penelitian menujukan tidak ada perbedaan bermakna penggunaan strategi problem focused coping dengan emotional focused coping terhadap tingkat kenyamanan p = 0,141; p>? . Strategi problem focused coping dan emotional focused coping merupakan satu kesatuan jenis strategi koping yang tidak bisa dipisahkan. Peneliti merekomendasikan bahwa penting untuk melihat koping secara holistik. Peningkatan kemampuan strategi koping sangat penting untuk memperoleh kenyamanan.

ABSTRACT
Diabetic ulcers are the most common complications in patients with diabetes mellitus. Persisting with illness in a lifetime of time is certainly a stressor for the sufferer. Various coping strategies will be done to overcome the problems faced in order to gain comfort. This study aims to see the comparison of problem focused coping strategies with emotional focused coping on comfort levels in diabetic patients with diabetic ulcers. The method used a cross sectional study design in 81 patients at wound care homes in Jabodetabek area, Indonesia. The instruments used are Brief Cope and Discomfort Evaluation of Wound Instruments. The results showed no significant difference in the use of problem focused coping strategy with emotional focused coping on comfort level p 0,141 p . The strategy of problem focused coping and emotional focused coping is an integral type of coping strategy that can not be distinguished. Researchers recommend that it is important to look at coping in a holistic way. Improving the ability of coping strategies is essential for comfort. "
2017
S69113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthmainah Mufidah
"Nyeri kronis merupakan masalah kesehatan yang penting di banyak negara termasuk di Indonesia, dengan prevalensi yang tinggi dan kemungkinan akan meningkat di masa mendatang. Individu dengan nyeri kronis dapat memunculkan respon pemikiran negatif, terutama pain catastrophizing yang mana dapat meningkatkan pain interference. Kemampuan coping yang efektif dapat mengurangi dampak pain catastrophizing terhadap pain interference. Penelitian budaya barat umumnya berfokus pada penggunaan emotion-focused coping dan problem-focused coping dalam menangani masalah nyeri kronis. Namun, Indonesia sebagai negara yang dekat dengan nilai-nilai dan praktik keagamaan, mendorong adanya eksplorasi positive religious coping. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran moderasi dari tiga jenis coping pada pengaruh pain catastrophizing terhadap pain interference. 368 orang yang telah memenuhi kriteria, berpartisipasi dan mengisi secara online dan offline kuesioner Pain Catastrophizing Scale, Pain Interference Short Form 6a, The Brief COPE, dan The Brief RCOPE yang telah diadaptasi. Hasil penelitian menunjukkan problem-focused coping dan positive religious coping memoderasi pengaruh pain catastrophizing terhadap pain interference. Mencari bantuan Tuhan dan secara aktif mencari solusi masalah nyeri membantu individu menghadapi keterbatasan akibat nyeri kronis. Penggunaan dua jenis coping ini pada populasi Indonesia dapat bermanfaat dalam praktik psikologis menangani individu dengan nyeri kronis.

Chronic pain is a significant health problem in many countries including Indonesia, with high prevalence and the possibility to increase in the future. Individuals experiencing chronic pain elicit cognitive and behavioral responses, including pain catastrophizing which can cause high pain interference. Effective coping ability can help reduce the impact of pain catastrophizing on pain interference. Previous research focused on emotion-focused and problem-focused coping in dealing with chronic pain. However, Indonesia as a country with a strong influence from religious values and practices encourages the exploration of positive religious coping. This study aimed to examine the moderating role of three coping styles on pain catastrophizing and pain interference associations. 368 individuals who have met the criteria, participated and completed the adapted Pain Catastrophizing Scale, Pain Interference Short Form 6a, The Brief COPE, and The Brief RCOPE online or offline questionnaires. The result showed that problem-focused coping and positive religious coping moderate the effect of pain catastrophizing on pain interference. Seeking help from God helped individuals deal with chronic pain problems, as well as actively resolving difficulties. The use of these two coping styles in Indonesian population can be useful for psychological practice managing chronic pain"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Aprilia
"Kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan mental adalah keadaan pada individu yang mampu menggunakan kemampuan diri, mengatasi tekanan hidup yang normal, bekerja dengan produktif serta memiliki kontribusi di masyarakat. Seseorang yang memiliki kesehatan mental terdapat kapasitas untuk berpikir rasional dan keterampilan berkomunikasi, pertumbuhan emosional, resilience dan harga diri. Metode penelitian menggunakan cross sectional dengan Teknik nonprobability sampling. Responsen penelitian laki – laki sebanyak 54,5 % dan perempuan 45,5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat prehospital terdapat gangguan mental emosional sebanyak 32,5 %. Lalu mekanisme koping terbanyak yang dipakai perawat prehospital adalah religion dengan presentase 4,85 %. Lalu terdapat hubungan antara gangguan mental emosional dengan mekanisme koping perawat prehospital di daerah Jakarta.

Mental health is very important. Mental health is a condition in which individuals are able to use their own abilities, overcome the normal stresses of life, work productively and make a contribution to society. A person who has mental health has the capacity for rational thinking and communication skills, emotional growth, resilience and self-esteem. The research method used cross sectional with a nonprobability sampling technique. The research respondents were 54.5% male and 45.5% female. The results of the study showed that 32.5% of prehospital nurses had emotional mental disorders. The coping mechanism that is often used is religion wih presentance 4,85 %. And there is a relationship between mental emotional disorder and coping mechanism of prehospital nurses ini Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zihan Safirah
"Latar Belakang : Dampak dari adanya COVID-19 dapat menyebabkan masalah psikologis berupa perceived stress pada mahasiswa kedokteran gigi. Studi mengenai perceived stress beserta pandemic related stressor dan strategi koping pada mahasiswa telah dilakukan di beberapa negera, sehingga studi terkait pada mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia perlu dilakukan. Tujuan : Mengetahui hubungan antara COVID-19 pandemic related stressor dan strategi koping dengan perceived stress pada mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia. Metode : Penelitian ini menggunakan self-administered questionnaire melalui google form pada tahun 2021. Subjek penelitian merupakan mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia tahun ke-3, ke-4, dan ke-5 dengan jumlah 675 mahasiswa. Kuesioner terdiri atas 51 pertanyaan berisi data sosiodemografi, pertanyaan mengenai pandemic related stressor, perceived stress scale-10, dan Brief COPE-28. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak statistik SPSS dengan uji korelasi Spearman, Mann whitney, dan Kruskal wallis. Hasil Penelitian : Rerata perceived stress pada mahasiwa kedokteran gigi adalah 31,15(±6,105). Berdasarkan uji bivariat didapatkan terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) secara statistik antara jenis perguruan tinggi dan Perceived Stress. Kesimpulan : Rerata skor perceived stress mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia dapat dikategorikan menjadi kategori perceived stress sedang. Namun disamping itu, terdapat strategi koping yang dapat digunakan untuk mengelola stres yang dirasakan oleh mahasiswa, dimana domain pengalihan diri, penerimaan, dan spriritual digunakan lebih banyak oleh mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia untuk mengatasi perceived stress.

Background: The impact of COVID-19 can cause psychological problems in the form of perceived stress in dental students. Studies on perceived stress along with pandemic related stressors and coping strategies for students have been carried out in several countries, so that related studies on dental students in Indonesia need to be carried out. 
Objective: To obtain the relationship between the COVID-19 pandemic related stressor and coping strategies with perceived stress in dental students in Indonesia. 
Methods: This study uses a self-administered questionnaire via google form in 2021. The research subjects are dental students in Indonesia in the 3rd, 4th, and 5th years with a total of 675 students. The questionnaire consists of 51 questions containing sociodemographic data, questions about pandemic related stressors, perceived stress scale-10, and COPE-28 Brief. Data were analyzed using SPSS statistical software with Spearman, Mann Whitney, and Kruskal Wallis correlation tests. 
Result: The average perceived stress for dental students was 31.15 (± 6.105). Based on the bivariate test, it was found that there was a statistically significant difference (p <0.05) between the type of college and Perceived Stress. 
Conclusion: The average score of perceived stress of dental students in Indonesia can be categorized into the category of moderate perceived stress. But besides that, there are coping strategies that can be used to manage the stress felt by students, where the domains of self-distraction, acceptance, and spirituality are used more by dental students in Indonesia to overcome perceived stress.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Shafriani
"ABSTRAK
Kanker dapat menyerang manusia pada semua usia, salah satunya pada anak. Anak dengan kanker menghadapi penyakitnya didamping keluarga. Keluarga memiliki fungsi penting dalam proses penyembuhan anak kanker. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan koping dengan resiliensi keluarga yang merawat anak penderita kanker.Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada 60 responden dengan teknik total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner The Brief of Cope untuk koping dan Family Resilience Assessment Scale untuk resiliensi keluarga. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan bermakna antara koping dengan resiliensi keluarga yang merawat anak penderita kanker p-value = 0,00; r = 0,443; ? = 0,005 . Selain itu, problem focused coping dan emotion focused coping masing ndash; masing memiliki hubungan bermakna dengan resiliensi keluarga anak penderita kanker. Akan tetapi, problem focused coping memiliki hubungan yang lebih kuat dengan resiliensi keluarga dibandingkan dengan emotion focused coping. Responden penelitian ini lebih banyak menggunakan problem focused coping dibandingkan emotion focused coping. Untuk menghasilkan keluarga yang resilien, diperlukan pemberian bimbingan dan penguatan koping terhadap keluarga yang merawat anak penderita kanker.

ABSTRACT
Cancer can attacks humans in all age, especially children. Children face the cancer with their family. Family has many important roles in cancer healing process. This research was conducted to investigate the correlation between coping and family resilience who care children with cancer. 60 families who caring children with cancer were joined this research. This research used cross sectional design with total sampling technique. Coping was measured by The Brief of Cope and Family Resilience was measured by Family Resilience Assessment Scale. The results showed that there was a significant correlation between coping with family resilience who care children with cancer p value 0,00 r 0,443 0,005. Problem focused coping and emotion focused coping has a significant correlation with family resilience who care children with cancer. But, problem focused coping have a stronger correlation with family resilience than emotion focused coping. Besides, respondents more often use focused coping problems than emotion focused coping. To get a resilience people, nurse must leading and strengthening coping of families who care children with cancer."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Susanti
"Di Indonesia penyandang autisme cenderung meningkat. Sepuluh tahun lalu jumlah penyandangnya sekitar 1 per 5.000 anak. Dewasa ini telah mencapai 3 per 5,000 anak, dan peningkatan ini akan terus berlangsung, di mana di Indonesia setiap tahunnya diperkirakan ada sekitar 6.900 anak menyandang autisme. Autisme terjadi di belahan dunia manapun. Tidak peduli pada suku, ras, agama maupun status sosial (Kesehatan Masyarakat, 2002).
Terdapatnya peningkatan kasus kecemasan dari ibu-ibu yang memiliki anak penyandang autisme menimbulkan masalah dalam menghadapi kehidupan. Kecemasan yang tak terarah dapat menyebabkan stres bagi ibu tersebut sehingga mereka akan mengalami kemampuan koping yang kurang baik dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dukungan sosial merupakan salah satu alternatif yang dapat dicari oleh mereka dalam mengatasi hal tersebut, baik dari kelompok atau individu itu sendiri sehingga mereka mampu mengendalikan perasaan, emosi, sikap dan perilaku.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu (Quasi experimental) dengan rancangan non-equivalent prestest posttest with control group. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi dinamika kelompok terhadap kemampuan koping dan tingkat stres ibu yang mempunyai anak penyandang autisme. Variabel yang diteliti meliputi kemampuan koping dinilai dengan skala F-COPES dan tingkat stres dinilai dengan skala CES-D sebagai variabel dependen dan karakteristik individu (usia ibu, status pekerjaan, sosial ekonomi, pendidikan, pengetahuan, usia autisme, jenis kelamin, lama terapi, no unit kelahiran) sebagai faktor confounding, Analisis dilakukan secara univariat, bivariat.
Hasil analisis diketahui bahwa ada peningkatan kemampuan koping ibu setelah dilakukan intervensi dinamika kelompok. Dari hasil penelitian diharapkan bagi ibu-ibu yang mempunyai anak penyandang autisme untuk menurunkan kecemasan pada diri mereka agar dapat mencari dukungan sosial di dalam masyarakat baik dalam bentuk kelompok atau individu.

There is a tendency of increasing the number of autism cases in Indonesia. The ratio of the autism patient in the last 10 years is 1 in 5000 children. At the moment the number of autism patient is reaching the ratio of 3 in 5000 children, where in Indonesia every year is estimated around 6900 children with autism. The autism can be happened on every country, people with any culture, race, religion and social status (Public Health, 2002).
The mother of autism child may have anxiety as an affect of the child's condition. This anxiety may affect the quality of the family life. The anxiety experienced by the mother would contribute to the ability of mother to use the positive coping mechanism. The social support can be as one of positive coping alternating of the mother in dealing with psychosocial problem. The social support could be provided by the group of mother with similar problem in dealing with their feeling, emotion and behavior.
This study was using quasi experiment approach with non-equivalent pre-test post-test using control group. The goal of this study was to determine the influence of group dynamic intervention towards coping ability and stress level of the mother with autistic child. The variable of this study were the ability of the mother analyzed by F-copes scale and the level of stress by the CES-D scale as the dependent variable and the demographic data (age, working status, social economic background, educational background, the age of autistic child, sex, and duration of the therapy) as the confounding factor. The analyze process used univariate and bivariate.
The result of this study depicted that there was an improvement of the coping ability of the mother after intervention. The recommendation of the study was proposed that the group dynamic intervention can be properly used by the group of the mother with autistic child to share the problems and their solutions so that there would be decreased level of anxiety and also improved social support both from the community and their own group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audi Amalia Rahmawati
"Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien diabetes mellitus. Ulkus diabetikum tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan fisik tetapi juga menyebabkan ketidaknyamanan psikologis berupa stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara strategi koping dengan tingkat stres pada pasien ulkus diabetikum di Rumah Perawatan Luka RUMAT . Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional, pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sejumlah 93 responden pasien ulkus diabetikum . Sebanyak 93 pasien ulkus diabetikum diwawancarai dengan menggunakan Brief COPE untuk mengukur strategi koping dan Perceived Stress Scale untuk mengukur stres, kemudian dianalisis menggunakan uji t-independen. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara emotion-focused coping dan stres p: 0,003, ?: 0,05 namun tidak terdapat hubungan bermakna antara problem-focused coping dengan stres p: 0,996; ?: 0,05. Penelitian ini merekomendasikan perlunya penelitian lanjutan terkait aspek psikologis pasien ulkus diabetikum.

Diabetic ulcer is one of the complications that occurs among diabetic patients. It caused physical discomfort and also psychological discomfort stress. This study aimed to identify correlation between coping strategy and stress on diabetic ulcer patients in RUMAT Wound Care. This research was quantitative with cross sectional design, using purposive sampling with 93 respondents. Total of 93 diabetic ulcer patients were interviewed using Brief COPE to measure coping strategies and Perceived Stress Scale to measure stress, then analyzed by independent t test. Results of this study found that there were significant correlation between emotion focused coping and stress p 0,003, 0,05 while there were no correlation between problem focused coping and stress p 0,996, 0,05 . This study recommended further research on psychological aspects of diabetic ulcer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>