Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209082 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasrullah Kusadjibrata
"Kajian ini mengasumsikan Good Coorporate Governance terbangun dalam jalinan relasi di antara tiga sektor: Korporasi, pemerintah dan publik, Masing - masing memiliki entitas dan kepentingannya sendiri. Adapun studi ini bertujuan untuk melakukan evaluasi implementasi program Community Development (Comdev), pengembangan sosial dan ekonomi dengan pendekatan sosialisasi dan interaksi korporasi terhadap masyarakat.Community Relations merupakan bentuk Coorporate Social Responsibiiity yang berupaya untuk membangun hubungan korporasi dengan stakeholdernya, masyarakat. Korporasi berupaya untuk berkembang bersama secara sosial maupun ekonomi, melakukan investasi sosial perusahaan (Coorporate Social Investment). Efektifitas dilakukan dengan sosialisasi dan Bila lebih menekankan komunikasi makna baik lisan, tulisan, secara verbal maupun non verbal. Maka interaksi lebih pada komunikasi sikap atau relasi fisikal.
Melalui penelitian kualitatif, evaluasi dengan studi kasus tunggal (single case study) di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Peneliti mengkaji upaya strategi komunikasi implementasi program Comdev. Penelitian dilakukan lewat pengumputan data secara primer dan sekunder, yakni wawancara mendalam (in-depth interview) dan data Iiteratur, disamping observasi. Teknik sampling ditakukan berdasarkan sampling bertujuan (Puiposive Sampling) dengan Snow Ball Sampling.
Dari analisis data ditemukan, strategi internal telah dibentuk divisional comdev officer untuk cakupan PTGI (Proyek). Sementara untuk coorporate handling, di bawah PUKK atau PKBL (Coorporate). Keduanya integratif. Dari strategi eksternal, dilakukan sosialisasi formal maupun infomaai. Keduanya menekankan aspek komunikasi pesan, saluran, obyek dan khalayak. Sehingga makna pesan diharapkan simetris dengan meminimalisir distorsi dan miskomunikasi. Korporasi ditempatkan sebagai "agen sosiaIisasi" yang beritikad agar nilai dan "maksud baik"-nya bisa efektif. Kualitas dan kuantitas Interaksi korporasi sangat berpengaruh pada efektifitas pemahaman pesan. Pada sisi Iain, skala mikro tatap muka menjadi penting karena memberi pemahaman tidak hanya hubungan fungsional juga emosional. Sebagai implikasi dan rekomendasi, pendekatan ilmu komunikasi biasanya berbasis pesan dengan Iebih menekankan coorporate image. Sementara paradigms Comdev moderen berupaya untuk terwujud sosial empowerment. Maka perlu juga pendekatan yang Iebih berbasis public centric, tidak sekedar coorporate Image karena kini masyarakat telah berubah ke alah yang lebih simetris terhadap korporasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Yopy
"Program Community Development (CD) sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat merupakan program yang bertujuan menciptakan masyarakat yang mandiri. Kemandirian masyarakat yang tinggal di wilayah Industri merupakan penopang keberlangsungan sebuah Industri karena itu program CD yang dilakukan perusahaan merupakan komitmen untuk membangun masyarakat yang semakin mandiri. Tulisan ini menggambarkan bagaimana pelaksanaan dari Corporate Social Responsibility (CSR) eksternal perusahaan Pulp dan Paper di Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Terdapat 4 dimensi dari aspek CSR yang dijelaskan dalam tulisan ini antara lain Akuntabilitas, Community Involvement, Perlindungan HAM, dan Lingkungan. Salah satu bentuk pelaksanaan CSR yang dilakukan adalah program CD. Program CD yang dilakukan oleh perusahaan ini dibagi ke dalam 5 bidang yaitu : Bidang Tenaga Kerja, Bidang Pendidikan, Bidang Keagamaan, Bidang Kesehatan, dan Bidang Sosial Kemasyarakatan. Penelitian ini mengukur efektivitas pelaksanaan CSR dan Program CD dengan menggunakan kriteria efektivitas pelaksanaan CSR dan program CD yang ideal dan dikombinasikan dengan kriteria penerima manfaat kegiatan melalui survey. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kombinasi teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan survey untuk mendapatkan data kuantitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan cara menarik sampel kepada 20 orang responden secara purposive sampling ? ditetapkan terlebih dahulu wilayah dan masyarakat penerima program untuk dijadikan kerangka sampel kemudian dilakukan pemilihan responden sesuai dengan kriteria yang ditentukan, sedangkan data kualitatif diperoleh dengan cara melakukan wawancara mendalam kepada 16 orang informan. Secara umum perusahaan sudah menjalankan kegiatan CSR dan Program CD secara rutin setiap tahun yang dapat dilihat dari rencana kegiatan perusahaan dan laporan kegiatan tahunan perusahaan. Perusahaan memiliki kegiatan CD yang rutin dan terpola sejak tahun 1993 dan dimulai dengan bidang pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program CD yang dilakukan kurang mendorong masyarakat menjadi mandiri yang dapat dilihat dari beberapa hal berikut : kurangnya penambahan lembaga atau organisasi masyarakat yang menerima program CD, kurang jumlah program CD yang langsung diberikan kepada lembaga atau organisasi masyarakat dan kurangnya ruang dialog antara perusahaan dan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program CD. Ketiga hal ini lah yang harusnya di perbaiki dimasa yang akan datang agar kegiataan CD yang dilakukan lebih mengarah kepada kemandirian masyarakat.

Program of Community Development (CD) as Corporate Social Responsibility to society is program with aim to create self-supporting society. Reliance Society who live in Industrial region is supporter for sustainable a Industry in consequence CD program by company is commitment to develop society which is realiance progressively This article is description how execution of Eksternal Corporate Social Responsibility (CSR) of Pulp and Paper company in District Of Kragilan, Sub-Province Serang, Province Banten. There are 4 dimension of aspect of CSR which explain in this article for example Akuntabilitas, Community Involvement, Protection of HAM, and Environment. One of the execution of CSR is program of CD. Program of CD conducted by this company is divided into 5 area that is : Labour, Educational, Religious, Health, and Social area. This research measure effectiveness execution of CSR and Program of CD by using the effectiveness idealness criterion execution of CSR and program of CD and combined with receiver through benefit criterion by survey. This research use approach qualitative with technique combination data collecting of deep interview and survey to get quantitative data. Quantitative data collecting done by drawing sample to 20 responder people by purposive sampling - before hand by drawing specified area and society receiver of program to be made sample framework sampel is later; then conducted election by random to specify responder goals, while data is qualitative obtained by deep interview to 16 informan people. In general company have run activity of CSR and Program of CD routinely every year which earn to be seen from plan activity of annual activity report of company. Company have activity of CD routine and pattern since year 1993 and started with with educational area. Result of research of showing that program of CD done less push society become self reliance which can be seen from some matters following : lack of addition of society organization or institute accepting program, less amount of programs which is was direct to be passed to society organization or institute and lack of room dialogued between society and company in planning, executing, and evaluating program. Third of this matter must be improve a period to to come so that activity of CD more to society reliance. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Yuliasari
"Setelah reformasi, berbagai perusahaan melaksanakan program CSR dengan beragam tujuan, ciri dan bentuk. Artikel ini membahas fungsi laten program BROERI PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field sebagai instrumen membangun relasi perusahaan dengan stakeholder-nya Community Relation , selain fungsi manifesnya dalam pengembangan kapasitas dan kemandirian komunitas Community Development . Studi sebelumnya lebih dominan menyoroti dan fokus pada evaluasi fungsi community development dari program CSR, dibanding fungsi community relation-nya. Padahal bagi perusahaan Migas, resiko konflik dengan komunitas dan stakeholder lokal lainnya cenderung tinggi dan perlu dimitigasi dengan program CSR yang tepat. Penulis berargumen bahwa dibalik desainnya yang secara eksplisit diarahkan untuk fungsi manifes community development , program CSR juga memiliki fungsi laten yang sangat penting sebagai media komunikasi dan negosiasi dengan stakeholder perusahaan community relation . Hasil penelitian dengan metode kualitatif ini menunjukan bahwa Program BROERI PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field kurang mampu memandirikan dan meningkatkan kapasitas masyarakat. Selain itu, program tersebut juga tidak berfungsi optimal sebagai ldquo;Forum Komunikasi rdquo; dalam menjaga relasi perusahaan dengan stakeholder lokalnya. Secara konseptual, dalam menilai kinerja program CSR perusahaan Migas, fungsi community relation harus menjadi dimensi dengan bobot yang berimbang dengan fungsi community development.

After the reform, various companies implement CSR programs with various goals, features and forms. This article discusses the latent function of BROERI rsquo;s Program of PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field as an instrument to build corporate relation with its stakeholder Community Relation , besides its manifest function in capacity building and community independence Community Development . The previous studies have been more dominant in highlighting and focusing on the evaluation of community development functions of the CSR programs, rather than their community relation function. Whereas for oil and gas companies, the risk of conflict with communities and other local stakeholders tends to be high and needs to be mitigated with appropriate CSR programs. The author argue that behind the design that is explicitly directed to manifest functions community development , the CSR programs also have a very important latent function as a medium of communication and negotiation with community stakeholders community relations . The result of this research with qualitative method shows that BROERI rsquo;s Program of PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field is less able to establish and increase the capacity of community. In addition, the program also does not function optimally as a Communication Forum in maintaining corporate relations with its local stakeholders. Conceptually, in assessing the performance of the CSR program of oil and gas companies, the function of community relations must be a dimension with a balanced weight with the function of community development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Chrisanty Foresa
"Pelaksanaan Corporate Social Responsibility merupakan kewajiban bagi seluruh Badan Usaha Milik Negara dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu BUMN yang telah melaksanakan program CSRnya adalah Perusahaan Gas Negara. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Perusahan Gas Negara Melalui Penguatan Badan Usaha Milik Desa Teluk Terate Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Teluk Terate Kabupaten Serang Provinsi Banten. Program ini pernah ditunda selama 4 bulan dan mengakibatkan beberapa program di setiap unit tidak berjalan sesuai dengan rencana.  Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif untuk mengeksplorasi pelaksanaan Corporate Social Responsibility Perusahaan Gas Negara di Desa Teluk Terate Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang digunakan belum berjalan sesuai dengan program yang direncanakan dilihat dari banyaknya program yang belum dapat dilaksanakan setiap unitnya dan ada satu unit yang belum berjalan hingga Mei 2018. Selain itu, program yang dilaksanakan belum dapat dirasakan secara menyeluruh ke masyarakat Desa Teluk Terate

This research dicusses the implementation of monitoring and evaluation of regional development planning policy by The Directorate of Planning, Evaluation, and Information on Regional Development, Directorate General Development of Regional Development, Ministry of Home Affairs. This research used a qualitative approach with data collection techniques through interviews and literature studies. The result of the research shows that the implementation of the policy in general is good enough as mandated by the Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. It has been done to monitoring of policies, monitoring over implementation, and evaluation of the result through monitoring and supervision as well as the evaluation of the draft of local regulation, but the consistency of planning documents still needs improvement. Implementation of policies supported by Regional Development Information System (SIPD). Obstacles in implementation include budget issues, human resources apparatus of Directorate of PEIPD and local government, SIPD not yet optimal, and regulation and arrangement of strategic plan. Suggestions from the research results include technical guidance, training and consolidation both central and local governments, completion of regulation, and acceleration of SIPD development"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derry Fatrah Sudarjo
"Pekerjaan operasi dan pemeliharaan merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan keberlangsungan transportasi penyaluran gas dari hulu ke hilir berjalan dengan aman, handal, efektif dan efisien. Kegagalan Operasi disebabkan karena kurangnya perhatian dan kesadaran akan pentingnya pekerjaan pemeliharaan, perawatan dan persediaan pada fasilitas-fasilitas pendukungnya, diantaranya adalah persediaan suku cadang yang memadai.
Pengendalian persediaan suku cadang merupakan suatu kegiatan yang sangat berperan penting dalam pekerjaan operasi dan pemeliharaan, hal tersebut dikarenakan jika jumlah persediaan terlalu kecil atau tidak tersedia maka akan mengakibatkan kerugian terlebih lagi bila suku cadang ataupun peralatan tersebut bersifat vital maka kerugian yang ditimbulkan akan semakin besar.
Persediaan yang berlebihan akan berdampak pada nilai investasi yang tertanam akan sangat besar dan tidak ekonomis. Faktor yang mempengaruhi jumlah persediaan adalah jumlah pemakaian, lead time dan pengendalian persediaan. Pemakaian yang fluktuatif, lead time yang panjang dan pengendalian persediaan yang dirasa kurang efektif akan berpengaruh pada upaya pencapaian tingkat persediaan yang optimal.
Proses penelitian dilakukan dengan cara mengidentifikasi pengendalian persediaan pada ketiga Gudang, dimulai dengan cara observasi, wawancara, pengolahan data persediaan pada tiga tahun terakhir (2016-208) serta melakukan kuesioner untuk menghitung Analisis Pemakaian, Analisis Investasi dan Analisis Indeks Kritis untuk mengklasifikasikan Suku Cadang ke dalam tiga Kelompok yaitu Kelompok A, B dan C.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak terkait sebagai informan, maka dibuat usulan strategi yang harus ditempuh oleh perusahaan adalah dengan menggunakan Sistem Berbasis Web yaitu dengan nama CMMS (Computerized Maintenance Management System). CMMS bertujuan sebagai sistem Pengendalian dan pengelolaan persediaan yang dapat dimonitor oleh Divisi Persediaan, Divisi Operasi dan Pemeliharaan dan Divisi Pengadaan yang dapat menghasilkan pengendalian persediaan yang efektif, ekonomis dan efisien bagi perusahaan.

Operation and maintenance jobs is an absolute requirement that must be done to maintain and sustain the transport of gas supply from upstream to downstream run with a safe, reliable, effective and efficient. Operation failure due to lack of attention and awareness of the importance of the maintenance work, maintenance and supplies on its auxiliary facilities, such as an adequate supply of spare parts.
Inventory control of spare parts is an activity that is very important in the work of operation and maintenance, it is because if the amount of inventory is too small or is not available then it will result in the loss especially when spare parts or the equipment is vital that the losses will be even greater.
Excess inventory will have an impact on the embedded value of the investment will be very large and uneconomical. Factors affecting the amount of inventory is the amount of usage, lead time and inventory control. Fluctuating consumption, long lead times and inventory control are deemed less effective it will affect the achievement of optimal inventory levels.
The research process is done with how to identify the third warehouse inventory control, starting with observation, interviews, data processing supplies in the last three years (2016-208) as well as doing a questionnaire to calculate Usage Analysis, Investment Analysis and Critical Index analysis to classify Parts to in three groups, namely Group A, B and C.
Based on the results of interviews conducted with related parties as an informant, then made some strategic ideas that must be taken by the company is to use a Web-based system that is the name of a CMMS (Computerized Maintenance Management System). CMMS is intended as a system of control and management of inventory that can be monitored by the Supply Division, Operations and Maintenance Division and the Procurement Division can produce effective inventory control, economical and efficient for the company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruhiyat Saputra
"Tesis ini membahas mengenai efektivitas pelaksanaan program konversi minyak tanah ke gas elpiji tabung 3 kg, program ini dikeluarkan pemerintah dengan tujuan untuk mengurangi subsidi BBM yang membebani APBN dan untuk memanfaatkan potensi cadangan gas bumi Indonesia yang cukup melimpah. Namun dalam realitasnya implementasi program konversi ini tidak berjalan mulus. Pada pertengahan tahun 2010 telah terjadi berbagai ledakan gas elpiji tabung 3 kg di sejumlah lokasi. Data dari PT Pertamina per tanggal 12 Agustus 2010 diketahui jumlah kasus ledakan terbesar terjadi di Region 2 yaitu 118 kasus dan persentase konversi minyak tanah ke gas elpiji untuk region tersebut sudah 100%. Sementara langkah sosialisasi konversi minyak tanah ke gas elpiji telah dilakukan secara kontinu oleh pihak pemerintah dan Pertamina. Namun kenyataannya masih terjadi ledakan gas dan ironisnya ledakan terbesar terjadi di region tersebut.
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data empiris tentang pengaruh sosialisasi dan rasa aman masyarakat terhadap efektivitas program konversi minyak tanah ke gas elpiji tabung 3 kg ditinjau dari perspektif ketahanan nasional melalui survey dan pengamatan di lapangan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bogor karena kasus ledakan yang paling banyak terjadi ada di Region 2 dan provinsi yang paling banyak kasus ledakannya adalah Jawa Barat serta Kabupaten Bogor merupakan salah satu dari tiga wilayah tertinggi kasus ledakannya di Jawa Barat.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan ini mengandalkan angka-angka dalam bentuk skor sebagai dasar analisis. Untuk mendapatkan skor tersebut digunakan metode survey lapangan dengan cara menyebarkan angket kepada para responden. Populasinya adalah masyarakat Kabupaten Bogor penerima program konversi yang berjumlah 1.224.964 orang dan jumlah sampelnya 100 orang dipilih secara acak dengan tujuan supaya data yang diperoleh bisa mewakili populasi. Dari data, fakta dan informasi yang diperoleh melalui survei tersebut dapat dideskripsikan kondisi masing-masing variabel yang diteliti sehingga memungkinkan untuk diketahui pengaruh variabel sosialisasi dan rasa aman terhadap variabel efektivitas program konversi tersebut. Adapun untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan pengaruh antar variabel, digunakan perhitungan korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan kedua variabel sosialisasi dan rasa aman masyarakat berkorelasi kuat dan berpengaruh signifikan terhadap variabel efektivitas program konversi minyak tanah ke gas elpiji tabung 3 kg di Kabupaten Bogor, hal ini diketahui dari hasil analisis korelasi dan regresi sederhana. Kemudian, hasil dari korelasi dan regresi berganda juga menunjukkan bahwa kedua variabel sosialisasi dan rasa aman masyarakat secara simultan berkorelasi kuat dan berpengaruh signifikan terhadap variabel efektivitas program konversi tersebut. Dengan diketahuinya variabel sosialisasi dan rasa aman masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel efektivitas program konversi, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya peningkatan efektivitas program konversi minyak tanah ke gas elpiji tabung 3 kg.

This thesis discusses the effectiveness of kerosene to LPG cylinder 3 kg, which is issued by the government program aimed at reducing fuel subsidies that burden the state budget and to harness the potential of Indonesia's natural gas reserves are relatively abundant. But in reality the implementation of the conversion program is not running smoothly. In mid-2010 there has been a range of LPG cylinder 3 kg explosion in the number of locations. Data from PT Pertamina as of August 12, 2010 an unknown number of cases the largest explosion occurred in Region 2 of 118 cases and the percentage conversion of kerosene to LPG for the region is already 100%.While socialization step conversion of kerosene to LPG has been carried out continuously by the government and Pertamina. But the fact remains there was an explosion of LPG gas and ironically the largest explosion occurred in the region.
The purpose of this study to obtain empirical data on the influence of socialization and a sense of security community on the effectiveness of kerosene to LPG cylinder 3 kg viewed from the perspective of national security through surveys and observations in the field. The study was conducted in Bogor District because most cases of explosions occurred in Region 2 and the provinces that most cases of the explosion is the Bogor District in West Java and is one of the three highest areas of explosion cases in West Java.
The research method used is a quantitative approach, this approach relies on the figures in the form of scores as the basis for analysis. To get the score of the used method of spreading the field survey by questionnaire to the respondents. Its population is the recipient of the Bogor District conversion program which amounted to 1,224,964 persons and the number of samples randomly selected 100 people with the aim to obtain data that could represent the population. From the data, facts and information obtained through the survey can be described the condition of each variable studied, allowing for variables known to influence the socialization and sense of security to the variable effectiveness of the conversion program. As for knowing whether there is a relationship and influence between variables, use the calculation of correlation and regression.
The results showed the two variables of socialization and a sense of security community and strongly correlated variables significantly influence the effectiveness of kerosene to LPG cylinder 3 kg in Bogor District, it is known from the results of simple correlation and regression analysis. Then, the results of correlation and regression also showed that both variables of socialization and a sense of security people simultaneously correlate strongly and significantly influence the effectiveness of the program variables such conversion. By knowing the variables of socialization and a sense of security communities have a significant influence on the variable effectiveness of the conversion program, the results of this study can be used as a reference in an effort to increase the effectiveness of kerosene to LPG cylinder 3 kg.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29682
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nino Nafan Hudzaifi Nurtopo
"Ketentuan mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia sejatinya diatur oleh beberapa ketentuan perundang-undangan yang berbeda. Pada sektor kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) sendiri, perusahaan yang memiliki Kontrak Kerja Sama (KKS) migas dengan pemerintah Indonesia (pemerintah) dikenakan kewajiban untuk melaksanakan setidak-tidaknya dua jenis CSR, yaitu Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang diatur pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), dan Program Pengembangan Masyarakat (PPM) yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas). Namun, adanya pembedaan antara kedua jenis CSR tersebut pada pelaksanaannya tidak dipahami dengan menyeluruh oleh berbagai pemangku kepentingan terkait. Padahal, kedua kewajiban tersebut telah secara tegas diatur pada ketentuan yang terpisah dan berimplikasi pada berbedanya tujuan serta mekanisme pada fase persiapan, pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan. Oleh karena itu, skripsi ini hendak membahas konsep CSR, baik TJSL maupun PPM pada sektor kegiatan usaha hulu migas di Indonesia berikut dengan pengimplementasiannya di lapangan dengan cara melakukan tinjauan terhadap salah satu perusahaan afiliasi dari PT Pertamina (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), sebagai studi kasus yang memiliki KKS migas dengan pemerintah. Adapun metode penelitian pada skripsi ini ialah yuridis-normatif, dengan pendekatan kualitatif, serta menggunakan bahan kepustakaan primer dan sekunder. Pada akhirnya, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa pemerintah perlu mengatur dan menyosialisasikan ketentuan CSR dengan lebih komprehensif untuk menyamakan persepsi masyarakat sekaligus memperjelas mekanisme pelaksanaan, pengawasan, penegakan, serta pemberian sanksi bagi perusahaan yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan tersebut.

The provisions regarding Corporate Social Responsibility (CSR) in Indonesia are regulated by several statutory provisions. In the upstream oil and gas sector itself, companies that have oil and gas Cooperation Contracts (KKS) with the Indonesian government are subject to the obligation to perform at least two types of CSR, consisted of Social and Environmental Responsibility (TJSL) which regulated in Indonesian Company Law, as well as the Community Development Program (PPM) mandated by Indonesian Oil and Gas Law. However, there are a lot of stakeholders, including legal scholars, who consider those two types of CSR to be the same, as the result of not understanding the differences between each of them. In fact, those obligations have been explicitly regulated in separate provisions, which have implications for different objectives and mechanisms in the preparation, implementation, reporting and evaluation phases. Hence, this thesis discusses the concept of CSR and its implementation for both TJSL and PPM in Indonesia’s upstream oil and gas sector through an overview of one of the PT Pertamina (Persero)’s affiliated companies, namely PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), which has a KKS with the government as a case study. The research method used in this thesis is juridical-normative, through a qualitative approach, and uses primary and secondary library materials. In the end, the researcher concluded that the government needs to regulate CSR more comprehensively to equalize public perception while at the same time crystallizing the implementation, monitoring, enforcement and the restrictive measures, especially for companies that violate the regulation.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusdam Arrang Bua
"[ABSTRAK
Ketertarikan penulis untuk membahas CSR PTFI bermula dari ditemukannya
fakta yang mencatat bahwa, (1) alokasi dana CSR PTFI untuk program CD adalah
lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan alokasi dana CSR oleh perusahaan
(ekstraktif) lainnya di Indonesia; dan (2) dalam realisasi distribusi dana CSR
untuk CD, pengelolaan lebih besar dana CSR untuk CD (dana kemitraan) dikelola
oleh LPMAK. Oleh sebab itu, tesis ini adalah suatu kajian akademis yang
membahas mengenai pemaknaan pelaksanaan CD LPMAK sebagai wujud
representasi CSR PTFI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran LPMAK dalam pengelolaan
program CD, secara khusus kepada masyarakat suku Kamoro di wilayah
Kokonao, Distrik Mimika Barat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang
menggunakan dua jenis data yaitu data primer (observasi dan wawancara/in-depth
interview) dan data sekunder dari kajian literatur akademis berupa buku, jurnal
dan berbagai dokumen dari PTFI dan LPMAK. Dengan berpijak pada analisis
Fungsionalisme Struktural Robert K. Merton dan lima modal CD, hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan CD LPMAK di Kokonao telah
diimplementasikan dengan cukup baik, namun pelaksanaannya masih belum
maksimal. Tidak maksimalnya pelaksanaan CD bersumber dari faktor-faktor
penghambat peran aktor/unit dalam sistem pengolahan CD.
Secara keseluruhan, hasil penelitian telah berkontribusi secara teoritis,
menambah wawasan pemahaman terhadap Analisis Fungsional Merton dari sisi
konsep ‗fungsi‘ dalam kategori intended consequences dan konsep ‗disfungsi‘
dalam kategori unintended consequences. Pertama, pada kategori intended
consequences, penulis menemukan bahwa konsep ‗fungsi manifes‘ secara
aplikatif dalam konteks CD memiliki dua sifat yang disebut penulis dengan istilah
consistency dan inconsistency. Kedua, pada kategori unintended consequences,
penulis juga menemukan bahwa konsep ‗disfungsi‘ Merton tidak serta merta dapat
digunakan untuk membaca kekurangan dari fungsional CD. Pemaknaan kekurangan tersebut diakomodir dalam suatu konsep yang disebut penulis sebagai
less function. Konsep less function ditujukan untuk mempertegas derajat disfungsi
yang tidak disebutkan Merton dalam penjelasannya mengenai konsep ‗disfungsi‘.
Lebih jauh, less function adalah derajat kecil (derajat lebih rendah dari
disfungsi—disfungsi berderajat) dalam menginterpretasikan konsep ‗disfungsi‘
Merton di dalam kategori unintended consequences.

ABSTRACT
The anxiety of author towards PTFI‘s CSR started from the fact that (1)
PTFI's CSR funding allocation for CD program is greater in number than any
other extractive companies in Indonesia; and (2) the allocation of PTFI's CSR
funding for CD (Partnership Fund), in a greater number is managed by LPMAK.
So, this thesis is an academic study discussing about the implementation of CD by
LPMAK, as a representation of PTFI‘s CSR.
The thesis aims to assess the LPMAK‘s role in conducting community
development programs, especially to the Kamoro tribe in Kokonao Village,
Mimika Barat District. This research applied a qualitative approach, by using two
types of data, which are the primary data sources collected through observation as
well as in-depth interview and the secondary data collected from academic books,
journals, and documents from PTFI and the LPMAK. Using Robert K. Merton‘s
Structural Functionalism analysis and five capitals of CD, the result of the study
showed that LPMAK‘s CD implementation was good enough; still it had not been
implemented maximally, due to some factors which reduced the role of the unit in
CD‘s processing system.
Overall, the result of the study has given a theoretical contribution in
broadening the understanding of Merton‘s Functional Analysis at the side of
function and dysfunction concepts. First, in the intended consequences category,
the author found that manifest function concept in the CD context has two
characteristics, called consistency and inconsistency. Second, from the unintended
consequences, the author also found that Merton‘s dysfunction concept cannot be
applied easily to read the functional deficiencies of CD. The understanding of its
deficiencies was accommodated in a concept called here as less function. Less function concept is used to emphasize the degree of Merton‘s dysfunction concept
which is not explained well before. Furthermore, less function is defined as a
small degree (a lower degree than dysfunction—dysfunction with degree) in the
interpretation of Merton‘s dysfunction concept within unintended consequences
category, The anxiety of author towards PTFI‘s CSR started from the fact that (1)
PTFI's CSR funding allocation for CD program is greater in number than any
other extractive companies in Indonesia; and (2) the allocation of PTFI's CSR
funding for CD (Partnership Fund), in a greater number is managed by LPMAK.
So, this thesis is an academic study discussing about the implementation of CD by
LPMAK, as a representation of PTFI‘s CSR.
The thesis aims to assess the LPMAK‘s role in conducting community
development programs, especially to the Kamoro tribe in Kokonao Village,
Mimika Barat District. This research applied a qualitative approach, by using two
types of data, which are the primary data sources collected through observation as
well as in-depth interview and the secondary data collected from academic books,
journals, and documents from PTFI and the LPMAK. Using Robert K. Merton‘s
Structural Functionalism analysis and five capitals of CD, the result of the study
showed that LPMAK‘s CD implementation was good enough; still it had not been
implemented maximally, due to some factors which reduced the role of the unit in
CD‘s processing system.
Overall, the result of the study has given a theoretical contribution in
broadening the understanding of Merton‘s Functional Analysis at the side of
function and dysfunction concepts. First, in the intended consequences category,
the author found that manifest function concept in the CD context has two
characteristics, called consistency and inconsistency. Second, from the unintended
consequences, the author also found that Merton‘s dysfunction concept cannot be
applied easily to read the functional deficiencies of CD. The understanding of its
deficiencies was accommodated in a concept called here as less function. Less function concept is used to emphasize the degree of Merton‘s dysfunction concept
which is not explained well before. Furthermore, less function is defined as a
small degree (a lower degree than dysfunction—dysfunction with degree) in the
interpretation of Merton‘s dysfunction concept within unintended consequences
category]"
2015
T44711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Nadina I.W.C.D
"Perusahaan Gas Negara adalah merupakan suatu Perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi dan transportasi gas bumi untuk keperluan domestik (dalam negeri) dibawah Departemen Pertambangan dan Energi. Dalam perjalanannya perusahaan ini berusaha mengaktualisasikan dirinya dengan perubahan status perusahaan yang tadinya Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan, yang secara otomatis mengalami perubahan misi dan visi perusahaan, walaupun tetap berorientasi pada pelayanan terhadap masyarakat yang terbagi menjadi rumah tangga, komersial dan industri.
Guna mensosialisasikan perubahan ini agar diketahui tidak hanya khalayak intern tetapi juga ekstern perusahaan sangat diperlukan adanya campur tangan dari bagian Public Relations. Bagian ini seharusnya mempunyai peranan yang cukup penting karena dia selain berfungsi sebagai jembatan komunikasi didalam perusahaan, juga membentuk citra perusahaan yang diwakilinya. Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaannya tersebut seorang PR harus mengerti dan menguasai pekerjaan yang ditanganinya serta harus mendapat dukungan yang semestinya dari pimpinan puncak perusahaan agar dapat bekerja semaksimal mungkin.
Pada kenyataannya, Perusahaan Gas Negara ini dengan berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan (pelayanan) kepada masyarakat yang semakin berkembang belum sepenuhnya mempergunakan secara maksimal bagian Public Relations perusahaan ini. Hal ini terbukti dari masih kurangnya apresiasi pimpinan terhadap bagian ini, kurangnya tenaga pelaksana, dan lain sebagainya yang kesemuanya ini berakibat pada arti fungsi dari bagian ini sendiri yang belum berjalan sebagaimana mestinya. Apalagi dengan adanya rencana perusahaan akan "GO PUBLIC" , maka Public Relations cukup memegang peranan penting, seperti apa yang diungkapkan antara lain oleh Lesly bahwa peran dari Public Relation sebagai pihak yang berada ditengah ("pihak ditengah") untuk menjembatani khalayaknya untuk saling menyesuaikan diri.
Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Deskriptif dalam pengertian bahwa penelitian ini ingin mengambarkan secara jelas peranan Public Relations pada saat perusahaan masih berstatus Perum dan setelah menjadi Persero.
Kesimpulan yang didapat dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan terlihat bahwa Public Relations yang seharusnya sebagai jembatan komunikasi didalam perusahaan tidak berfungsi dengan baik. Hal ini terlihat dari antara lain:
  • perubahan status perusahaan yang seharusnya sudah diketahui dan dipahami oleh seluruh pegawai baik mengenai hak maupun kewajiban serta dampaknya belum diketahui secara jelas, sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda-beda.
  • masih adanya batasan komunikasi yang tidak dapat dihindari antara atasan dan bawahan, sehingga kurang terwujud komunikasi yang harmonis didalam perusahaan.
  • tersendatnya penerbitan media komunikasi didalam perusahaan. kurangnya apresiasi pimpinan terhadap kegiatan Public Relations
  • kurangnya tenaga pelaksana (PRO) yang handal dan cakap dalam bidangnya serta perusahaan pada umumnya.
Agar bagian ini dapat berperan secara aktif dalam rangka perubahan status perusahaan ini, maka disarankan agar antara lain :
  • penempatan posisi Public Relations dalam perusahaan sedekat mungkin dengan pimpinan puncak. (misal sebagai corporate secretary).
  • Penambahan personil serta pengetahuan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
  • Perencanaan kehumasan yang matang, sehingga pimpinan dapat mengetahui serta menyetujui kegiatan bagian ini.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Qadarsyah Imami
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang strategi dan implementasi Program Desa Siaga Api terhadap kesadaran masyarakat atas bahaya kebakaran hutan dan lahan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi program dilakukan dengan melibatkan pemerintah, masyarakat dan perusahaan, pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan kebakaran dilakukan dengan bentuk sosialisasi dengan pemangku kepentingan, kampanye, program pertanian ekologis terpadu dan program masyarakat siaga api. Hasil perubahan masyarakat dari pelaksanaan program dihasilkan kesadaran masyarakat karena adanya penegakan sanksi hukum terhadap pembakar lahan oleh aparat pemerintah, program desa siaga api memiliki andil dalam memberikan kesadaran kepada masyarakat yang terlibat dalam program, selain itu adanya program sebelumnya yang memiliki tujuan pencegahan kebakaran. Faktor yang menjadi penghambat program adanya aturan pemerintah membolehkan membuka ladang dengan membakar dengan batas yang ditentukan sedangkan faktor pendukung program adalah komitmen perusahaan dalam menjalankan program. Peran program desa siaga api dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran adalah mengisi kekosongan peran pemerintah dalam menanggulangi dan pencegahan kebakaran lahan.

ABSTRACT
This thesis discusses about the strategy and implementation of Desa Siaga Api Program in changing community behaviour to reduce the dangers of forest and land fires. The research used qualitative approach with descriptive design. The results of this study indicate that the strategy of the concept was involving government dan community to synergize with company. Fire prevention and countermeasure programs were implemented by some activities such as socialization with stakeholders, campaigns, integrated ecological agriculture program and masyarakat siaga api program. The results of implementation were the appearance of community interest to the program and also the elevation of their knowledge about integrated ecology farming and the program had changed community farming pattern. Government policy that allow community to slash and burn in farming was obstacle factors of the program, in contrast stakeholder rsquo s role in reinforcing strictly Inpres no 11 Th. 2015 and company rsquo s commitment to keep running the program were the supporting factor. The role of this program as the form of Corporate Social Responsibity was filling the gaps of the government 39 s role in tackling and preventing land fires"
Depok: 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>