Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20644 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Salah satu syarat supaya pengetahuan meningkat menjadi ilmu adalah melalui motode tertentu....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan (UAD)
050 QAL (1997)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ujung Pandang YASPITEK 1990,
320.12 Ika p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tasikmalaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Siliwangi,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2007,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Padang : UPT. Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat Politeknik Negai Padang, 2006,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Soetriono
Yogyakarta: ANDI, 2007
100 SOE f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Purwanti
"Banyak tokoh pendidikan Indonesia berpendapat bahwa praktek penyelenggaraan pendidikan di Indonesia masih mcnggunakan pendekatan yang lebih berfokus pada peran tunggal guru sebagai pemegang tanggung jawab penuh proses pembelajaran (teacher centered). Siswa adalah obyek pembelajaran yang pasif, guru adalah tokoh maha tahu sebagai pemberi materi, dan proses pembelajaran didominasi oleh kegiatan menghafal. Beberapa upaya pembaharuan yang diusulkan yang sebenarnya mengarah pada pendekatan baru, yang lebih berfokus pada peran siswa (learner centered) tampaknya belum dapat heljalan secara optimal. Diduga, peran guru belum diperhatikan dalam upaya pembaharuan ini, sehingga kesiapan mereka baik secara konseptual maupun teknis (ketrampilan) masih meragukan. Melalui penelitian ini penulis berupaya mengungkap belief guru tentang pembelajaran, dan aktivitas praktis yang dipilihnya untuk diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari. Belief guru tentang pembelajaran adalah segala pengetahuan/konsep yang dimiliki guru yang telah diyakininya tentang makna pembelajaran. Sedangkan aktivitas praktis guru adalah segala tingkah laku yang dipilih untuk diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari. Penelaahan belief dan aktivitas praktis guru ini dimaksudkan guna mendapat gambaran tentang kesiapan guru dalam mengelola pembelajaran. Sekaligus diungkap hambatan-hambatan yang dihadapi guru untuk mengimplementasikan belief yang dianutnya pada aktivitas praktis sehari hari. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap terbentuknya belief dan aktivitas praktis tertentu juga turut dikaji dalam penelitian ini. ‘Model berpikir dan bertindak guru’ dari Clark dan Peterson (1986) menjadi titik tolak landasan teoritis yang dipakai pada penelitian ini. Penelitian dilakukan terhadap 137 guru dari lima SMU di Jakarta, yang masing-masing diasumsikan membawa ciri khasnya sendiri, yaitu SMUN Unggulan, SMUN Pendamping, SMUN Non unggulan/non pendamping, SMU Swasta. Alat pengumpul data adalah 'skala belid’ dan ‘skala aktivitas praktis’dilengkapi dengan wawancara dengan 15 orang guru. Korelasi Pearson Product Moment, uji-t, dan one way anova adalah teknik statistik utama yang dipakai untuk menganalisis data yang diperoleh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebenarnya para guru telah menganut belief yang cenderung learner centered, dan telah melakukan aktivitas praktis yang sifamya cenderung learner centered pula. Namun kadar learner centered keduanya berbeda, dan menghasilkan kesenjangan yang bermakna.
Melalui wawancara terungkap, kualitas siswa yang kurang baik dan fasilitas yang kurang mendukung adalah hambatan yang dihadapi para guru di SMU non unggulan/non pendamping dalam rangka mewujudkan belief ‘learner centerednya. Upaya realistis dengcn menurunkan idelialisme yang berdampak pada menurnnya tingkat learner centered dan belief yang dianut. adalah cara yang dilakukan untuk menghadapi masalah ini. Sedangkan pada SMU unggulan/pendamping, hambatan yang muncul dalam menerapkan belief ‘learner centered’ adalah keraguan terhadap kemampuan guru untuk ‘meladeni‘/mengelola kekritisan siswa- Beban kurikulum, materi baru dan kesejahteraan yang kurang memadai, adalah hambatan yang dirasakan oleh guru secara umum.
Mengenai dugaan berpengaruhnya beberapa faktor terhadap terbentuknya belief dan aktivitas praktis tertentu, hasil penelitian menunjukkan bahwa, memang terjadi perbedaan belief dan aktivitas praktis di antara para guru yang bcerbeda asal sekolah. Perbedaan belief juga muncul di antara guru yang berbeda dalam pengalaman. Bahkan terbukti semakin berpengalaman seorang guru (semakin lama bekerja di suatu sekolah, semakin lama berprofesi sebagai guru, dan semakin tua usianya), tingkat learner centered dari belief nya menurun. Dalam hal perbedaan materi yang diajar, perbedaan dalam belief tidak ditemukan, namun perbedaan dalam aktivitas praktis terbukti. Para guru pengajar mata pelajaran inti bidang studi IPA, IPS, dan lain-lain memiliki belief yang sama tingkat learner centered-nya. Namun para guru pengajar mata pelajaran inti bidang studi IPA cenderug lebih teacher centered pada aktivitas praktis yang dipilih, dibanding guru yang mengqar mata pelajaran inti bidang studi IPS dan pengajar mata pelajaran 1ainnya
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, kualitas guru memang harus ditingkatkan. Cara yang terbaik adalah dengan menanggapi berbagai hambatan yang dirasakan guru. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk juga menelaah beliq dan strategi belajar siswa, sebagai elemen yang berpengaruh timbal balik pada belief dan aktivitas praktis guru. Perbaikan instruxnen berupa skala belief dan aktivitas praktis juga disarankan, agar lebih akurat dan representatifdalam menterjemahkan sampcl pcrilaku."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Lutfi
"Tingkat heterogenitas penduduk Indonesia adalah yang tertinggi di dunia. Keragaman ini menuntut kesadaran bersama untuk saling mengembangkan sikap toleran sesama warga negara. Pengembangan sikap toleran di lingkungan yang sangat beragam dapat ditempuh dengan penyelenggaraan pendidikan multi kultur. Yaitu usaha terstruktur untuk memahami, menerima dan membangun hubungan konsuuktif dengan orang atau kelompok yang berbeda budaya (Pusch, 2000). Pelatihan pendidikan multi kultur siswa SLTP adalah program intervensi yang bertujuan meningkatkan toleransi terhadap outgroup. Bentuk dan materi pelatihan ini didasarkan pada pelatihan yang dilakukan oleh Pusch dan kawan-kawan. Peningkatan toleransi dilakukan dengan usaha meningkatkan aspek toleransi yang terdiri dari accept, empati dan respect & appreciate. Ketiga aspek toleransi diwujudkan dalam bentuk materi pemepsi, culture say' awareness, value dan komunikasi. Hasil evaluasi pelatihan secara kuantitatif melalui uji perbedaan pre tes dan post tes menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan sikap toleran sebelum dan sesudah pelatihan. Tetapi evaluasi melalui observasi terhadap tingkah laku selama pelatihan menunjukkan adanya kecenderungan sikap yang lebih toleran."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Gajah Mada
050 DIB (1963)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>