Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151509 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Daryanto
"Tujuan utama dari tesis ini adalah merancang sebuah sistem adaptive transcoding yang mampu membaca kondisi bandwidth yang dilewati oleh data multimedia Streaming sehingga memenuhi standar Quality of Service (QoS) untuk data multimedia streaming. Pada sistem adaptive transcoding tersebut proses transcoding yang digunakan, sesuai dengan kapasitas dari bandwidth yang dilewati oleh data multimedia streaming pada jaringan Local Area network (LAN). Transcoding sendiri adalah sebuah suatu proses untuk mengkoversi file dengan bit rate yang tinggi ke file dengan bit rate yang lebih rendah dan sebaliknya berdasarkan penurunan dari bandwidth consumer sampai dengan bandwidth efficient.
Sistem adoptive transcoding dirancang dengan menggunakan algoritma prioritas yang melakukan proses pengecekan jumlah bit loss dan packet loss yang diterima oleh pengguna (client). Untuk menghitung jumlah bit loss adalah mencari nilai selisih dari bit data yang dikirim oleh server dengan bit data yang di terima oleh client. Jika didapatkan bit loss lebih besar dari 10% dari total data bit yang dikirimkan oleh server, maka sistem adoptive transcoding akan melakukan penurunan prioritas transcoding ke level yang lebih rendah. Dimana kualitas format encoding video dan audio dari hasil transcoding lebih rendah dari prioritas sebelumnya.
Berdasarkan analisa pada sistem tersebut didapatkan nilai packet loss rata-rata sebesar 4,2% dari total paket data yang dikirim oleh server ke client, jumlah tersebut masih memenuhi standar minimum QoS sebesar 5% sampai dengan 10%. Jumlah packet loss semakin menurun seiring dengan bertambahnya kapasitas bandwith yang dipakai, delay rata-rata pada sistem ini sebesar 7 ms. Sistem adoptive transcoding bekerja dengan baik jika bandwidth yang digunakan sebesar 1024 kbps. Sistem adaptive transcoding yang dirancang hanya mampu mencapai nilai frame rate maksimum sebesar 10 fps, dimana nilai tersebut masih dibawah standar Quality of Service (QoS) untuk frame rate video streaming sebesar 15 fps.

The main target of this thesis is developing and analyzing an adaptive transcoding system is capable of adapting the forwent of multimedia traffic traversing network to which fulfill the standard of Quality of Service (QoS) for multimedia streaming data. Transcoding is a process to convert file with high bit rate into a lower bit rate and via-versa, based on degradation from bandwidth consuming format to bandwidth efficient format.
The adaptive transcoding system has been developed using priority algorithm which perform the process of checking quantity of bit loss and packet loss. To count the number of bit loss is to find difference of value of bit data sent by server with bit data accepted by client. If in one condition bit loss is bigger than 10%, than adaptive transcoding system degrades priority transcoding to lower level. On the contrary bit loss is lower than 10%, than adaptive transcoding system up grade priority transcoding to higher level.
Based on the analysis the system has average value of packet loss equal to 4,2% which is below of minimum QoS standard between to 5% to 10%. The amount of Packet loss is decreasing progressively along with the increasing of bandwidth capacities. The average delay on this system is equal to 7 ms. An adaptive transcoding system works better if bandwidth equal to 1024 kbps. However maximum value of frame ratethat can be achieved is equal to 10 fps, which is below the standard of Quality of Service (QoS) for frame rate video streaming (15 fps).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizan Emilsyah
"
ABSTRAK
ATM sekarang dapat mendukung perkembangan permintaan yang sangat tinggi akan bandwidth yang besar dan kapasitas LAN yang tinggi. Dukungan ini dibutuhkan untuk kondisi perkembangan aplikasi bisnis dan sains yang makin rumit dan besar dimana sekarang ini banyak melibatkan komputer baik dari skala kecil berupa komputer mikro hingga mainframe. Dari mini ke client desktop dan file server.
Pada skripsi ini dibahas mengenai implementasi aphkasi LAN konvensional pada jaringan ATM. Aplikasi LAN konvensional menggunakan protokol antara lain TCP/IP dan IPX. Protokol ini menggunakan mode connectionless yang berbeda denganjaringan ATM. Untuk itu akan dijelaskan bagaimana Cara aplikasi LAN konvensional tersebut dapat jalan pada jaringan ATM.
Untuk melaksanakannya, jaringan ATM tersebut menggunakan protokol yang digunakan pada LAN konvensional. Dimana diharapkan jaringan ATM tersebut dapat menjalankan aplikasi LAN konvensional tersebut. Sehingga jaringan ATM dapat bekerja dengan aplikasi yang sudah ada dan diharapkan dapat menggantlkan jaringan sekarang (token ring atau ethernet). Yaitu memiliki unjuk kerja yang lebih baik dari pada jaringan konvensional.
"
1997
S38947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Purwanto
"Tesis ini bertujukan untuk mengimplementasikan dan menganalisa aplikasi "transcoder" dengan kemampuan penyeimbang beban (load balancing). Transcoder adalah sebuah aplikasi yang dapat mengubah aplikasi-apliaksi multimedia dari format yang memiliki bandwidth lebar menjadi format yang memiliki bandwidth kecil. Penyeimbang beban adalah sebuah proses atau mekanisme untuk mendistribusikan beban kerja secara seimbang kepada dua atau lebih aplikasi transcoder untuk meningkatkan throughput. Bahasa pemrograman yang digunakan pada implementasi aplikasi transcoder ini adalah Java 2 Standard Edition (J2SE) dan Java Media Framework (JMF). Aplikasi transcoder dapat mengubah format video cinepak - 320 x 240, 24 fps dan audio PCM - 44,1 KHz, 16 bits, stereo ke bentuk format video JPEG - 320 x 240, 24 fps audio PCM - 8 KHz, 8 bits, mono; RGB - 320 x x 240, 24 fps audio PCM - 8 KHz, 8 bits, mono; dan H.263 - 176 x 144, 24 fps audio PCM - 11.025 KHz, 8 bits, mono.
Pengujian dilakukan dengan mengirimkan format video kepada alamat tujuan yang berbeda. Kualitas video yang diterima pengguna akan dilihat berdasarkan besarnya paket loss dan delay jitter dalam jaringan. Kualitas video pada saat pengiriman video kepada satu alamat tujuan terlihat mulus karena paket loss dan delay jitter dibawah toleransi, yaitu: paket loss 0,00% dan delay jitter 0,324 ms. Tetapi pada pengiriman video kepada dua atau lebih alamat tujuan kualitas video tidak mulus untuk beberapa saat. Penyebabnya adalah prosesor membutuhkan banyak waktu untuk melaksanakan proses transcoding, sehingga paket tidak dapat dikirimkan secara konstan ke jaringan.

The aim of this thesis is to implement and to analyze a "transcoder" application, which is equipped with load balancing ability. Transcoder is a device that can transform high bandwidth multimedia format into small bandwidth format. Load balancing is a mechanism or process to distribute workload to two or more application transcoders to increase throughput. Java 2 Standard Edition (J2SE) and Java Media Framework (JMF) are used to implement of this application. Application transcoder can alter video cinepak-320 x 240, 24 fps audio PCM - 44,1 KHz, 16 bits, stereo to video JPEG - 320 x 240, 24 fps audio PCM - 8 KHz, 8 bits, mono; RGB - 320 x 240, 24 fps audio PCM - 8 KHz, 8 bits, mono; and H..263 - 176 x 144, 24 fps audio PCM - 11.025 KHz, 8 bits, mono.
Simulation is performed by delivering video format to the different target addresses. Video quality received by consumer will be analyzed based on level of packet loss and delay jitter in the network Video quality in delivering video process to one target address is smooth because packet loss and delay jitter are below tolerance, which are: 0.00% packet loss and 0.324 ms delay jitter. However in delivering video to two or more target addresses the quality of video is not smooth for a few moments. This occurs because the processor requires a lot of time to execute the process of transcoding, so that the packets cannot be delivered constantly and consistently to the network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalamullah Ramli
"In recent years, there is a significant increase on the demand of multimedia services. The use and delivery of various multimedia applications, collectively and continuously, creates increasing demand on network bandwidth. However, in most of the countries, the available bandwidth capacity remains very limited Majority users living in these regions are having difficulties to access such applications. A solution to this problem is by embedding the capability to dynamically change the format of bandwidth-intensive multimedia applications to a more efficient one into the network. The process which alters multimedia application from one format to another format is known as Transcoding. For example, cinepak format requiring high bandwidth is transcoded into lower format such as example H263. Since transcoding process is very demanding in terms computing resources, load balancing strategy in a newark environment heaps to share the load among the transcoder processor; and in turn, improves throughput and efficiency. This paper describes the implementation and analysis of applying transcoder with load balancing mechanism in a video streaming environment. Three load balancing algorithms are considered and real tests using various video and audio formats are performed in this environment. Eventhough the load balancing strategy improves the performance of the system, we still find that as the number processes increases the ability to deliver multimedia applications through transcoding process decreases. Moreover, we also conclude that our system still poses scalability problems and therefore further work is required."
2005
JUTE-19-3-Sep2005-218
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Andoko Purnadie
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fia Retnawati
"Pesatnya perkembangan teknologi beserta tingkat penggunaannya membawa dampak positif di berbagai bidang kehidupan manusia, namun juga dapat membawa dampak negatif bagi kelestarian lingkungan. Bidang ICT adalah salah satu penyumbang emisi karbon dunia, data pengukuran pada tahun 2007 menyebutkan bahwa 2% dari total emisi karbon dunia berasal dari sektor ini. Pengurangan emisi karbon di bidang ICT dapat dilakukan dengan penerapan Green Networking, yaitu implementasi infrastruktur jaringan berbasis pada teknologi ramah lingkungan. Virtualisasi adalah metode kunci dari solusi green networking ini.
Salah satu metode virtualisasi adalah virtualisasi desktop yang dikenal juga dengan istilah thin client. Thin client adalah model infrastruktur jaringan tersentralisasi dimana seluruh proses dalam jaringan dibebankan pada server sementara dumb terminal di sisi user dikonfigurasi dengan perangkat seminimal mungkin (setiap terminal hanya terdiri dari display monitor, keyboard dan mouse) sebatas bertugas sebagai media input (keystroke dan mouseclick) dan output (display).
Pengimplementasian jaringan thin client pada penelitian ini dibangun dalam skala laboratorium. Kinerja jaringan dan kemampuan penyediaan layanan yang dapat dinikmati user menjadi sorotan dalam implementasi model thin client, untuk itu dilakukan uji kinerja jaringan dari segi rataan beban (load average), penggunaan sumber daya memori (memory usage) dan penggunaan prosesor (CPU usage) agar dapat diketahui pola penggunaan infrastruktur jaringan selama user melakukan aktivitas penggunaan aplikasi lightweight, mediumweight dan heavyweight.
Selain itu dilakukan juga penghitungan konsumsi energi dan emisi CO2 untuk melihat dampak virtualisasi jaringan terhadap angka emisi CO2 secara riil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi CO2 pada infrastruktur thin client 77.35% lebih rendah dibandingkan emisi CO2 infrastruktur komputer desktop konvensional emisi CO2.

The rapid technology developments and utilization generates positive impact in many areas of human life but also has obvious downside on environmental sustainability. ICT has become one of the contributors to global carbon emissions. According to report provided by Climate Group in 2007, 2% of total global carbon emissions come from ICT sector. Reducing carbon emissions in the field of ICT can be done with application of Green Networking, namely the implementation of network infrastructure based on eco-friendly technologies.
One of the methods of virtualization is desktop virtualization which also known by the term thin client. Thin client is a centralized network infrastructure model where the entire process in a network depend highly on server while the terminal on the user merely served as a input (keystroke and mouseclick) and output (display) media and are arranged with minimum configuration (each terminal only consists of display monitor, keyboard and mouse).
In this research, the thin client network implementation is developed in university laboratory scale. Network performance and service delivery analysis are necessary in the implementation of thin client infrastructure model, performance test and result analysis would be deployed to Network performance and service delivery analysis are necessary in the implementation of thin client infrastructure model, performance test and result analysis measuring load average, memory usage and CPU usage are deployed to map utiilization pattern of user activities in using lightweight, mediumweight and heavyweight application.
This research also covers energy consumption and carbon emisision measurement of the implemented thin client network to analize the technology virtualization effects on carbon emission in small scale network implementation. Result showed that CO2 emission generated by thin client network is 77.35% lower than CO2 emission of conventional desktop computer network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S391
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Farisy
"Teknologi Virtualisasi semakin meningkat kepentingannya dalam dunia IT sebagai salah satu metode dalam penghematan dalam penggunaan perangkat keras yang ada dan pemanfaatan Alamat IP Publik pun semakin banyak sehingga tidak akan lama akan penuh. Xen sebagai salah satu sistem opensource yang turut berkontribusi besar dalam virtualisasi dan dapat bersaing dengan para pengembang virtualisasi komersial sehingga virtualisasi dengan Xen bisa dibilang salah satu solusi untuk menuju virtualisasi server serta dengan pemanfaatan packet filter pada IPTables dengan tujuan mengurangi pemanfaatan IP Publik dengan membuat IP Private server Internal menjadi dapat di akses oleh Publik. Dari hasil penelitian ini untuk penggunaan CPU Usage dan RAM Usage dengan metode Port Forward lebih efisien sekitar 30% dan 1,125% terhadap IP Forward, dan persentase secara keseluruhan dari pengujian kedua metode ini didapatkan nilai efisiensi 23,3625% dengan metode Port Forward terhadap IP Forward.

Virtualization technology increasing its importance in the world of IT as one methods of saving in the using existing hardware and utilization of public IP address is much so will not long shall be full. Xen as one system opensource that contribute large in virtualization and can compete with the developers virtualization commercial so virtualization through xen pass as a solution for toward virtualization server, and from the utilization packet filter to iptables with the purpose of reducing utilization ip at public made lp private server internal be can be in access by the public. From the results of this research for use of CPU Usage and RAM Usage with more efficient methods of Port Forward around 30% and 1,125% against IP Forward, and the overall percentage of testing both of these methods are obtained value efficiency 23,3625% with the method of Port Forward than IP Forward."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42466
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arfan Efendi
"Di era digital yang berkembang pesat, kebutuhan akan infrastruktur jaringan data center yang aman dan efisien menjadi semakin penting. Penggunaan Virtual Extensible LAN (VXLAN) dalam data center menawarkan skala dan fleksibilitas, tetapi tantangan muncul dalam menjaga keamanan data yang sensitif, terutama saat data  ditransmisikan melalui jaringan yang tidak terpercaya atau terbuka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengevaluasi kinerja infrastruktur data center berbasis VXLAN yang diintegrasikan dengan protokol L2TPV3 dan IPsec yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan. Metode yang diterapkan meliputi konfigurasi VXLAN yang diintegrasikan dengan L2TPV3 dan IPsec dalam lingkungan jaringan yang disimulasikan menggunakan EVE-NG. Penelitian juga memanfaatkan otomatisasi dengan Python, Ansible, dan Git untuk efisiensi
konfigurasi dan manajemen jaringan. Pengujian dilakukan pada berbagai skenario, serta evaluasi kinerja jaringan dengan menggunakan dua perbandingan MTU untuk pengetesan latensi dan rata-rata RTT. Hasil dari pengujian mengindikasikan penambahan overhead pada waktu RTT rata-rata sebesar 4 ms untuk MTU standar dan 2000 byte, serta kenaikan sebesar 3 ms untuk MTU 1500 byte. Sementara untuk MTU yang lebih besar, yaitu 3000 byte dan 4000 byte, kenaikan RTT rata-rata lebih signifikan, yakni sekitar 4 ms dan 8 ms, berturut-turut. Temuan ini menyarankan bahwa MTU 1500 byte bisa menjadi pilihan yang lebih optimal, karena mencatatkan nilai RTT yang lebih stabil dan rendah dibandingkan dengan ukuran MTU yang lebih besar. Berdasarkan hasil penelitian, MTU 2000 byte menghasilkan kinerja yang tidak berbeda dengan MTU 1500 byte sehingga membuktikan MTU 2000 byte menjadi pilihan yang aman untuk implementasi metode yang diusulkan pada jumbo frame. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa integrasi L2TPV3 dan IPsec dapat melindungi paket menggunakan enkripsi dan berhasil di integrasikan dengan teknologi VXLAN. Hal ini terbukti dari hasil pengujian kinerja dan analisis paket, di mana data yang ditransmisikan melalui jalur yang dilindungi IPsec menunjukkan keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan jalur tanpa IPsec. Selain itu, implementasi otomatisasi berhasil melakukan efisiensi terhadap pekerjaan konfigurasi VXLAN yang berulang. VXLAN dengan L2TPv3 dan IPSEC menyediakan solusi yang efektif dalam meningkatkan keamanan data center. Temuan ini membuka peluang untuk penerapan infrastruktur jaringan yang lebih aman dalam lingkungan data center modern.

In the rapidly evolving digital era, the need for secure and efficient data center network infrastructure is increasingly important. The use of Virtual Extensible LAN (VXLAN) in data centers offers scalability and flexibility, but challenges arise in maintaining the security of sensitive data, especially when transmitted over untrusted or open networks. The purpose of this study is to develop and evaluate the performance of a VXLAN-based data center infrastructure integrated with L2TPV3 and IPsec protocols aimed at enhancing security. The applied methods include the configuration of VXLAN integrated with L2TPV3 and IPsec in a network environment simulated using EVE-NG. The study also leverages automation with Python, Ansible, and Git for efficient configuration and network management. Testing was conducted across various scenarios, along with network performance evaluation using two MTU sizes for testing latency and average RTT. The results indicate an added overhead of 4 ms for the average RTT for standard and 2000-byte MTUs, and an increase of 3 ms for the 1500-byte MTU. For larger MTUs, specifically 3000 and 4000 bytes, the increase in average RTT is more significant, approximately 4 ms and 8 ms respectively. These findings suggest that a 1500-byte MTU may be a more optimal choice, recording more stable and lower RTT values compared to larger MTU sizes. Based on the research findings, a 2000-byte MTU performs comparably to a 1500-byte MTU, proving to be a safe choice for implementing the proposed method in jumbo frames. The data obtained indicates that the integration of L2TPV3 and IPsec can protect packets using encryption and successfully integrates with VXLAN technology. This is evident from the performance testing and packet analysis results, where data transmitted through IPsec-protected paths shows better security compared to paths without IPsec. Furthermore, the implementation of automation has successfully increased efficiency for repetitive VXLAN configuration tasks. VXLAN with L2TPv3 and IPSec provides an effective solution for enhancing data center security. These findings open up opportunities for the deployment of more secure network infrastructure in modern data center environments."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>