Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9998 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hirsch, Froster
New York: AFI Press, 1991
R 792 HIR a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1999
791.430 2 SCR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1995
792.028 ACT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
McGaw, Charles
New York: Holt, Rinehart and Winston, 1965
792.028 MCG a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Goldman, William
London: Abacus, 2006
791.43 GOL a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Suhardika
"Penulisan ini berjudul "Drifting Dalam Film The Fast and The Furious : Tokyo Drift Mendapatkan Keindahan Dari Proses Imaging". Latar belakang penelitian ini didasari oleh ketertarikan peneliti akan adanya sebuah keindahan dalam seni membalap drifting yang terdapat di dalam film The Fast and The Furious : Tokyo Drift. Dengan membaca tulisan dan melihat mobil melakukan drifting, penulis banyak menemukan hal yang tidak langsung memperkaya ilmu pengetahuan peneliti akan proses imaging sebuah seni dalam film.
Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab tiga permasalahan, yaitu : (1) Menjelaskan sebuah image drifting yang dibangun dalam film tersebut; (2) Menjelaskan cara film tersebut membangun sebuah image drifting; (3) Memaparkan bagaimana caranya tanda dan image tersebut mendapatkan nilai keindahan.

The writing is titled "Drifting In the movie The Fast and The Furious: Tokyo Drift Getting Beauty From Imaging Process". The background of this research is based on the interest of researchers that there is a beauty in the art of drifting race present in the film The Fast and The Furious: Tokyo Drift. By reading the article and see the cars do drifting, authors find a lot of things that are not directly enrich science researchers will be in the process of imaging an art film.
The writing is done in order to address three issues, namely: (1) Describe a drifting image built in the film, (2) Explain how the film built an image drifting, (3) Describe how to mark and image of the beauty scores."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Reis Nahrisya
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis apresiasi netizen terhadap film Spijt! dan Pijnstillers dari
novel karya Carry Slee. Delapan resensi menjadi korpus dimuat dalam media
elektronik khusus film dan umum Belanda. Penilaian Boonstra (1979) dan De
Moor (2003) dipadukan untuk memperlihatkan aspek penilaian yang paling
disorot oleh peresensi. Penilaian yang mendominasi di kedua jenis media adalah
penilaian objektif. Dalam media umum, pencermatan terhadap penokohan
menjadi sorotan sedangkan media khusus film tidak memusatkan penilaian atas
aspek tertentu yang menjadi bagian komposisi film.

ABSTRACT
This thesis analyzes the appreciation that is given by netizen towards Spijt! and
Pijnstillers which are the result of adaptation in Carry Slee?s novels. Eight reviews
are published in special electronic media for films and general media in the
Netherlands. Boonstra?s (1979) and De Moor?s arguments (2003) are combined to
show the most highlighted aspect of the judgement. It is found that the objective
assessment dominate both media. Reviews in the general media put more focus on
characterization while reviews in exclusive films media are not focusing on any
particular aspect.;"
2016
S65346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwa Maulana
"ABSTRAK
Di samping mendatangkan berbagai manfaat pada segala macam bidang, globalisasi juga berperan dalam menegakkan hegemoni Barat atas ?yang lain?. Melalui film-film produksinya, Hollywood mampu menjejalkan penggambaran yang kerap kali keliru mengenai bangsa atau ras tertentu kepada masyarakat umum demi memelihara kepentingan Amerika Serikat. Menggunakan metode analisis diskursus, penelitian ini berusaha membongkar penggambaran keliru yang terdapat dalam lima film produksi Hollywood. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa representasi di dalam kelima film dan hegemoni membentuk sebuah siklus atau lingkaran. Penelitian ini merupakan sebuah upaya dekonstruksi dari sebuah konstruksi (kelima film) yang merugikan.

ABSTRACT
n addition to bring a range of benefits in all sectors, globalization also has a role in upholding western hegemony over the others. Through their films production, Hollywood is able to cram the delineation about nation or a particular race to the public which is often mischaracterized in order to preserve the interests of the United States. Using the method of discourse analysis, this research tried to dismantle misrepresentations that contained in five Hollywood films. The result of this research indicated that the representations in five films and hegemony form a cycle or circle. This study is an effort of deconstruction of a adverse construction (of five movies).
"
2016
S64750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Faisal
"Kerja perfilman merupakan kerja tim, bukan kerja perorangan, termasuk di dalamnya penggarapan pemindahan latar dari novel ke film. Karena proses transformasi itu melalui dua tahap, yakni dari novel ke skenario dan kemudian dari skenario ke film, maka pemindahan latar bukan hanya menjadi tanggung jawab Sutradara dan Art Director, melainkan juga penulis skenario, tim teknik, bagian laboratorium, penata suara, penata musik, dan seluruh tim artistik yang rnempersiapkan kostum, desain selling, property, dan detail perlengkapan lainnya. Kasus pemindahan latar novel Serpihan Mutiara Retak karya Nina Pane Budianto ke dalam film dengan judul yang sama oleh sutradara Wim Umboh dan penulis skenario Satmowi Atmowiloto memperlihatkan penggarapan yang tidak baik jika dibandingkan dengan pemindahan latar dan novel Saat-Saat karya Arswendo Atmowiloto ke dalam film yang berjudul Saat-Saat Kau Berbaring di Dadaku yang disutradarai Jun Sapto Hadi dan penulis skenario Arswendo Atmowiloto.
Kegagalan penggarapan latar dalam film Serpihan Mutiara Retak dikarenakan pekerja film lebih berkonsentrasi pada pengadeganan peristiwa, dan bukan pada latar yang menyelimuti peristiwa tersebut. Sebaliknya, Saat-Saat Kau Berbaring di Dadaku justru menempatkan latar sebagai salah satu unsur terpentmg dalam proses produksinya. Ini terlihat dari keseriusannya memberi peran cahaya, pewamaan, dan penataan kostum. Dan perbandingan kedua novel dan film di atas, dapat diketahui bahwa penggarapan latar yang baik pada film akan muncul karena dorongan novel itu sendiri. Dalam arti, keherhasilannya sangat ditentukan olch bagaimana penulis novel menggarap latarnya. Selain itu, tugas penting yang harus dilakukan penata artistik dalam pemindahan latar novel ke film adalah menganalisis waktu cerita (fiksi) dan waktu peristiwa (Takla). Analisis rersebut sangat membantu dalam penggarapan selling, khususnya dalam pemilihan perangkat fisik yang akan digunakan dalam pembuatan film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S10957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herwinda Audy Putri
"Telah lama diketahui bahwa hierarki kebutuhan Maslow merupakan bagian penting dalam memahami perilaku manusia melalui perspektif psikologi. Teori ini berlaku untuk beberapa fungsi, seperti pemahaman motivasi manusia, pelatihan manajemen, dan pengembangan pribadi. Film Cemetery Junction, sebuah film yang ditulis dan disutradarai oleh Ricky Gervais dan Stephen Merchant merupakan salah satu contoh yang tepat dalam menunjukkan teori Maslow tersebut. Terdapat dua poin utama yang akan dibahas pada makalah ini. Pertama, motivasi manusia sebagai esensi dalam kehidupan manusia yang memicu manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan juga sebagai salah satu tema utama dari film. Kedua, bahwa karakter utama di film Cemetery Junction mewakili setiap tingkat hirarki untuk mencapai setiap hasrat dan keinginan mereka melalui perbaikan diri dan sosial. Dengan menggunakan teori motivasi manusia dan hierarki kebutuhan milik Abraham Maslow, makalah ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara hierarki Maslow dengan kebahagiaan manusia, sukacita, dan pemenuhan diri.

It has long been known that Maslow’s hierarchy of needs represents a significant part in understanding human behavior through the perspective of psychology. The theory remains valid for several functions, such as understanding human motivation, management training, and personal development. The movie Cemetery Junction, written and directed by Ricky Gervais and Stephen Merchant, precisely exemplifies the Maslow’s theory. There are two major points that this paper attempts to make. First, that ‘human motivation’ is believed to be the essence in human life that triggers humans to fulfill their needs, and also as one of the major themes of the movie. Second, that the main characters in Cemetery Junction represent each level of the hierarchy in order to reach their desires through self and social improvements. Using the human motivation and the theory of hierarchy of needs by Abraham Maslow, the paper aims to show the relation between Maslow’s hierarchy and human happiness, joy, and fulfillment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>