Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202860 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginting, Oktanius T. U.
"Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis keberadaan risiko pasar, tingkat pertumbuhan penjualan (sales growrh rare) dan ukuran kemungkinan kebangkrutan perusahaan (:-score) mempengaruhi return saham di Bursa Efek Jakarta, yaitu suatu perluasan dari anomali hipotesa pasar yang etisien (pola-pola di dalam rata-rata return saham yang tidak dapat dlielaskan oleh CAPM). Sedangkan tujuan lainnya adalah melihat faktor mana yang lebih kuat pengaruhnya pada retum sahan di Bursa Saham di Indonesia. Guna pencapaian tujuan di atas, maka penelitian ini melakukan observasi pada enam buah portofolio yang dibentuk berdasarkan sales growth rate dan nilai z-score perusahaan di masa lalu pada periode Juli 1999 sampai dengan November 2003. Vaiabel independen dalam analisis regresi menggunakan data time series adalah risiko pasar (excess reiurn pasar dengan suku bunga BI bulanan), faktor tiruan sales growth rate yang terhubung kan dengan return saham sena faktor tiruan :-score rare perusahaan yang terhubungkan dengan return saham. Hasil utama penelitian ini menemukan bahwa : (1). Regresi time series menggunakan faktor risiko pasar, sales growth rate dan z-score, secara parsial maupun secara bersama signitikan mempengaruhi return saham pada tingkat kepercayaan 95%; (2). Penambahan faktor sales growlh rate of return dan falctor z-score rate of return dengan faktor pasar dalam suatu model multiple dengan data time series dapat meningkatkan kekuatan penjelas model regresi penentuan return saham djbandingkan dengan model satu faktor CAPM; (3) model tiga faktor (risiko pasar, sales growth rate dan Z-score) dapat digunakan sebagai penuntun bagi seleksi portofolio.

The main purpose of conducting this research is to provide empirical study for the presence of market risk, sales growth rate and company Z-score effects in the Indonesia stock market. It is in fact an extension of the anomalies tests conducted by many researchers (patterns in average stock returns that are not explained by the CAPM of Sharpe and Lintner). This research is also aims to see which factor (market risk, sales growth rate and Zfscore) have a stronger effect on the Jakarta Stock Exchange (J SE). It meats this study hopes to gain a better understanding ofthe stock prices behavior in the JSE. In order to achieve this objective, this research investigated six portfolios base on past sales growth rate and past company Z-score on July, 1999 to November, 2003. For the empirical test of the presence of market risk, sales growth rate and company Z-score effects in the Indonesia stock market and which factor have a stronger effect, this research used simple and multiple regression with time-series data base on the universe of JSE stocks data of June, 1994 to November, 2003. Independent variables are market risk (excess retum of market retum of JSE index with SBI risk free rate), mimicking factor of sales growth rate in stock retum and mimicking factor of`Z-score in stock return- While dependent variables are excess retum of stock returns with SBI risk free rate.The main results of this research is that : (1) market risk, sales growth rate in stock retum and Z-score in stock retum, partially and multiple, have a significant effect in the average stock returns at 95% statistic level; (2) Adding sales growth rate in stock retum and Z.~score in stock retum factors able to achieve the explanatory power of the three factor model regressions in this study compare with market risk factor only as in CAPM model; (3) the three factors (market risk, sales growth rate and Z-score) can be used to guide portfolio selection."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrarini Suryaningtiyas
"Bank memiliki peran penting dalam perekonomian, dan berfungsi sebagai Iembaga intermediasi keuangan. Kinerja keuangan bank, sebagai indikator kesehatan bank, merupakan kepentingan semua pihak terkait termasuk investor saham. Di satu sisi, tingkat lmbal Hasil dan Risiko saham mempengaruhi besar kecilnya keuntungan investasi saham yang dilakukan investor.
Penelilian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh kinerja keuangan terhadap lmbal Hasil dan Risiko saham bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Dari 23 bank, hanya 9 bank yang menjadi sampei penelitian, karena memenuhi syarat-syarat penelitian. Data kinerja keuangan berasal dari data 6 rasio keuangan kuartalan selama Desember 2000 - Desember 2005. Sedangkan harga saham mingguan diambil dari data harga saham penutupan mingguan selama Januari 2001 - Maret 2006.
Pengujian dengan menggunakan korelasi Pearson's two tailed dilakukan untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara kinerja keuangan dengan Imbal Hasil dan Risiko saham. Hasil korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja keuangan dengan Imbal Hasil saham. Sedangkan antara kinerja keuangan dan risiko saham, hanya rasio NPL dan LDR yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan Risiko saham.
Pengujian dengan menggunakan regresi dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara kinerja keuangan dengan Imbal Hasil dan Risiko saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara kinerja keuangan dengan Imbal Hasil saham, sedangkan antara kinerja keuangan dengan Risiko saham, secara simultan dan parsial terdapat pengaruh yang signifikan. Adapun rasio yang secara parsial berpengaruh secara signifikan adalah rasio NPL dan LDR.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan hanya diwakili oleh 6 rasio, periode pengamatan terbatasa, dan pengabaian faktor-faktor diluar rasio keuangan seperti kebijakan tiap bank, dan inflasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T24072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinan Sukatendel
"Penelitian ini melihat pengaruh faktor-faktor perekonomian, regulasi perbankan dan penawaran saham di pasar modal terhadap imbal hasil investasi saham di Bursa Efek Jakarta (IHSG) dengan periode pengamatan selama 15 tahun (1990 - 2004). Faktor perekonomian diwakili tingkat bunga deposito 3 bulan (interest), inflasi (IHK), suku bunga bank sentral Amerika (the FED), nilai tukar rupiah terhadap USS (kurs), jumlah uang beredar (M2) dan krisis perekonomian Indonesia (dummyKris). Regulasi perbankan diwakili pemberlakuan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 (dummyReg) sedangkan penawaran saham diwakili penawaran umum perdana saham (WO) dan penawaran umum terbatas saham (RI). Variabel durnmyReg digunakan untuk membedakan periode waktu sebelum dan setelah penerapan Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Variabel dummyKris digunakan untuk membedakan periode waktu sebelum dan setelah terjadinya krisis perekonomian.
Hasil penelitian menunjukan interest, IRK, kurs, krisis perekonomian Indonesia, pemberlakuan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 dan penawaran saham berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Sementara the FED dan M2 tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG.

This research investigates how economic factors, bank regulation and stock issuances in Capital Market influence Return on Investment of Stock in JSX (IHSG) with an observation period of 15 years (1990-2004). Economic factors are represented by three month deposit interest rate (interest), inflation (CFI), the FED interest rate (the FED), exchange rate (kurs), money supply (M2), and economic crisis of Indonesia (dummyKris), while bank regulation is represented by Undang-Undang No.10 Tahun 1998 (dumrnyReg), while stock issuances are represented by Initial Public Offering (IPO) and Right Issue (RI). dummyReg is used to distinguish previous period and period after Undang-Undang No.10 Tahun 1998 applied dummyKris used to distinguish pre and post economic crisis periods.
Research results show that interest, CPI, kurs, economic crisis of Indonesia, Undang-Undang No.10 Tahun 1998, and stock issuances influence significantly IHSG, whereas the FED and M2 do not."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 17772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Yusep
"Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan stock split serta efek yang ditimbulkannya dapat disimak dalam hipotesis signalling dan hipotesis liquidity. Sebagian besar manajer melakukan stock split dengan maksud supaya harga saham berada pada optimal trading range sehingga dapat meningkatkan likuiditas saham.
Tesis ini berupaya meneliti pengaruh pengumuman pemecahan nilai nominal saham (stock split) terhadap imbal hasil saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dengan menggunakan data empiris yang berupa Indeks Harga saham Individu (IHSI). dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sekitar tanggal pengumuman tersebut dari 40 (empat puluh) sampel perusahaan, dari tahun 1996 hingga tahun 1999. Sementara itu, analisis empiris dilakukan dengan menggunakan 'event study methodology'.
Hasil dari penelitian, menunjukkan bahwa pengumuman stock split, secara akumulatif agregat, tidak secara signifikan mempengaruhi imbal hasil saham. Namun demikian, satu hari setelah pengumuman stock split, harga saham secara signifikan terpengaruh oleh adanya pengumuman itu, yakni peningkatan harga saham. Dalam hal ini terlihat dari adanya abnormal return positif pada periode tersebut. Akan tetapi setelah itu, pengaruhnya tidak segnifikan lagi. Di sisi lain, sampel perusahaan - secara individu - masing-masing tidak dipengaruhi secara signifikan oleh adanya tindakan perusahaan tadi."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T10265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Octavia
"Menurut Kenneth Lahn dan Anil K. Makhija dalam tulisannya yang berjudul ?EVA & MVA as Performance Measures and Signals For Strategic Change?, pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan nilai buku pada laporan keuangan seperti Return on Equity (ROE), tidak dapat mengukur penciptaan nilai perusahaan. Dengan kata lain, ROE tidak dapat menggambarkan penciptaan value bagi shareholders secara eksplisit. Kondisi ini yang menyebabkan kesulitan dalam mengambil kebijakan yang dapat memuaskan manajer maupun shareholders. Di satu sisi, manajer merasa tidak mendapat insentif yang sesuai dengan kinerjanya sehingga timbul kekecewaan yang dapat memicu moral hazard. Sedangkan di sisi lain, penilaian atau persepsi yang keliru dari shareholders terhadap kinerja perusahaan dapat mengakibatkan terganggunya laju kenaikan nilai saham perusahaan.
Pengukuran kinerja yang dipercaya mampu mengatasi hal tersebut adalah Economic Value Added (EVA). EVA dianggap mampu karena EVA dapat mengukur penciptaan nilai bagi kekayaan shareholders. Manajer akan dihargai sesuai dengan kemampuannya dalam menambah penciptaan value bagi shareholders sehingga memacu manajer dalam bertindak seolah-olah sebagai shareholders untuk selalu berusaha menambah penciptaan value perusahaan. Hal ini menguntungkan shareholders dengan memperoleh return yang terus meningkat.
Hal tersebut juga didukung adanya penelitian yang dilakukan Kenneth Lehn dan Anil K. Makhija (1996) bahwa EVA berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham dengan korelasi yang lebih tinggi dibanding ROA (Return on Asset), ROE, dan ROS (Return on Sales) yang digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan.
Pada tesis ini dipilih industri perbankan karena perbankan mempunyai peranan yang strategis dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, perbankan harus sehat agar dapat menjalankan fungsi dan peranannya sebagai bank seperti menghimpun dana (giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, serta tabungan); memberikan kredit, menerbitkan surat pengakuan utang; membeli; menjual atau menjamin surat-surat berharga, dan sebagainya.
Untuk mengetahui apakah, bank tersebut sehat atau tidak, maka bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi. Pengumuman neraca dan perhitungan laba rugi merupakan cerminan dari kinerja bank pada periode waktu yang tertera dalam laporan tersebut sedangkan bagaimana pengukuran penciptaan value bagi shareholders masih merupakan masalah karena bank masih menggunakan pengukuran kinerja yang tradisional. Oleh karena itu, EVA diyakini mampu memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian dalam thesis ini ingin menguji tiga hal. Pertama, apakah EVA perbankan yang telah go public berkorelasi dengan return sahamnya. Kedua, apakah terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Ketiga, apakah benar pengaruh EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Penelitian mengambil sampel pada perbankan yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten secara berkelanjutan di Bursa Efek Jakarta selama 5 periode yaitu dari 1999 sampai dengan 2003. Data sekunder lainnya selain laporan keuangan yang telah diaudit adalah harga penutupan harian harga saham masing-masing perbankan dengan periode tahun yang sarna, Indeks Harga Saham Gabungan, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan country risk premium.
Berkenaan dengan hal pertama, pengujian dilakukan dengan tingkat keyakinan sebesar 95% dengan menggunakan analisis korelasi antara EVA dengan return sahamnya. Sedangkan pengujian untuk hal kedua dan ketiga adalah dengan menggunakan Multiple Linier Regression dan tingkat keyakinan sebesar 95%.
Setelah melakukan pengujian, maka didapat hasil sebagai berikut guna menjawab permasalahan dalam penelitian:
1. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya. 3/5-nya membuktikan bahwa korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya adalah negatif. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya, dimana korelasi tersebut adalah negatif.
2. Sebanyak 3/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan sisanya, yaitu 2/5 membuktikan bahwa terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya.
3. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian menunjukan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan masing-masing sisanya, yaitu 1/5-nya menunjukan bahwa EVA dan ROE tidak signifikan terhadap return sahamnya, ROE lebih signifikan dibanding EVA terhadap return sahamnya, dan EVA dan ROE sama-lama signifikan terhadap return sahamnya Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya.
Hasil penelitian tersebut bukanlah sesuatu yang absolut, mengingat penelitian ini hanya menggunakan 11 bank sebagai sampel. Hal ini dikarenakan hanya terdapat 11 bank yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten berkelanjutan di BEJ selama 5 periode dari 1999-2003 sesuai dengan jangka waktu pengamatan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak sampel penelitian dan jangka waktu penelitian yang lebih panjang. Alasannya, dengan mendapatkan sampel yang lebih banyak dan jangka waktu pengamatan yang lebih panjang akan menghasilkan kesimpulan yang lebih baik. Kesimpulan tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang lebih baik bagi pihakpihak yang berkompeten.
Selain itu, industri yang dipilih untuk penelitian selanjutnya tidak terbatas pada industri perbankan saja. Hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah EVA akan berkorelasi positif dengan return saham dan masing-masing perusahaan yang telah go public yang berada dalam industri yang berbeda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmat Nur Istiqlal
"Penelitian ini mencoba menganalisis pengaruh beberapa faktor lingkungan ekstemal perusahaan yang terdiri dari: tingkat inflasi, tingkat bunga, indeks pasar dan kurs terhadap imbal hasil saham di Bursa Efek Jakarta. Saham-saham yang diamati dibagi menjadi sub sampel data, yang terdiri dari saham-saham perusahaan non keuangan dan saham-saham perusahaan keuangan yang memiliki aset diatas Rp.1 trilyun (aset besar) berdasarkan laporan keuangan tahun 2000 dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tahun pengamatan dari triwulan kedua tahun 2000 hingga triwulan ke empat tahun 2001 Baik model untuk sub sampel non keuangan dan keuangan menggunakan 150 observasi. Dengan menggunakan analisis regresi berganda, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa faktor inflasi, tingkat bunga, IHSG dan kurs secara bersama-sama mempengaruhi imbal hasil saham perusahaan non keuangan dengan aset besar, sebesar 30,05% dan imbal hasil saham perusahaan keuangan dengan aset besar, sebesar I0,03%.
Pada saham-saham perusahaan non keuangan dengan aset besar, faktor IHSG menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan terhadap imbal basil saham. Sedangkan faktor inflasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, faktor tingkat bunga deposito berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, dan faktor kurs berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham.
Pada saham-saham perusahaan keuangan dengan aset besar, faktor kurs berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap imbal hasil saham. Sedangkan faktor inflasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, faktor tingkat bunga deposito berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, dan faktor IHSG menunjukkan hubungan yang positif tapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurul Ariska Ferani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan pengaruh indikator kredit yaitu Non Performing Loan (NPL), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) terhadap Imbal Hasil dan Risiko Saham pada perbankan di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 12 bank yang memenuhi syarat dan listing di Bursa Efek Jakarta. Data harga penutupan saham untuk mengolah Imbal Hasil dan Risiko Saham perbankan diambil di website yahoo finance dengan interval harian. Imbal Hasil saham diolah secara mingguan dan Risiko Saham diolah secara tahunan. Sedangkan untuk indikator kreditnya dari laporan keuangan triwulan publikasi diambil di website Bank Indonesia. Data-data mentah tersebut selanjutnya diolah dengan menggunakan pearson product moment dan metode regresi berganda dengan uji interaksi.
Hasil penelitian ini adalah Non Performing Loan (NPL) dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) tidak memiliki hubungan secara signifikan terhadap Imbal Hasil dan Risiko Saham pada perbankan di Indonesia. Namun, Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) memiliki hubungan dan mempengaruhi secara signifikan terhadap Imbal Hasil dan Risiko Saham pada perbankan di Indonesia.

This research is made to see the relation and effect of credit indicators sush as Non Performing Loan (NPL), Provision for Loan Losses (PLL), and Risk Weighted Asset (RWA) toward the Stock Return and Risk of banking in Indonesia. These samples? research are 12 banks that meet the requirement and had been listed at Jakarta Stock Exchange (IDX). The daily closing prices of stock taking from yahoo website at finance are used to make stock return and risk. The stock return is made weekly and the stock risk is made years. Meanwhile, the credit indicators are took from quaterly financial statement at Bank Indonesia?s website. Those data are then processed using pearson product moment and multiple regression method with interaction test.
The research results are Non Performing Loan (NPL) and Provision for Loan Losses (PLL) have no relation significantly toward the Stock Return and Risk of banking in Indonesia. Meanwhile, Risk Weighted Asset (RWA) have relation and effect significantly toward the Stock Return and Risk of banking in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25274
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S9484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Eva Chaharani
"Penelitian ini menguji hubungan antara cuaca lokal di Jakarta terhadap imbal hasil saham pada saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Mengikuti yang dilakukan oleh Saunders (1993), Hirshleifer dan Shumway (2003), dan Chang et al. (2007), penelitian ini menguji pengaruh dari cloud cover terhadap imbal hasil saham. Dimana, penelitian ini menghipotesiskan terdapat hubungan antara cloud cover dan imbal hasil saham. Fokus dari penelitian ini ada pada cloud cover. Hal ini karena berdasarkan Saunders (1993) dan Hirshleifer dan Shumway (2003), yang menyatakan bahwa sinar matahari merupakan variabel cuaca paling penting yang memengaruhi mood [Chang et al. (2007)]. Peneliti meregresikan imbal hasil saham dalam cloud cover. Karena efek dari cloud cover dapat didorong oleh kondisi cuaca yang berlawanan, maka mengikuti Chang et al. (2007), peneliti memasukkan variabel-variabel cuaca lain ke dalam regresi meliputi tingkat hujan, temperatur, dan kecepatan angin. Sebuah variabel dummy untuk tingkat hujan (Dhujan) didefinisikan sebagai 1 jika data dari BMG menunjukkan bahwa terjadi hujan selama observasi. Suhu diukur dalam Celcius, dan kecepatan angin (angin) diukur dalam knot. Mengikuti Chang et al. (2007), peneliti juga mengendalikan efek day-of-the-week dan month-of-the-year. Oleh karena itu peneliti memasukkan variabel dummy untuk hari Senin (DMon), Jumat (DFri), Januari (DJan), Desember (DDec) ke dalam perhitungan regresi. Peneliti melakukan dua penghitungan regresi. Dimana dalam penghitungan pertama, dengan mengikuti Hirshleifer dan Shumway (2003), peneliti melakukan deseasonalize terhadap tiap variabel cuaca dengan mengurangi rata-rata variabel cuaca tiap minggu dari rata-rata tiap-tiap hari. Sedangkan dalam penghitungan ke dua, dengan mengikuti Saunders (1993), peneliti tidak melakukan deseasonalize terhadap variabel-variabel cuaca. Dari 17 hasil regresi yang dilakukan, baik dengan menggunakan variabelvariabel cuaca yang telah maupun yang belum di-deseasonalized, terdapat satu variabel terikat yang dipengaruhi oleh cloud cover, yaitu variabel terikat return saham LSIP. Namun, pada sebagian besar sampel penelitian ditemukan bahwa cloud cover tidak memengaruhi imbal hasil saham. Oleh karena itu, untuk sebagian besar sampel penelitian, dapat dikatakan bahwa peneliti gagal menolak hipotesis nol dari penelitian, yang berarti tidak terdapat hubungan antara cloud cover dan imbal hasil saham. Oleh karena itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa investor tidak dapat membuat sebuah strategi aktif dengan menggunakan kondisi cuaca."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>