Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12776 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bandung: The Local Goverment of west Java, , 2000
R 912.598 2 IND t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Wulan Sari
"Tugas akhir ini memberikan sebuah gambaran dan penjelasan mengenai perkembangan pariwisata di wilayah Buitenzorg (Bogor), Jawa Barat, pada masa pemerintah kolonial di awal abad ke-20. Pembangunan jalur kereta api Batavia-Buitenzorg yang dibuka untuk umum pada 1883 dan sarana transportasi lainnya, serta berdirinya berbagai departemen telah berdampak pada kegiatan pariwisata. Buitenzorg disebut-sebut mirip dengan Kota Bloemendal yang terletak di dekat Haarlem serta wilayah Scheveningen di Den Haag terkenal dengan kesejukannya. Buitenzorg memiliki jarak tempuh yang paling dekat dengan Batavia dibandingkan dengan wilayah pedalaman Priangan lainnya. Masyarakat kolonial Hindia Belanda terutama penduduk Batavia memiliki kebiasaan piknik di akhir pekan dengan melakukan kegiatan berdarmawisata (piknik) ke luar kota. Kegiatan ini memunculkan istilah naar boven atau menuju puncak. Dalam berbagai buku panduan dan catatan perjalanan, ‘S Lands Plantentuin (Kebun Raya Pemerintah) Buitenzorg dan sekitarnya merupakan tempat yang menjadi primadona bagi para turis yang menyuguhkan panorama alam. Penelitian ini memberikan gambaran secara lebih mendalam mengenai dinamika kegiatan pariwisata di Buitenzorg yang membedakan dengan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pariwisata. Metode sejarah merupakan metode yang digunakan dalam penulisan. Sumber-sumber yang digunakan berupa majalah pariwisata, koran, buku panduan, serta catatan perjalanan sezaman. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Buitenzorg merupakan tempat yang sangat strategis bagi para turis asing maupun domestik untuk berlibur. ‘S Lands Plantentuin menjadi objek utama wisata. Walaupun tempat ini memiliki fungsi utamanya sebagai pusat penelitian ilmiah. Namun, disisi lain pihak pengelola dari ‘S Lands Plantentuin memiliki kepedulian yang tinggi dalam meningkatkan arus turisme asing di Buitenzorg yang dilakukan dengan meningkatkan sarana dan prasarana yang bekerjasama dengan VTV atau Perhimpunan Arus Turisme maupun asosiasi lokal.

This final project provides an overview and explanation of the development of tourism in the Buitenzorg (Bogor), West Java, area during the colonial government in the early 20th century. The construction of the Batavia-Buitenzorg railway line which was opened to the public in 1883 and other means of transportation, as well as the establishment of various departments have had an impact on tourism activities. Buitenzorg was said to be similar to the City of Bloemendal which is located near Haarlem and the Scheveningen area in The Hague is famous for its coolness. Buitenzorg had the closest distance to Batavia compared to other interior areas of Priangan. The Dutch colonial community, especially the residents of Batavia, had a habit of picnicking on the weekends by doing excursions outside the city. This activity gave a rise to the term naar boven or towards the top. In various guidebooks and travel notes, 'S Lands Plantentuin Buitenzorg and its surroundings were a favorite place for tourists who offer natural panoramas. This study provides a more in-depth description of the dynamics of tourism activities in Buitenzorg which distinguishes it from previous research on tourism. The historical method is a method used in writing. The sources used are tourism magazines, newspapers, guide books, and contemporary travel records. The results of the study show that Buitenzorg was a very strategic place for foreign and domestic tourists for vacation. 'S Land Plantentuin (Governments Botanical Gardens) certainly became the main tourism attraction. Although the place had its main function as a center for scientific inquiries. But on the other hand, the management of the 'S Land Plantentuin certainly had a high concern in increasing flow of foreign tourists in Buitenzorg which was done by improving facilities and infrastructures in collaboration with VTV or Tourist Flow Association and local associations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Niki Kurniasti
"Kabupaten Banyumas memiliki berbagai potensi wisata mulai dari wisata alam, wisata budaya maupun wisata sejarah, dimana arah pengembangannya difokuskan pada Kawasan Wisata Baturaden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tahap perkembangan yang telah dicapai tiap objek wisata di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini dilakukan melalui observasi lapang dan wawancara mendalam yang dilanjutkan dengan pengelompokkan tahap perkembangan objek wisata menurut teori Butler kemudian dilakukan analisis keruangan dengan metode komparatif berdasarkan jenis dan lokasi objek wisata. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tahap perkembangan objek wisata yang ada di Kabupaten Banyumas paling rendah berada di tahap kedua, dimana tahap perkembangan objek wisata alam lebih tinggi dibandingkan dengan tahap perkembangan objek wisata sejarah dan budaya. Objek – objek wisata yang lokasinya mengelompok di Kawasan Wisata Baturaden cenderung lebih tinggi tahap perkembangannya dibandingkan dengan objek wisata yang lokasinya soliter.

Banyumas has many potential tourist attractions ranging from natural, cultural and historical tourist attractions, where the direction of its development is focused on the Baturaden Area Tourism. This study aims to determine the extent to which stage of development has been achieved every attractions in Banyumas. The research was conducted through field observation and indepth interviews, followed by developmental stage grouping attractions by Butler's theory of spatial analysis is then performed by the comparative method based on the type and location of the attraction. From the analysis showed that stage of development of existing attractions in Banyumas lowest was in the second stage, which stage of development of natural tourist attraction is higher than the stage of development of historical and cultural attractions. A tourist objects located in the Area Tourism clumped especially Baturaden tend to be higher stage of development compared with the attraction of its location solitary."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S77
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Cempaka Mulia
"Skripsi ini membahas mengenai pengembangan kawasan agropolitan di Kota Banjar Jawa Barat melalui program agribisnis dalam rangka pencapaian visi sebagai daerah dengan basis pertanian yang maju. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi lapangan dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program agribisnis dibagi menjadi dua sub sistem yaitu sub sistem agribisnis hulu dan sub sistem agribisnis hilir dan berjalan dengan cukup baik. Disisi lain, masih terjadi banyak masalah dalam setiap pelaksanaannya karena minimnya dukungan swasta dan masih adanya pengelolaan kelembangaan yang bersifat tradisional.

This thesis discusses the development of agropolitan in Banjar, West Java through agribusiness program in order to achieve the vision of a region with advanced agricultural base. This research was conducted using a qualitative approach through fieldwork and literature studies. The results showed that the agribusiness program divided into two sub-systems, namely upstream agribusiness and downstream agribusiness subsystems. Both subsystem work well. On the other
hand, many problems still occur. It is caused by the lack of the support from private sector and the institutional management that forced using the traditional system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
"ABSTRACT
Mangrove merupakan vegetasi yang hidup di daerah pesisir dan berhubungan langsung dengan keadaan dan kondisi perairan laut. Umumnya, tumbuh di daerah tepi pantai, muara, dan sungai. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sebaran mangrove berdasarkan kondisi fisik perairan dan melihat luasan mangrove, serta mengaitkannya dengan kondisi hutan mangrove. Penelitian ini menggunakan Landsat 8 dengan software ArcMap 10.1 untuk mengindetifikasi sebaran mangrove dan metode yang digunakan adalah Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk melihat kerapatan vegetasi mangrove. Kondisi fisik perairan yang digunakan antara lain: salinitas, suhu permukaan air laut, pH air, substrat tanah, dan pasang surut, sedangkan kondisi hutan mangrove yang diteliti antara lain: kerapatan, ketebalan, dan spesies mangrove. Sehingga dengan demikian, penelitian ini dapat mengaitkan kondisi fisik perairan dan kondisi hutan mangrove dengan sebarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hutan mangrove Bojongsalawe memiliki suhu permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hutan mangrove di Batukaras dan Nusawiru karena populasi mangrove yang lebih sedikit dibandingkan dengan kedua hutan mangrove lainnya, namun hutan mangrove Bojongsalawe dan Nusawiru memiliki pH yang lebih tinggi dengan nilai kisaran antara 6,6-6,9 dibandingkan dengan hutan mangrove Batukaras yang memiliki nilai kisaran antara 6,3-6,6. Hal ini dikarenakan hutan mangrove Bojongsalawe dan hutan mangrove Nusawiru berada di muara yang mengalir menuju Sungai Cijulang dan anak sungai Cialit.

ABSTRACT
Mangrove is a vegetation that live in the coastal region and directly related to the circumstances and condition of the waters of the sea. Generally, growing in coastal areas, estuaries, and rivers. This research aims to understand the distribution of mangroves on the basis of the physical condition of waters and view the mangrove area, as well as associated it with the conditions of the mangrove forests. This research uses Landsat 8 with ArcMap software 10.1 for mangrove and distribution mengindetifikasi method used is the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) to see mangrove vegetation density. The physical condition of waters which are used, among others: salinity, surface temperature of sea water, the pH of the water, the soil substrate, and ups and downs, while the condition of the mangrove forests that are examined include: density, thickness, and mangrove species. This study can relate the physical condition of the waters and the condition of the mangrove forest to its distribution. The results of this study indicate that Bojongsalawe mangrove forest has a higher surface temperature compared to mangrove forests in Batukaras and Nusawiru because the mangrove population is less than the other two mangrove forests, but the mangrove forests of Bojongsalawe and Nusawiru have a higher pH with a range between 6,6-6,9 compared to Batukaras mangrove forest which has a range between 6.3-6.6. This is because the mangrove forests of Bojongsalawe and Nusawiru mangrove forests are in the estuary which flows towards the Cijulang River and the Cialit tributary."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masita Jasmin
"Kabupaten Majalengka memiliki karakteristik fisik dengan potensi yang besar untuk terjadinya tanah longsor. Menghasilkan peta daerah rawan longsor di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat dengan menggunakan modifikasi metode Indeks Storie adalah tujuan dari penelitian ini. Modifikasi metode indeks storie memperhitungkan variabel-variabel yang mempengaruhi terjadinya longsor yaitu penggunaan lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, dan curah hujan. Dari peta rawan longsor yang dihasilkan, secara umum Kabupaten Majalengka didominasi oleh tingkat kerawanan terhadap longsor dengan intensitas sedang hingga sangat tinggi yang tersebar dari bagian tengah hingga selatan wilayah penelitian sedangkan bagian utara Kabupaten Majalengka hanya ditemui tingkat kerawanan sangat rendah hingga sedang. Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Majalengka didominasi oleh tingkat kerawanan longsor sedang yaitu sebesar 43,43%. Peta Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Majalengka memiliki tingkat akurasi sebesar 55,26% dengan menghitung jumlah kejadian longsor tahun 2018 yang terjadi di daerah rawan longsor tinggi dan sangat tinggi. Hasil tersebut melebihi separuh dari data kejadian longsor yang terjadi di Kabupaten Majalengka sehingga peta yang dihasilkan adalah peta dengan tingkat akurasi yang baik.

The Majalengka Regency has a lot of physical characteristic with great potential for landslides to happen. To produce the map of susceptibility of landslide area in The Majalengka Regency, West Java using the modification of the Storie index method is the aim of this study. The modification of the Storie index method is taking into account the variables that influence the occurrence of landslides such as land use, slope, type of soil, and precipitation. From the map that is resulted, in general Majalengka Regency is dominated by moderate level to high level of susceptibility which are sca scattered from the middle part to the southern part of the region meanwhile in the northern part of Majalengka Regency could only be found very low level to moderate level of susceptibility. Overall, The Majalengka Regency Region is dominated by moderate level of susceptibility as big as 43.43%. The Susceptibility of Landslide Area Map in Majalengka Regency has accuracy rate of 55.26% by calculating the number of landslides happened in 2019 in high level and very high level of susceptibility area. The result exceeded half of the number of landslides happened in Majalengka Regency so the map produced is a map with good accuracy.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusumaning Ayu Dyah Sukowati
"Banjir merupakan merupakan salah satu bencana hidrometeorologis yang paling sering terjadi serta menimbulkan kerugian dan kerusakan lebih banyak dibanding bencana yang lain. Kabupaten Karawang merupakan salah satu wilayah rawan banjir nasional, akibat banjir yang sering melanda wilayah tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran banjir di Kabupaten Karawang pada tahun 2015, 2016 dan 2017 serta membangun model spasial untuk prediksi dan potensi banjir di Kabupaten Karawang. Metode yangdigunakan adalah dengan melakukan analisis overlay indeks terbobot dengan metode skoringdari setiap variabel penyebab banjir dan informasi genangan dari citra SAR Sentinel 1A. Sedangkan analisis regresi logistik digunakan untuk membangun model spasial banjir. Pola sebaran banjir tahun 2016 menyebar dari timur kearah barat dan utara serta lebih luas dibandingkan tahun 2015 dan 2017.

Flood is the most common hydrometeorological disasters and causes more than others. Karawang regency is one of the areas floods hazard, due to floods that often hit the area. The purpose of this research is to know the pattern of flood spread in Karawang regency in 2015, 2016 and 2017 and build spatial model for prediction and flood potential in Karawang regency. The method used by conducting a weighted overlay overview analysis with the scoring method of each flood variable and the inundation information from Sentinel 1A SAR image. They regression analysis to build spatial flood model. The 2016 spreading pattern of floods spreads from east to west and north and wider than 2015 and 2017.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T51550
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidyasari Mariana
"

Penelitian ini menganalisis pengaruh alih fungsi lahan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat desa di Provinsi Jawa Barat tahun 2011. Variabel alih fungsi lahan yang diteliti adalah persentase alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian dengan variabel kontrol berupa jumlah keluarga pengguna listrik, sumber penghasilan utama, jumlah tenaga kesehatan, pembangunan/perbaikan infrastruktur, tingkat melek huruf, usia, luas lantai, kondisi rumah, dan dinding terluas. Data bersumber dari Potensi Desa Jawa Barat dan Survey Sosial dan Ekonomi Nasional 2011 kemudian dianalisis menggunakan metode regresi model Ordinary Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara alih fungsi lahan terhadap salah satu indikator kesejahteraan.

 


This research analyzed the influence of land conversion on the rural welfare in the Province of West Java in 2011. Pencentage of land conversion in 2011 were used as a land conversion variable while number of family electricity users, main source of income, number of health workers, development/improvement of infrastructure, ability to read and write, age, floor area, condition of houses, and type of the widest wall were used as control variables. Data source resulted from Village Potential Census and Social Economics National Survey in 2011 which are analyzed using Ordinary Least Square regression. Result of this study indicated that there is a significant influence between land conversion and one of the welfare indicators.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementrian Penerangan , [date of publication not identified]
R 992 IND r V
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Titius Kurnia Dinata
"ABSTRAK
Propinsi Jawa Barat secara umum mewakili bentang Budaya Sunda dan Jawa Tengah mewakili bentang budaya Jawa. Namun Kabupaten Kuningan, Cirebon dan Brebes yang berada di Perbatasan perbatasan, ternyata bentang budaya tidak selalu sesuai dengan kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui batas bentang budaya, dan menjelaskan terjadinya keunikan bentang budaya tersebut. Metode yang digunakan dengan melakukan eksplorasi, wilayah topografi, toponimi dan sejarah, serta wawancara dan menyimak, bahasa yang digunakan. Metode tersebut bertujuan untuk mencari dan menemukan masalah-masalah baru dalam mengisi kekosongan atau kekurangan dari pengetahuan, baik yang belum maupun yang telah ada sehingga sangat cocok digunakan untuk mencari sebuah pola bentang budaya suku Jawa dan suku Sunda di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Hasilnya menunjukkan bahwa daerah berbukit dengan akses yang tertutup dan dalam sejarah merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Sunda, masih menunjukkan kecenderungan bentang budaya Sunda, meskipun letaknya di Jawa Tengah. Wilayah yang relatif datar dengan akses yang terbuka, pengaruh sejarah menunjukkan pernah berhubungan dengan kerjaan Jawa, meskipun letaknya di Jawa Barat cenderung memiliki bentang budaya Jawa.

ABSTRACT
West Java Province in general represent landscapes and Culture in Central Java Java represents a cultural landscape. However Regency Kuningan, Cirebon and Brebes who were in Border border, turns cultural landscape does not always correspond with the condition. This study aims to determine the boundary cultural landscape, and explain the uniqueness of the cultural landscape. The method used to carry out exploration, the area topography, toponymy and history, as well as interviews and listening, the language used. This method aimed to search and find new problems in filling the void or lack of knowledge, either has not or who have been there so it is suitable to look for a pattern of cultural landscape Javanese and Sundanese in the border region of Central Java and West Java. The result shows that the hilly area with access to the closed and in the history of the Sunda kingdom 39 s territory, it still shows a tendency Sundanese cultural landscape, even though it is located in Central Java. Areas that were relatively flat with open access, influence history has shown once associated with Java work, even though it is located in West Java Java tend to have cultural landscape."
2017
S65793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>