Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156636 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Malisi, Sibroh
"Dalam proses pendidikan tenaga medis melalui fakultas kedokteran diperlukan suatu wadah sebagai rumah sakit lahan pendidikan. RS Islam Jakarta di pilih sebagai salah satu lahan pendidikan tenaga kedokteran oleh Fakultas Kedokteran Universitas YARSI sejak tahun 1996 melalui suatu kerjasama dengan menggunakan Piagam Kesepakatan.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif melalui pendekatan studi kasus Piagam Kesepakatan dengan melakukan telaah dokumen, pengisian kuesioner wawancara mendalam, dan obervasi pada 4 (empat) SMF, yakni SMF Anak, Bedah, Interna dan Kebidanan dan Kandungan, Pimpinan Rumah Sakit dan Pimpinan Fakultas Kedokteran. Fokus analisis penelitian ini adalah pada Piagam Kesepakatan Peserta PSPD, Dosen, Organisasi, buku Panduan, Pelaksanaan dan Evaluasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Piagam Kesepakatan pada dasarnya sudah memadai dari aspek isi. Analisis peserta menunjukkan bahwa jumlah peserta sudah memadai untuk tiap bagian, hanya terlihat kecenderungan peserta yang makin lama makin menurun. Sedangkan analisis dosen menunjukkan bahwa ratio peserta dosen sudah sangat memadai. Analisis organisasi menunjukkan kurangnya kooordinasi dan tumpang tindihnya uraian Analisis organisasi menunjukkan kurangnya koordinasi dan tunpang tindihnya uraian tugas. Perlunya sosialisasi buku panduan, perlunya dilakukan evaluasi secara berkala selama tiap 6 bulan dalam menilai kerjasama yang telah berlangsung selama ini.
Di sarankan agar Piagam Kesepakatan ini dapat segera di perbaharui, melengkapi SMF untuk pendidikan kedokteran sambil meningkatkan koordinasi dan evaluasi proses PSPD di RS Islam Jakarta.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai masukan untuk RS Islam Jakarta dan FK Universitas YARSI, dalam mengembangkan fungsi serta peranannya untuk pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat.

A teaching hospital is needed by a Medical Faculty to provide education for medical students in a clerkship stage. Jakarta Islamic Hospital is among one of the teaching hospital of Medical Faculty YARSI University, since 1996 through a cooperation agreements using a Memorandtun of Understanding (MoU).
The design of the research is a qualitative with systematic approach through a case study of the MoU, document reviews, using in-depth interview, andobservation on 4 (four) SMF i.e.: Pediatrics, Surgery, Intern, Obstetrics & Gynecology, Hospital director and Dean of the Medical Faculty.. The focus of this analysis is on the MoU, the students, the lecturer, Organization, Medical Guidance Book, Implementation and Evaluation.
The result of this study showed that the analysis of the MoU and the students basically are suitable, although there were a decreasing trend toward less number. The radio between students and the lecturers were appropriate. And the organizational analysis showed that it needs more, the socialization ofthe Medical guidance book, and periodic evaluation.
The author suggested that the Memorandum of Understanding should be revised soon, to complete the mimber of the SMFs for clerkship, while increasing the coordination and evaluation of the clerkship process in Jakarta Islamic Hospital.
The result of this study hopefully could be used as an input to the Jakarta Islamic hospital and the Medical Faculty of YARSI University in improving its function and role for education and services towards the people.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Dwiani Tinovella Tubarad
"Latar Belakang : Pembelajaran keterampilan komunikasi pada tahap akademik seringkali tidak diterapkan di tahap klinik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi proses komunikasi mahasiswa dalam melakukan anamnesis di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta PSKD FKK UMJ secara mendalam.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan anamnesis dengan pasien di klinik penyakit dalam, dan focus group discussion FGD dengan mahasiswa di stase penyakit dalam. Triangulasi data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dengan staf pengajar di stase penyakit dalam. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan The Calgary Cambridge Observation Guide. Hasil FGD dan wawancara dituliskan dalam bentuk transkrip verbatim lalu dilakukan analisis tematik dan koding. Selanjutnya dilakukan reduksi dan penyajian data.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kekurangan dalam mengumpulkan informasi, membangun struktur anamnesis, membangun hubungan, dan mengakhiri anamnesis, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan mahasiswa seperti pelatihan keterampilan komunikasi yang meliputi pelatihan pada tahap klinik dan tahap akademik, faktor pesonal, role model, faktor kepercayaan diri, faktor pengetahuan, faktor psikologis, faktor waktu, dan faktor yang berhubungan dengan pasien. Hal ini juga disebabkan karena belum adanya panduan khusus yang digunakan untuk melakukan keterampilan komunikasi.
Kesimpulan : Pembelajaran keterampilan komunikasi di PSKD FKK UMJ sudah diberikan sejak awal pendidikan sampai tahap klinik dan terintegrasi dalam keterampilan anamnesis, namun masih banyak mahasiswa kepaniteraan klinik yang tidak melakukan proses komunikasi dengan baik, yang dipengaruhi oleh faktor mahasiswa dan faktor pasien.

Background: Learning communication skill in undergraduate medical student are not applied into the clinical phase. This study is aimed to explore of clinical clerkship student rsquo s communication process during the medical interview at Faculty of Medicine Muhammadiyah University of Jakarta.
Method: This study used qualitative research methods with phenomenological approach. Data was collected through observation to student clinical clerkship during the medical interview with patient rsquo s polyclinic in internal medicine and focus group discussion with students in internal medicine. Triangulation data through in depth interview with faculty polyclinic in internal medicine. Observation used The Calgary Cambridge Observation Guide. The result of FGD and interview were transcribed verbatim, analysed thematically and coded, to reduce and present the data.
Result: The results obtained in this study indicate that the student has some weakness in gathering information, providing structure, building relationship, and closing the session which can be caused doctor related factors such as communication skill training in academic phase and clinical phase, personality, role model, self confidence, knowladge factors, psychological factors, time factors, and patient related factors. It can also be caused due to the absence of spescific guidelines that are used to perform communication skills.
Conclusion: Communication skill learning in PSKD FKK UMJ were conducted since in undergraduate and clinical phase by integrated in medical interview skills, but students rsquo performance during clerkship showed that their communication skill still need improvement.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Ariata Tengadi
"Era globalisasi mendatang menuntut adanya peningkatan mutu lulusan fakultas kedokteran negeri dan fakultas kedokteran swasta. Disamping harus meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, RSUP Fatmawati sebagai mitra pelaksana pendidikan dengan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti sejak tahun 1969, ditantang untuk memantapkan diri sambil memperbaiki penyelenggaraan pendidikan profesi calon dokter.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif formatif dan studi kasus dengan cara melakukan telaah mendalam, wawancara mendalam, pembagian /pengisian kuesioner dan melakukan observasi di empat (4) Staf Medis Fungsional atau Unit, yakni Unit Bedah, Unit Penyakit Dalam, Unit Kesehatan Anak, dan Unit Kebidanan.
Hasil akhir penelitian ini berupa informasi dan pola Kepaniteraan Klinik pendidikan Program Studi Profesi Dokter, yang diharapkan dapat dipakai sebagai acuan pendidikan di sepuluh (10) rumah sakit lainnya yang dipakai sebagai lahan pendidikan profesi dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
Saran yang diusulkan dapat dipakai sebagai rekomendasi bagi Direktur RSUP Fatmawati dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti serta jajarannya untuk menyempurnakan penyelenggaraan Program Studi Profesi Dokter. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. yang berkecimpung dalam pendidikan kedokteran di negeri yang kita cintai ini.

The Analysis of Implementation the Study Program of Medical Doctor Profession of the Faculty of Medicine of Trisakti University in the Fatmawati General Hospital, Cases Study in Four Functional Medical Staff or UnitsThe coming globalization era is going to need the improvement of graduate quality of the state and private FACULTY OF MEDICINE Besides being demanded to improve the service quality to the society, the Fatmawati General Hospital as a partner of the faculty of medicine of Trisakti University to implement the education since 1969 has been being challenged to establish itself while improving the education of medical doctor candidate profession.
This was a qualitatively formative research and cases study by doing a carefully examination, interview, questionnaire distribution, and carrying out an observation in the four Functional Medical Staff or Units ( Internal Medicine Unit, Surgery Unit, Pediatrics Unit, Gynecology and Obstetrics Unit). The final result of this research is to obtain the information and pattern of the Education of Study Program of Medical Doctor Profession, which is expected to be practicable or applicable as a reference of education in ten other hospitals which are used as the places of Education of Medical Doctor Profession of the faculty of medicine of Trisakti University.
Suggestions proposed can be used as a recommendation for the Director of the Fatmawati General Hospital and Dean of the faculty of medicine of Trisakti University and Staff to improve the implementation of the Study Program of Medical Doctor Profession. Further, this research result is expected to be beneficial for anyone involved in the education of medicine in our beloved country."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"WHO telah mengembangkan strategi penanggulangan TB dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif (cost effective). Tujuan program adalahmeningkatkan keterlibatan pasien TB dan masyarakat dalam penanggulanganTB melalui peran komunitas dan UPK (UnitPelayanan Kesehatan) pemerintah dan swasta. Mahasiswa kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, dalam mempelajari permasalahan TB secara komprehensif belajar untuk mengetahui dan memahami bagaimana terjadinya penularan TB di masyarakat dan faktor faktor yang menyebabkan terjadinya TB di masyarakat, mendeteksi adanya TB di masyarakat, bagaimana penderita mengakses pelayanan kesehatan yang ada dan faktor faktor yang meyebabkan penderita mengakses pelayanan kesehatan tersebut. Proses pembelajaran tersebut berada dalam kegiatan diagnosis komunitas yang masuk dalam Blok Kedokteran Komunitas di Semester 6. Pembelajaran tersebut memanfaatkan kegiatan Program Community GF ATM Round 8 YARSI TB Care yang digunakan sebagai wahana pendidikan Kedokteran Komunitas. Mahasiswa akan mengunjungi pasien TByang sedang menjalanipengobatan untuk melakukan diagnosis komunitas dengan5langkah: menentukan area permasalahan, menentukan instrumen pengumpulan data, mengumpulkan data, menganalisis data, menyusun intervensi pemecahan masalah. Mahasiswadalam melakukan diagnosis komunitas tersebut berinteraksi dengan pasien TByang sedang menjalani pengobatan, keluarga pasien, dan komunitas yang berada disekitar keluarga pasien berada. Diharapkan dengan memahami permasalahanTBsecara komprehensif, mahasiwa kedokteran akan menjadi profil dokter masa depan menurut WHO: Five Star Doctor yang mencakup: Health Care Provider, Decision Maker, Educator, Manager dan Community Leader.
"
610 JKY 20:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Ferdian
"Tersedianya pelayanan kesehatan primer yang berkualitas dan memadai adalah elemenpenting dalam menyukseskan program Jaminan Kesehatan Nasional untuk mewujudkankeberhasilan pembangunan nasional. Kurangnya minat dari mahasiswa kedokteran dalammemilih karier sebagai dokter yang bekerja di layanan kesehatan primer akan berdampakterhadap kesinambungan pelaksanaan sistem kesehatan nasional. Tujuan penelitian ini adalahdiperolehnya informasi mendalam tentang motivasi kesediaan Mahasiswa Program StudiProfesi Dokter PSPD Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran FK Unpad dalamberkarier di layanan kesehatan primer. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatifdengan pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara mendalam dan diskusikelompok terarah. Informan adalah Mahasiswa PSPD FK Unpad periode Februari 2016-Juli 2017 yang telah melewati stase/rotasi klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat maupun IlmuKedokteran Keluarga. Untuk meningkatkan validitas data dilakukan triangulasi sumber,metode, data, dan analisis. Analisis data dilakukan menggunakan thematic analysis.
Hasilpenelitian yang didapatkan melalui 13 wawancara mendalam dan 1 diskusi kelompok terarah menunjukkan bahwa motivasi yang hanya ditemukan pada Mahasiswa PSPD FK Unpad yangtertarik dalam berkarier di layanan kesehatan primer adalah berkaitan dengan beban kerja danwaktu kerja intrinsic process motivation ; nilai orientasi sosial, tanggung jawab, dankepedulian goal internalization ; konsep diri supel internal self concept-based motivation ;dan penerimaan masyarakat external self concept-based motivation. Dari hasil ini, FK Unpad diharapkan dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa melalui kurikulum danlingkungan akademis yang mendukung tumbuhnya minat untuk berkarier di layanankesehatan primer. FK Unpad perlu memperkuat proses pendidikan yang memastikan konsepnilai dapat tumbuh dan berkembang. Proses pendidikan juga wajib memperhatikan role modelyang berinteraksi sebagai lingkungan terdekat mahasiswa selama pendidikan berlangsung. FKUnpad bersama Ikatan Alumni dan Organisasi Kemahasiswaan juga perlu menyusun programpengenalan profesi kepada mahasiswa sejak Program Studi Sarjana Kedokteran PSSK secara berkala, efektif, dan menarik.

The availability of high quality primary healthcare service is an important factor to improvethe National Health Insurance program in Indonesia. Decreasing interest of medical studentsto work in primary healthcare service would give an impact to the continuity of healthcaresystem. The aim of this study was to explore the motivation and willingness to work inprimary healthcare service among interns in Faculty of Medicine Padjadjaran University. Aqualitative approach with in depth interview and focused group discussion was used in thisstudy. The participants were interns that already finished their rotation in Public Health andFamily Medicine course during February 2016 July 2017. Data validity is examined bytriangulation of informant, method, data, and analysis. Data were analyzed by thematicanalysis. Thirteen individual in depth interview and one focused group discussion sessionswere conducted.
The results showed that participants motivation was related to workload andworking time intrinsic process motivation social orientation value, responsibility, andconcern goal internalization sociable self concept internal self concept based motivation and community acceptance external self concept based motivation. Based on these results, itis important to promote medical students motivation to work in primary healthcare servicethrough regular curriculum and academic environment. The medical faculty should promotegrowth and developmental value in learning process with good role model as the closestlearning experience for students. Together with association of alumni and studentsorganization, Faculty of Medicine Padjadjaran University also need to introduce the careeroptions early in effective ways and a regular period.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashari Priyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem reward terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas XYZ PSPD FKK Universitas XYZ dengan jumlah responden sebanyak 55 pegawa. Teknik sampling yang digunakan adalah sensus. Berdasarkan hasil dari analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan menggunakan generalized linier model diperoleh hasil bahwa sistem reward yang digunakan di PSPD FKK Universitas XYZ secara umum mendapatkan penilaian sedang dari pegawai yang menjadi responden. Kinerja pegawai secara umum juga berada dalam kategori sedang sedangkan untuk aspek seperti keterampilan interpersonal memiliki nilai baik. Variabel sistem reward terdiri dari dimensi sistem gaji bonus manfaat promosi pengembangan diri interaksi sosial lingkungan kerja keamanan pekerjaan kewenangan kendali kebebasan variasi kerja beban kerja kepentingan kerja pengakuan dan umpan balik. Sedangkan untuk variabel kinerja terdiri dari dimensi pengetahuan komunikasi kualitas kerja manajerial inisiatif keterampilan interpersonal kreatifitas kemampuan dalam mengambil keputusan dan pemecahan masalah. Dimensi pada sistem reward yang berpengaruh terhadap dimensi kinerja yaitu dimensi interaksi sosial terhadap dimensi kemampuan manajeria.l Dimensi variasi kerja terhadap dimensi pengetahuan komunikasi dan kemampuan manajerial. Dimensi beban kerja terhadap inisiatif Dimensi pengakuan dan umpan baik terhadap pengetahuan.

The aim of this study is to describe the effect of reward system on employee's performance. The research was conducted at the Medical Education Program Faculty of Medicine and Health University of XYZ Jakarta. Census method was used to collect 55 employees as respondents. Reward system dimensions consist of salary bonus benefits promotion development opportunity social interaction work condition job security authority control autonomy work variety workload work importance recognition and feedback. Employee's performance dimensions consist of knowledge communication quality performance managerial skill initiative interpersonal skill creativity judgment and problem solving. Based on the results of statistical analysis it can be concluded that Social interaction effect the managerial skills dimension. Dimension of work variety which influence knowledge communication and managerial skills dimensions. Dimension of workload effect the dimensions of initiative as well as the dimensions of recognition and feedback influence the dimensions of knowledge."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Congenital Malformations was instrumental in perinatal morbidity and infant mortality. Patients with severe disorders are classified to be affected physically, mentally, and socially and require special attention. Prevalence data from various types of congenital malformations may be useful to plan primary prevention measures for such disorders. The purpose of this study was to examine the prevalence of congenital malformations at the teaching hospitals, Faculty of Medicine, YARSI University. In this study, data were obtained from medical records in four teaching hospitals i.e. Abdul Muluk Hospital in Bandar Lampung, Lampung, Serang General Hospital in Serang, Banten, Garut General Hospital in Garut, and Gunung Jati General Hospital in Cirebon, West Java, within a period of three years i.e. 2005 to 2007. Based on ICD-10 codes, eight groups involving 18 types of birth defects were recorded. Among 25,276 babies born in four previously mentioned hospitals, 283 babies were born with congenital malformation. The prevalence of congenital malformations in Abdul Muluk Hospital was 11.31% with the frequency of 5.961/1,000 live birth, Serang Hospital was 13.78% with the frequency of 7.163/1,000 live birth, Garut Hospital was 33.92% with the frequency of 9.777/1,000 live birth and Gunung Jati Hospital was 40.99% with the frequency of 24.98/1000 live birth. Various disorders were noted, being the most common was disorder in the digestive system (25.80%), followed by the musculoskeletal system (20.49%), and the nervous system (16.61%). In conclusion, the total prevalence of congenital malformations in the teaching hospital, Faculty of Medicine, YARSI University was 1.12% with the frequency of 11.2/1000 live births. Congenital malformations were particularly prominent in Gunung Jati General Hospitals Cirebon, West Java."
610 JKY 17: 2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hidayati Nosi Prastiyani
"ABSTRAK
Latar Belakang: Chairside teaching merupakan salah satu metode pembelajaran di tahap klinik pendidikan dokter gigi yang memberikan perawatan secara langsung pada pasien. Meskipun telah dinyatakan kompeten dalam melakukan tindakan pada phantom gigi, namun mahasiswa tetap membutuhkan pengalaman klinis dengan bimbingan dan umpan balik konstruktif dari staf pengajar. Umpan balik konstruktif merupakan media pembelajaran yang penting dalam membantu mahasiswa menganalisis hal baik dan buruk dalam performanya sehingga dapat mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik pemberian umpan balik konstruktif pada chairside teaching
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di FKG Universitas YARSI. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam pada pemangku kebijakan, FGD Focus Group Discussion) dengan dosen klinik dan mahasiswa tahap profesi. Triangulasi data dilakukan dengan observasi pelaksanaan pemberian umpan balik konstruktif pada chairside teaching, serta studi dokumen selama bulan Januari sampai dengan April 2019. Hasil wawancara mendalam dan FGD dituliskan dalam bentuk transkrip verbatim lalu dilakukan analisis tematik.
Hasil: Pengambilan data melalui FGD staf pengajar terlaksana dalam 2 kelompok (8 dan 6 staf), FGD mahasiswa profesi sebanyak 2 kelompok (masing-masing 8 mahasiswa), dan wawancara mendalam pada 5 staf pemangku kebijakan. Tiga tema utama disepakati oleh seluruh informan pada penelitian ini. Tema pertama yaitu peran staf dalam pendidikan profesi di kedokteran gigi. Staf pengajar klinik merasa memiliki peran sebagai pengelola pendidikan, membimbing dan melakukan supervisi, mendidik profesionalisme, dan mengevaluasi pekerjaan mahasiswa. Kedua, pembelajaran klinik dengan pasien di kedokteran gigi chairside teaching. Pada pembelajaran ini terdapat supervisi, kurikulum tahap klinik dan mahasiswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Ketiga, proses pemberian umpan balik dalam pembelajaran klinik dengan pasien. Proses pemberian umpan balik dilakukan dengan berbagai cara serta ditemukan tantangan dalam pemberian dan tindak lanjut terhadap umpan balik.
Diskusi: Proses pemberian umpan balik pada chairside teaching merupakan suatu siklus interaksi antara mahasiswa, dosen klinik, dan pasien. Siklus interaksi ini membentuk suatu sistem yang langsung berhubungan dengan mahasiswa (microsystem). Menurut Teori sistem ekologi, beberapa microsystem akan saling berhubungan membentuk mesosystem yang akan memengaruhi penerimaan dan tindak lanjut mahasiswa terhadap umpan balik yang diberikan. Berbagai sistem lain seperti kurikulum pendidikan profesi kedokteran gigi exosystem), budaya institusi macrosystem), serta berbagai pengalaman belajar yang diterima oleh mahasiswa selama pendidikannya (chronosystem) akan turut memengaruhi proses pemberian dan penerimaan umpan balik.
Simpulan: Perbedaan persepsi antara pemangku kebijakan, staf pengajar dan mahasiswa terkait proses pemberian umpan balik konstruktif pada chairside teaching diidentifikasi terutama penerimaan mahasiswa dan upaya tindak lanjut terhadap umpan balik yang diberikan. Perbedaan persepsi ini dipengaruhi oleh interaksi mahasiswa dengan berbagai sistem yang ada dalam lingkungan pembelajarannya sehingga dibutuhkan intervensi yang melibatkan dosen, mahasiswa, institusi serta intervensi terhadap interaksi antara ketiganya.

ABSTRACT
Background: Chairside teaching is one of the teaching-learning methods used in clinical stage of dentistry that enable students to provide direct care to patients under supervision. Despite being deemed competent after training with phantom head, real clinical experiences are still needed in which one of the roles of teachers is to give constructive feedback. Constructive feedback is an essential and powerful learning tool that gives opportunity for students to analyze what went well and what to improve. This study aimed to explore the practice of giving constructive feedback in the chairside teaching.
Methods: This qualitative study, adopting a case study design, obtained participants' perspectives on feedback through in-depth interview with leaders and focus group discussion (FGD) with students and clinical teachers. Data triangulation was carried out by observing the implementation of chairside teaching, as well as document analysis in January to April 2019. A thematic analysis was conducted to identify recurrent themes in relation to experiences of giving or receiving constructive feedback during chairside teaching.
Results: A total of 5 in-depth interviews, 2 FGDs with clinical teachers (8 and 6 teachers), and 2 FGDs with clinical students (8 students per group), were completed. Three main themes were identified. The first theme was the role of clinical teacher in dentistry. Clinical teachers realized the role as manager, giving guidance and supervision, teaching professionalism, and evaluating students' performance. Second, clinical learning with patients in dentistry. Supervision, the curriculum of clinical phase, and active involvement of students in the learning process, were discussed. Third theme was on feedback provision in chairside teaching. The feedback was provided in various ways and various challenges were identified in giving and receiving feedback.
Discussion: The process of giving feedback on chairside teaching is a cyclical interaction between students, clinical teachers, and patients. This interaction forms a system that is directly related to students (microsystem). According to the ecological system theory, several microsystems will be interconnected to form a mesosystem that will affect the acceptance and students' follow-up to the feedback. The other systems such as the curriculum of dental clinical stage (exosystem), institutional culture (macrosystem), and various learning experiences received by students during their education (chronosystem) might also influence the process of giving and receiving feedback.
Conclusion: There were differences in perceptions among respondents regarding the process of providing constructive feedback, especially on students' acceptance and follow-up efforts on the feedback given. It is influenced by student interaction with various systems that exist in the clinical learning environment so that a comprehensive intervention involving lecturers, students, institutions and interventions for interactions between those three aspects, is needed."
2019
T55518
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah
"Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa program profesi dokter gigi terhadap prosedur pengendalian infeksi.
Metode: Penelitian deskriptif potong lintang pada 133 mahasiswa program profesi dokter gigi FKG UI dilakukan dengan mengisi kuesioner pada Agustus-September 2014 di RSKGM FKG
UI.
Hasil: Pengetahuan mahasiswa mengenai pengendalian infeksi tergolong cukup (61%), sikap mahasiswa terhadap prosedur pengendalian infeksi adalah positif (74%), dan tindakan mahasiswa terhadap prosedur pengendalian infeksi tergolong buruk (57%).
Simpulan:Pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif tidak disertai dengan tindakan yang baik terhadap prosedur pengendalian infeksi.

Objective: To determine the level of knowledge, attitudes, and practices toward infection control procedures of dental students.
Methods: A cross-sectional descriptive study on 133 dental students is done by filling out a questionnaire in August-September 2014 in Dental Hospital of Universitas Indonesia.
Results: Student knowledge regarding infection control is fair (61%), with positive (74%) attitudes toward infection control, but poor (57%) practices in the procedures of control infection.
Conclusion: Fair knowledge and a positive attitude are not followed by good practice of infection control procedures."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Nilapsari
"ABSTRAK
Latar belakang :
Patient-based teaching merupakan komponen yang sangat penting dalam
pendidikan kedokteran. Salah satu metode pengajaran patient based teaching,
yakni bedside teaching (BST) merupakan cara yang paling efektif untuk
mempelajari keterampilan klinis dan komunikasi. Penelitian ini ingin menggali
secara mendalam proses pelaksanaan BST dan mengidentifikasi hambatan
pelaksanaannya di beberapa rumah sakit pendidikan FK Unisba.
Metode :
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dengan rancangan
studi kasus. Pada penelitian ini kasus yang diangkat adalah metode pengajaran
BST yang dilaksanakan di 3 wahana pendidikan (RSUD Al Ihsan, RS Al Islam
dan RS Muhamadyah Bandung). Data diambil dengan wawancara mendalam,
focus group discussion, observasi dan studi dokumentasi, kemudian dianalisis
melalui tiga tahapan yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan
atau verifikasi. Uji kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi teknik, sumber,
member check dan studi dokumentasi.
Hasil:
Pelaksanaan BST yang kurang optimal disebabkan oleh berbagai faktor yaitu
dosen klinik, peserta didik, pasien serta sarana penunjang pembelajaran. Faktor
yang teridentifikasi pada dosen klinik yaitu kurangnya waktu yang dialokasikan
dosen klinik serta kurangnya pemahaman dosen klinik akan metode BST dan
perannya sebagai role model. Faktor peserta didik yaitu kurangnya persiapan pada
metode BST, serta jumlah dan pengaturan peserta didik yang sering overload di
beberapa wahana pendidikan. Faktor Pasien adalah variasi kasus pasien yang
kurang dibeberapa wahana pendidikan serta keengganan pasien untuk ikut serta
dalam pembelajaran. Sarana penunjang pembelajaran berupa modul klinik yang
memuat sasaran dan tujuan pembelajaran dengan jelas belum dimiliki institusi dan
ruangan penunjang BST yang nyaman agar pelaksaanaan BST menyenangkan
belum ada.
Kesimpulan:
Faktor-faktor yang telah teridentifikasi pada studi kualitatif ini menjadi parameter
pada monitoring dan evaluasi program sehingga memudahkan institusi pendidikan
melakukan intervensi pada hambatan yang ada.

ABSTRACT
Introduction:
Patient-based teaching is a very important component in medical education.
Bedside teaching (BST), one of the methods in patient based teaching is the most
effective way to learn clinical skills and communication. This research was done
to explore in depth process of BST implementation and also to identify its
implementation barriers in several teaching hospital of Unisba Medical School
Methods:
Qualitative research with case study design was used for this research. Study case
theme used is BST teaching methods implemented in three teaching hospitals (Al
Ihsan Hospital, Al Islam Hospital, and Muhamadyah Hospital Bandung. Data
were taken using in-depth interviews, focus group discussions, observation, and
documentation studies, and then followed by analysis through three stages
including data reduction, data presentation, and conclusions or verification.
Credibility of the data was tested using triangulation techniques, sources, member
checks and documentation studies.
Results:
Less than optimal BST Implementation was due to various factors, clinical
teachers, students, patients and also learning support facilities. Factors identified
in the clinical teachers are lack of time allotted and lack clinical teachers
understanding about BST method and its role as a role model. Factors identified in
the students are lack of preparations about BST method, and also lack of numbers
and arrangements of students whose often overload on some teaching hospitals.
Factors identified in the patients are less variation of patients in some cases of
teaching hospital and patients reluctance to participate in BST learning. Means of
learning support in the form of modules containing learning outcomes and
objectives clearly not owned by institutions and also comfortable rooms
supporting BST in order to implement BST in a more gratifying way is yet exist.
Conclussion:
Factors which have been identified in this qualitative study is becoming
parameters on monitoring and program evaluation therefore, making it easier for
educational institutions to intervene on the existing barriers."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>