Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75035 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amien Rahardjo
"Salah satu bahan dielektrik cair, yaitu minyak trafo yang dipergunakan sampai saat ini adalah bahan isolasi yang berbasiskan minyak mineral yang sudah tentu potensi ketersediaanya makin menipis dan harganya kian meningkat. Disamping itu limbah minyak raja "tidak ramah" Iingkungan. Pada akhir-akhir ini ada kecenderungan unluk melakukan penelitian tentang potensi 'minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sebagai bahan isolasi cair.
Oleh karena itu, dalam rangka usaha untuk menemukan bahan alternatif pengganti bahan isolasi cair (minyak trafo khususnya yang berbasis minyak mineral), maka pada tulisan ini disajiknn suatu stuck penelitian pendahuluan tentang potensi minyak kelapa sawit sebagai bahan isolasi cair (berbasis tumbuh-tumbuhan) yaitu penelitian pengaruh kenaikan temperatur terhadap karakterisktik tegangan tembus minyak goreng kelapa sawit. Dalam penelitian dilakukan pengujian tegangan tembus dari berbagai minyak goreng kelapa sawit produksi pabrikan dalam negeri serta minyak trafo sebagai pernbanding.
Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa tegangan tembus minyak goreng kelapa sawit tersebut lebih besar dari minyak trafo yaitu berkisar 124% - 148%. Disamping itu kandungan kadar lemak jenuh sangat berpengaruh terhadap tegangan tembusnya. Minyak dengan sedikit kandungan lemak jenuhnya memiliki tegangan tembus yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang banyak mengandung lemak jenuh. Pada akhirnya, dapat dikatakan bahwa penelitian pendahuluan ini hasilnya cukup menggernbirakan dan diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk lebih meyakinkan potensi minyak kelapa sawit sebagai bahan alternatif pengganti dari bahan dielektrik atau isolasi cair yang berbasiskan minyak mineral."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T15020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widura Rizky Surfa Atri
"Pengembangan proses kendali telah mempermudah system operasi di pabrik. Tuntutan pengendalian proses saat ini adalah response yang dapat mencapai setpoint dengan cepat dan tanpa overshoot yang berlebihhan. Dengan ini, operasi pabrik dalam hal energi dan produk yang dibawah spesifikasi dapat teroptimisasi. Shell Heavy Oil Fractionator (SHOF) merupakan standar dari masalah proses kendali yang dikembangkan oleh Prett dan Garcia (1988). Studi in menggunakan pendekatan model predictive control (MPC) untuk mengendalikan kolom fraksinasi Shell. Tiga controller diujikan terhadap beberap kasus, seperti setpoint tracking dan disturbance rejection. Sebagai tambahan, ketidakpastian dimasukkan ke dalam model proses untuk menguji performa dari controller. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa MPC Controller 3 dapat mencapai setpoint dengan adanya gangguan dan ketidakpastian.

The development of process control has made the control of plant operation in industries simpler. The current demand for process control is to achieve a control response which can accomplish a desired setpoint at a faster rate and without high overshoots. This, in turn, optimizes the plant operation in terms of energy consumption and the underspecified products. The Shell Heavy Oil Fractionator (SHOF) problem is a benchmark control problem by Prett and Garcia (1988). This study uses an MPC control approach to control the Shell heavy oil fractionator problem. Three controllers are tested to a number of scenarios, such as setpoint tracking and disturbance rejection. In addition, model mismatch is introduced to the process model to test the controllers’ performance in the presence of model mismatch. The results show that the MPC Controller 3 is capable of tracking set point in the presence of disturbance and model mismatch."
2015
S58937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cyntiani
"Asam lemak adalah salah satu komponen penyusun minyak lemak. Komposisi asam lemak dalam minyak lemak berbeda satu dengan yang lain. Analisis dengan kromatografi gas secara langsung akan membutuhkan waktu analisis yang lama karena titik didih asam lemak yang sangat tinggi sehingga perlu dilakukan derivatisasi sebelum dianalisis. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi analisis optimum asam laurat, asam oleat, dan asam palmitat agar diperoleh metode yang valid yang selanjutnya digunakan untuk menetapkan kadar minyak lemak dalam produk obat gosok. Derivatisasi dilakukan dengan metode esterifikasi Lepage menggunakan reagen metanol-toluen 4:1 (v/v) dan katalis asetil klorida. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi gas dengan kolom VB-wax (60 m x 0,32 mm), suhu kolom terprogram 170-190°C, kenaikan 20C/menit dan dipertahankan selama 3 menit. Suhu injektor dan suhu detektor masing-masing 230 dan 250°C; laju alir gas helium 1,2 ml/menit, volume penyuntikan 1,0 μl, dan dideteksi dengan detektor ionisasi nyala. Pada kondisi optimum waktu retensi laurat termetilasi adalah 4,32 menit dengan faktor ikutan 1,36. Waktu retensi palmitat termetilasi adalah 6,723 menit, faktor ikutan 1,32. Waktu retensi oleat termetilasi adalah 9,789 menit, faktor ikutan 1,44. Metode yang diperoleh valid dengan presisi (KV) antara 0,11-0,36%, dan uji perolehan kembali 98,22-102,00%. Sampel A mengandung minyak kelapa dengan kadar rata-rata 49,95% , sampel B mengandung minyak zaitun dengan kadar rata-rata 18,99% , sampel C tidak mengandung minyak lemak.

Fatty acid is one of the components that builds up the structure of lipid such as fat and oils. Each fatty acid composition present in lipid is different with one and another. Direct analysis performed by means of gas chromatography will require longer analysis time due to relatively high melting point of fatty acids hence derivatization is to be conducted in advance. This research was performed to achieve optimum analytical condition in order to obtain valid method which is required for subsequent determination of fatty acid contents present in liniment products. Derivatization was conducted by Lepage esterification using reagent such as methanol-toluene 4:1 (v/v) and acetyl chloride which was served as catalyst. On the other hand, the analysis process was done by gas chromatography using VB-wax column (60m x 0.32mm), the temperature of the column was set at 170-190°C with the increase of 2°C and was kept for 3 minutes. The temperature of injector and detector were 230 and 250°C, respectively; the flow rate of helium was 1.2 ml/minute with 1.0μl injection volume and detected by flame ionization detector. At the optimum condition, the retention time of methylated lauric and palmitic were 4.32 minutes with tailing factor of 1.36 and 6.723 minutes with tailing factor of 1.36, respectively. Meanwhile, the retention time required for methylated oleic was 9.789 minutes tailing factor of 1.44. The acquired method was valid within precision (CV) of 0.11-0.36%, and the approximate result of recovery test was 98.22-102.00%. The average content of coconut oil in sample A was 49.95%, the average content of olive oil in sample B was 18.99 %, meanwhile sample C had no fatty oil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42820
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arlina Desianti
"Minyak goreng menjadi bahan yang umum digunakan daiam proses
pengoiahan berbagai jenis makanan, karena praktis sekaiigus makanan
menjadi mudah dlcerna dan memberikan rasa gurih bagi makanan yang
digoreng tersebut. Peneiitian ini bertujuan untuk memanfaatkan minyak
goreng bekas pakai dari restoran siap saji, yaitu sebagai bahan baku
pembuatan amida asam iemak. Awainya, diiakukan penentuan sifat fisikokimia
dari minyak goreng belum pakai dan bekas pakai, hasilnya
menunjukkan bahwa kualitas minyak goreng bekas pakai dari restoran siap
saji masih cukup baik. Pada penentuan komposisi asam lemak penyusun
trigiiserida dengan kromatografi gas, hasilnya menunjukkan bahwa minyak
goreng yang digunakan pada peneiitian ini adalah benar minyak sawit, serta
kandungan terbesarnya adalah asam cleat (50,74%) dan asam paimitat
(27,13%). Kemudian diiakukan sintesis amida asam lemak dari minyak
goreng sawit bekas pakai, dengan cara menghidrolisis dahulu trigiiserida dari
minyak sehingga menghasilkan asam lemak sebanyak 94,73% dengan titik
leieh 36,8-37,6X. Kemudian melalui amonolisis klorida asam, diperoleh
amida asam iemak sebanyak 81,12% dengan titik ieleh 97,2-99,4°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Laraswati
"Pada proses bleaching terutama pada pengolahan refinery Crude Palm Oil CPO menjadi minyak goreng menggunakan bleaching earth BE menghasilkan limbah Spent Bleaching Earth SBE. SBE digunakan karena masih mengandung minyak nabati yang tinggi sekitar 20-40 yang berpotensial untuk dilakukannya pengolahan lebih lanjut seperti dijadikan biodiesel atau biolubricant. Pada penelitian ini telah dibuat biopelumas yang dihasilkan dari modifikasi alkohol yaitu Etilen Glikol EG dengan asam lemak yang berasal dari SBE Oil.
Penelitian ini terbagi menjadi empat tahapan penelitian. Pada tahap pre-treatment telah menghasilkan SBEO dengan kualitas sesuai dengan standar nilai RBDPO. Pada tahap esterifikasi telah menghasilkan minyak SBE yang memiliki nilai asam lemak bebas yang rendah untuk mencegah penyabunan. Pada proses transesterifikasi tahap 1 minyak SBE telah diubah menjadi metil ester atau biodiesel dengan variasi rasio mol yaitu 1:6 antara SBEO dengan metanol dengan yield 99,74. Proses transesterifikasi tahap 2 metil ester atau biodiesel telah diubah menjadi ester etilen glikol.
Setelah proses sintesis selesai, tujuan terakhir yaitu karakterisasi, dilakukan uji GC-MS, densitas, viskositas, flash point, dan pour point. Hasil dari modifikasi ini adalah produk ester etilen glikol yang merupakan senyawa yang baik karena mengandung mineral, memiliki nilai volatilitas yang rendah, flash point yang tinggi, memiliki stabilitas panas yang baik, nilai toksisitas yang rendah, dan merupakan bahan yang biodegradable, dengan nilai flash point adalah 252 oC dan nilai pour point adalah -7°C.

In bleaching process, especially in processing Crude Palm Oil refinery CPO into cooking oil using bleaching earth BE will produce Spent Bleaching Earth SBE waste. SBE is used because it still contains high vegetable oil about 20 40 which has potential for further processing such as biodiesel or biolubricant. In this research have been made biolubricant resulting from the modification of alcohol that is Ethylene Glycol EG with fatty acid derived from SBE Oil.
Stages of research will be divided into four stages. In the pre treatment stage have be produce SBEO with quality in accordance with the standard value of RBDPO. At the esterification stage have be produce SBE oil which has a low free fatty acid value to prevent saponification. In the transesterification process stage 1 of SBE oil have be converted into methyl ester or biodiesel with variation of mole ratio of 1 6 between SBEO and methanol with yield of 99.74. The transesterification process of stage 2 methyl ester or biodiesel have be converted to ethylene glycol esters.
After the synthesis process is complete, the last goal is characterization, GC MS test, density, viscosity, flash point, and pour point test. The results of this modification are ethylene glycol esters which are good compounds because they contain minerals, have low volatility values, high flash points, have good heat stability, low toxicity values, and are biodegradable materials, with flash point values is 252 oC and the pour point value is 7°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
"Pembentukan ester (sukrosa oktaoleat, fruktosa pentaoleat,
sukrosa oktastearat, dan fruktosa pentastearat) antara senyawa karbohidrat
(sukrosa dan fruktosa) yang diesterifikasi asam lemak (asam stearat dan
asam oleat) dan masing-masing ester tersebut memiliki fungsi sebagai
minyak goreng diet karena dl dalam tubuh keempat ester tersebut tidak dapat
dimetabollsme oleh tubuh dan dapat menarik kolesterOl dan asam lemak
bebas keluar dari tubuh. ,
Penelitian dllakukan untuk menyelidlkl adanya perbedaan
antara minyak goreng biasa (bimoli) dengan minyak goreng diet (keempat
ester hasil sintesis) baik sifat fisik maupun sifat kimianya Proses pembentukan ester cleat (sukrosa oktaoleat dan
fruktosa pentaoleat) dllakukan dengan melarutkan karbohidrat (sukrosa dan
fruktosa) dan asam cleat dengan pelarut DMF dan diberl katalis HCI pekat
(hanya untuk fruktosa) yang kemudian direfluks pada temperatur 45°C,
sedang proses pembentukan ester stearat (sukrosa oktastearat dan fruktosa
pentastearat) dllakukan dengan melarutkan karbohidrat (sukrosa dan
fruktosa) dan asam stearat dengan pelarut DMF dan diberl katalis HCI pekat
(hanya untuk fruktosa) yang kemudian direfluks pada temperatur 85°C.
Dengan cara konvensional, ester fruktosa dan ester sukrosa diperoleh dalam
waktu 96 jam dan 112 jam.
Dari hasil pengukuran dengan IR, hasil IR antara masingmasing
ester dengan minyak bimoli memliki serapan yang sama pada daerah
gugus fungsional, yang berbeda hanyalah pada daerah sidik jari.
Dari hasil pengukuran titik didih, terlihat bahwa keempat ester
hasil sintesis mempunyai titk didih yang lebih besar dari minyak bimoli.
Dari hasil pengukuran angka peroksida, terlihat bahwa angka
peroksida minyak bimoli lebih besar dari angka peroksida sukrosa oktaoleat
dan fruktosa pentaoleat. Dari hasil pengukuran angka iodium, telihat bahwa
angka iodium minyak bimoli lebih besar dari sukrosa oktaoleat dan fruktosa
pentaoleat. Dari hasil pengukuran angka asam, terlihat bahwa angka asam
minyak bimoli lebih besar dari angka asam ester cleat maupun ester stearat"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagaol, Eva Herawati
"Pada penelitian ini, telah dibuat gemuk bio campuran Li-Ca 12HSA Asetat Kompleks menggunakan base oil minyak sawit terepoksidasi dengan thickening agent Lithium 12HSA Asetat Kompleks dan Kalsium 12HSA Asetat Kompleks. Komposisi thickening agent divariasikan untuk mendapatkan gemuk dengan tingkat konsistensi NLGI 2 (multipurpose), sifat tahan terhadap suhu dan yang tinggi air serta sifat anti aus yang baik. Gemuk bio campuran ini dibuat 2 jenis yaitu perbandingan antara lithium asetat/lithium stearat maupun kalsium asetat/kalsium stearat sebesar 3:1 (Gemuk Bio Campuran A) dan 5:1 (Gemuk Bio Campuran B). Gemuk bio campuran ini dibuat melalui reaksi saponifikasi 2 tahap yaitu pada suhu 125°C dan 200°C. Gemuk bio campuran ini dilakukan pengujian meliputi uji sifat fisika-kimia dan uji performa gemuk. Gemuk bio campuran Li-Ca 12HSA Asetat Kompleks yang diperoleh memiliki dropping point 339°C (@NLGI 2), jumlah keausan sebesar 0.4 mg pada persentase kalsium 12HSA Asetat Kompleks 35% atau persentase lithium 12HSA Asetat Kompleks 65% sedangkan nilai water wash out masih berada antara gemuk bio tunggal Lithium 12HSA Asetat Kompleks dan gemuk bio tunggal Kalsium 12HSA Asetat Kompleks.

In this research, making a mixture of bio grease Li-Ca 12HSA Acetate complex using epoxidized palm oil base oil with a thickening agent Lithium 12HSA Acetate Complex and Calcium 12HSA Acetate Complex. Thickening agent composition was varied to get grease with the consistency of NLGI 2 (multipurpose), high temperature , resistant water high and a good anti-wear. Bio grease mixture was made 2 types of comparisons between the lithium acetate / lithium stearate or calcium acetate / calcium stearate of 3:1 (Bio Grease Mixture A) and 5:1 (Bio Grease Mixture B). Bio Grease Mixture reaction was prepared by saponification two stages, at a temperature of 125°C and 200°C. This mixture of bio grease do testing properties of physical-chemical and performance. Bio grease Li-Ca mixture have dropping point 339°C (@ NLGI 2), antiwear 0.4 mg of the percentage calcium 12HSA Acetate Complex 35% or the percentage of lithium 12HSA Acetate Complex 65% while the value of wash out water between bio grease Lithium 12HSA Acetate Complex and bio grease Calcium 12HSA Acetate Complex."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43052
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua Jesse Karubaba
"Laporan kerja pratik keinsinyuran ini dibuat untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Insinyur Profesi pada Programm Studi Profesi Insinyur Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kerja praktik dilakukan di Laboratorium Pilot Plant Innovation Pertamina selama lebih kurang 2 tahun. Implementasi Metode Hazard Operability Study (HazOp) pada Operasi Pilot Plant Hydroprocessing Pertamina bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah-masalah yang mewakili resiko-resiko perorangan atau peralatan atau mencegah operasi yang efisien. Sehingga tercipta suatu kondisi aman pada OPERASI PERENGKAHAN minyak Jelantah. Selama ini tidak pernah terjadi kecelakaan di Pilot Plant Innovation Pertamina, karena Tim Laboratory Services mempunyai komitmen untuk menerapkan Metode HazOp dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara rutin dan berkelanjutan. Kondisi operasi yang aman pada Operasi Perengkahan Minyak Jelantah di Unit Hydroprocessing Pilot Plant Inovasi Pertamina dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah kondisi fisik instrumen pada Hydroprocessing Units: Apakah baik atau rusak ? Sedangkan faktor eksternal adalah operator yang tidak teliti dan disiplin dalam memantuan kondisi fisik Unit Hydrprocessing, dan juga tidak mengimplementasikan prosedur HazOp dengan baik dan benar, dapat mengakibatkan kecelakaan.Hydroprocessing Pilot Plant Inovasi Pertamina termasuk dalam kelas hydrotreating berdasarkan prinsip dan mekanismenya. Hasil uji coba Perengkahan Minyak Jelantah dari pabrik percontohan (Pilot Plant Innovation Pertamina) berupa produk energi baru, yang akan dikembangkan lebih lanjut oleh Kilang-Kilang Minyak Pertamina yang ada di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat. Rekomendasi yang diberikan untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja, antara lain: Operator wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) saat bekerja, dan harus berhati-hati saat bekerja di area Unit Pilot Plant Hydroprocessing, dan operator harus dapat menyesuaikan diri pada lingkungan kerja

This engineering practical work report is made to fulfill some of the requirements for obtaining the Professional Engineer degree at the Professional Engineer Study Program, Faculty of Engineering of the University of Indonesia. Practical work was carried out at the Pertamina Innovation Pilot Plant Laboratory for approximately 2 years. The implementation of the Hazard Operability Study (HazOp) Method in Pertamina's Hydroprocessing Pilot Plant Operations aims to identify and discuss problems that represent individual or equipment risks or prevent efficient operation. So as to create a safe condition in the process of cracking used cooking oil. So far, there has never been an accident at Pertamina's Innovation Pilot Plant, because the Laboratory Services Team is committed to implementing the HazOp Method and the Occupational Safety and Health Management System (SMK3) on a regular and sustainable basis. The safe operating conditions in the Used Cooking Oil Cracking Process at the Hydroprocessing Unit of Pertamina's Innovation Pilot Plant are influenced by internal and external factors. The internal factor is the physical condition of the instrument at the Hydroprocessing Units: Is it good or damaged? Meanwhile, external factors are operators who are not careful and disciplined in monitoring the physical condition of the Hydrprocessing Unit, and also do not implement the HazOp procedure properly and correctly, which can result in accidents. Pertamina's Innovation Hydroprocessing Pilot Plant is included in the hydrotreating class based on its principles and mechanisms. The results of the Cracking of Used Cooking Oil from the pilot plant (Pertamina's Pilot Plant Innovation) are in the form of new energy products, which will be further developed by Pertamina Oil Refineries in Indonesia to meet people's energy needs. The recommendations given to reduce the risk of work accidents include: Operators must use PPE (Personal Protective Equipment) while working, and must be careful when working in the area of Hydroprocessing Pilot Plant Unit, and operators must be able to adapt to the work environment"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chika Putri Tsabitah
"Penelitian ini membahas mengenai pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan minyak jelantah yang dilakukan oleh Yayasan Tunasmuda Care (T.CARE) melalui program Jelantah Bawa Berkah. Urgensi dilakukannya penelitian ini adalah terungkapnya pengelolaan minyak jelantah yang dijalankan oleh lembaga sosial sebagai bentuk kontribusinya terhadap pelestarian lingkungan. Hasil penelitian ini diharapkan bersumbangsih bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial berupa pengayaan mata kuliah inteversi komunitas dan sistem usaha kesejahteraan sosial. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran mengenai tahapan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan dan manfaat yang masyarakat rasakan dengan mengikuti program ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif serta menggunakan teknik studi literatur, observasi, dan wawancara mendalam yang dilakukan secara luring dan daring pada bulan September 2021 sampai dengan Juni 2022. Penelitian ini melibatkan 5 orang petugas dari Yayasan Tunasmuda Care (T.CARE) dan 5 orang warga yang menjadi tim koordinator dalam pelaksanaan program Jelantah Bawa Berkah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upaya mencapai pengelolaan minyak jelantah yang lebih baik, lembaga melakukan pemberdayaan masyarakat dengan melakukan beberapa tahapan seperti persiapan, pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Dalam program ini, tidak ada terminasi karena program akan dilaksanakan secara berkelanjutan tanpa adanya pemutusan kontak. Dengan adanya program ini, warga merasakan perubahan ke keadaan yang lebih baik, khususnya dalam pengelolaan minyak jelantah. Warga merasakan manfaat material seperti peningkatan pendapatan dan juga manfaat non material seperti peningkatan pengetahuan, peningkatan kebersihan lingkungan, dan juga keterlibatan dalam kegiatan sedekah. Jadi, dari penenlitian ini diketahui bahwa melalui pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan partisipasi dan kontribusi masyarakat terhadap pengelolaan minyak jelantah di lingkungan.

This study discusses community empowerment in the management of used cooking oil carried out by the Tunasmuda Care Foundation (T.CARE) through the Jelantah Bawa Berkah program. The urgency of this research is to reveal the management of used cooking oil which is run by social institutions as a form of its contribution to environmental conservation. The results of this study are expected to contribute to the Social Welfare Study program in the form of enrichment of community intervention courses and social welfare business systems. This study aims to provide an overview of the stages of community empowerment carried out and the benefits that people feel by participating in this program. This type of research is a qualitative research with a descriptive design and uses literature study techniques, observations, and in-depth interviews conducted offline and online from September 2021 to June 2022. This study involved 5 officers from the Tunasmuda Care Foundation (T.CARE). and 5 residents who became the coordinating team in the implementation of the Jelantah Bring Blessings program. The results of this study indicate that in an effort to achieve better management of used cooking oil, the institution empowers the community by carrying out several stages such as preparation, assessment, planning, implementation, monitoring and evaluation. In this program, there is no termination because the program will be carried out continuously without any termination of contact. With this program, residents feel a change to a better situation, especially in the management of used cooking oil. Residents feel material benefits such as increased income as well as non-material benefits such as increased knowledge, improved environmental hygiene, and also involvement in alms activities. So, from this research it is known that through community empowerment can increase community participation and contribution to the management of used cooking oil in the environment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Huwaida Raharja
"Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis nanokomposit nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O3 yang diaplikasikan sebagai katalis bifungsional untuk reaksi transesterifikasi waste cooking oil (WCO) menjadi biodiesel. Sintesis katalis menunjukkan keberhasilan yang didukung dengan karakterisasi FTIR, XRD, BET, SEM, TEM dan TGA. Presentase produk  optimum sebesar 84,13% diperoleh menggunakan katalis nanokomposit nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O3 dengan rasio molar CaO terhadap La2O3 5:1, rasio massa nanoselulosa–SO3H terhadap CaO–La2O3 2:1 dengan jumlah katalis yang digunakan 3%, waktu reaksi 120 menit, dan rasio molar iopolym : minyak sebesar 9:1. Kandungan asam lemak biodiesel hasil sintesis dianalisa menggunakan GC-MS, yang dan produk utamanya adalah senyawa iopo oleat dan iopo palmitat. Sifat fisik biodiesel hasil sintesis sesuai dengan standar SNI dan ASTM, dengan massa jenis (40 oC) 0,8706 g/mL, Asam lemak bebas (FFA) 0,381%, dan bilangan asam 0,757 mg KOH/g. Studi kinetika menunjukkan bahwa reaksi transesterifikasi WCO menjadi biodiesel menggunakan katalis nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O<3 mengikuti pseudoorde-pertama, dengan konstanta laju reaksi 0.017 menit–1<

H/CaO–La2O3 nanocomposites were synthesized as bifunctional catalysts for the transesterification reaction of waste cooking oil (WCO) to biodiesel. The catalyst synthesis showed success which was supported by the characterization of FTIR, XRD, BET, SEM, TEM and TGA. The optimum biodiesel yield of 84.13% was obtained using a nanocellulose–SO3H/CaO–La2O3 nanocomposite catalyst with a molar ratio of CaO to La2O3, 5:1, a mass ratio of nanocellulose–SO3H to CaO–La2O3 (2:1) with a catalyst amount of 3% , a reaction time of 120 minutes, and a molar ratio of methanol: oil, 9:1. The fatty acid content of the synthesized biodiesel was analyzed using GC-MS, which showed that the main product are methyl oleate and methyl palmitate compounds. The physical properties of the synthesized biodiesel were in accordance with the SNI and ASTM standards, with a density (40oC) 0.8706 g/mL, free fatty acids (FFA) 0.381%, and acid number of 0.757 mg KOH/g. The kinetics study showed that the transesterification reaction of WCO into biodiesel using a nanocellulose– SO3H/CaO–La2O3 catalyst followed a pseudo-first order, with a reaction rate constant of 0.017 min1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>