Erupsi Gunung Kelud pada 2014 menunjukkan terjadinya penyimpangan karakteristik letusan serta tidak terprediksinya arah aliran banjir lahar dan lokasi terdampak paling parah akibat material vulkanik. Kejadian tersebut mengarahkan penulis untuk menganalisis faktafakta terkait erupsi dan mitigasi bencana di lereng timur Gunung Kelud. Pada proses penyusunannya, penulis menggunakan pendekatan sejarah lingkungan material melalui kolaborasi konsep co volcanic societies dari Bankoff dan konsep living harmony with hazard di masyarakat Desa Pandansari. Tulisan ini menerapkan metode penelitian sejarah di antaranya pemilihan topik, heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Sumber data yang didapatkan berupa laporan kegiatan, surat kabar, foto, peta, dan wawancara. Kajian ini menunjukkan bahwa erupsi Gunug Kelud pada 2014 berdampak cukup parah di Desa Pandansari. Erupsi merusak berbagai infrastruktur serta lahan pertanian. Selain itu, kajian ini menunjukkan perkembangan mitigasi bencana yang lebih sistematis pascaerupsi 2014 oleh masyarakat lokal dan pemerintah daerah untuk tetap bertahan hidup sekaligus beradaptasi terhadap ancaman bahaya erupsi gunung berapi.