Penelitian ini membahas teknik dan kesepadanan penerjemahan kosakata bermuatan unsur budaya dalam novel “Cantik Itu Luka” karya Eka Kurniawan dan terjemahannya dalam bahasa Jerman “Schönheit ist eine Wunde” (Sabine Müller). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif dengan menggunakan metode komparatif dan studi dokumen. Teori yang digunakan dalam menganalisis data adalah teori kesepadanan dinamis (Nida dan Taber), teori teknik penerjemahan budaya (Veronica Smith), dan teori pergeseran makna (Simatupang) yang digunakan sebagai teori pendukung. Kosakata bermuatan budaya yang dianalisis adalah enam kosakata senjata, “arit”, “golok”, “belati”, “kelewang”, “pentungan”, dan “pentungan besi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat kata dinilai sepadan dan tiga kata dinilai kurang sepadan.
This research discusses the techniques and translating vocabulary equivalence containing cultural elements from the novel “Cantik Itu Luka” by Eka Kurniawan and its translation in German “Schönheit ist eine Wunde” (Sabine Müller). This research was a descriptive-qualitative study using the comparative method and literature review. This research utilized various theories for the analysis, namely the dynamic equivalence (Nida and Taber), translation techniques (Veronica Smith) and the theory of meaning in translation (Simatupang). The culture-contained vocabulary analyzed was the vocabulary in the six weapon categories, namely “arit”, “golok”, “belati”, “pentungan”, and “pentungan besi”. The results showed that of the seven of the translated words, four were classified as equivalent, and three were considered not equivalent.